Perhitungan Mesin Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap PT. Indonesia

63 , 94 η 0133 , 146 861 , 111 W 8 , 982 51 , 145 861 , 111 η h m W h m η kondensat pom pa kg KJ s kg kg KJ s kg kondensat pom pa kondensor kondensat kondensat pom pa kondensat kondensat kondensat pom pa = × + × = × + × = d Efisiensi mesin PLTGU 28 , 48 η KW 4272 , 279605 KW 65000 KW 70000 η Q W W η PLTGU sin m e PLTGU sin m e gt STout out . GT PLTG sin m e = + = + = • • 

4.2 Analisis Efisiensi PLTGU Pada Blok 1 Dengan Pola Operasional 2-2-1

4.2.1 Pengaruh Variasi Beban Terhadap Nilai Efisiensi Kompresor 1 dan Kompresor 2

Gambar 4.1 Grafik Efisiensi Kompresor Terhadap Beban PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 4.1 menunjukan nilai efisiensi kompresor 1 pada beban 70 MW 93,60 menurun menjadi 93,19 pada beban 80 MW. Menurunnya efisiensi kompresor disebabkan energi masuk lebih besar dari energi keluaran. Pada beban 90 MW nilai efisiensi terus meningkat menjadi 94,30. Meningkatnya efisiensi kompresor disebabkan energi keluaran semakin meningkat. Pada beban 100 MW nilai efisiensi kompresor terus meningkat menjadi 94,64. Meningkatnya efisiensi kompresor disebabkan meningkatnya energi keluaran. Nilai efisiensi kompresor 2 pada beban 70 MW 94,37 meningkat menjadi 94,51 dan 95,39 pada beban 80 MW, 90 MW. Meningkatnya efisiensi kompresor disebabkan energi keluaran meningkat. Pada beban 100 MW nilai efisiensi kompresor 2 menurun menjadi 94,77. Menurunnya efisiensi kompresor 2 disebabkan energi masuk lebih besar dari energi keluaran Dari gambar 4.1 nilai efisiensi kompresor 2 lebih baik disebabkan energi masuk dan energi keluaran lebih besar dari kompresor 1 .

4.2.2 Pengaruh Variasi Beban Terhadap Nilai Efisiensi Ruang Bakar 1 dan Ruang Bakar 2

Gambar 4.2 menunjukan nilai efisiensi ruang bakar 1 pada beban 70 MW 33,50 Meningkat menjadi 35,53 pada beban 80 MW. Meningkatnya efisiensi ruang bakar disebabkan energi keluaran semakin meningkat. Pada beban 90 MW nilai efisiensi ruang bakar menurun menjadi 33,78. Menurunnya efisiensi ruang bakar disebabkan energi masukan lebih besar dari energi keluaran. Pada beban 100 MW nilai efisiensi ruang bakar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI meningkat menjadi 34,97. Meningkatnya efisiensi ruang bakar disebabkan meningkatnya energi keluaran. Nilai efisiensi ruang bakar 2 pada beban 70 MW 43,06 Gambar 4.2 Grafik Efisiensi Ruang Bakar Terhadap Beban meningkat menjadi 44,53 pada beban 80 MW. Meningkatnya efisiensi ruang bakar disebabkan energi keluaran semakin meningkat. Pada beban 90 MW nilai efisiensi ruang bakar menurun menjadi 42,01. Menurunnya efisiensi ruang bakar disebabkan energi masukan lebih besar dari energi keluaran. Pada beban 100 MW nilai efisiensi ruang bakar meningkat menjadi 44,42 pada beban 100 MW. Meningkatnya efisiensi ruang bakar disebabkan meningkatnya energi keluaran. Dari gambar 4.2 nilai efisiensi ruang bakar 2 lebih baik dari ruang bakar 1 disebabkan energi keluaran yang dihasilkan oleh ruang bakar 2 lebih besar.

4.2.3 Pengaruh Variasi Beban Terhadap Nilai Efisiensi Turbin Gas 1 dan Turbin Gas 2

Gambar 4.3 menunjukan nilai efisiensi turbin gas 1 pada beban 70 MW 66,63 menurun menjadi 65,91, 65,21 dan 64,08 pada beban 80 MW, 90 MW dan 100 MW. Menurunnya efisiensi turbin gas disebabkan energi masuk lebih besar dari energi keluaran. Nilai efisiensi turbin gas 2 pada beban 70 MW 66,86 menurun menjadi 65,88, 65,29 dan 64,39 pada beban 80 MW, 90 MW dan 100 MW. Menurunnya efisiensi turbin gas 2 disebabkan energi masukan lebih besar dari energi keluaran. Dari gambar 4.3 nilai efisiensi turbin gas 2 lebih baik dari turbin gas 1 dikarenakan energi keluaran turbin gas 1 lebih besar dari turbin gas 2. Gambar 4.3 Grafik Efisiensi Turbin Gas Terhadap Beban PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.2.4 Pengaruh Variasi Beban Terhadap Gas Turbin Generator 1 Dan Gas Turbin Generator 2

