ALUR PERKARA PERDATA DI PENGADILAN AGAMA

B. ALUR PERKARA PERDATA DI PENGADILAN AGAMA

Tahap 1.

a. Pihak yang berperkara menghadap petugas informasi bahwa ia akan berperkara di Pengadilan Agama.

b. Petugas informasi mengarahkan pihak yang berperkara kepada petugas meja

I.

Tahap 2.

a. Petugas Meja I menerima surat gugatan/ permohonan dari pihak berperkara.

8 Bahan Ajar Diklat II Cakim PPC Terpadu, Op.,Cit. Hal. 42-52.

b. Memeriksa kelengkapan berkas perkara.

c. Jika gugatan/ permohonan belum dibuat oleh pihak berperkara, Petugas Meja I memberikan penjelasan agar ia meminta bantuan kepada Advocat (posbakum) untuk memberi bantuan membuat surat gugatan/ permohonan.

d. Membuat SKUM panjar biaya perkara.

e. Jika pihak berperkara tidak mampu untuk membayar biaya perkara, petugas Meja I memberikan penjelasan untuk mengajukan gugatan/ permohonan secara prodeo.

Tahap 3.

a. Pihak berperkara membayar panjar biaya perkara sesuai jumlah yang tercantum dalam SKUM melalui Bank yang ditunjuk oleh Pengadilan.

b. Pihak berperkara menyerahkan slip setoran panjar biaya perkara dari Bank yang ditunjuk kepada kasir.

c. Kasir menerima dan mencatat bukti pembayaran panjar biaya perkara tersebut dalam buku jurnal dan memberi nomor pada lembar jurnal tersebut.

d. Kasir memberi cap lunas pada lembar SKUM.

e. Kasir memberi stempel pada pojok kanan atas surat gugatan/ permohonan yang berisi nomor sesuai dengan nomor yang tercatat dalam buku jurnal dan tanggal pendaftaran dalam buku jurnal.

f. Kasir menyerahkan surat gugatan/permohonan dan SKUM lembar 2 dan 3 kepada pihak berperkara dan memberi penjelasan agar surat gugatan/permohonan tersebut untuk diserahkan kepada petugas meja II.

Tahap 4.

a. Pihak berperkara menyerahkan surat gugatan/permohonan dan SKUM lembar ke tiga kepada petugas meja II.

b. Petugas meja II mendaftar gugatan/permohonan tersebut dalam Buku Register perkara gugatan/ permohonan, dengan mencatat: 1. Nomor perkara;

2. Tanggal pendaftaran; 3. Nama Para pihak berperkara; 4. Petitum gugatan/permohonan.

c. Petugas meja II menyerahkan berkas perkara gugatan/permohonan kepada Ketua Pengadilan melalui wapan dan Panitera untuk Pembuatan Penetapan Majelis Hakim.

Tahap 5.

a. Ketua Pengadilan Agama membuat penetapan Majelis Hakim.

b. Ketua Pengadilan menyerahkan berkas perkara kepada Panitera.

c. Panitera membuat Surat Penunjukkan Panitera Pengganti yang akan mendampingi Majelis Hakim dalam persidangan dan Surat Penunjukkan Jurusita Pengganti.

d. Panitera menyerakhan berkas perkara kepada Petugas Meja II melalui wakil panitera.

e. Petugas Meja II mencatat tanggal Penetapan Majelis Hakim dan nama Majelis Hakim serta Panitera Pengganti yang di tunjuk dalam Buku Register Perkara.

f. Petugas Meja dua menyerahkan berkas perkara kepada Majelis Hakim yang ditetapkan dalam PMH.

Tahap 6.

a. Ketua Majelis membuat Penetapan Hari Sidang.

b. Ketua sidang menyerahkan instrumen penetapan hari sidang melalui Panitera Pengganti kepada Petugas Meja II.

c. Ketua sidang menyerahkan salinan Penetapan Hari Sidang kepada juru sita penganti melalui panitera pengganti.

d. Petugas meja II mencatat tanggal penetapan PHS dalam buku register perkara.

e. Juru sita pengganti mengajukan permohonan biaya panggilan kepada kasir.

f. Kasir mengeluarkan biaya panggilan sesuai ketetapan radius yang ditetapkan oleh Ketua Pengadilan.

