juta. Apabila perusahaan menggunakan pendekatan pendapatan maka pada tanggal 1 Oktober perusahaan mencatat kas pada sewa diterima dimuka
sebesar Rp. 24.000.000,-. Sedangkan apabila perusahaan menggunakan pendekatan beban maka perusahaan akan mencatat kas pada pendapatan
sewa sebesar Rp. 24.000.000,-. Maka dari pencatatan dengan menggunakan pendekatan pertama diperoleh
kas di neraca sebesar Rp. 24.000.000,- , dan sewa diterima di muka juga dicatat di neraca sebesar Rp. 24.000.000,-. Sedangkan untuk pendekatan
beban, perusahaan mencatat kas di neraca sebesar Rp. 24.000.000,- dan pendapatan sewa di laba rugi sebesar Rp. 24.000.000,-. Pada metode
pertama hutang bertambah sebesar Rp. 24.000.000 sedangkan untuk metode kedua diakui sebagai pendapatan sebesar Rp. 24.000.000,-
2.2.4 Model-model manajemen laba
Scott 2000 menyatakanan beberapa bentuk atau model-model dari manajemen laba :
1. Taking a bath
Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan CEO baru dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar untuk
meningkatkan laba di masa yang akan datang. 2.
Income minimization menurunkan laba Dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat profitabilitas
yang tinggi sehingga jika laba pada periode mendatang diperkirakan turun drastis dapat diatasi dengan mengambil laba periode sebelumnya.
11
Universitas Sumatera Utara
3. Income maximization meningkatkan laba
Dilakukan pada saat laba mengalami penurunan. Tindakan atas income maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang
tinggi untuk bonus yang lebih besar dan untuk mendapatkan reaksi yang positif dari pasar.
4. Income smoothing perataan laba
Income smoothing dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang
terlalu besar karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.
2.2.5 Teori manajemen laba
Perilaku manajemen laba dapat dijelaskan melalui positive accounting theory PAT dan agency theory.
1. Positive accounting theory PAT
Tiga hipotesis PAT yang dapat dijadikan dasar pemahaman tindakan manajemen laba yang dirumuskan oleh Watts and Zimmerman 1986
adalah : a.
The bonus plan hypothesis Pada perusahaan yang memiliki rencana pemberian bonus, manajer
perusahaan akan lebih memilih metode akuntansi yang dapat menggeser laba dari masa depan ke masa kini sehingga dapat menaikkan laba saat
ini. Hal ini dikarenakan manajer lebih menyukai pemberian upah yang lebih tinggi untuk masa kini.
12
Universitas Sumatera Utara
b. The debt to equity hypothesis debt covenant hypothesis
Pada perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity tinggi, manajer perusahaan cenderung menggunakan metode akuntansi yang dapat
meningkatkan pendapatan atau laba. Perusahaan dengan rasio debt to equity yang tinggi akan mengalami kesulitan dalam memperoleh dana
tambahan dari pihak kreditor bahkan perusahaan terancam melanggar perjanjian utang.
c. The political cost hypothesis size hypothesis
Pada perusahaan besar yang memiliki biaya politik tinggi, manajer akan lebih memilih metode akuntansi yang menangguhkan laba yang
dilaporkan dari periode sekarang ke periode masa mendatang sehingga dapat memperkecil laba yang dilaporkan. Biaya politik muncul
dikarenakan profitabilitas perusahaan yang tinggi dapat menarik perhatian media dan konsumen.
2. Agency theory
Teori agen memiliki asumsi bahwa masing-masing individu semata- mata termotivasi oleh kepentingan diri sendiri sehingga menimbulkan
konflik kepentingan antara principal dan agent. Manajer memiliki dorongan untuk memilih dan menerapkan metode akuntansi yang dapat
memperlihatkan kinerjanya yang baik untuk tujuan mendapatkan bonus dari principal.
13
Universitas Sumatera Utara
2.2.6 Discretionary accruals