PENYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN MELALUI MEDIASI PERBANKAN

C. PENYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN MELALUI MEDIASI PERBANKAN

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kegiatan usaha perbankan seringkali terjadi masalah antara nasabah dengan pihak bank, dimana hak-hak nasabah sering tidak dapat terlaksana dengan baik, sehingga menimbulkan sengketa antara nasabah dengan bank yang ditunjukkan dengan munculnya pengaduan nasabah. Diatur dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, upaya penyelesaian sengketa antara nasabah dengan bank, selain melalui jalur peradilan, dapat dilakukan melalui negosiasi, konsolidasi, mediasi dan arbitrase. Namun demikian, upaya penyelesaian sengketa melalui arbitrase atau jalur peradilan tidak mudah dilakukan bagi nasabah kecil dan usaha mikro dan kecil tidak sedikit. Oleh karena itu, penyelesaian sengketa nasabah dengan murah dan cepat melalui penyelenggaraan mediasi perbankan agar hak-hak mereka sebagai nasabah dapat terjaga dan terpenuhi dengan baik dan reputasi bank tetap terjaga. Dengan demikian mediasi perbankan merupakan alternatif lain dalam penyelesaian sengketa di bidang perbankan antara nasabah dan bank. 86 Mediasi adalah salah satu cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator. Mediator adalah pihak netral yang membantu para pihak dalam proses 86 Rachmadi Usman, Penyelesaian Pengaduan Nasabah dan Mediasi Perbankan, Op.Cit, hal. 197. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA perundingan guna mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian. 87 Bank Indonesia mengatur mediasi di bidang perbankan dengan menerbitkan Peraturan Bank Indonesia nomor 85PBI2006 tentang mediasi Perbankan, yang merupakan kelanjutan dari pengaturan tentang penyelesaian pengaduan nasabah sebagaimana diatur dengan Peraturan Bank Indonesia nomor 77PBI2005 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia nomor 1010PBI2008. 88 Nasabah yang mempunyai sengketa dengan bank karena keluhan nasabah tersebut tidak terselesaikan dengan baik, maka nasabah dapat meneruskan sengketa tersebut kepada Mediasi Perbankan. Mediasi Perbankan merupakan proses penyelesaian sengketa antara nasabah dengan bank yang difasilitasi oleh Bank Indonesia, untuk mencapai penyelesaian dalam bentuk kesepakatan sukarela. 89 Ketentuan mediasi di bidang perbankan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 852006 dilatarbelakangi hal-hal berikut, yaitu: 90 a. untuk menjaga reputasi bank sebagai lembaga intermediasi, karena penyelesaian pengaduan nasabah oleh bank ternyata tidak selalu dapat 87 Badriyah Harun, Penyelesaian Sengketa Kredit Bermasalah, Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2010, hal.126. 88 Ibid. 89 http:www.bi.go.idNRrdonlyres6EEDF369-83F5-4CA4-8F34 A581CF139CC21487MediasiPerbankan.pdf diakses pada tanggal 23 April 2012 90 Rachmadi Usman, Penyelesaian Pengaduan Nasabah dan Mediasi Perbankan, Op.Cit, hal. 198. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA memuaskan nasabah dan dapat berpotensi menimbulkan sengketa di bidang perbankan antara nasabah dengan bank dan jika dibiarkan akan dapat merugikan nasabah dan meningkatkan risiko reputasi bagi bank; b. untuk memberika alternatif penyelesaian sengketa kepada nasabah, khususnya bagi nasabah kecil dan UMK, berhubung nasabah UMK tidak mudah mendapatkan akses hukum dan dana untuk menyelesaikan sengketanya dengan bank melalui lembaga arbitrase atau peradilan dan merupakan bagian terbesar dari nasabah bank secara keseluruhan; c. penyelesaian sengketa nasabah dengan ban bagi nasabah UMK perlu diupayakan secara sederhana, murah dan cepat, yaitu melalui cara penyelenggaraan mediasi perbankan, sehingga hak-hak nasabah mereka sebagai nasabah dapat terjaga dan terpenuhi dengan baik; d. mediasi merupakan cara atau sarana yang efektif bagi penyelesaian sengketa di bidang perbankan antara nasabah dengan bank, karena kepentingan nasabah maupun reputasi bank dapat dijaga dan demikian pula dengan kepentingan dan hak-hak nasabah sebagai konsumen pengguna jasa perbankan dapat terlindungi. Kehadiran mediasi perbankan diharapkan akan dapat membantu nasabah dan bank dalam menyelesaikan sengketa di bidang perbankan sebagai akibat ketidakpuasan nasabah terhadap penyelesaian pengaduan nasabah. Proses penyelesaian sengketa melalui mediasi perbankan ini sudah pasti akan melibatkan mediator sebagai pihak ketiga yang tidak memihak dengan tugas untuk membantu para pihak yang bersengketa guna mencapai kesepakatan sukarela dalam rangka UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mengakhiri persengketaan antara bank dengan nasabah. Dalam mediasi perbankan, mediator juga bertindak sebagai fasilitator dengan cara membantu mendesain penyelesaian sengketa antara nasabah dengan bank, sehingga menghasilkan kesepakatan yang dapat diterima nasabah maupun bank. 91 Proses Mediasi Perbankan dalam Penyelesaian Sengketa adalah sebagai berikut : 92 a. Sengketa yang dapat diselesaikan melalui Mediasi Perbankan hanya sengketa yang menyangkut aspek transaksi keuangan nasabah pada bank, dengan ketentuan nilai sengketa setinggi-tingginya adalah Rp. 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah. 2. Bank Indonesia selaku mediator akan memfasilitasi pertemuan antara bank dengan Anda guna mencari penyelesaian. Dalam pertemuan tersebut, mediator akan : a. bersikap netral; b. memotivasi para pihak untuk menyelesaikan sengketa; c. tidak memberikan rekomendasi atau keputusan. Hasil penyelesaian terhadap sengketa merupakan kesepakatan antara Anda dengan bank. 3. Apabila dicapai kesepakatan, maka Anda dan bank akan menandatangani akta kesepakatan. 4. Apabila tidak dicapai kesepakatan, Anda dapat melakukan upaya penyelesaian lanjutan melalui arbitrase atau pengadilan. 91 Ibid, hal. 207 92 http:www.bi.go.idNRrdonlyres6EEDF369-83F5-4CA4-8F34 A581CF139CC21487MediasiPerbankan.pdf diakses pada tanggal 23 April 2012 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Bila nasabah ingin menyelesaikan sengketa nasabah bank melalui mediasi perbankan, maka nasabah menyampaikan permohonannya disertai dokumen pendukung kepada Direktorat Investigasi dan Mediasi Perbankan Menara Radius Prawiro. 