g. Kasir mencatat pengeluaran biaya panggilan dalam jurnal keuangan perkara dan buku induk keuangan perkara.

h. Juru sita pengganti melakukan panggilan kepada pihak berperkara ditempat tinggal pihak berperkara, atau kepada pihak yang ditunjuk oleh undang- undang dalam keadaan tertentu.

i. Juru sita pengganti menyerahkan relaas panggilan kepada ketua Majelis melalui panitera pengganti.

j. Panitera pengganti memasukkan relaas panggilan dalam berkas perkara. k. Panitera pengganti menyerahkan instrumen tanggal pemanggilan kepada

Petugas meja II. l. Petugas meja II mencatat tanggal panggilan dan jenis panggilan dalam register perkara.

Tahap 7.

a. Majelis hakim membuka sidang pertama.

b. Para pihak dan/atau kuasanya dipanggil masuk ruang ruang sidang.

c. Majelis hakim menjelaskan kepada para pihak untuk melakukan mediasi dan memilih mediator yang diatur dalam PERMA RI No.1 Tahun 2008.

d. Majelis membuat surat penunjukkan mediator yang disepakati oleh para pihak, atau mediator yang ditunjuk oleh Majelis hakim dalam hal para pihak tidak sepakat menunjuk mediator atau jika para pihak menyerahkan kepada majelis untuk menunjuk mediator.

e. Majelis menunda sidang untuk memberikan kesempatan kepada mediator melakukan mediasi para pihak.

f. Majelis mengumumkan penundaan sidang tersebut sebagai pemberitahuan resmi kepada para pihak untuk hadir dalam sidang berikutnya setelah mediasi.

g. Panitera pengganti membuat berita acara persidangan.

h. Panitera pengganti menyerahkan instrumen penundaan sidang kepada petugas meja II.

i. Petugas meja II mencatat tanggal penundaan dan alasan penundaan sidang dalam buku register perkara.

j. Ketua majelis dan panitera pengganti menandatangani Berita Acara Persidangan.

Tahap 8.

a. Majelis hakim membuka sidang kedua.

b. Para pihak dan/ atau kuasanya dipanggil masuk ruang sidang.

c. Majelis hakim menanyakan hasil mediasi kepada para pihak.

d. Para pihak menyerahkan hasil mediasi kepada majelis hakim.

e. Jika mediasi berhasil majelis hakim membuat Akta perdamaian.

f. Jika mediasi gagal, atau tidak layak hakim mendamaikan kembali para pihak jika dianggap perlu.

g. Jika perdamaian tidak berhasil, majelis hakim menanyakan kepada pihak penggugat apakah akan melakukan perubahan gugatan/permohonan.

h. Majelis hakim membacakan surat gugatan/ permohonan

i. Setelah membacakan surat gugatan, majelis hakim memberikan kesempatan kepada pihak tergugat untuk mengajukan jawaban secara lisan atau tulisan.

j. Majelis hakim menunda sidang untuk memberikan kesempatan kepada Tergugat untuk menyampaikan jawaban atas gugatan penggugat jika jawaban tersebut berbentuk tulisan.

k. Majelis hakim mengumumkan penundaan sidang sebagai pemberitahuan kepada para pihak untuk hadir dalam persidangan yang telah ditentukan.

l. Panitera pengganti membuat berita acara persidangan. m. Panitera penganti menyerahkan instrumen penundaan sidang kepada

petugas meja II. n. Petugas meja II mencatat tanggal penundaan dan alasan penundaan sidang dalam buku register perkara. o. Ketua majelis dan panitera pengganti menandatangani Berita Acara Persidangan.

