penyakit dengan
cara menginvasi  sel  epitel  mukosa
intestinal  sehingga  menimbukan  lesi  inflamasi  dan  juga ulkus.
8
Penyakit  ini  terjadi  paling  sering  pada  anak-anak  di negara  berkembang  dan  pada  pengunjung  negara-negara
tersebut. Seperti
Shigella, strain
EIEC tidak
memfermentasikan laktosa
atau memfermentasi
laktosa dengan  lambat  dan nonmotil.
4. Enteroagregatif
E. coli
EAEC: EAEC
dapat menyebabkan  diare  akut  dan  kronik  dengan  durasi  rata-
rata    14  hari  dan  sering  terjadi  pada  masyarakat  di  negara berkembang.  EAEC  juga  menyebabkan  penyakit  yang
ditularkan melalui
makanan di
negara industri.
7
Mekanisme EAEC
hingga sampai
menimbulkan manifestasi  yaitu  dibantu  dengan  fimbrea,  organism  ini
melekat pada
sel epitel
mukosa intestinal
lalu mengeluarkan  toksin  yang  hampir  serupa  dangan  tipe  SL
dan  hemolisin.  Ciri  diare  yang  ditimbulkanya  yaitu  watery diarrhe dan bahkan  hingga  diare  berdarah.
8
5. Enterohemoragik  E.  coli  EHEC:    strain  bakteri  ini
menghasilakan  ve  rotoksin  sehingga  menyebabkan  kolitis hemoragik  diare  berdarah.
5
Jumlah  koloni  O157:H7  yang dapat  menimbulkan  gejala  penyakit  cukup  rendah  yaitu
10
1
g –  10
2
g  dan  umumnya  menyerang  kelompok  balita, manula,  dan  orang  yang  memiliki  kekebalan  tubuh  rendah.
Sanitasi  yang  baik,  memasak  daging  sapi  sampai  suhu 65
o
C  dan  menyimpan  panganan  di  lemari  es  pada  suhu  4
o
C atau  kurang  adalah  cara untuk  mengontrol  E.coli.
5
2.1.3. Es Batu
Es  batu  merupakan  salah  satu  jenis  produk  pangan yang  terbuat  dari  air  yang  dibekukan  hingga    Es  batu
merupakan  hasil  pembekuan  air  minum  mencapai  suhu  0
o
C
sehingga  menjadi  massa  yang  padat  dan  berbentuk  seperti kristal.
10
Terbentuknya  massa  yang  padat  dikarenakan  salah satu  molekul  air  yaitu  hidrogen  akan  bergerak  lambat  pada
suhu  0
o
C  sehingga  molekul  hidrogen  yang  satu  tidak  mampu memutuskan  ikatanya  dengan  molekul  hidrogen  lainya.
Kerapatan ikatan
antar molekul
hidrogen tersebut
mengakibatkan  air  berubah  wujud  menjadi  padat,  dan  karena air  berwarna  jernih  sehingga  gambaran  warnanya  seperti
kristal.
10
Umumnya es
batu memiliki  berbagai  macam
manfaat,  salah  satu  manfaatnya  yaitu  sebagai  pelengkap yang  disajikan  bersamaan  dengan  air  minum,  oleh  sebab  itu
es  batu  termasuk  jenis  produk  pangan  pelengkap.  Tujuan ditambahkanya
es batu
dalam  minuman  yaitu  untuk menimbulkan
sensasi dingin
dan segar,  hal  tersebut
berhubungan  dengan  suhu  rerata  di  Indonesia  dimana Indonesia  merupakan  negara  tropis  sehingga  memiliki  suhu
yang  hangat.  Karena  hal  tersebut  masyarakat  Indonesia cukup  sering  mengkonsumsi  es batu.
Es  batu  memiliki  suhu  yang  rendah  sehingga aktivitas  bakteri  termasuk  bakteri  patogen  dapat  menurun
atau  berhenti.  Hal  tersebut  disebabkan  karena  metabolisme bakteri  membutuhkan  bantuan  enzim  dimana  aktivitas  kerja
enzim  sangat  dipengaruhi  oleh  suhu.  Karena  hal  tersebut  es batu  dianggap  relatif  aman,  tetapi  pada  beberapa  penelitian
terdahulu  mengenai  es  batu,  masih  terdapat  bakteri  patogen pada es batu yang  beredar di  pasaran.
