MATERI AJAR KESIMPULAN DAN SARAN

75 kapsul atau lapisan lendir yang berfungsi sebagai pelindung terhadap fagositisis. Membran sel membran plasma bakteri tersusun dari protein dan lemak. Fungsinya adalah mengatur transportasi zat dari luar ke dalam sel. Bakteri diklasifikasikan berdasarkan jumlah dan kedudukan flagela menjadi lima kelompok, yaitu sebagai berikut: - Bakteri atrik, bakteri yang tidak memiliki flagela. - Bakteri monotrik, bakteri yang hanya memiliki sebuah flagela. - Bakteri lofotrik, bakteri yang memiliki sejumlah flagela pada salah satu ujung tubuh. - Bakteri amfitrik, bakteri yang memiliki sejumlah flagela pada kedua ujung tubuh. - Bakteri peritrik, bakteri yang seluruh permukaan tubuhnya ditumbuhi flagela. Gambar b.1. Pengelompokkan bakteri berdasarkan flagelanya. Pili merupakan rambut halus pada dinding sel yang tersusun atas struktur protein dan berfungsi untuk melekatkan diri kepermukaan benda serta sebagai saluran untuk menyalurkan materi genetika selama konjugasi. 76 b. Bagian dalam Plasma atau sitosol merupakan larutan tidak berwarna yang mengandung beragam molekul seperti garam, zat makanan, dan enzim. Dalam sitosol terdapat nukaleoid yang mengandung kromosom tunggal dan DNA. Banyak prokariota dilengkapi oleh cincin DNA atau plasmid. Pada kondisi lingkungan yang tidak sesuai, beberapa bakteri membentuk endospora. Bagian sitoplasma dan kromosom akan dilapisi oleh selubung spora. Spora tersebut bertahan dalam lingkungan yang tidak menunjang dan dapat bertahan dalam waktu yang sangat lama. Saat kondisi lingkungan telah sesuai untuk pertumbuhan, endospora akan berkecambah. Dalam beberapa jam, endospora akan menjadi sel dan bereproduksi lagi dengan cara pembelahan biner. Pembentukan spora pada bakteri bukan merupakan cara reproduksi, melainkan merupakan cara agar dapat bertahan hidup dan menyebar ke tempat lain. 2. Reproduksi Bakteri Bakteri bereproduksi secara aseksual dan seksual. a. Reproduksi Aseksual Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembelahan biner, yaitu suatu proses pembelahan satu sel menjadi dua sel yang sama identik. Proses pembelahan diawali dengan penggandaan kromosom, dilanjutkan dengan pembagian sitoplasma. Ketika sitoplasma terbagi menjadi dua bagian, maka akan terbentuk dinding pemissah sehingga dihasilkan dua anak sel. Biasanya proses ini terjadi selama 20 menit. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 b. Reproduksi Seksual Reproduksi seksual dilakukan dengan konjugasi. konjugasi adalah pemindahan secara langsung materi genetik DNA di antara dua sel bakteri melalui jembatan sitoplasma. Konjugasi jarang dilakukan oleh bakteri. Proses konjugasi diawali dengan salin melekatnya pili seks masing-masing bakteri. Kedua bakteri saling memindahkan sebagian DNA yang dimiliki melalui pili tersebut. Selanjutnya berpisah dan membelah diri. 3. Tipe Bakteri a Berdasarkan Kebutuhan Oksigen Bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri aerob dan anaerob, dimana bakteri aerob berespirasi menggunakan oksigen bebas dari udara contohnya : Acetobacter, Nitrobacter dan Nitrosococcus. Sedangkan bakteri anaerob berespirasi tanpa oksigen bebas dari udara contoh : Lactobacillus, Streptococcus, dan Bacillus. Gambar b.2. Pembelahan biner sel bakteri 78 b Berdasarkan Cara Mendapatkan Makanan - Bakteri heterotrof adalah bakteri yang memperoleh karbon dari senyawa organik organisme lain. Bakteri heterotrof terbagi menjadi dua yaitu 1 bakteri parasit adalah bakteri yang memperolth makanan dari organisme yang masih hidup yang dapat menimbulkan penyakit sedangkan 2 bakteri saprofit adalah bakteri yang memperoleh makanan dari sisa organisme lain yang telah mati. - Bakteri autotrof adalah bakteri yang dapat menyusun bahan makanan dari bahan anorganik. Kebutuhan karbon terutama diperoleh dari gas CO 2 . c Berdasarkan Bentuk Bakteri Tubuh bakteri tersusun oelh satu sel atau gabungan sel-sel sejenis. Berdasarkan bentuk, diketahui tiga tipe bakteri yang dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel b.1. Jenis-jenis bentuk Bakteri Tipe Keterangan Contoh 1. Coccus - Monococcus - Diplococcus - Staphylococcus - Streptococcus - Sarcina Tersusun atas satus coccus Bergandengan berdua-dua Bergerombol seperti anggur Bergandengan panjang seperti rantai Tersusun dari 8 coccus membentuk kubus Monococcus sp. Diplococcus sp. Staphylococcus sp. Streptococcus sp. Sarcina lutea 2. Bacil - Monobacilus - Diplobacilus - Streptobacilus Tersusun dari satu bacil Bergandengan berdua-dua Bergandengan panjang seperti rantai Lactobacillus Azotobacter Bacillus anthracis 3. Spiral - Vibrio koma - Spiral - Spirokaeta Berbentuk koma Berbentuk spiral Berbentuk spiral halus Vibrio cholera Aquaspirillum sp. Treponema sp. 79 d Berdasarkan Karakteristik Dinding Sel Hans Christian Gram mengelompokkan bakteri berdasarkan karakteristik dinding selnya melalui pewarnaan gram, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif. 1 Bakteri gram Negatif  Bakteri ungu, bersifat fotoautotrof, dan tidak menghasilkan oksigen.  Kurang sensitif terhadap zat warna trifenilmetan.  Sensitif terhadap streptomisin.  Sensitif terhadap alkali  Biasanya berbentuk bacil, tidak membentuk spora  Tidak tahan asam 2 Bakteri Gram Positif  Sangat sensitif terhadap zat warna trifenilmetan.  Sensitif terhadap penisilin.  Resisten terhadap alkali. Gambar b.3. Berbagai bentuk bakteri Gambar b.4. Contoh mikrografik bakteri: a coccus, b spiral, c bacil 80  Biasanya coccus atau bacil pembentuk spora.  Bersifat tahan asam. e Peranan Arcahebacteria dan Eubacteria dalam Kehidupan - Peranan Archaebacteria yang Menguntungkan a Dalam industri makanan, enzim archaebacteria digunakan untuk mengubah pati jagung menjadi dekstrin sejenis karbohidrat. b Enzim archaebacteria dapat digunakan dalam pembuatan sabun cuci dan detergen karena mampu hidup dalam suhu yang tinggi. c Archaebacteria dapat digunakan dalam bioremediasi yang mampu mengurang polutan di lingkungan, contohnya tumpahan minyak yang menyebabkan pencemaran laut. d Archaebacteria juga dapat digunakan untuk menghasilkan gas metana. Archaebacteria yang digunakan adalah Methanacoccus jannaschii. - Peranan Bakteri yang Menguntungkan a Di Bidang Industri  Pembentukkan dadih  susu diubah menjadi dadih oleh bakteri dengan mengubah laktosa pada susu menjadi asam nukleat.  Pengolahan keju  Pengolahan dan pematangan dan teh  Pembuatan cuka asam asetat  pembuatan cuka dibuat dari larutan gula yang difermentasi dengan bantuan bakteri Acetobacter.  Pembuatan alkohol dan aseton  bakteri seperti Clostridium digunakan dalam pembuatan butanol dan aseton daro asam asetat. b Di Bidang Kedokteran Sebagian bakteri telah dimanfaatkan untuk menghasilkan antibiotik. Selain antibiotik, sejumlah vaksin juga turut dikembangkan dari 81 bakteri yang dibunuh atau yang dilemahkan hidup namun membelah diri dengan lemahlamban. c Menjaga Keseimbangan Lingkungan dan Pertanian Bakteri bertindak sebagai dekomposer dan menguraikan senyawa organik kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti karbon dioksida, nitrat, dan sulfat. Aktivitas bakteri tersebut mengakibatkan kembalinya unsur hara ke tanah dan gas ke atmosfer. - Peranan Bakteri yang Merugikan a Pembusukan Makanan Bakteri dapat menyebabkan makanan menjadi busuk karena aktivitas bakteri tersebut yang menguraikan makanan-makanan tersebut. Beberapa bakteri dapat menyebabkan makanan menjadi beracun, misalnya Salmonella typhimurium. b Penyakit pada Manusia - Kolera  Vibrio cholerae - Diare  Bacillus coli - Lepra  Mycobacterium leprae - Tetanus  Clostridium tetani - Tifus  Salmonella typhii c Penyakit pada Hewan Beberapa bakteri menyebabkan penyakit pada hewan, antara lain penyakit TB pada sapi, antraks pada domba, kolera pada ayam, serta pneumonia pada kuda, domba dan kambing. d Penyakit pada Tumbuhan Sejumlah penyakit pada tumbuhan disebabkabn oleh bakteri misalnya bercak pada daun, membuat akar menjadi lunak, penyakit pembuluh, dan pertumbuhan abnormal. 82

E. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN:

- Pertemuan I dan II : Pendekatan : Kontekstual dan Saintifik Model : Discovery Learning Metode : Simulasi dan Diskusi

F. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR :

Media :  Laptop  LCD viewer  Kartu Gambar  Video Klasifkasi Bakteri  Mikroskop praktik pengamatan  LKS Sumber :  Buku Biologi untuk SMAMA Kelas X, Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam – Kurikulum 2013 hal. 85-106.  Buku Panduan Belajar Biologi SMA Kelas 1A – Kurikulum 2013 hal. 49- 64.  Buku Biologi untuk SMA Kelas X, semester 1 – Kurikulum 2004 134- 162.

G. LANGKAH PEMBELAJARAN :

Pertemuan I 3 JP x 45 menit Tahap Kegiatan Pembelajaran Proses Saintifik Pendahuluan 8 menit a. Apersepsi - Mengabsen dan mengecek kehadiran siswa. - Menayangkan gambar terkait kejadian dan keberadaan bakteri di sekitar lingkungan hidup seperti makanan yang membusuk, fermentasi susu yogurt, penyakit tetanus, 83 b. Motivasi c. Orientasi d. Mengorganisasi dan keju, lalu menanyakan apa persamaan dari semua gambar tersebut dan apa perbedaannya? - Mengajukan pertanyaan seberapa seringkah mengkonsumsi yogurt atau susu. Kira-kira bahan apa saja yang digunakan dalam proses pembuatannya?Bagaimanakah proses terbentuknya yogurt dan susu tersebut? - Apa yang dapat disimpulkan dari gambar- gambar tersebut? - Mengingatkan tugas PR membaca buku sumber terkait materi yang akan dibahas. - Menayangkan tujuan ruang lingkup materi yang akan dibahas. - Siswa diminta membentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang Kegiatan Inti 30 menit - Siswa mencermati tayangan video terkait pengklasifikasian Archaebacteria dan Eubacteria - Mengajukan pertanyaan :  Apa yang dapat kalian pahami dari tayangan video tersebut?  Mengapa demikian? - Kemudian siswa diberi kartu gambar masing-masing kelompok 1 kartu yang berisi gambar makhluk hidup dari kelompok Archaebacteria dan Eubacteria - Siswa mengelompokkan kelompok makhluk hidup dalam kartu gambar dan menyelaraskan dengan tayangan video pengklasifikasian, ke dalam kelompoknya masing-masing. - Siswa diminta untuk menuliskan di dalam sebuah kertas alasan pengelompokkan menyertakan dengan sumber yang digunakan dan memberikan kesimpulan kelompoknya. - Perwakilan kelompok diminta untuk memaparkan hasil kelompoknya, kemudian kelompok lain memperhatikan dan menanggapi. Mengamati Menanya Mencoba Menalar Mengkomunikasikan 84 - Mengklarifikasi dan memberi penguatan jawaban siswa. - Penjelasan materi klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria. Tahap Penutup 7 menit a. Merangkum b. Evaluasi c. Refleksi d. Arahan Tindak lanjut - Siswa diminta menyimpulkan apa yang telah dipelajari - Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas dalam bentuk post test . - Siswa diminta