Gambar 4.4 menunjukan nilai efisiensi gas turbin generator 1 pada beban 70 MW 25,04 meningkat menjadi 25,70, 26,80 dan 27,29 pada beban 80 MW, 90MW dan 100 MW. Meningkatnya efisiensi sistem pembangkit listrik tenga gas disebabkan energi keluaran yang semakin meningkat. Nilai efisiensi gas turbin generator 2 pada beban 70 MW 35,31 meningkat menjadi 36,35, 37,63 dan 37,76 pada beban 80 MW, 90 MW dan 100 MW. Meningkatnya efisiensi sistem pembangkit listrik tenaga gas disebabkan energi keluaran yang semakin meningkat. Dari gambar 4.4 nilai efisiensi sistem pembangkit tenaga gas pada saat di gabungkan dengan sistem pembangkit listrik tenaga uap, nilai efisiensi gas turbin generator 2 lebih baik dari gas turbin generator 1 disebabkan energi masukan yang lebih rendah sehingga nilai efisiensi meningkat. Gambar 4.4 Grafik Efisiensi Gas Turbin Generator PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.2.5 Pengaruh Variasi Beban Terhadap Nilai Efisiensi HRSG 1 dan HRSG 2

Gambar 4.5 menunjukan nilai efisiensi HRSG 1 pada beban 70 MW 72,78 menurun menjadi 71,93 dan 67,49 pada beban 80 MW dan 90 MW. Menurunnya efisiensi HRSG 1 disebabkan energi masuk lebih besar dari energi keluar. Pada beban 100 MW nilai efisiensi HRSG 1 meningkat menjadi 74,73. Meningkatnya efisiensi HRSG 1 disebabkan energi keluar yang semakin meningkat. Nilai efisiensi HRSG 2 pada beban 70 MW 71,37 menurun menjadi 60,48 pada beban 80 MW. Menurunnya efisiensi HRSG 2 disebabkan energi masuk lebih besar dari energi keluaran. Pada beban 90 MW dan 100 MW nilai efisiensi HRSG 2 meningkat menjadi 63,05 dan 63,28. Meningkatnya efisiensi HRSG 2 disebabkan energi keluaran yang meningkat. Dari gambar 4.6 nilai efisiensi HRSG yang lebih baik adalah nilai efisiensi HRSG 1 dari HRSG 2 disebabkan energi keluaran pada HRSG 1 lebih besar dari HRSG 2. Gambar 4.5 Grafik Efisiensi HRSG Terhadap Beban PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4.2.6 Pengaruh Variasi Beban Terhadap Nilai Efisiensi Pompa HP Transfer 1 Dan Pompa HP Transfer 2 Gambar 4.6 Grafik Efisiensi Pompa HP Transfer Terhadap Beban Gambar 4.6 menunjukan nilai efisiensi pompa hp transfer 1 pada beban 70 MW 98,31 meningkat menjadi 98,29, 97,98 dan 96,89 pada beban 80 MW, 90 MW dan 100 MW. Menurunnya efisiensi pompa hp transfer disebabkan energi masukan lebih besar dari energi keluaran. Nilai efisiensi pompa hp transfer 2 pada beban 70 MW 87,04 meningkat menjadi 88.02 dan 88,64 pada beban 80 MW dan 90 MW. Meningkatnya efisiensi pompa hp transfer 2 disebabkan energi keluaran yang meningkat. Pada beban 100 MW nilai efisiensi pompa hp transfer 2 menurun menjadi 87,85. Menurunnya nilai efisiensi pompa hp transfer 2 disebabkan energi masuk lebih besar dari energi keluar. Dari gambar 4.7 nilai efisiensi pompa hp transfer yang lebih baik adalah pompa hp transfer 1 disebabkan energi masuk yang lebih besar dari pompa hp transfer 2. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Belanja Modal pada Kota di Pulau Sumatera

3 155 93

Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

3 74 100

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah di Provinsi Aceh

1 50 99

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Di Kabupaten Dan Kota Provinsi Aceh

5 75 107

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Jambi

6 89 104

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Barat

3 56 90

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat periode Tahun 2009-2012

1 17 161

PENGARUH EFISIENSI BEBAN OPERASI TERHADAP PROFITABILITAS PT INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKITAN SAGULING.

0 0 43

Analisis laju kerusakan exergy dan efisiensi exergy mesin PLTGU PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan Semarang.

2 14 88

ANALISA SISTEM EKSITASI GENERATOR SINKRON 3 PHASA GTG 1 DI PLTGU UNIT 1 SEKTOR PENGENDALIAN PEMBANGKITAN KERAMASAN

0 0 14