4
2.1.3.1. Bakteri dalam  Es Batu
Berdasarkan penelitian
di Hongkong,
adanya  bakteri  patogen  pada  es  batu  dikarenakan permukaan  pembungkus  es  batu  yang  digunakan
kemungkinan telah
tercemar, selain
itu saat
pendistribusian  es  batu  yang  kurang  baik  dan  bersih pun  memungkinkan  bakteri  patogen  terdapat  pada
es  batu.  Air  yang  digunakan  sebagai  bahan  baku  es batu  pun  memegang  peranan  penting  adanya  bakteri
patogen  pada  es  batu,  jika  air  bahan  baku  yang digunakan  tidak  higienis  dan  baik  maka  bakteri
patogen  dapat  terdapat  di  dalam  es  batu  tersebut. Konsumsi
es batu
yang  mengandung  bakteri patogen
dapat menimbulkan
penyakit pada
manusia,  terutama  penyakit  enterik.
11
Bakteri  yang  dijadikan  indikator  dalam pencemaran  es  batu  adalah  koliform  dan  E.coli.
5,  11
menurut  hasil  penelitian,  E.coli  yang  terkandung dalam  es  tidak  akan  mati  dalam  proses  pembekuan,
sehingga saat
es tersebut
mencair dapat
memungkinkan  E.coli hidup  kembali.
10,  11.
Hingga  saat  ini,  belum  ada  peraturan pemberian  izin  atau  rekomendasi  kelayakan  usaha
es  batu  yang  baku  ditinjau  dari  segi  higienis  dan sanitasi.  Hal  tersebut  dikarenakan  usaha  es  batu
masih  dalam  skala  kecil  dan  merupakan  usaha rumah  tangga,  sehingga  higienis  dan  sanitasinya
masih  diragukan. Kualitas  es  batu  yang  baik  ditinjau
dari  bahan  baku,  cara  distribusi,  dan  penyajian  yang higienis  dan  memenuhi  standar  sanitasi.
10
Pada beberapa  penelitian  es  batu,  indikator  mikrobiologi
yang  digunakan  adalah  indikator  nilai  baku  mutu  air minum  karena  dianggap  setara.
11
2.1.4. Kualitas Air Minum
Hingga  saat  ini  air  merupakan  zat  yang  sangat krusial  bagi  keberlangsungan  kehidupan  mahkluk  hidup.
Karena  pentingnya  air  bagi  mahkluk  hidup  maka  pasoka  air harus  mudah  diakses,  memadai  dan  aman.
12
Sehingga manusia  harus  melakukan  upaya  untuk  mendapatkan  air
yang  aman  tersebut.  Salah  satu  air  yang  dianggap  aman adalah  air  bersih,  air  bersih  dapat  dimanfaatkan  oleh
manusia  dalam  berbagai  macam  hal  yaitu  untuk  memasak, mencuci,  mandi,  dan juga  minum.
Definisi air
minum berdasarkan
Permenkes 01PRTM2009  Pasal  1  menyatakan  bahwa  air  minum
adalah  air  yang  memalui  proses  pengolahan  ataupun  tanpa proses  pengolahan  yang  memenuhi  syarat  kesehatan  dan
dapat langsung  diminum. Sumber
air adalah
salah satu
faktor yang
menentukan  bhwa  air  tersebut  layak  minum  atau  tidak. Sumber  air  minum  dibedakan  menjadi  dua  jenis  yaitu  air
tanah  dan  air  permukaan.
13
Air  tanah  adalah  air  yang  berada di  dalam  tanah  dan  untuk  mengabilnya  harus  dilakukan
pemboran  dahulu.  air  permukaan  adalah  air  berada  di  atas permukaan  tanah  dan  sering  dijumpai,  salah  satu  contoh  air
permukaan  adalah  air  sungai,  waduk, ataupun  danau. Berdasarkan  Peraturan  Menteri  Kesehatan  No.  736
tahun  2010  maka  sumber  air  minum  dapat  diperoleh  dari  air minm  kemasan,  air  minum  yang  didistribusikan  melalui  pipa
dan  air  yang  didistribusikan  melalui  tanki  air.  Jenis-jenis  air minum  tersebut  harus  memenuhi  syarat  nilai  baku  mutu
yang  telah  ditetapkan.
