Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Berawal dari sejarah Indonesia bahwa, pada tahun 1999 Indonesia melakukan perubahan besar yaitu masyarakat menuntut kebebasan yang disebut reformasi, masa ini masyarakat menuntut transparansi dari pemerintah. Pers dalam hal ini ikut mengambil bagian terpenting dan menguntungkan, karena semua warga negera Indonesia berhak untuk mendirikan perusahaan pers. Ratusan surat kabar, majalah, tabloid dengan gampang diterbitkan. Saat ini ada ratusan atau ribuan surat kabar baru yang terbit dalam berbagai bentuk. Hal ini membuat bisnis dibidang pers mengalami persaingan yang sangat ketat karena itu industri pers dituntut untuk mengemas produk informasinya lebih canggih lagi mengingat bisnis informasi sudah menjadi trend diawal millenium III. Dalam bidang informasi, menguasai pangsa pasar dan masuk dalam persaingan ketat antara perusahaan menjadi bagian terpenting dan tidak bisa dielakkan karena masyarakat penikmat informasi menjadikan berita sebagai kebutuhan sehari-hari yang tidak bisa diabaikan keberadaannya. Oleh karena itu, kehadiran media informasi baik milik pemerintah maupun swasta sangat menunjang pengadaan informasi dan itu sangat diperlukan. Informasi itu bisa melalui media cetak maupun elektronik. Universitas Sumatera Utara Dalam persaingan media massa, selain media cetak sendiri, media elektronik pun radio dan televisi dan media internet walaupun hanya satu persen bangsa Indonesia yang terkait ke internet, juga melakukan persaingan namun tidak separah dengan persaingan media cetak, karena kita mengenal lokalisasi media yang menjadi ancaman langsung bagi media nasional seperti surat kabar daerah dan majalah daerah. Oleh sebab itu, saat ini bisnis surat kabar merupakan bisnis yang menggiurkan bagi pengusaha-pengusaha pers, selama masyarakat Indonesia masih terikat dalam media konvensional, namun hal ini perusahaan pers perlu manajemen yang baik untuk mencapai tujuan perusahaan dalam persaingan persuratkabaran dewasa ini. Dalam hal ini perusahaan pers yang berusaha menciptakan produk, guna memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen. Karena demikian besar dan ketatnya persaingan yang mendominasi dunia usaha dewasa ini, dimana perusahaan berlomba menguasai pangsa pasar. Namun dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan, seringkali perusahaan tersebut dihadapkan pada berbagai kesulitan, misalnya kesulitan merebut pangsa pasar yang lebih luas sebagai akibat dari persaingan antara perusahaan untuk mengatasi keadaan tersebut diatas. Memperhatikan kepuasan kepada konsumen dan masyarakat merupakan tujuan utama suatu perusahaan yang menganut konsep pemasaran yang Universitas Sumatera Utara mengajarkan bahwa rumusan strategi pamasaran sebagai suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan tersebut, harus berdasarkan kebutuhan dan keinginan konsumen. Konsumen perusahaan bukanlah merupakan tindakan khusus, tetapi lebih merupakan pernyataan yang menunjukkan usaha-usaha pokok diarahkan untuk mencapai tujuan. Strategi pemasaran itu sendiri terdiri dari unsur-unsur pemasaran terpadu yaitu product, price, place, dan promotion komunikasi pemasaran yang selalu berubah-ubah sejalan dengan aktivitas perusahaan dan perubahan lingkungan pemasarannya serta perubahan prilaku konsumennya. Marketing pemasaran sudah merebak luas dikalangan dunia usaha nasional dan manfaatnya tidak perlu dipertanyakan lagi. Namun kemajuan bisnis yang begitu pesat telah meningkatkan perkembangan praktik dan konsep pemasaran. Perkembangan ini tentu menjadi pengamatan rutin dari kalangan praktisi maupun marketing, sehingga studi mengenai perkembangan pemasaran tetap relevan untuk hadir dalam khazanahilmu marketing dan bisnis. Dalam organisasi perusahaan, pemasaran memiliki posisi strategis sekaligus fungsional. Perusahaan-perusahaan sering menerjemahkan strategi pemasaran ke dalam strategi korporet, karena strategi pemasaran menekankan lingkungan eksternal perusahaan. Sekaligus, pemasaran pun berperan sama penting dan sejajar dengan fungsi-fungsi manajerial lainnya, kendati pun dengan ruang lingkup yang berbeda. Oleh sebab itu, pemasaran bisa dibahas baik dari Universitas Sumatera Utara dimensi strategik, seperti konsep, misi, kebijakan, perencanaan, dan budaya, maupun dari dimensi operasional yang mencakup teknik dan proses pemasaran. Begitu luasnya pemasaran juga tampak pada ruang lingkupnya. Pemasaran pada dasarnya mencakup unsur-unsur yang bersifat terkendali controllable, seperti bauran, sistem informasi, sasaran, dan sumber daya pemasaran. Dan yang bersifat tidak terkendali uncontrollable, yakni lingkungan eksternal pemasaran. Ruang lingkup pemasaran yang luas ini mencerminkan bahwa seorang praktisi atau professional pemasaran perlu memiliki wawasan dan pandangan yang luas daripada sekedar menguasai teknik-teknik penjualan, periklanan, atau sebaliknya hanya bergelut pada tingkat konseptual. Perkembangan ini mempersyaratkan dunia usaha untuk berupaya memperkuat kapasitas pemasaran dalam arti luas mencakup kapasitas bisnis dan manajemen secara menyeluruh. Upaya