Utilitas Model Pemilihan Moda .1 Definisi Model

27 Bentuk dari model yang dimaksud diatas dapat berupa : Model Fisik model arsitek, model teknik sipil, dan lain-lain. Peta dan diagram grafis Model Statisitika dan matematika persamaan yang menerangkan beberapa aspek fisik, sosial-ekonomi, dan model transportasi. Adapun peranan model dalam perencanaan transportasi diantaranya adalah : 1. Sebagai alat bantu media untuk memahami cara kerja sistem Tamin, O.Z. 1997 2. Untuk memudahkan dan memungkinkan dilakukannya perkiraan terhadap hasil-hasil atau akibat-akibat dari langkah-langkahalternative yang diambil dalam proses perencanaan dan pemecahan masalah pada masa yang akan datang. 3. Untuk memudahkan kita menggambarkan dan menganalisis realita.

II.3.2 Utilitas

Utilitas berarti nilai-nilai kepuasan pelaku perjalanan user dalam menggunakan moda transportasi alternatif yang dipengaruhi dan berhubungan dengan variabel-variabel yang memiliki hubungan yang kuat dengan perilaku pelaku perjalanan. Bentuk hubungannya dapat dilihat melalui fungsi utility berikut Akiva and Lernman, 1985 : U = f V 1, V 2, V 3 ,…,V n ...................................................................... 2.1 dimana : U = Nilai kepuasan pelaku perjalanan menggunakan moda transportasi Universitas Sumatera Utara 28 V 1 sd V n = Variabel-variabel yang dianggap berpengaruh terhadap nilai kepuasan menggunakan moda transportasi tertentu f = Hubungan fungsional matematis Sebagai catatan dalam pemilihan moda ini, yang perlu diketahui adalah bahwa fungsi kepuasan pelaku perjalanan dalam menggunakan moda pilihannya seperti persamaan 2.1 dalam dunia nyata banyak mengandung unsur relative atau random sehingga fungsi kepuasan bersifat acak atau disebut Utilitas Acak Random Utility. Manski, orang yang pertama kali mencetuskan konsep utilitas acak menyebutkan 4 sumber penyebab keacakan fungsi utilitas tersebut, yaitu : 1. Terdapatnya karakteristik sistem transportasi variabel yang tidak teramati unobserved attributes atau ada faktor “X” yang bermain dalam pengamatan. 2. Adanya variasi selera pelaku perjalanan yang tak teramati Unobserved variations. 3. Adanya kesalahan pengukuran measurement errors dan data yang kurang imperfect information. 4. Adanya variabel acak yang bersifat instrumental instrumental variabel atau proxy Sehingga ketika fungsi utilitas pada persamaan 2.1 tidak memasukkan semua informasi yang diperlukan oleh semua individu, maka fungsi utilitas tersebut dimodifikasi dengan memasukkan kemungkinan variasi dalam perilaku pilihan dengan menggabungkan komponen random ε sebagai berikut : U = f V 1, V 2, V 3 ,…,V n + ε ...................................................... 2.2 dimana : Universitas Sumatera Utara 29 U = Nilai kepuasan pelaku perjalanan menggunakan moda transportasi. f V 1, V 2, V 3 ,…,V n = mewakili komponen utilitas terukur, dan ε = mewakili komponen utilitas tak terukur seperti persepsi dan selera individu. Hasil estimasi yang terbaik adalah yang memiliki nilai ε = 0 atau sekurang- kurangnya mendekati 0. Berkaitan dengan Utilitas acak, Dommencich dan McFadden 1975 dan Williams 1977 mengemukakan hal berikut : 1. Individu yang berada dalam suatu populasi Q yang homogen akan bertindak secara rasional dan memiliki informasi yang tepat sehingga biasanya dapat menentukan pilihan yang dapat memaksimumkan utilitas individunya masing-masing sesuai dengan batasan hokum, sosial, fisik, waktu, dan uang. 2. Terdapat suatu set A = {A 1 , …, A j , …, A n alternatif yang tersedia dan suatu set vektor atribut individu X dan alternatifnya. Setiap individu q akan mempunyai atribut xX dan set pilihan AqA. 3. Setiap pilihan A j A mempunyai utilitas U jq untuk setiap indvidu q. Pemodelan yang juga merupakan pengamat sistem tersebut tidak mempunyai informasi yang lengkap tentang semua unsur yang dipertimbangkan olehsetiap individu yang menentukan pilihan sehingga pemodel mengasumsikan bahwa U jq dinyatakan dalam dua komponen, yaitu : a. V jq yang terukur sebagai fungsi dari atribut terukur x; dan Universitas Sumatera Utara 30 b. Bagian acak jq yang mencerminkan hal tertentu dari setiap individu termasuk kesalahan yang dilakukan oleh pemodel. Jadi, pemodel dapat menuliskan : U jq = V jq + jq ................................................................. 2.3 yang dapat menjelaskan dua hal yang tidak rasional. Contohnya, dua individu dengan atribut yang sama dan mempunyai set pilihan yang sama mungkin memilih pilihan yang berbeda, dan beberapa individu tidak selalu memilih alternative yang terbaik. c. Individu q akan memilih alternatif yang memaksimumkan utilitas.

II.3.3 Model Pemilihan Diskret

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Hukum Perusahaan Angkutan Penumpang Bus Dalam Kecelakaan (Studi Pada CV. Paradep Taxi)

9 146 90

Pemodelan Pemilihan Moda Angkutan Penumpang Karya Agung & KBT (Koperasi Bintang Tapanuli) dengan ketepatan Model Probit dan Logit, Studi Kasus : Medan-Balige.

6 85 127

Model Pemilihan Moda angkutan Penumpang antara Kapal Feri (PT. ASDP) & Kapal Cepat rute Sibolga-Gunung Sitoli (Dengan Metode Stated Preference)

9 69 112

Pelanggaran HAM Dalam Larangan Penggunaan Jilbab Sekolah di Bali Pada Media Republika Online

0 4 125

ANALISIS PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI PENUMPANG ANTARA BUS DAN KERETA API RUTE PURWODADI - SEMARANG Analisis Pemilihan Moda Transportasi Penumpang Antara Bus Dan Kereta Api Rute Purwodadi - Semarang.

0 3 19

Analisis Pemilihan Moda Transportasi Penumpang Antara Bus Dan Kereta Api Rute Purwodadi - Semarang Analisis Pemilihan Moda Transportasi Penumpang Antara Bus Dan Kereta Api Rute Purwodadi - Semarang.

0 2 16

KOMPETISI PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG ANTAR KOTA ANTARA BUS AC DAN TRAVEL.

0 0 12

Model Pemilihan Moda Angkutan Penumpang Pesawat Terbang dan Kapal Cepat dengan Data SP (Stated Preference) (Studi Kasus: Rute Palembang - Batam)

0 0 10

I. PENDAHULUAN ASTER Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan - Desain Kapal Ro-Ro (Roll on-Roll off) sebagai Sarana Penyeberangan Rute Pelabuhan Benoa - Nusa Penida Bali

0 0 5

DESAIN KAPAL RO-RO (ROLL ON-ROLL OFF) SEBAGAI SARANA PENYEBERANGAN RUTE PELABUHAN BENOA – NUSA PENIDA BALI

0 3 147