3
Di  Indonesia  air  minum  memiliki  nilai  baku  mutu tersendiri  dalam  dalam  menentukan  kelayakannya.  Nilai
baku  mutu  dari  air  minum  diatur  oleh  Permenkes  RI  Nomor
492PERMENKESPERIV2010.
3
Salah  satu  aspek  yang dilihat  pada  nilai  baku  mutu  adalah  indikator  mikrobiologi.
Pada  indikator  tersebut  dinyatakan  bahwa  APM  koliform 0100  ml  dan  E.  coli  0  kolon  ml  sehingga  bila  bakteri  pada
air  minum  leih  dari  nilai  baku  mutu  maka  dapat  dinyatakan air  minum  tersebt  tidak  layak  minum.
5
2.1.5. Uji Identifikasi  Koliform  dan  E. coli
2.1.5.1.Uji  MPN
Metode  yang  digunakan  dalam  identifikasi kolifom  pada  air  minum  umumnya  menggunakan
metode  uji  Most  Probable  Number  MPN.  Pada metode  tersebut  terdiri  dari  presumtif  test  uji
praduga  dan  confirmed  test  uji  peneguhan.
14
Pada uji  MPN  dapat  mendeteksi  keberadaan  bakteri
koliform,  bakteri  gram  negatif,  dan  bakteri  basil non-spora  yang  dapat  menfermentasi  laktosa  dengan
inkubasi  selama  24 jam  pada suhu  37 C.
15
Presumtif  test  media  yang  digunakan  pada uji  ini  adalah  LBLB.  LB  adalah  media  untuk
penanaman  Salmonella  dan  bakteri  koliform  yang berasal  dari  makanan  dan  minuman.  LB  merupakan
media  pre-enrichmen  bagi  Salmonella  dan  koliform, dimana  umumnya  bakteri  tersebut  jumlahnya  sedikit
pada  sampel  sehingga  sulit  dideteksi.  Hasil  dari tahap  presumtif  test  adalah  nilai  MPN  dimana  nilai
MPN  merupakan  jumlah  perkiraan  unit  tumbuh growth  unit  atau  unit  pembentuk-koloni  colony
formin  unit  dalam  sampel.
14
Namun  pada  umunya nilai  MPN  juga  diartikan  sebagai  jumlah  inividu
bakteri  yang  ada  pada  sampel  dengan  satuan  yang digunakan  adalah  per 100 ml  atau per gram.
Salmonella dan
koliform memilki
kemampuan  untuk  menfermentasi  laktosa.
16
Adanya bakteri  koliorm  pada  uji  ini  ditunjukan  yaitu  media
menjadi  keruh  dan  terdapat  gas  pada  tabung  durham sebab  bakteri  koliform  dapat  menfermentasi  laktosa
beberapa  bakteri  enterik  tidak  dapat  menfermentasi laktosa  dan menghasilkan  gas.
Pada  Presumtif  test  dilakukan  dengan  tiga tingkat  pengenceran  dengan  seri  tiga  tabung  yaitu
10  ml,  1  ml,  dan  0,1  ml  lalu  diinkubasi  selama  ±  48 jam  dalam  suhu  35
o
C.
14
Confirmed test
bertujuan untuk
memastikan  hasil  dari  uji  sebelumnya  bahwa  bakteri yang  tumbuh  bukanlah  bakteri  nonkoliform  yang
bukan  merupana  indikator  dari  pencemaran  fekal. Sehingga  pada  confirmed  test  dibutuhkan  media
yang  selektif  dan  diferensiasi.  Terdapat  dua  jenis media  yang  memenuhi  kriteria  tersebut  yaitu  media
Endo  Agar  dan  Eosin  Methylen  Blue  Agar EMBA.
