Perkembangan Ekonomi Kabupaten Karo A. Produk Domestik Regional Bruto PDRB

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 - Pos Besar 1 - - Pos Pembantu 13 - Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karo 2. Kebutuhan Masyarakat Banyak, yang termasuk adalah seperti bank dan lembaga keuangan lainnya. Contoh perusahaan perbankan yang ada di Kabupaten Karo disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 4.11 Jumlah Perusahaan Perbankan di Kabupaten Karo No. Nama Bank Keterangan 1. P.T Bank Rakyat Indonesia KC 2. P.T Bank Rakyat Indonesia KCP 3. P.T Bank Negara Indonesia KC 4. P.T Bank Negara Indonesia KCP 5. P.T Bank Sumut KC 6. P.T Bank Sumut KCP 7. P.T Bank Mandiri KC 8. P.T Bank Permata KC 9. P.T BPR Bumi Asih - 10. P.T BPR Berastagi NBP - 11. P.T BPR Berastagi Morakrida - 12. P.T BPR Logo Karo Asri -

4.1.6 Perkembangan Ekonomi Kabupaten Karo A. Produk Domestik Regional Bruto PDRB

Produk Domestik Regional Bruto PDRB merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang dapat memberikan petunjuk sejauh mana perkembangan ekonomi dan struktur ekonomi suatu daerah. PDRB merupakan jumlah sektor nilai tambah produk yang ditimbulkan oleh berbagai sektor lapangan usaha, yang melakukan kegiatannya di suatu daerah region tanpa memperhatikan kegiatan sektor produksi. Secara agregatif, PDRB menunjukkan kemampuan suatu daerah dalam menghasilkan balas jasa produksi di daerah tersebut. Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 Berdasarka data yang diperoleh dari Biro Pusat Statistika BPS Sumatera Utara, diketahui PDRB Kabupaten Karo mengalami perubahan yang tidak seimbang mulai dari tahun 1985 hingga tahun 1997. Akan tetapi, sejak tahun 1998 terus mengalami peningkatan hingga tahun 2006. Berikut adalah tabel PDRB Kabupaten Karo berdasarkan harga berlaku dan harga konstan selama periode 1985-2006. Tabel 4.12 PDRB Kabupaten karo jutaan rupiah Tahun Harga Berlaku Harga Konstan 1985 41984.29 38.284,87 1986 43832.73 39.873,97 1987 47991.75 44.293,38 1988 49746.28 46.826,62 1989 50214.26 48.642,75 1990 49983.73 48.321.89 1991 79.994,28 78294.83 1992 82.493,27 81284.98 1993 50.132,34 50132.34 1994 62.811,98 58979.24 1995 67.728,45 63060.88 1996 76.348,38 68461.69 1997 82.896,58 77756.73 1998 98.360,03 73330.62 1999 99.286,24 74231.14 2000 105.731,82 79425.28 2001 122.496,73 115826.45 2002 130427.77 126.672,43 2003 140471.53 130.046,28 2004 151747.42 136.284,95 2005 153828.27 138.446,87 2006 156293.92 141.286,19 Sumber : Kabupaten Karo dalam Angka 2006