Tahap 9.

a. Majelis hakim membuka sidang ketiga.

b. Para pihak dan/ atau kuasanya dipanggil masuk ruang sidang.

c. Majelis hakim mendamaikan kembali para pihak jika dianggap perlu.

d. Jika perdamaian tidak berhasil, majelis hakim menanyakan kepada pihak tergugat tentang jawaban tergugat atas gugatan penggugat.

e. Tergugat menyerahkan surat jawaban yang kemungkinan berisi eksepsi, jawaban pokok perkara, dan rekonvensi kepada majelis hakim.

f. Majelis hakim menyerahkan lembar kedua jawaban kepada pihak penggugat.

g. Majelis hakim memberikan kesempatan kepada pihak penggugat untuk mengajukan replik atas jawaban tergugat secara lisan atau tulisan.

h. Majelis hakim menunda sidang untuk memberikan kesempatan kepada Penggugat untuk menyampaikan replik atas jawaban tergugat jika replik itu berupa tulisan.

i. Majelis hakim mengumumkan penundaan sidang sebagai pemberitahuan resmi kepada para pihak untuk hadir dalam persidangan yang ditentukan.

j. Panitera pengganti membuat berita acara persidangan. k. Panitera penganti menyerahkan instrumen penundaan sidang kepada

petugas meja II. l. Petugas meja II mencatat tanggal penundaan dan alasan penundaan sidang dalam buku register perkara.

m. Ketua majelis dan panitera pengganti menandatangani Berita Acara Persidangan.

Tahap 10.

a. Majelis hakim membuka sidang keempat.

b. Para pihak dan/ atau kuasanya dipanggil masuk ruang sidang.

c. Majelis hakim mendamaikan kembali para pihak jika dianggap perlu.

d. Jika perdamaian tidak berhasil, majelis hakim menanyakan kepada pihak penggugat tentang replik atas jawaban tergugat.

e. Penggugat menyerahkan replik yang kemungkinan berisi jawaban atas eksepsi, jawaban pokok perkara, dan jawaban atas rekonvensi kepada majelis hakim.

f. Majelis hakim menyerahkan lembar kedua replik kepada pihak tergugat.

g. Majelis hakim memberikan kesempatan kepada pihak tergugat untuk mengajukan duplik atas replik penggugat secara lisan atau tulisan.

h. Majelis hakim menunda sidang untuk memberikan kesempatan kepada tergugat untuk menyampaikan duplik atas replik penggugat.

i. Majelis hakim mengumumkan penundaan sidang sebagai pemberitahuan kepada para pihak untuk hadir dalam persidangan.

j. Panitera pengganti membuat berta acara persidangan. k. Panitera penganti menyerahkan instrumen penundaan sidang kepada

petugas meja II. l. Petugas meja II mencatat tanggal penundaan dan alasan penundaan sidang dalam buku register perkara. m. Ketua majelis dan panitera pengganti menandatangani Berita Acara Persidangan.

Tahap 11.

a. Majelis hakim membuka sidang kelima.

b. Para pihak dan/ atau kuasanya dipanggil masuk ruang sidang.

c. Majelis hakim mendamaikan kembali para pihak jika dianggap perlu.

d. Jika perdamaian tidak berhasil, majelis hakim menanyakan kepada pihak tergugat tentang duplik atas replik penggugat.

e. Tergugat menyerahkan duplik kepada majelis hakim.

f. Majelis hakim menyerahkan lembar kedua duplik kepada pihak penggugat.

g. Majelis hakim memberikan penjelasan secara lisan atau membuat putusan sela yang diktumnya berisi tentang dalil-dalil penggugat yang harus dibuktikan oleh penggugat.

h. Majelis hakim menunda sidang untuk memberikan kesempatan kepada Penggugat mengajukan alat-alat bukti yang dibutuhkan.

i. Majelis hakim mengumumkan penundaan sidang sebagai pemberitahuan resmi kepada para pihak untuk hadir dalam persidangan. j. Panitera pengganti membuat berta acara persidangan. k. Panitera penganti menyerahkan instrumen penundaan sidang kepada

petugas meja II. l. Petugas meja II mencatat tanggal penundaan dan alasan penundaan sidang dalam buku register perkara. m. Ketua majelis dan panitera pengganti menandatangani Berita Acara Persidangan.

