Pemikiran Dakwah Ahmad Lutfi Fathullah

semakin banyak da’i yang bermunculan, tetapi dengan modal keilmuan mereka yang masih minim. 6 Kepribadian seorang da’i terutama menyangkut akhlak karimahnya akan sangat membantu keberhasilan dakwah. Ketika menyampaikan dakwah, seorang da’i harus mampu membina hubungan akrab dengan objek dakwah dan saling menghormati. Ketulusan atau kejernihan hati juga harus melekat pada diri sang da’i, agar pesan tersebut dapat menyentuh perasaan objek dakwah. Sehingga pelajaran yang diterima akan mudah diterima. Dalam mengemban tugas dakwah, haruslah memiliki niat yang lurus hanya kepada Allah SWT. Tegakkan keyakinan yang teguh bahwa dakwah adalah Lillahi Ta’ala, sehingga Allah SWT yang akan membalasnya dengan yang tidak terkira. 7 Allah SWT telah menjelaskan dalam Firman-Nya, yang berbunyi :                Artinya: “Katakanlah: Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu, melainkan mengharapkan kepatuhan orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhan nya” QS. Furqon:57. 8 Ayat ini berisi perintah Allah SWT tentang kesediaan seseorang untuk menempuh jalan kepada apa yang diridhai oleh Allah SWT. Adapun harapan yang diinginkan oleh pembawa risalah yaitu agar mereka dapat mematuhi perintah Allah SWT. Seorang da’i juga memiliki kemampuan untuk mengamalkan nilai pesan-pesan dakwah yaitu untuk diri dan keluarga. Sebenarnya 6 ibid. 7 Wawancara pribadi dengan Ahmad Lutfi Fathullah, Jakarta, 9 April 2013 8 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnnya, hlm. 567 menyampaikan dakwah untuk orang lain, mengandung pengertian untuk mendidik diri sendiri dan keluarga. Hal tersebut harus menyatu pada diri pribadi da’i, karena ia akan dilihat dan menjadi pusat perhatian oleh masyarakat. 9 Al-Quran juga mengajarkan untuk mengamalkan apa yang dikatakan dalam surat As-Shaff ayat 2-3 yang berbunyi :                    Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa- apa yang tidak kamu kerjakan” As-Shaff: 2-3. 10 Ayat Al-Quran tersebut mengajarkan kepada setiap manusia yang beriman kepada Allah SWT untuk selalu berkomitmen dan konsisten atas setiap perkataan yang disampaikannya itu. Dengan demikian antara masyarakat dan da’i dapat terjadi saling mendidik dan mengamalkan ilmu yang didengar maupun yang disampaikan. Ahmad Lutfi memandang mad’u sebagai saudara-saudara muslim. Beliau mengatakan : Mereka adalah saudara-saudara kita yang akan kita ajak jalan bersama untuk menuju surganya Allah Ta’ala. Jadi berikan mereka ilmu pengetahuan agama yang tidak setengah-setengah. Karena mereka membutuhkan kebenaran yang hakiki. 11 Dari pengertian di atas, penulis mengungkapkan bahwa seorang da’i haruslah mengenal, mencintai, dan menyayangi mad’unya seperti saudaranya sendiri. Jika rasa tersebut telah muncul, maka secara alamiah seorang da’i akan ikhlas memberikan ilmu pengetahuan agama yang dimilikinya. Karena 9 Wawancara pribadi dengan Ahmad Lutfi Fathullah, Jakarta, 9 April 2013. 10 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnnya, hlm. 928 11 Wawancara pribadi dengan Ahmad Lutfi Fathullah, Jakarta, 9 April 2013. mereka membutuhkan kebenaran yang hakiki yang sesuai dengan Al- Qur’an dan Hadis Rasulullah SAW. Tugas utama para da’i yaitu menyampaikan atau menyerukan ajaran tabligh yang sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah. Namun bukan sekedar menyampaikan, tetapi lebih kepada usaha menumbuhkan kesadaran agar mampu memperbaiki akidah, mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah, dan amar ma’ruf nahi munkar dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bertabligh, kemampuan retorika sangat dibutuhkan. Namun, tidak hanya itu, bertabligh dengan bertatapan langsung kepada mad’u juga memiliki kekurangan. Tidak semua mad’u dapat menerima pesan dakwah, karena posisi mereka yang tersebar di beberapa tempat. Sehingga dengan hadirnya media massa tentu menjadi angin segar bagi pelaku dakwah. Dengan menggunakan media massa, baik cetak ataupun elektronik, maka jangkauan dakwah tidak lagi terbatas pada ruang dan waktu. Untuk berdakwah pada masyarakat yang majemuk tidak lagi membutuhkan waktu lama, pesan-pesan ajaran agama Islam yang disampaikan dapat diterima secara serempak dan bersama-sama. Tentu sarana ini memudahkan tugas para aktivis dakwah. Penyampaian dakwah Ahmad Lutfi Fathullah menggunakan media elektronik dan cetak. Beliau sudah memanfaatkan kecanggihan dan perkembangan teknologi. Media digitalisasi dan internet sudah menjadi kewajiban digunakan ketika dakwahnya berlangsung. Penyampaian terkesan tidak kaku dan terlihat lebih interaktif. Media dakwah yang sering beliau gunakan meliputi buku, CD, slide, website, dan sebagainya. 12 12 Wawancara pribadi dengan Ahmad Lutfi Fathullah, Jakarta, 9 April 2013. Menurut penulis, seorang da’i yang kompeten adalah da’i yang mampu menyelaraskan antara materi yang disampaikan dengan media yang digunakan dalam berdakwah . Da’i haruslah mengenal situasi dan kondisi mad’unya. Pemilihan bahasa retorika yang tepat juga harus dilakukan seorang da’i. Sehingga, mad’u akan merasakan betapa pentingnya pesan dakwah yang disampaikan oleh para juru dakwah. Sehingga mereka dapat mengamalkan pesan-pesan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

