12. Membuka Pintu Rezeki melalui Wirid Pagi dan Petang, Jakarta:Al-
Mughni Press, 2009 13.
40 Hadis Keutamaan Dzikir Berdzikir, Jakarta: Al-Mughni Press, 2009
14. Membaca Pesan-pesan Nabi dalam Pantun Betawi. Jakarta: Al-Mughni
Press, 2008. 15.
Mencerdaskan Otak, Menjaga Hati Mahasiswa-Mahasiswi Melalui Wirid, Zikir, dan Doa, Jakarta: Al-Mughni Press, 2009
Ahmad Lutfi Fathullah juga berkarya dalam bentuk multimedia. Pengerjaan karya beliau ini dibantu oleh asisten dan karyawannya,
diantaranya:
1. DVD Metode Belajar Interaktif Hadis dan Ilmu Hadis
2. CD Potret Pribadi dan Kehidupan Rasulullah SAW.
3. DVD Interaktif: Hadis-hadis Keutamaan Al-Quran
4. DVD Interaktif: Hadis Sahih Al-Bukhari, Terjemah dan Takhrij interaktif.
5. DVD Interaktif: Indeks Tematik Al-Quran
6. CD Al-Qur’an Al-Hadi
7. Perpustakaan Digital
8. Website Warung Ustad
46
BAB IV PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH
DR. AHMAD LUTFI FATHULLAH, MA
A. Pemikiran Dakwah Ahmad Lutfi Fathullah
Dakwah adalah kegiatan mengajak umat manusia untuk amar ma’ruf nahi munkar, demi mencapai Ridho Allah SWT. Kegiatan dakwah yang
dilakukan oleh Ahmad Lutfi Fathullah adalah untuk mengajak manusia agar menyembah Allah SWT dengan melaksanakan segala ajaran-Nya yang
terkandung dalam Kitab Al- Qur’an dan Sunnah Nabi SAW.
1
Menurut penulis, panggilan dakwah pada dasarnya diarahkan agar masyarakat dapat mengetahui secara tepat akan tujuan hidup sebenarnya yaitu
menyembah Allah SWT. Menyembah Allah SWT adalah tujuan hidup seorang muslim. Sebagaimana ayat Al-Quran menjelaskan :
Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada- Ku” QS. Adz-Dzariyat: 56.
2
Menyembah Allah
SWT memiliki
pengertian memusatkan
penyembahan hanya kepada Allah SWT semata-mata, dengan menjalani dan mengatur segala segi dan aspek kehidupan, sesuai dengan kehendak-Nya.
3
Menyembah Allah SWT bukan berarti meninggalkan hidup duniawi. Pesan dakwah dalam posisi ini harus menyadarkan betapa pentingnya hari kehidupan
sesudah mati. Memberikan motivasi untuk manusia dalam mengejar kesejahteraan dunia tanpa melupakan kebahagiaan hari akhir, atau sebaliknya.
1
Wawancara pribadi dengan Ahmad Lutfi Fathullah, Jakarta, 9 April 2013.
2
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnnya, hlm. 862
3
Mohammad Natsir, Fiqhud Da’wah, Jakarta: Capita Selecta, 2000, hlm. 24
Hal tersebut sesuai dengan konsep bahagia seimbang, sebagaimana yang telah diajarkan Al Quran:
Artinya :
”Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di
akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka QS. Al- Baqoroh: 201.
4
Maka menurut penulis, dakwah yang dilakukan oleh Ahmad Lutfi
Fathullah adalah sebuah usaha dan motivasi dalam mensyiarkan Islam tabligh untuk meningkatkan kualitas hidup umat melalui perkataan, tulisan,
dan perbuatan. Agar kehidupan di dunia dan akhirat tidak menjadi sia-sia. Bagi Ahmad Lutfi Fathullah, berdakwah yang paling pertama yaitu
pada diri sendiri. Mengajak diri sendiri untuk melaksanakan kebaikan sesuai ajaran Islam, agar menjadi panutan bagi orang-orang di sekitar. Kemudian
berdakwah untuk keluarga, masyarakat dan lingkungan. Mengajak mereka untuk ikut menjalankan syariat Islam.
5
Da’i merupakan orang yang berkewajiban menyampaikan ajaran Islam. Menurut Ahmad
Lutfi, seorang da’i yang ideal harus mempunyai persiapan yang matang. Agar dakwah berhasil, maka keilmuan agama yang
mendalam sangat diperlukan. Harus digali yang luas sebelum ia menyampaikan materi dakwahnya.
Kemudian seorang da’i juga harus mempunyai akhlak yang baik, yang dapat menjadi panutan bagi
masyarakatnya. Ahmad Lutfi melihat kenyataan sekarang ini memang
4
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnnya, hlm. 49
5
Wawancara pribadi dengan Ahmad Lutfi Fathullah, Jakarta, 9 April 2013.
semakin banyak da’i yang bermunculan, tetapi dengan modal keilmuan mereka yang masih minim.
6
Kepribadian seorang da’i terutama menyangkut akhlak karimahnya akan sangat membantu keberhasilan dakwah. Ketika menyampaikan dakwah,
seorang da’i harus mampu membina hubungan akrab dengan objek dakwah
dan saling menghormati. Ketulusan atau kejernihan hati juga harus melekat pada diri sang da’i, agar pesan tersebut dapat menyentuh perasaan objek
dakwah. Sehingga pelajaran yang diterima akan mudah diterima. Dalam mengemban tugas dakwah, haruslah memiliki niat yang lurus
hanya kepada Allah SWT. Tegakkan keyakinan yang teguh bahwa dakwah adalah Lillahi
Ta’ala, sehingga Allah SWT yang akan membalasnya dengan yang tidak terkira.
7
Allah SWT telah menjelaskan dalam Firman-Nya, yang berbunyi :
Artinya:
“Katakanlah: Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu, melainkan mengharapkan
kepatuhan orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhan nya” QS. Furqon:57.
8
Ayat ini berisi perintah Allah SWT tentang kesediaan seseorang untuk menempuh jalan kepada apa yang diridhai oleh Allah SWT. Adapun harapan
yang diinginkan oleh pembawa risalah yaitu agar mereka dapat mematuhi perintah Allah SWT.
Seorang da’i juga memiliki kemampuan untuk mengamalkan nilai pesan-pesan
dakwah yaitu
untuk diri
dan keluarga.
Sebenarnya
6
ibid.
7
Wawancara pribadi dengan Ahmad Lutfi Fathullah, Jakarta, 9 April 2013
8
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnnya, hlm. 567