Tahap 12.

a. Majelis hakim membuka sidang keenam.

b. Para pihak dan/ atau kuasanya dipanggil masuk ruang sidang.

c. Majelis hakim mendamaikan kembali para pihak jika dianggap perlu.

d. Jika perdamaian tidak berhasil, majelis hakim menanyakan kepada pihak penggugat tentang bukti yang akan diajukan.

e. Jika Penggugat menyerahkan alat bukti tertulis, Majelis hakim memeriksa bukti tertulis tersebut apakah sudah bermeterai cukup, jika berbentuk e. Jika Penggugat menyerahkan alat bukti tertulis, Majelis hakim memeriksa bukti tertulis tersebut apakah sudah bermeterai cukup, jika berbentuk

f. Majelis hakim memberi kesempatan kepada pihak tergugat untuk melihat dan memberikan tanggapan atas bukti tertulis yang diajukan oleh penggugat, tanggapan tergugat tersebut dicatat dalam BAP.

g. Jika Penggugat mengajukan bukti saksi, Majelis hakim memeriksa identitas saksi, hubungan saksi dengan para pihak, melakukan penyumpahan atau janji terhadap saksi, dan menggali fakta-fakta yang berhubungan dengan dalil penggugat yang harus dibuktikan yang dilihat, didengar, dan dialami oleh saksi dan latar belakang pengetahuan saksi atas fakta tersebut.

h. Majelis hakim memberikan kesempatan kepada para pihak untuk mengajukan pertanyaan kepada saksi melalui ketua majelis .

i. Majelis hakim menunda sidang untuk memberikan kesempatan kepada Tergugat mengajukan alat-alat bukti yang dibutuhkan untuk melumpuhkan bukti Penggugat.

j. Majelis hakim mengumumkan penundaan sidang sebagai pemberitahuan resmi kepada para pihak untuk hadir dalam persidangan. k. Panitera pengganti membuat berta acara persidangan dan ditandatangani oleh ketua majeliis dan Panitera pengganti. l. Panitera penganti menyerahkan instrumen penundaan sidang kepada petugas meja II. m. Petugas meja II mencatat tanggal penundaan dan alasan penundaan sidang dalam buku register perkara.

Tahap 13.

a. Majelis hakim membuka sidang ketujuh.

b. Para pihak dan/ atau kuasanya dipanggil masuk ruang sidang.

c. Majelis hakim mendamaikan kembali para pihak jika dianggap perlu.

d. Jika perdamaian tidak berhasil, majelis hakim menanyakan kepada pihak tergugat tentang bukti yang akan diajukan untuk melumpuhkan bukti pihak penggugat.

e. Jika tergugat menyerahkan alat bukti tertulis, Majelis hakim memeriksa bukti tertulis tersebut apakah sudah bermeterai cukup, jika berbentuk fotokopi dicocokkan dengan aslinya, mencatat pada pojok kanan atas surat bukti yang isinya: pemberian kode Bukti T-1 dst, Telah dicocokkan dengan aslinya dan cocok degan aslinya, tanggal, bulan dan tahun dilakukan pencocokkan, serta paraf ketua majelis.

f. Majelis hakim memberi kesempatan kepada pihak penggugat untuk melihat dan memberikan tanggapan atas bukti tertulis yang diajukan oleh tergugat, tanggapan pengggat tersebut dicatat dalam BAP.

g. Jika Tergugat mengajukan bukti saksi, Majelis hakim memeriksa identitas saksi, hubungan saksi dengan para pihak, melakukan penyumpahan atau janji terhadap saksi, dan menggali fakta-fakta yang berhubungan dengan dalil tergugat untuk melumpuhkan bukti penggugat , yang dilihat, didengar, dan dialami oleh saksi dan latar belakang pengetahuan saksi atas fakta tersebut.

h. Majelis hakim memberikan kesempatan kepada para pihak untuk mengajukan pertanyaan kepada saksi melalui ketua majelis .

i. Majelis hakim menunda sidang untuk memberikan kesempatan kepada Tergugat/PR mengajukan alat-alat bukti yang dibutuhkan untuk menguatkan dalil gugatan rekonvensinya.

j. Majelis hakim mengumumkan penundaan sidang sebagai pemberitahuan resmi kepada para pihak untuk hadir dalam persidangan. k. Panitera pengganti membuat berita acara persidangan dan ditandatangani oleh ketua majelis dan Panitera pengganti. l. Panitera penganti menyerahkan instrumen penundaan sidang kepada petugas meja II.

m. Petugas meja II mencatat tanggal penundaan dan alasan penundaan sidang dalam buku register perkara.

