II.5.4.3 Jenis-Jenis Animasi
Animasi yang dulunya mempunyai prinsip yang sederhana, sekarang telah berkembang menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Animasi Tanah Liat Clay Animation
Meski namanya clay tanah liat, yang dipakai bukanlah tanah liat biasa. Animasi ini memakai plasticin, yaitu bahan lentur seperti permen karet yang
ditemukan pada tahun 1897. Tokoh-tokoh dalam animasi ini dibuat dengan memakai rangka khusus untuk kerangka tubuhnya, lalu kerangka tersebut ditutup
dengan plasticin sesuai bentuk tokoh yang ingin dibuat. Bagian-bagian tubuh kerangka ini, seperti kepala, tangan, kaki, bisa dilepas dan dipasang lagi. Setelah
tokoh-tokohnya siap, lalu difoto gerakan per gerakan. Foto-foto tersebut lalu digabung menjadi gambar yang bisa bergerak seperti yang kita tonton difilm.
b. Animasi Dua Dimensi 2D
Film animasi ini merupakan film animasi yang paling akrab dengan keseharian kita. Biasa disebut dengan film kartun. Misalnya: Looney Tunes, Pink
Panther, Tom and Jerry, Scooby Doo, dan Doraemon, dan lain-lain. c.
Animasi Tiga Dimensi 3D Film animasi 3D adalah pengembangan dari animasi 2D. Dengan animasi 3D,
karakter yang diperlihatkan semakin hidup dan nyata, mendekati wujud manusia aslinya.
Universitas Sumatera Utara
d. Animasi Jepang Anime
Berbeda dengan animasi Amerika, animasi Jepang tidak semua diperuntukkan untuk anak-anak karena ada pula yang khusus diperuntukkan
untuk orang dewasa Bordwell, 2003: 164-173. Berdasarkan jenis-jenis film animasi yang telah disebutkan diatas, maka film
Animasi Upin dan Ipin termasuk kedalam jenis film animasi 3 Dimensi 3D karena film animasi ini karakter yang diperlihatkan semakin hidup dan nyata,
mendekati wujud manusia aslinya. Hal ini terlihat dari gaya berjalan yang diperlihatkan tokoh, pakaian yang mereka gunakan, rumah tempat tinggal, dan
benda-benda kepemilikikan lainnya yang seolah benar-benar hidup.
II.6 Teori SOR
Pada awalnya teori ini dikenal dengan teori Stimulus-Response, akan tetapi kemudian DeFleur menambahkan Organism dalam bagiannya sehingga
menjadi SOR. Unsur-unsur dasar dalam teori ini terdiri dari stimulus yakni rangsangan atau dorongan berupa pesan. Organism yakni manusia atau seorang
penerima receiver. Response yaitu reaksi, efek, pengaruh atau tanggapan. Teori Stimulus-Response S-R, atau dikenal dengan teori SOR adalah
model komunikasi yang paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin ilmu psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik. Model tersebut
menggambarkan hubungan Stimulus-Response Mulyana, 2005: 132. Teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana,
dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Dengan demikian
Universitas Sumatera Utara