mengungkapkan apa manfaat yang diperoleh setelah mempelajari materi klasifikasi bakteri. - Siswa diberi tugas membaca bagian-bagian dari Archaebacteria dan Eubacteria - Pertemuan II 3 JP x 45 menit Tahap Kegiatan Pembelajaran Proses Saintifik Pendahuluan 8 menit a. Apersepsi b. Motivasi c. Orientasi d. Mengorganisasi - Mengabsen dan mengecek kehadiran siswa. - Menanyakan ulang materi yang telah dipelajari sebelumnya. Apa itu kelompok Archaebacteria dan Eubacteria? Bagaimana ciri-ciri dari kedua kelompok tersebut? Mengapa perlu dibedakan kelompok dari kedua makhluk hidup tersebut? - Mengingatkan siswa tentang tugas membaca bagian-bagian dari Archaebacteria dan Eubacteria - Menayangkan tujuanruang lingkup materi yang akan dibahas. - Siswa diminta untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4 hingga 5 orang. Kegiatan Inti 30 menit - Siswa diminta untuk mengambil mikroskop dan kultur mikroorganisme dari meja guru dan mempersiapkannya untuk pengamatan. - Mengajukan pertanyaan :  Apa kegunaan dari masing-masing bahan Mengamati Menanya

Dokumen yang terkait

Respons Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Jenis Mulsa dan Pupuk Kandang Ayam.

5 82 80

Uji Antibakteri Ekstrak Air Bawang Putih (Allium Sativum) dan Hasil Hidrolisis Enzimatis Minyak Kelapa Murni serta Kombinasinya terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Diare

8 122 176

Respons Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Kompos Kascing Dan Urine Kambing

4 71 54

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) terhadap Pupuk Kalium dan Pupuk Organik Cair

4 29 85

Radiosensitivitas Beberapa Aksessi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Lokal Samosir Terhadap Dosis Iradiasi Sinar Gamma

0 50 81

Respons Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) terhadap Jenis Mulsa dan Pemberian Urine Sapi

3 78 82

UJI DAYA ANTIBAKTERI JUS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum.L) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus mutans ATCC 25175 Uji Daya Antibakteri Jus Bawang Merah (Allium ascalonicum.L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans ATCC 25175 Secara

0 0 15

PENDAHULUAN Uji Daya Antibakteri Jus Bawang Merah (Allium ascalonicum.L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans ATCC 25175 Secara In Vitro.

0 1 4

DAFTAR PUSTAKA Uji Daya Antibakteri Jus Bawang Merah (Allium ascalonicum.L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans ATCC 25175 Secara In Vitro.

0 6 4

UJI DAYA ANTIBAKTERI JUS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum.L) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus mutans ATCC 25175 Uji Daya Antibakteri Jus Bawang Merah (Allium ascalonicum.L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans ATCC 25175 Secara

0 3 9