Tahap 14.

a. Majelis hakim membuka sidang kedelapan.

b. Para pihak dan/ atau kuasanya dipanggil masuk ruang sidang.

c. Majelis hakim mendamaikan kembali para pihak jika dianggap perlu.

d. Jika perdamaian tidak berhasil, majelis hakim menanyakan kepada PR tentang bukti yang akan diajukan untuk menguatkan dalil rekonvensinya.

e. Jika PR menyerahkan alat bukti tertulis, Majelis hakim memeriksa bukti tertulis tersebut apakah sudah bermeterai cukup, jika berbentuk fotokopi dicocokkan dengan aslinya, mencatat pada pojok kanan atas surat bukti yang isinya: pemberian kode Bukti PR-1 dst, Telah dicocokkan dengan aslinya dan cocok degan aslinya, tanggal bulan dan tahun dilakukan pencocockkan serta paraf ketua majelis.

f. Majelis hakim memberi kesempatan kepada pihak TR untuk melihat dan memberikan tanggapan atas bukti tertulis yang diajukan oleh PR, tanggapan TR tersebut dicatat dalam BAP.

g. Jika PR mengajukan bukti saksi, Majelis hakim memeriksa identitas saksi, hubungan saksi dengan para pihak, melakukan penyumpahan atau janji terhadap saksi, dan menggali fakta-fakta yang berhubungan dengan dalil PR yang harus dibuktikan yang dilihat, didengar, dan dialami oleh saksi dan latar belakang pengetahuan saksi atas fakta tersebut.

h. Majelis hakim memberikan kesempatan kepada para pihak untuk mengajukan pertanyaan kepada saksi melalui ketua majelis .

i. Majelis hakim menunda sidang untuk memberikan kesempatan kepada TR mengajukan alat-alat bukti yang dibutuhkan untuk melumpuhkan bukti PR.

j. Majelis hakim mengumumkan penundaan sidang sebagai pemberitahuan resmi kepada para pihak untuk hadir dalam persidangan.

k. Panitera pengganti membuat berita acara persidangan dan ditandatangani oleh ketua majelis dan Panitera pengganti. l. Panitera penganti menyerahkan instrumen penundaan sidang kepada petugas meja II. m. Petugas meja II mencatat tanggal penundaan dan alasan penundaan sidang dalam buku register perkara.

Tahap 15.

a. Majelis hakim membuka sidang kesembilan.

b. Para pihak dan/ atau kuasanya dipanggil masuk ruang sidang.

c. Majelis hakim mendamaikan kembali para pihak jika dianggap perlu.

d. Jika perdamaian tidak berhasil, majelis hakim menanyakan kepada TR tentang bukti yang akan diajukan untuk melumpuhkan bukti PR.

e. Jika TR menyerahkan alat bukti tertulis, Majelis hakim memeriksa bukti tertulis tersebut apakah sudah bermeterai cukup, jika berbentuk fotokopi dicocokkan dengan aslinya, mencatat pada pojok kanan atas surat bukti yang isinya: pemberian kode Bukti TR-1 dst, Telah dicocokkan dengan aslinya dan cocok degan aslinya, tanggal bulan dan tahun dilakukan pencocokkan, serta paraf ketua majelis.

f. Majelis hakim memberi kesempatan kepada pihak PR untuk melihat dan memberikan tanggapan atas bukti tertulis yang diajukan oleh TR, tanggapan PR tersebut dicatat dalam BAP.

g. Jika TR mengajukan bukti saksi, Majelis hakim memeriksa identitas saski, hubungan saksi dengan para pihak, melakukan penyumpahan atau janji terhadap saksi, dan mengungkap fakta-fakta yang melemahkan dalil PR yang dilihat, didengar, dan dialami oleh saksi dan latar belakang pengetahuan saksi atas fakta tersebut.

h. Majelis hakim memberikan kesempatan kepada para pihak untuk mengajukan pertanyaan kepada saksi melalui ketua majelis .

i. Majelis hakim menunda sidang untuk memberikan kesempatan kepada Penggugat/TR dan Tergugat/PR untuk mengajukan kesimpulan.

j. Majelis hakim mengumumkan penundaan sidang sebagai pemberitahuan kepada para pihak untuk hadir dalam persidangan. k. Panitera pengganti membuat berta acara persidangan dan ditandatangani oleh ketua majelis dan Panitera pengganti. l. Panitera penganti menyerahkan instrumen penundaan sidang kepada petugas meja II. m. Petugas meja II mencatat tanggal penundaan dan alasan penundaan sidang dalam buku register perkara.

