30
D. Jamaah Haji
1. Pengertian Jamaah Haji
Jamaah adalah kata bahasa Arab yang artinya “ kelompok” atau “bersama- sama” ungkapan shalat brjamaah berarti shalat yang dikerjakan secara bersama-
saama dibawah pimpinan seorang imam. Jamaah berarti sekelompok Manusia yang terikat oleh sikap, pendirian, keyakinan, dan tugas serta tujuan yang sama.
Islam mengajarkan Islam menggalang kekompakan dan kebersamaan, yaitu suatu masyarakat yang terdiri dari pribadi-pribadi musli, yang berpegang pada norma-
norma Islam, menegakan prinsip “ta’awun” tolong-menolong dan kerja sama untuk tegaknya kekuatan bersama demi tercapainya tujuan yang sama.
33
Dalam buku Fikih Empat Mazhab bagian ibadat puasa, zakat, haji, kurban, Abdurrahman Al-Zaziri menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
“Haji” secara bahasa menuju kemuliaan, sedngkan pengertian haji secara istilah adalh amalan-amalan tertentu dan dengan cara tertentu pula.
34
Sebagai salah satu rukun Islam, ibadah haji diwajibkan satu kali sepanjang hidup setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat utamanya yaitu memeiliki
kemampuan ekonomi maupun fisik. Faktor –faktor lain yang berhubungan dengan syarat tersebut adalah keamanan, transportasi, dan akomodasi selama pelaksanaan
haji. Seorang muslim yang melaksanakan ibadah haji akan melaksanakan rangkaian ritual mulai dari memakai ihram, thawaf, wukuf dan sebagainya.
35
33
Harun Nasution, Ensiklopedia Islam Indonesia, Jakarta. Djembatan, 1992, h.486-487
34
Abdurrahman Al-Zaziri, Fiqih 4 Mazhab Bagian Ibadat Puasa, Zakat, Haji, Kurban, Jakarta : Darul Ulum Press, 1996, cet. Ke1,h. 177
35
Abdull Halim, Ensiklopedi Haji dan Umroh, Jakarta : PT. Raja Grafindo persada, 2002, h.84
31
Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan jamaah haji adalah sekelompok orang yang berkumpul dan menyengaja
mengunjungi ka’bah Baitullah di makkah untuk mengerjakan serangkaian ibadah haji berupa thawaf, sa’i , wukuf dan lain sebagainya semata-mata demi
melaksanakan perintah Allah dan meraih ridhonya.
BAB III GAMBARAN UMUM ASRAMA HAJI EMBARKASI DKI JAKARTA
PONDOK GEDE
A. Sejarah Berdiri Dan perkembangan Asrama Haji Embarkasi DKI
Jakarta Pondok Gede
Dalam upaya meningkatkan pelayanan bimbingan dan perlindungan Jamaah Haji, salah satu fasilitas pelayanan adalah keberadanan Asrama Haji yang
mempunyai nilai dan manfaat ganda pada masa oprasional haji yaitu tempat akomodasi dan proses keberangkatan calon jamaah haji ketanah suci maupun
kepulangan pada saat kembali ketempat asal jamaah serta sekaligus menjadi tempat aktivitas oleh masyarakat umum pengguna jasa, instansi pemerintah,
swasta, organisasi kemasyarakatan, dan lain-lain.
36
Sejak diselenggarakannya pelayanan ibadah haji saat transportasi masih menggunakan kapal laut, sarana pelayanan jamaah berupa asrama haji telah
diadakan, kita kenal dengan Asrama Haji JakartaPHI kuitang, Jl. Kemakmuran, Asrama Haji Semarang, Surabaya, Balikpapan dan lain-lain. Seiring dengan
perkembangan tarnsportasi haji dengan kapal udara, maka sejak tahun 1970 sesui ketentuan WHO, dimana Indonesia pada waktu itu dinyatakan termasuk daerah
terjangkit penyakit Kolera, maka pemerintah Arab Saudi mengambil tindakan preventif dengan menentukan bahwa seluruh jamaah haji harus menjalani
36
Kemenag RI Dirjen PHU. Realita Haji Indonesia. Jakarta: Kementrian RI Dirjen PHU. 2008. H.46
32
33
karantina selama 5x24 jam 3 jam sebelum keberangkatan ke Arab Saudi dan setibanya kembali ke tanag air.
37
Sejak saaat itulah mulai dikenal karantina atau pengasramaan.Selanjutnya mulai tahun 1973 pelaksanaan karantinapengasramaandiperpendek menjadi tiga
hari sebelum berangkat dan 3 hari setelah tiba di tanah air. Karena pemerintah belum mempunyai asrama haji sendiri, maka untuk
keperluankarantina asrama haji tersebut, dilakukan dengan menggunakan sistem sewa kepada wismaasrama swasta, seperti pernah menyewa Wisma Pabrik
Sepatu Ciliwung, Asrama ABRI Cilegon, Asrama KKO AL Jl.Kwini, Asrama PHI Cempaka Putih dan lain-lain. Biaya penyewaan pengasramaan tersebut
sangat besar, disisi lain wisma yang disewakan tidak didesain dan tidak dilengkapi sarana yang sesuai dibutuhkan untuk keperluan pelayanan
calonjamaah haji.
38
Melihat kondisi tersebut dipandang perlu oleh Direktur Jendral Urusan Haji pada waktu itu dijabat oleh Prof.KH. Farid Ma’ruf perencanakan
pembangunan asrama haji, dengan mengeluarkan Surat perintah Nomer: SP,081974 Tanggal 24 April 1974 tentang pembentukan tim perencanaan
pembangunan Asrama Karantina Haji. Baru pada masa kepemimpinan Departemen Agama dijabat Mentri Agama H. Alamsyah Ratu Perwiaranegara
dan Dirjen Urusan Haji dijabat oleh H.A. Burhani Tjorohandoko surat perintah tersebut ditindaklanjuti pelaksanaan pembanguanan yaitu dibangunnya Asrama
Haji Pondok Gede Jakarta dengan pertimbangan antara lain, lokasinya dekat
37
Kemenag RI Dirjen PHU. Realita Haji Indonesia…,h,46.
38
Kemenag RI Dirjen PHU. Realita Haji Indonesia…,h,46.