ini diperlukan perusahaan, terutama perusahaan pers untuk mengembangkan ‘keunggulan kompetitif’ – jika kita bisa meminjam istilah Michael Porter 1990:239 – dalam melaksanakan pemasaran secara efektif. Studi pemasaran menunjukkan adanya perkembangan konsep pemasaran dalam praktik bisnis. Philip Kotler 1983:16-21 antara lain menunjukkan falsafah dan konsep bisnis yang berkembang dan berpengaruh dalam kegiatan pemasaran. Terdapat empat konsep dimana bisnis dan organisasi-organisasi lainnya melakukan kegiatan pemasaran: konsep produksi, produk, penjualan, dan societal marketing. Ketiga konsep pertama adalah falsafah bisnis yang tidak berorientasi Universitas Sumatera Utara pada konsumen atau permintaan. Sementara konsep terakhir yang berkembang pada tahun 1960-an merupakan perkembangan ke arah buyers market, dimana pihak penjual harus menjadi pemasar aktif. Konsep pemasaran merupakan konsep baru dalam kehidupan pemasaran. Konsep lama pemasaran berfokus pada produk, dan perusahaan memusatkan perhatian pada upaya pembuatan produk yang lebih baik. Sementara itu, konsep baru pemasaran menggeser fokus pemasaran dari produk ke konsumen. Pemasaran diterapkan melalui ‘marketing mix’ yakni produk, harga, promosi, dan distribusi. Namun, menurut Warren J. Keegan 1989:3, konsep baru pemasaran telah ketinggalan dan waktu menuntut konsep strategik. Konsep strategi dari pemasaran, suatu evolusi besar dalam sejarah pemikiran pemasaran, menggeser fokus pemasaran dari konsumen atau produk ke lingkungan eksternal perusahaan. Pergeseran juga terjadi pada sasaran pemasaran, yakni dari laba ke keuntungan stake-holder. Selain 4P product, price, place, promotion, penelitian ini juga berfungsi untuk memusatkan sumber daya dan sasaran-sasaran perusahaan terhadap peluang dari lingkungan eksternal. Dulu ada fatsoen, koran nasional tidak boleh menerbitkan koran lokal, bila sudah ada koran di kota itu. Tetapi sekarang iklim bisnis surat kabar bersaing ketat. Koran nasional kini berhadap-hadapan dengan koran lokal. Koran lokal harus memeras otak agar tidak terjebak dalam persaingan yang bisa menjatuhkan pasar yang telah lama direngkuh. Koran nasional disokong kapital besar, jejaring, Universitas Sumatera Utara strategi pemasaran, dan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi lebih baik. Solusinya adalah, koran lokal bermitra dengan koran nasional, atau setidaknya membuka jaringan seluas-luasnya. Beberapa perusahaan pers di Medan yang telah melayani segmen pembaca surat kabar kini mengalami penetrasi pasar dan produk bersaing dalam era globalisasi informasi. Dan saat ini, Tribun Medan yang merupakan surat kabar terbaru siap bersaing dalam pemasaran dengan surat kabar lainnya, seperti Waspada, Analisa, Sumut Pos, Medan Bisnis, dan sebagainya. Tribun Medan merupakan surat kabar Tribun ke-10 setelah Tribun Kaltim, Tribun Timur Sulawesi Selatan, Tribun Batam, Tribun Jabar, Tribun Pekanbaru, Tribun Pontianak, Tribun Manado, Tribun Lampung, dan Tribun Jambi. Tribun Medan sendiri terbit pada akhir September 2010 lalu. Tepatnya, pada Senin, 27 September 2010, Harian Tribun Medan terbit perdana dengan penjualan yang laris manis. Sejak diedarkan pukul 06.00 dengan banderol Rp 1.000 per eksemplar, edisi perdana Tribun Medan yang mengusung Diduga Polisi Akali Lampu Merah sudah terjual habis pukul 09.00 Dikutip dari berita Kompas.com, Senin, 27 September 2010, 18:22 WIB. Ini menunjukkan bahwa Tribun Medan hadir dan siap untuk menjadi pesaing koran-koran lain dengan ciri khas tersendiri baik itu dari sistem manajemen pemasarannya hingga teknis yang diterapkan. Kehadiran perdana koran daerah terbitan Kompas Gramedia di Sumatera Utara yang ber-tag line The Nationals Local Newspaper ini memang unik. Universitas Sumatera Utara Seperti terlihat di simpang bundaran Majestik, belasan gadis muda berseragam berkaus merah menyelinap gesit menawarkan Tribun Medan kepada pengendara yang lalu lalang. Herman Darmo selaku Direktur Utama Persda juga mengatakan, Tribun Medan terbit dalam 24 halaman dan akan selalu menurunkan berita-berita eksklusif dengan independensi lembaga yang kokoh tanpa terkontaminasi kepentingan-kepentingan bisnis atau politik tertentu. Selain menyejukkan hati, membaca harian ini pun tidak perlu berkerut kening. Dengan bantuan konsep easy reading yang kami terapkan, semua menjadi mudah, cepat, dan menyenangkan untuk diikuti. Dalam usia yang dianggap masih seumur jagung ini, Tribun Medan telah berani melakukan terobosan-terobosan baru yang cukup membuat koran-koran lain yang berada di Sumatera Utara merasa tersaingi. Tercatat dalam kurun satu tahun lebih, Tribun Medan yang memiliki tag line “Spirit Baru Sumatera Utara” ini telah menerima dua penghargaan dari ICSW. Dan saat ini, Tribun Medan telah menjual lebih kurang 50.000 eksemplar setiap harinya. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang strategi jaringan pemasaran yang diterapkan oleh surat kabar Tribun Medan dalam meningkatkan penjualan, baik dari segi produk hingga proses dan teknik pemasaran yang dilakukan. Universitas Sumatera Utara

I.2. Perumusan Masalah