Tahap 16.

a. Majelis hakim membuka sidang kedelapan.

b. Para pihak dan/ atau kuasanya dipanggil masuk ruang sidang.

c. Majelis hakim mendamaikan kembali para pihak jika dianggap perlu.

d. Jika perdamaian tidak berhasil, majelis hakim menanyakan kepada Penggugat/TR dan Tergugat/PR tentang kesimpulan yang akan diajukan.

e. Penggugat/TR dan Tergugat/PR menyerahkan kesimpulan kepada ketua majelis.

f. Majelis hakim menunda sidang untuk musyawarah dan sidang ucapan putusan.

g. Majelis hakim penundaan sidang sebagai pemberitahuan kepada para pihak mengumumkan untuk hadir dalam persidangan.

h. Panitera pengganti membuat berta acara persidangan dan ditandatangani oleh ketua majeliis dan Panitera pengganti.

i. Panitera penganti menyerahkan instrumen penundaan sidang kepada petugas meja II.

j. Petugas meja II mencatat tanggal penundaan dan alasan penundaan sidang dalam buku register perkara.

Tahap 17.

a. Majelis hakim membuka sidang kesembilan.

b. Para pihak dan/ atau kuasanya dipanggil masuk ruang sidang.

c. Majelis hakim mendamaikan kembali para pihak jika dianggap perlu.

d. Jika perdamaian tidak berhasil, majelis hakim menskors sidang untuk musyawarah.

e. Majelis hakim memerintahkan Penggugat/TR dan Tergugat/PR untuk meninggalkan ruang sidang.

f. Majelis hakim melakukan sidang musyawarah.

g. Majelis hakim menjatuhkan putusan.

h. Majelis/Panitera penganti mencatat pendapat masing-masing anggota majelis hakim dan kesepakatan akhir musyawarah hakim dalam buku sidang musyawarah.

i. Majelis hakim membuat putusan yang akan dibacakan. j. Majelis hakim mencabut skorsing sidang dan para pihak/kuasanya diperintahkan masuk ruang persidangan. k. Ketua majelis membacakan/mengumumkan putusan. l. Panitera pengganti membuat berta acara persidangan dan ditandatangani

oleh ketua majeliis dan Panitera pengganti. m. Panitera penganti menyerahkan instrumen tanggal pembacaan putusan dan amar putusan kepada petugas meja II. n. Petugas meja II mencatat tanggal putusan dijatuhkan dan amar putusan dalam buku register perkara.

Tahap 18.

a. Panitera pengganti melaksanakan minutasi berkas perkara dalam jangka waktu 14 hari sejak putusan diucapkan, dengan cara menyusun berkas secara kronologis, dijahit, dilak, lak dicap, diparaf oleh ketua diatas lak.

b. Ketua majelis membuat catatan tanggal, bulan dan tuhun minutasi pada kover depan pojok bawah kanan berkas perkara dan memberi paraf.

c. Panitera pengganti menyerahkan berkas perkara yang sudah diminutasi kepada panitera muda gugatan/permohonan.

d. Panitera pengganti menyerahkan instrumen minutasi kepada petugas buku II.

e. Petugas buku II mencatat tanggal minutasi dalam buku register perkara.

f. Panitera muda gugatan/permohonan menyerahkan berkas perkara kepada meja III untuk di bundel.

g. Penitera muda hukum mengirim salinan putusan kepada para pihak dalam jangka waktu 14 hari setelah putusan diucapkan.

h. Panitera muda hukum menyerahkan instrumen pemberitahuan putusan kepada pihak kepada petugas meja II.

i. Petugas meja II mencatat tanggal pemberitahuan isi putusan kepada pihak yang tidak hadir.

j. Panitera muda hukum mengarsipkan perkara yang sudah in aktif dengan sistem pengarsipan yang sudah baku. k. Panitera membuat catatan kaki tentang salinan putusan telah diberitahukan kepada pihak, tentang putusan telah BHT, dan catatan lainnya. l. Panitera muda hukum/meja tiga menyimpan perkara yang masih aktif (dalam proses banding, kasasi, dan PK) dalam box tersendiri.