16
EMBA  memiliki  kandungan  metilen  biru dimana
zat tersebut
dapat menghambat
pertumbuhan  bakteri  Gram  positif  sehingga  yang tumbuh  hanya  bakteri  Gram  negatif  saja.  Selain  itu
EMBA  memiliki  kondisi  yang  asam  sehingga  hal tersebut
membuat kompleks
presipitat dan
menimbulkan  warna  hijau  kilap  logam  pada  E.  coli dimana  bakteri  E. coli indikator  coliform  fekal.
16
2.1.5.2. Uji  Biokimia  IMViC dan Gula-gula
Pada  bakteri  E.  coli  uji  biokimia  yang umunya  dilakukan  adalah  uji  gula-gula  dan  uji
IMViC. Uji
biokimia ini
bertujuan untuk
mengetahui  sifat  dari  bakteri  karena  setiap  bakteri memiliki
sifat  yang  bermacam-macam  sehingga dapat ditentukan  hingga  tingkatan  spesies.
Pada  uji  gula-gula  digunakan  5  jenis  yaitua glukosa,  laktosa,  maltose,  manitol  dan  sukrosa.  Pada
uji  gula-gula  akan  didapatkan  hasil  positif  karena  E. coli  dapat  menfermentasikan  gual-gula  sehingga
hasil  fermentasi  tersebut  adalah  asam  dan  gas.  Asam dapat  terlihat  dengan  adanya  perubahan  warna  pada
media  yaitu  dari  ungu  menjadi  kuning  keruh  dan adanya  gas  dapat dilihat  di  tabung  durham.
Pada  uji  IMViC  pada  E.  coli  terdapat  lima rangkaian  uji  yaitu  uji  indol,  motil,  merah  metal,
VP,  dan  sitrat.  Pada  uji  indol  E.  coli  dapat membentuk
indol sebab
dapat menfermentasi
triptofan  sebagai  sumber  karbonya.  Pada  uji  indol maka
akan didapatkan
hasil positif
yaitu terentuknya  cincin  merah  jika  ditambahkan  reagen
kovac.  Pada  uji  motil,  menggunakan  media  yang sama  yaitu  indol,  E.  coli  memiliki  fimbrae  sebagai
alat  gerak  sehingga  pada  uji  ini  akan  didaptkan  hasil yang  postif  dengan  ditandai  gambaran  mnjalar  pada
media. Uji  methyl  red  MR,  E.  coli  dapat
menghasilkan  asam  metilen  glikon  dari  proses fermentasi  glukosa  yang  terkandung  dalam  media
MR  sehingga  hasilnya  akan  positif  dimana  hal tersebut  akan  ditunjukan  dengan  perubahan  warna
media  menjadi  merah  saat ditetekan  indikator  MR. Pada  uji  VP  maka  bakteri  E.  coli  akan
menunjukan  hasil  yang  negatif  sebab  bakteri  tidak
menghasilkan  produk  netral  seperti  asetil  metil karbinol  asetoin  dari  hasil  metabolisme  glukosa
melainkan menghasilkan
asam sehingga
saat ditetekan
alfanaftol dan
KOH tidak
terjadi perubahan  warna  media  menjadi  merah.
Uji  sitrat  jika  yang  diduga  adalah  bakteri E.  coli  maka  akan  didapatka  hasil  yang  negatif
sebab  E.  coli  tidak  dapat  menggunakan  sitrat sebagai  sumber  karbon  maka  medianya  akan  tetap
berwarna  hijau. Sehingga  pada  keseluruhan  uji  IMViC
akan  didapatkan  hasil  Indol  akan  positif,  motil positif,  Uji  Merah  metal  akan  positif,  Voges-
proskauer  akan  negatif  dan  uji  Citrate  akan negatif.
15
2.1.5.3. Pewarnaan  Gram
Pewarnaan  Gram  merupakan  pewarnaan diferensiasi  sebab  pewarnaan  ini  dapat  membedakan
sifat  bakteri  berdasarkan  Gram  menggunakan  dua zat  warna.  Pada  pewarnaan  Gram  maka  akan
tampak  sifat  Gram  yaitu  positif  apabila  warna bakteri  ungu  dan  negatif  apabila  warna  bakteri
adalah  merah.  Selain  sifat,  pewarnaan  Gram  juga dapat  menunjukan  morfologi  dari  bakteri  yaitu
basil,  kokus, kokobasil,  diplokukos  dan spora.
15,17