Pengukuran aktivitas serum kontrol, ALT dan AST
merendam serbuk dalam etanol 50. Metode maserasi ini digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari.
Sebelum proses maserasi, simplisia diserbuk terlebih dahulu kemudian diayak dengan pengayak No. Mesh 40. Serbuk tersebut kemudian dihitung kadar airnya
menggunakan metode gravimetri dan dilakukan sebanyak 3 replikasi. Hasil yang rerata rendemen didapatkan adalah sebesar 7,59. Kadar air yang dipersyaratkan
adalah kurang dari 10 sehingga hasil yang didapatkan telah memenuhi persyaratan. Pada metode maserasi ini serbuk direndam selama 72 jam sambil digojog.
Proses perendaman akan menyebabkan penyari dapat menembus dinding sel lalu masuk dalam sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan larut dalam penyari
karena adanya perbedaan konsentrasi di luar dan di dalam sel. Penggojogan berfungsi untuk meratakan distribusi larutan di luar serbuk sehingga konsentrasinya akan tetap
merata. Dari proses maserasi ini akan didapatkan ekstrak etanol cair. Ekstrak tersebut
kemudian dikumpulkan dan diuapkan dengan vaccum evaporator. Selanjutnya diuapkan kembali dengan oven sehingga didapatkan ekstrak kental dengan bobot
pengeringan tetap. Pengeringan ekstrak etanol-air daun M. tanarius dilakukan sampai susut pengeringan sebesar 0 sehingga diharapkan penyari ekstrak sudah tidak ada.
Hasil dari proses pengeringan didapatkan bahwa tidak ada perubahan bobot ekstrak pada jam ke-24
. Rata-rata rendemen yang didapatkan adalah setiap cawan adalah
sebesar 5,32 g ekstrak kental. Pada pembuatan 1 kg serbuk kering daun M. tanarius menghasilkan 260,68 g ekstrak kental dengan rendemen 26,07.