berbasis XUL dan 80 XHTML dan keduanya menyediakan ZUML markup language untuk desain antarmuka. Pemrogram
membuat program dengan memanipulasi event striggered dengan aktivias penggunanya secara langsung.
2.15. Perbandingan Framework ZK dengan Struts
Setelah penulis memberikan alasan mengapa dipilihnya ZK sebagai framework pembangung sistem ini, maka kemudian penulis juga ingin
membandingkan ZK dengan framework sejenis lainnya. Tujuan perbandingan tersebut adalah untuk lebih menyakinkan bahwa ZK
memberikan kontribusi yang lebih untuk mendukung pembangunan aplikasi web enterprise dewasa ini.
Adapun framework sejenis yang ingin penulis bandingkan adalah framework Struts dari Apache Software Foundation. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya tentang Framework Strut, Struts menggunakan pola kerja Model-View-Controller MVC dengan memanfaatkan Java Bean
Model, Servlet Controller dan JSP View. Yang perlu digarisbawahi disini adalah pada bagian controller dan view, Struts menggunakan Servlet
dan Java Server Page JSP. Sedangkan pada ZK, bagian controller menggunakan Java dan view menggunakan komponen ZK.
Selain itu, pada JSP tidak mendukung konsep RIA yang dapat membuat aplikasi menjadi kaya dan memiliki UI serta interaksi yang cantik
dengan pengguna. Jadi apabila disimpulkan, Struts masih memiliki
kekurangan untuk mendukung aplikasi web enterprise yang saat ini sedang hangat, karena dari sisi visual Struts tidak mendukung komponen RIA.
2.16. Pengujian Black box
Pengujian black-box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan mengetahui fungsi yang ditentukan dimana produk dirancang
untuk melakukannya, pengujian dapat dilakukan untuk memperlihatkan bahwa masing-masing fungsi beroperasi sepenuhnya, pada waktu yang sama
mencari kesalahan pada setiap fungsi. Pengujian black-box berkaitan dengan pengujian yang dilakukan pada interface perangkat lunak. Pengujian black-
box digunakan untuk memperlihatkan bahwa fungsi-fungsi perangakt lunak adalah operasional yang memiliki arti bahwa input diterima dengan baik dan
output dihasilkan dengan tepat dan integritas informasi external seperti file data dipelihara. Pengujian black-box menguji beberapa aspek dasar suatu
sistem dengan sedikit memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak tersebut. Dengan demikian, pengujian black-box memungkinkan
perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu
program. Pengujian black-box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori
sebagai berikut: 1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.
2. Kesalahan interface.
3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database ekternal. 4. Kesalahan kinerja.
5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi. Pengujian black-box cenderung diaplikasikan selama tahap akhir
pengujian. Roger S. Pressman,2002.
2.17. Studi Literatur Sejenis