Menjelajah Kebun Raksasa

Menjelajah Kebun Raksasa

Oleh : Himmah Mahmudah

Kota Bogor terletak di pinggiran ibu kota Jakarta. Dapat ditempuh sekitar dua jam perjalanan darat menuju Jakarta. Meski terkenal sebagai langganan kota hujan, namun tetap saja kota Bogor terbilang kota favorit untuk tinggal bagi para pemburu kerja di metropolitan Jakarta. Baik itu mereka yang sengaja membeli rumah ataupun sekedar mengontrak kamar sepetak sekalipun. Dapat dimaklumi, selain biaya hidup yang tak semahal di ibu kota juga nuansa keasrian dan kesejukan yang senantiasa hadir memanjakan mata. Tidak heran jika mereka rela berjibaku berebut kendaraan juga dengan macetnya jalanan untuk laju Bogor-Jakarta setiap harinya.

Diantara sekian kota pinggiran yang melingkupi Jakarta, mungkin memang hanya kota Bogor yang masih banyak menyajikan pepohonan rindang di sepanjang jalanan kota. Terlebih kota ini juga punya aset tempat wisata di kawasan puncak Bogor yang terkenal dengan perkebunan teh, lahan buah dan sayur yang terhampar di sepanjang kanan kiri jalan. Belum aneka buah-buahan segala rupa yang dihadirkan di Taman Buah Mekarsari menambah kesan sejuk kota ini. Juga siapa yang tidak kenal dengan kebun raya raksasa yang disajikan di tengah kota, apalagi bersebelahan dengan megahnya Istana Bogor dengan ribuan rusa yang dibiarkan lepas berkeliaran di depannya melengkapi indahnya pemandangan kota.

Berbicara tentang kebun raya kita sebagai penghuni bumi Indonesia, tentu sangat bangga dengan keberadaan kebun raksasa ini di tanah air kita. Namanya begitu mendunia bahkan konon tercatat sebagai kebun terbesar di Asia Tenggara. Hingga keberadaannya menjadi buruan para wisatawan mancanegara untuk menguak sisi keunikan kebun raya. Karena itulah tidak heran jika masyarakat Bogor yang berlatar belakang suku Sunda ini sudah terbiasa dengan kehadiran para warga negara asing yang hilir mudik di setiap sudut kota. Apalagi jika hari liburan tiba, pemandangan bus-bus pariwisata parkir berderet di sepanjang jalan sisi kebun raya datang dari berbagai daerah di Indonesia.

Termasuk aku dan teman-teman penghuni satu kosan yang kebetulan perantau di kota Bogor ini tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa menjelajah kebun raya bersama-sama. Kami sengaja pergi beramai-ramai dengan dalih akan lebih seru jika petualangan ini dapat dinikmati dengan jalan santai sambil bercanda dan rujakan bersama menambah erat persahabatan kami sebagai satu keluarga di kota rantau ini. Apalagi saat itu akan ada beberapa teman yang akan melepas masa lajang dan dengan terpaksa harus hengkang dari kosan, dan moment ini boleh dibilang sebagai ajang perpisahan.

Kami memilih petualangan dengan berangkat pagi dari kosan. Karena jarak yang tidak begitu jauh dari lokasi kebun raya, kami memilih naik angkutan kota sekali jalan. Saat itu ongkos angkot jauh dekat masih sekitar Rp2.000,00 per orang. Biasanya loket dibuka sekitar jam 08.00 pagi - 17.00 petang hari, sementara aku dan teman-teman datang sekitar pukul 09.00. Berhubung bertepatan dengan hari libur, meski hari masih pagi pun pengunjung Kami memilih petualangan dengan berangkat pagi dari kosan. Karena jarak yang tidak begitu jauh dari lokasi kebun raya, kami memilih naik angkutan kota sekali jalan. Saat itu ongkos angkot jauh dekat masih sekitar Rp2.000,00 per orang. Biasanya loket dibuka sekitar jam 08.00 pagi - 17.00 petang hari, sementara aku dan teman-teman datang sekitar pukul 09.00. Berhubung bertepatan dengan hari libur, meski hari masih pagi pun pengunjung

Memasuki pintu utama sudah disajikan dengan tingginya pepohonan tua yang tinggi menjulang, berakar kokoh menghunjam ke bumi, rimbunnya dedaunan sampai memayungi jalanan dari silaunya sinar cahaya pagi. Ribuan aneka ragam jenis pepohonan tersaji di sana. Dari jenis-jenis yang familiar di sekitar kita sampai dengan jenis yang langka. Dari mulai varietas baru sampai dengan yang sudah ribuan tahun usianya semakin menarik pengunjung menjelajah di dalamnya. Bahkan, jenis bunga bangkai juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung untuk memburu saat-saat mekarnya, melengkapi keistimewaan kebun raya. Tak ketinggalan pula bermacam-macam jenis bunga juga ada. Prasasti juga monumen bersejarah sebagai cikal bakal didirikannya kebun raya berdiri tegak di sisi pepohonannya. Apalagi rerumputan yang begitu luas memberikan kenyamanan bagi anak-anak untuk bermain.