B. Investasi Sektor Pariwisata

Dari segi nilai dan proporsinya terhadap pendapatan nasional, investasi sektor pariwisata tidaklah sepenting seperti pengeluaran konsumsi rumah tangga. Namun demikian, kenyataan tersebut tidaklah Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 hanya berarti bahwa investasi sektor pariwisata kurang penting perannnya jika dibandingkan dengan konsumsi rumah tangga. Malah yang berlaku adalah sebaliknya, yaitu kerap kali terjadi fluktuasi kegiatan investasi. Diberbagai negara, terutama di negara industri yang perekonomiannya sudah berkembang, investasi adalah sangat “volatile”, yaitu mengalami kenaikan dan penurunan yang sangat besar. Hal itu merupakan sumber yang penting dari berlakunya fluktuasi dalam kegiatan perekonomian. Disamping itu kegiatan investasi memungkinkan masyarakat terus meningkatkan pendapatan nasional dan taraf kehidupannya. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi utama dari investasi dalam perekonomian, yaitu : 1. Investasi merupakan salah satu fungsi dari pengeluaran agregat, maka dari itu kenaikan dari investasi akan meningkatkan pengeluaran agregat dan pendapatan nasional. Peningkatan seperti ini akan selalu diikuti oleh pertumbuhan dalam kesempatan kerja. 2. Pertambahan barang modal sebagai akibat dari adanya investasi akan menambah kasitas untuk memproduksi di masa depan dan perkembangan ini akan menstimulir pertambahan produksi nasional dan kesempatan kerja. 3. Investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi. Perkembangan ini akan memberikan perubahan terhadap kenaikan produktifitas dan pendapatan perkapita masyarakat. Investasi yang ditanamkan didalam perekonomian salah satunya ditentukan oleh adanya demand dari masyarakat, yaitu berupa Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 konsumsi dan jasa yang dihasilkan akan merangsang tumbuhnya investasi. Karena yang kita ketahui pendapatan yang diterima oleh masyarakat akan digunakan untuk konsumsi dan sebagian lagi akan ditabung sehingga apabila penggunaan pendapatan untuk konsumsi dilambangkan dengan C dan penggunaan untuk tabungan dilambangkan dengan S, sedangkan pendapatan yang diterima dilambangkan dengan Y, maka perumusannya dapat dijabarkan sebagai berikut, yaitu : Y = C + S Tabel 4.13 Investasi di Sektor Pariwisata Kabupaten Karo Tahun Investasi di Sektor Pariwisata Kabupaten Karo jutaan rupiah 1985 1034,845 1986 1953,237 1987 3407,212 1988 3443,806 1989 3727,262 1990 3343,480 1991 14337,983 1992 15334,000 1993 3162,130 1994 4659,010 1995 5314,670 1996 5314,670 1997 6125,400 1998 6064,000 1999 6081,500 2000 6318,000 2001 13803,750 2002 14051,750 2003 15271,000 2004 16246,000 2005 16820,480 2006 17123,220 Sumber : Dinas Pariwisata KabupatenKaro C. Jumlah Wisatawan Mancanegara + Domestik Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 Promosi dan pameran wisata Kabupaten Karo, baik di dalam maupu di luar negeri adalah suatu kiat untuk menarik wisatawan. Keaktifan mengikuti pecan promosi dalam negeri seperti Pekan Raya Sumatera Utara, Jakarta Fair, Pesta Danau Toba, Pesta Pesona Bunga dan Buah, Pesta Mejuah-juah ataupun kerjasama dengan KBRI mengenalkan budaya dan objek wisata nusantara di luar negeri seperti Penang Fair di Malaysia, perlu terus ditingkatkan kualitasnya. Dengan promosi yang lebih gencar, tentu akan berdampak pada peningkatan jumlah wisatawan, baik mancanegara maupun domestik. Tidak hanya wisatawan asing mancanegara yang harus ditangani dengan sungguh-sungguh, tetapi juga wisatawan nusantara domestik haruslah ditangani dengan strategi yang tepat. Baik itu menyangkut jenis objek wisata, perjalanan ataupun penyediaan sarana dan prasarana yang cukup dan baik. Jumlah wisatawan mancanegara dan domestik terus mengalami kenaikan mulai dari tahun 1985 sampai 1996. Namun kemudian mengalami fluktuasi jumlah wisatawan selama kurun waktu 7 tahun tahun 1997 sampai tahun 2003, yang disebabkan karena terjadinya krisis ekonomi yang melanda secara terus-menerus. Peningkatan yang signifikan mulai terlihat pada tahun 2004 sampai tahun 2006. Perubahan jumlah wisatawan yang datang berkunjung ke Kabupaten Karo dapat dilihat dari tabel berikut ini Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 Tabel 4.14 Jumlah Wisatawan Mancanegara + Domestik Tahun Jumlah Wisatawan Orang 1985 300.435 1986 312.660 1987 315.270 1988 327.950 1989 347.075 1990 370.538 1991 395.406 1992 375.428 1993 653.644 1994 765.032 1995 941.017 1996 1.107.008 1997 816.483 1998 491.898 1999 425.628 2000 431.217 2001 408.415 2002 572.881 2003 564.286 2004 612.226 2005 681.831 2006 765.232 Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Karo D. Lama Tinggal Wisatawan Mancanegara + Domestik Faktor lama tinggal wisatawan adalah faktor kualitas peningkatan pendapatan yang harus ditangani secara khusus. Karena dari data yang ada, lama tinggal wisatawan di Kabupaten Karo masih tergolong rendah. Meskipun mengalami peningkatan, akan tetapi peningkatannya sangat Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 kecil. Untuk mengatasi hal tersebut, langkah-langkah yang dapat diambil adalah dengan mengadakan penyajian acara dan atraksi yang menarik agar wisatawan menjadi lebih betah dalam kunjungannya di Kabupaten Karo. Pemandu wisata yang berkualitas adalah kebutuhan lain dari wisatawan untuk lebih mengenal objek wisata secara jelas, dapat menambah daya pikat dan mampu memberi kenangan tersendiri. Perlu disadari bahwa efek lamanya tinggal wisatawan akan dapat dinikmati oleh banyak sektor lain seperti halnya hotel, telekomunikasi, restoran, bank, tempat hiburan dan toko penjual barang souvenir yang tentunya akan mampu meningkatkan perekonomian daerah. Oleh sebab itu, faktor pendukung ini juga perlu penanganan yang serius melalui pengembangan yang terpadu. Lamanya tinggal wisatawan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.15 Lama Tinggal Wisatawan Tahun Lama Tinggal hari 1985 1.98 1986 1.97 1987 2.00 1988 2.11 1989 2.14 1990 2.17 1991 2.19 1992 2.20 1993 2.22 1994 2.23 1995 2.25 1996 2.30 1997 1.5 1998 1.5 1999 1.73 2000 1.92 2001 2.64 2002 2.97 2003 2.45 2004 2.21 Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 2005 2.98 2006 3.12 Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Karo dalam Angka 2004

4.2 Hasil Estimasi dan Interpretasi