B. Aktivitas Dakwah Dr. Ahmad Lutfi Fathullah, MA.

Berbagai aktivitas dakwah tentunya akan dilaksanakan oleh para juru dakwah, agar dapat menyebarkan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia di muka bumi ini. Aktivitas dakwah Ahmad Lutfi Fathullah dapat dikatagorikan ke dalam bentuk paradigma tabligh. Selain berbagai aktivitasnya di dalam dunia retorika, beliau juga telah banyak berkontribusi dalam bidang pendidikan. Sehingga dakwah beliau juga dikategorikan dalam paradigma pengembangan masyarakat. 1. Aktivitas Dakwah dalam Paradigma Tabligh Ahmad Lutfi Fathullah Aktivitas dakwah tabligh yang dilakukan oleh Ahmad Lutfi Fathullah kepada masyarakat adalah upaya menyampaikan pengetahuan keagamaan berdasarkan pada tuntutan yang ada, yakni Al- Qur’an dan Al- Hadis. Dalam kegiatan tablighnya, beliau mengunjungi beberapa tempat yang dijadikan pusat penyebaran ajaran dakwah. a. Aktivitas tabligh bi Al-lisan Ahmad Lutfi Fathullah diantaranya: 1 Pengajian Pengajian yang diisi oleh Ahmad Lutfi Fathullah membahas tentang kajian Hadis, Shirah Nabi yang dilakukan di beberapa tempat berbeda. Biasanya beliau menggunakan media dakwah digitalisasi dalam menyampaikan dakwah ini. Tempat yang beliau kunjungi secara rutin adalah : Masjid Istiqlal, Jakarta, Majlis Taklim Scupindo, Pancoran, Masjid Gedung KPK, Kuningan, Masjid Gedung Wisma Antara, Jakarta, Majlis Talim Al-Bahtsi wa Al-Tahqiq Al-Salam, Jakarta, Masjid Baitul Mughni, Jakarta, Masjid Al-Tin, Jakarta, Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta, Majlis Ta’lim Al-Sa’adah, Ciputat, Masjid Al-Hijrah, Jakarta, Masjid Shalahuddin, Gedung Pajak Kalibata, Jakarta, Masjid Al- Musyawarah, Kelapa Gading, Jakarta. Dan menjadi pembicara tetap dalam acara Hikmah Pagi TVRI dengan judul Kajian Kitab Kuning Shahih Bukhari, yang ditayangkan setiap Minggu, pukul 04.00 WIB. 2 Menjadi pembicara atau pemateri dalam kegiatan dakwahnya, antara lain: a Pembicara dalam Seminar yang bertema “Regenerasi Ulama Betawi sebagai Pewaris Nabi SAW. dan Pemimpin Etnik”. Jakarta Islamic Center, 1 Maret 2011. b Pembicara “Workshop Nasional Pembelajaran dan Penggunaan DVD Al- Qur’an”, di Palangkaraya, 12 Desember 2012. c Pembicara Workshop Al-Qur’an Digital dengan Tema “Berinteraksi Dengan Al-Qur’an di Era Digitalisasi”, di IAIN Banten, 19 Desember 2012. d Pembicara dalam “Sarahseran Muballigh”, di Cisarua, 12 Maret 2012. e Pembicara dalam “Sosialisasi Al-Hadi”, di IAIN Solo, 14 Desember 2012 f Pembicara dalam “Sosialisasi Al-Hadi”, di UIN Bandung, 20 Februari 2013 g Pembicara dalam “Pelatihan Software Hadis dan Ilmu Hadis”, di UIN Bandung, 1 April 2013. h Pembicara dalam Pelatihan Takhrij Hadis, dengan Tema “Signifikasi Takhrij Hadis di Era Kontemporer”, di Darus Sunah, Ciputat, 20-21 April 2013 Dari berbagai tempat yang pernah beliau kunjungi dalam aktivitas dakwahnya, beliau menyampaikan kajian tentang Hadis, dengan menggunakan media dakwah yang modern. Kajian Hadis menjadi lebih mudah diterima pendengar, agar mereka dapat mengamalkan materi Hadis yang disampaikan oleh Ahmad Lutfi Fathullah dalam kehidupan sehari-hari. Tema materi dakwah yang pernah dibawakan oleh Ahmad Lutfi Fathullah yang berkaitan dengan aqidah, diantaranya berjudul: 1. “Mengintip Indahnya Surga” Dalam kehidupan, setiap manusia pasti menyimpan rasa takut dan harap dalam lubuk hatinya. Manusia takut akan