Yang menarik adalah terpampangnya nama-nama latin dan terkadang informasi asal-usul serta tahun penemuan pepohonan yang tertulis pada masing-masing pohonnya. Ini menambah wawasan tentang seluk-beluk pepohonan langka ataupun pengetahuan jenis- jenis pohon yang biasa kita lihat di sekitar kita. Sangat menarik, sembari jalan-jalan sekaligus bisa menambah pengetahuan tentang alam. Lebih unik lagi banyaknya pepohonan langka dan tua yang berakar raksasa terkadang juga berbuah dengan ukuran tak biasa menjadi pemandangan penuh ketakjuban akan ciptaan Tuhan. Selain Yang menarik adalah terpampangnya nama-nama latin dan terkadang informasi asal-usul serta tahun penemuan pepohonan yang tertulis pada masing-masing pohonnya. Ini menambah wawasan tentang seluk-beluk pepohonan langka ataupun pengetahuan jenis- jenis pohon yang biasa kita lihat di sekitar kita. Sangat menarik, sembari jalan-jalan sekaligus bisa menambah pengetahuan tentang alam. Lebih unik lagi banyaknya pepohonan langka dan tua yang berakar raksasa terkadang juga berbuah dengan ukuran tak biasa menjadi pemandangan penuh ketakjuban akan ciptaan Tuhan. Selain

Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan liburan, aku dan teman-teman larut dalam kehebohan serunya penjelajahan. Luasnya area kebun raya tak menyurutkan langkah kaki ini untuk mengelilinginya. Serunya larut dalam candaan dan kenarsisan menyusuri tiap sudut-sudutnya. Jeprat-jepret dengan gaya andalan masing-masing penuh percaya diri seakan tak peduli dengan kehadiran lalu lalang orang yang seakan mengintai. Semakin seru saat aku dan teman-teman melewati jembatan gantung berwarna merah yang konon dipercaya dapat memisahkan pasangan atau jauh dari jodoh jika melewatinya. Kami pun saling berkelakar menggoda satu sama lain mengenai mitos ini.

Juga saat pasukan kami berpapasan dengan salah satu petinggi negeri ini yang kebetulan hari itu juga sedang berliburan bersama istri tepat di depan jembatan merah ini. Semakin riuh candaan kami saat beliau menebar senyuman ke arah kami. Bahkan ada teman yang memberikan ide gila agar kami membututi, barangkali ada rezeki yang mungkin bakal mampir ke kantong kami. “Ah, ada-ada saja ide gilanya.” Sayang, saat itu bukan di bulan Juli yang berarti bunga bangkai belum saatnya mekar, maka kami pun tidak menyambangi.

Lelah menjelajahi, aku dan teman-teman lantas membuka perbekalan rujak yang sudah disiapkan bersama-sama dari kosan. Di bawah pohon rindang kami menikmatinya sampai habis tak bersisa. Setelah agak lama bercengkerama dengan untaian kata perpisahan antar teman-teman sembari melepas penat, kami pun berlalu menuju pintu utama kembali, waktunya meninggalkan lokasi. Sementara waktu juga sudah menjelang siang hari, teriknya matahari rasanya tidak bisa diajak kompromi untuk berlama-lama di sini.

Menuju pintu keluar sudah banyak orang hilir mudik dengan berbagai kepentingan. Ada yang masih mengantri di loket masuk, riuhnya para pedagang yang menjajakan dagangan, juga semaraknya deru angkot yang terjebak kemacetan. Kebetulan letak pintu utama kebun raya ini memang persis menghadap ke jalan raya karena lokasinya yang tepat berada di tengah-tengah kota. Sementara seberang jalannya berdiri megah supermarket ternama juga pasar tradisional, hingga keramaian dan kemacetan serasa terpusat di sekitar ini.

Begitu banyak jajanan dan makanan khas kota Bogor yang tersaji di depan pintu ini ataupun di seberang jalannya. Ada talas, asinan buah maupun sayur, juga roti unyil tersedia di sana. Bahkan beberapa pilihan souvenir juga banyak tersaji mulai dari gantungan kunci, anyaman, dan beberapa aksesoris lainnya. Tentu secara keseluruhan harganya masih sangat terjangkau, apalagi jika lihai dalam proses tawar-menawar. Aku sendiri sempat membeli asinan yang kubawa pulang, barangkali segarnya dapat menyiram dahaga selepas kepanasan.

Sepanjang perjalanan pulang rasa puas tersirat dari wajah- wajah para sahabat meski kebersamaan yang hanya sesaat. Sembari hati-hati kami mungkin berharap, semoga persahabatan ini akan tetap terjalin erat meski hari dan tahun berganti. Meski jarak dan waktu kelak memisahkan kami. Meski lembaran hidup ini telah berganti dengan lukisan kehidupan sendiri-sendiri.