7
BAB II TINJAUAN OBYEK RANCANGAN
2.1. Tinjauan Umum Rancangan 2.1.1. Pengertian Judul
Untuk merealisasikan atau mentranformasikan gagasan – gagasan yang
ada, maka penyusun mengambil judul obyek Pusat Pengembangan Batik Madura di Bangkalan.
Pengertian Pusat Pengembangan Sentra menjadi satu kesatuan Proses perubahan untuk meningkatkan
kondisi yang ada menjadi lebih baik dengan tuntutan dan kebutuhan akan batik Madura, serta adanya sarana edukasi, promosi, teknologi dan mengoleksi batik
– batik khas Madura.
Pengertian Batik Madura Batik Madura identik dengan moti-motif ataupun corak yang beragam,
unik abstrak dan bebas seperti motif pucuk tombak, belah ketupat dan motif rajut, bahkan ada juga sejumlah motif yang mengangkat tema flora dan fauna yang
berada disekitar masyarakat Bangkalan. Batik Bangkalan pada umumnya dikenal dengan dengan warna-warnya yang terang atau mencolok mata seperti warna
kuning, merah ataupun hijau.
“ Pusat Pengembangan Batik Madura di Bangkalan merupakan sebuah wadah
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas batik, dengan cara memberikan edukasi, pemasaran, teknologi, serta penggabungan obyek wisata edukasi untuk
mendukung pelatihan tersebut.
2.1.2. Studi Literatur
2.1.2.1. Standarisasi Pembatikan
- Pada tahun 1959, pemerintahan mengeluarkan peraturan tentang pembuatan
jenis kain batik kualitas rendah kain mori, yaitu keputusan Mentri Muda Perdangangan no.4713 AM, tanggal 30 juli 1959.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8 -
Pada bulan Agustus 1971, Dewan Standar Tekstil Indonesia membentuk Panitia Teknik Batik menyusun dalam bidang pembatikan antara lain:
- Standar Definisi Batik
Batik merupakan lukisan di atas kain yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pakaian.
- Standar Definisi Isen Batik
Isen batik adalah lukisan-lukisan yang memiliki bentuk-bentuk tertentu yang merupakan unsur pengisi motif batik Indonesia.
- Standar Mutu kain mori
Standar mutu kain mori berupa kualitas kain yang dinilai dari ukuran dan juga nilai tahan luntur warna.
- Standar Definisi Proses Batik.
2.1.2.2. Alat Bantu Untuk Proses Pengembangan Batik
Proses Pengembangan Batik Madura dapat pula dilakukan dengan cara pengenalan alat-alat modern dan juga proses pembatikan dan bahan-bahan yang
digunakan yang lebih terkontrol. Proses pengembangan batik dapat berupa pengenalan alat modern pengrajin
batik dan juga industri-industri mikro dan sentra di Pusat Pengembangan Batik madura juga dapat berpengaruh ke kualitas design dan juga proses pembatikan
yang lebih cepat seperti menggunakan digital printing. Lihat gambar 2.1
Gambar 2.1. Digital Printing Sumber: Dokumen Pribadi, 2013
Adapun juga proses untuk menjadikan kualitas batik lebih tinggi dengan menggunakan pewarna alami. Sosialisasi terhadap bahan pewarna alami oleh
universitas UGM, menyebutkan bahwa potensi daun Indigofera sebagai pewarna
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9 alami sangatlah prospektif, sebab peminat zat pewarna alami tidak hanya pembeli
lokal, namun dari luar negeri, seperti Jepang dan Korea. Untuk membuat 1 kg serbuk zat pewarna Indigo dibutuhkan sekira 250 kg daun Indogofera. Otomatis,
jika ingin memproduksi secara besar-besaran, dibutuhkan banyak pasokan daun Indigofera. Kendati butuh pasokan bahan baku yang banyak, hasil yang didapat
dari zat pewarna ini memuaskan. Karena 25 gram serbuk Gama Indigo bisa digunakan mewarnai dua lembar kain batik berukuran standar 3×1,5 meter.
Lihat gambar 2.2.
Gambar 2.2. Daun Indigofera Sumber: Dokumen Pribadi, 2013
2.1.2.3. Proses Pembuatan Batik Tulis, Cap Printing A. Proses Pembuatan Batik Tulis