Tabel 21. Tabel Distribusi Frekuensi Kesadaran Wajib Pajak No.
Kelas Interval Frekuensi Persentase
1 12,00 - 13,44
4 2,88
2 13,45 - 14,89
1 0,72
3 14,90 - 15,34
4 2,88
4 15,35 - 16,79
6 4,32
5 16,80 - 18,24
50 35,97
6 18,25 - 19,69
20 14,39
7 19,70 - 21,14
21 15,12
8 21,25 - 22,59
14 10,07
9 22,60 - 24,04
19 13,67
Jumlah 139
100 Sumber: Data yang diolah 2014
Berdasarkan tabel 21 di atas, maka dapat digambarkan histogram distribusi frekuensi Kesadaran Wajib Pajak sebagai berikut:
Gambar 10. Histogram Distribusi Frekuensi Kesadaran Wajib Pajak
4 1
4 6
50
20 21
14 19
10 20
30 40
50 60
Kesadaran Wajib Pajak
12,00-13,44 13,45-14,89
14,90-15,34 15,35-16,79
16,80-18,24 18,25-19,69
19,70-21,14 21,25-22,59
B. Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Hasil dari pengolahan data uji multikolinearitas dengan program SPSS versi 17.0 adalah sebagai berikut:
Tabel 22. Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
Pengetahuan 0,632
1,583 Modernisasi
0,624 1,604
Kesadaran 0,691
1,447 a. Dependent Variable: Kepatuhan
Sumber: Data yang diolah, Lampiran 6 2014 Dari data di atas bahwa hasil perhitungan nilai
Tolerance
menunjukkan tidak ada variabel independen Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak
yang memiliki nilai
Tolerance
lebih dari 0,10 yang berarti tidak ada kolerasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95. Hasil
perhitungan nilai
Variance Inflation Factor
VIF juga menunjukkan nilai VIF kurang dari 10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinieritas antar variabel dalam model regresi di penelitian ini.
b. Uji Heteroskedastisitas
Hasil dari pengolahan data uji heteroskedastisitas dengan program SPSS versi 17.0 adalah sebagai berikut:
Gambar 11. Hasil Uji Heteroskedastisitas Dari grafik
scatterplots
terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar di atas maupun di bawah angka 0 nol pada sumbu
Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi di penelitian ini, sehingga model regresi tersebut
layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen Kepatuhan Wajib Pajak berdasarkan masukan variabel independen Pengetahuan
Perpajakan, Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan, dan Kesadaran Wajib Pajak.