93 a. kesepakatan untuk memilih mediasi sebagai alternatif penyelesaian sengketa; dan Pasal 9 ayat 1 Peraturan Bank Indonesia Nomor 85PBI2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 101PBI2008, sebelum proses mediasi dilaksanakan, maka nasabah atau perwakilan nasabah dari bank wajib atau harus membuat dan menandatangani perjanjian mediasi agreement to mediate yang memuat: b. persetujuan untuk patuh dan tunduk pada aturan mediasi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Demikian pula mengenai batas jangka batas waktu penyelesaian sengketa pada mediasi perbankan telah diatur secara limitatif dalam ketentuan Pasal 11 ayat 1 Peraturan Bank Indonesia Nomor 85PBI2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 101PBI2008, bahwa proses mediasi dilakukan dalam jangka waktu maksimal 30 hari kerja terhitung sejak nasabah arau perwakilan nasabah dan bank menandatangani perjanjian mediasi, dengan ketentuan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan bersama antara nasabah dengan bank. 94 93 Ibid 94 Rachmadi Usman, Penyelesaian Pengaduan Nasabah dan Mediasi Perbankan,Op.Cit., hal. 226. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pasal 11 ayat 1 Peraturan Bank Indonesia Nomor 85PBI2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 101PBI2008 menentukan : “Pelaksanaan proses mediasi sampai dengan ditandatanganinya Akta Kesepakatan dilakukan dalam jangka waktu paling lama 30 tiga puluh hari kerja sejak Nasabah atau Perwakilan Nasabah dan Bank menandatangani perjanjian Mediasi agreement to mediate sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 1” Penjelasan Pasal 11 ayat 2 Peraturan Bank Indonesia Nomor 85PBI2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 101PBI2008 menyebutkan alasan kemungkinan perpanjangan waktu penyelesaian sengketa pada mediasi perbankan, yang berisi sebagai berikut : “Perpanjangan jangka waktu antara lain dimaksukan untuk mengantisipasi penyesuaian waktu untuk menghadirkan narasumber tertentu yang memiliki keahlian dan kompetensi sesuai masalah yang disengketakan” 95 Dalam penyelesaian sengketa melalui mediasi, para pihak biasanya mampu mencapai kesepakatan di antara mereka, sehingga manfaat mediasi dapat dirasakan. Beberapa keuntungan mediasi adalah sebagai berikut: 96 1. Mediasi dapat menyelesaikan sengketa dengan cepat, biaya murah dibandingkan dengan proses beracara di Pengadilan atau melalui Arbitrase. Dalam proses mediasi tidak diperlukan gugatan ataupun biaya untuk mengajukan banding sehingga biayanya lebih murah 95 Ibid 96 http:www.djpp.depkumham.go.idhukum-bisnis86-mediasi-perbankan-sebagai- wujud-perlindungan-terhadap-nasabah-bank.html diakses pada tanggal 23 April 2012 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2. Mendorong terciptanya iklim yang kondusif bagi para pihak yang bersengketa tetap menjaga hubungan kerjasama mereka yang sempat terganggu akibat terjadinya persengketaan diantara mereka. 3. Proses mediasi lebih bersifat informal dan menghasilkan putusan yang tidak memihak. Peraturan Bank Indonesia Nomor 85PBI2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 101PBI2008 dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 814DPNP terdapat kewajiban-kewajiban bank terkait dengan proses penyelesaian sengketa pada mediasi perbankan, yaitu: 1. Memenuhi penggilan Bank Indonesia; 2. Menaati Perjanjian Mediasi Perbankan; 3. Melaksanakan akta kesepakatan; 4. Mempublikasikan sarana alternatif penyelesaian sengketa di bidang perbankan. Keberadaan lembaga mediasi perbankan merupakan sebuah bentuk perlindungan terhadap konsumen. Hal ini merupakan salah satu langkah kebijakan yang akan diterapkan Bank Indonesia BI yang tertuang dalam Arsitektur Perbankan Indonesia API. Keberadaan lembaga tersebut merupakan suatu terobosan seperti di negara lain karena Indonesia ingin memberdayakan nasabah perbankan dengan memberikan perlindungan kepada nasabah. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kehadiran mediasi perbankan sangat penting. Hal ini dikarenakan perbankan merupakan lembaga yang sangat mengandalkan kepercayaan dari masyarakat luas. Masyarakat mengandalkan jasa bank dilandasi rasa kepercayaan. Oleh karena itu, kepercayaan dari masyarakat harus tetap terjaga. 97 Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 814DPNP dalam hal nasabah dan bank melakukan upaya lanjutan penyelesaian sengketa melalui proses pengadilan, maka : Dengan tidak dicapainya kesepakatan dalam proses penyelesaian sengketa pada mediasi perbankan, maka nasabah dan bank mempunyai kesempatan tetap melanjutkan upaya penyelesaian sengketa melalui proses jalur pengadilan. 98 a Mediator dilarang menjadi saksi Dalam pelaksanaan proses arbitrase atau jalur pengadilan, mediator maupun Bank Indonesia sebagai pelaksana fungsi mediasi perbankan tidak dapat dilibatkan untuk memberi kesaksian. Jadi, terhadap sengketa perbankan yang pernah ditangani, mediator maupun Bank Indonesia dilarang menjadi saksi. b Segala dokumen wajib disimpan oleh Bank Indonesia Demikian bila penyelesaian sengketa perbankan dilanjutkan melalui proses jalur pengadilan, maka nasabah dan bank dilarang pula meminta mediator maupun Bank Indonesia untuk menyerahkan sebagian atau seluruh : 1 dokumen mediasi perbankan yang ditatausahakan Bank Indonesia; 2 baik berupa catatan, laporan, risalah, laporan proses mediasi dan; 97 Ibid 98 Rachmadi Usman, Penyelesaian Pengaduan Nasabah dan Mediasi Perbankan, Op.Cit, hal. 236. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3 berkas lainnya yang terkait dengan proses mediasi perbankan. Jalur pengadilan memang lebih rumit, selain itu juga memiliki biaya yang besar. Namun dimungkinkan pula, ditengah proses pengadilan nasabah dan bank memutuskan untuk berdamai maka proses penyelesaian sengketa melalui pengadilanpun dihentikan. Seperti yang diungkapkan Bapak Budi Setiawan Hutagaol, selaku pimpinan kantor Bank SUMUT cabang Krakatau Medan bahwa bila terdapat ataupun terjadi sengketa perbankan di bank tersebut maka sebisa mungkin bank tersebut mengusahakan penyelesaiannya secara musyawarah mufakat secara kekeluargaan, namun bila tidak mendapat titik terang barulah melalui mediasi karena dengan begitu maka tidak akan merusak hubungan kedua belah pihak. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Berkaitan dengan Menjaga Rahasia Bank (Studi Kasus Pada Bank Agro Kantor Cabang Medan).

7 43 92

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Ditinjau Dari Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

0 53 70

Upaya Bank Dalam Menjaga Rahasia Bank Sebagai Wujud Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Penyimpan Di PT. Bank SUMUT Cabang USU Medan

3 137 99

Menjaga Kerahasiaan Bank Sebagai Wujud Perlindungan Nasabah

3 47 141

Analisis yuridis perlindungan nasabah penyimpan dana dalam likuidasi bank ditinjau dari undang undang nomor 24 tahun 2004 tentang lembaga penjamin simpanan

0 8 150

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH DALAM PENGGUNAAN KARTU ATM DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. (STUDI KASUS PADA BANK BNI).

0 2 15

Aspek Hukum Jaminan Dalam Pemberian Kredit Pada Bank Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan (Studi Pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Pasar Sidikalang)

0 2 118

Perlindungan Hukum dan Tanggung Jawab Pegawai Bank terhadap Data Nasabah Dikaitkan Prinsip Kerahasiaan Bank Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

0 1 45

AKIBAT HUKUM PEMBERLAKUAN FOREIGN ACCOUNT TAX COMPLIANCE ACT DI INDONESIA DIKAITKAN DENGAN PRINSIP KERAHASIAAN BANK DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG PERBANKAN DAN UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL.

0 0 1

Aspek Hukum Jaminan Dalam Pemberian Kredit Pada Bank Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan (Studi Pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Pasar Sidikalang)

0 0 11