66
lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi
0,01 [1] yaitu sebesar ± 2,58.
Tabel 4.14. Normalitas Data
Sumber : Hasil Pengolahan Data Pada Lampiran 3
Hasil uji diatas menunjukkan bahwa nilai c.r multivariate berada di antara
± 2,58 yaitu -0,002, berarti asumsi normalitas terpenuhi. Fenomena ini tidak menjadi masalah serius seperti dikatakan
oleh Bender Chou 1987 bahwa jika teknik estimasi dalam model SEM menggunakan Maxsimum Likelihood Estimation MLE walau distribusi
datanya tidak normal masih dapat menghasilkan good estimate, sehingga data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya.
4.4.6. Deteksi Multicollinierity dan Singularity
Dengan mengamati Determinant matriks covarians. Dengan ketentuan apabila determinant sample matrix mendekati angka 0 [kecil],
Variable min
max kurtosis
c.r.
X11 3
7 - 0,329
- 0,688 X12
3 7
0,519 1,086
X13 3
7 - 0,080
- 0,168 X21
3 7
0,029 0,062
X22 4
6 - 0,930
- 1,945 X31
3 7
0,080 0,167
X32 2
7 0,693
1,449 X33
3 7
0,108 0,226
X41 3
7 - 0,782
- 1,635 X42
2 7
- 0,140 - 0,293
X43 3
7 - 0,893
- 1,869 Y1
2 7
0,615 1,287
Y2 2
7 0,360
0,754 Y3
2 7
0,585 1,223
Y4 2
7 0,286
0,598
M u lt iv a ria t e - 0,009
- 0 ,0 0 2
Batas Normal ± 2,58
67
maka terjadi multikolinieritas dan singularitas [Tabachnick Fidell,1998].
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan program AMOS 4.01 diperoleh hasil Determinant of Sample Covariance Matrix
adalah 0 yaitu sebesar 38.295,48 mengindikasikan tidak terjadi
multikolinieritas dan singularitas dalam data ini sehingga asumsi terpenuhi.
4.4.7. Structural Equation Modeling SEM dan Pengujian Hipotesis 4.4.7.1. Evaluasi Model One-Step Approach to SEM
Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak
mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model
dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama [One Step Approach to
SEM]. One step aprroach to SEM digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas reliabilitas data
sangat baik [Hair et.al.,1998] Hasil estimasi dan fit model one step approach to SEM dengan
menggunakan program aplikasi Amos 4.01 terlihat pada Gambar dan Tabel Goodness of Fit di bawah ini.
68
Gambar 4.1. Model Pengukuran Kausalitas One Step Approach Base Model
MODEL PENGUKURAN STRUKTURAL Store Stim
ulus, Unshceduled Purchase Model Specification : One Step Approach - Base Model
Display
Promotion X31
er_3 X32
er_4 1
1 1
X21 er_1
1 1
X33 er_5
1
Sales Service
X41 er_6
1 1
1
Store Stimulus
d_pr d_ss
d_dp 1
1 1
Rack Regulation
d_rr 1
X11 er_9
1 1
X42 er_7
1 X22
er_2 1
X12 er_10
1 X13
er_11 1
X43 er_8
1 Unscheduled
Purchase Y1
er_12 Y2
er_13 d_pu
Y3 er_14
1 1
1 1
1 Y4
er_15 1
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Tabel 4.15. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Base Model
Kriteria Hasil
Nilai Kritis
Evaluasi Model
Cm in DF 1,444
≤ 2,00
baik Pr obabilit y
0,005 ≥
0,05 k ur ang baik
RMSEA 0,065
≤ 0,08
baik GFI
0,877 ≥
0,90 k ur ang baik
AGFI 0,826
≥ 0,90
k ur ang baik TLI
0,941 ≥
0,95 k ur ang baik
CFI 0,952
≥ 0,94
baik
Sumber
Dari hasil evaluasi terhadap model one step base model ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, belum seluruhnya
menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model belum sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi
oleh teori belum sepenuhnya didukung oleh fakta. Dengan demikian model ini masih perlu dimodifikasi sebagaimana terdapat di bawah ini.
: Hasil Pengolahan data
69
Gambar 4.2. Model Pengukuran Kausalitas One Step Approach Modifikasi
MODEL PENGUKURAN STRUKTURAL Store Stim
ulus, Unshceduled Purchase Model Specification : One Step Approach - Modifikasi
Display
Promotion X31
er_3 X32
er_4 1
1 1
X21 er_1
1 1
X33 er_5
1
Sales Service
X41 er_6
1 1
1
Store Stimulus
d_pr d_ss
d_dp 1
1 1
Rack Regulation
0,005 d_rr
1 X11
er_9 1
1
X42 er_7
1 X22
er_2 1
X12 er_10
1 X13
er_11 1
X43 er_8
1 Unscheduled
Purchase Y1
er_12 Y2
er_13 d_pu
Y3 er_14
1 1
1 1
1 Y4
er_15 1
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Tabel 4.16. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Modifikasi
Kriteria Hasil
Nilai Kritis
Evaluasi Model
Cm in DF 0,980
≤ 2,00
baik Pr obabilit y
0,529 ≥
0,05 baik
RMSEA 0,000
≤ 0,08
baik GFI
0,916 ≥
0,90 baik
AGFI 0,900
≥ 0,90
baik TLI
1,003 ≥
0,95 baik
CFI 1,000
≥ 0,94
baik
Sumber
Dari hasil evaluasi terhadap model one step model modifikasi ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, seluruhnya
menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model telah sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi
oleh teori telah sepenuhnya didukung oleh fakta. Dengan demikian model ini adalah model yang terbaik untuk menjelaskan keterkaitan antar
variabel dalam model sebagaimana terdapat di bawah ini.
: Hasil Pengolahan data
70
4.4.7.2. Uji Hipotesis Kausalitas
Dilihat dari angka determinant of sample covariance matrix : 38.295,48 0 mengindikasikan tidak terjadi multicolinierity atau
singularity dalam data ini sehingga asumsi terpenuhi. Dengan demikian
besaran koefisien regresi masing-masing faktor dapat dipercaya sebagaimana terlihat pada uji kausalitas di bawah ini.
Tabel 4.17. Uji Hipotesis Kausalitas Antar Faktor Regression Weights
Ustd Estimate
Std Estimate
Prob. Faktor
Faktor
Unscheduled_Pur chase
St ore_St im ulus - 0,164
- 0,152 0,151
Batas Signifikansi
≤ 0,10
Sumber : Hasil Pengolahan Data Pada Lampiran 3
Dilihat dari tingkat probabilitas arah hubungan kausal, hipotesis yang menyatakan bahwa :
In store stimuli store stimulus berpengaruh positif terhadap
impulse buying unscheduled purchase di Minimarket Perdana Surabaya,
tidak dapat diterima. Hal tersebut dikarenakan nilai probabilitas kausalnya lebih besar daripada nilai batas signifikansi yaitu 0,151
≥ 0,10 dan standard estimate
nya -0,152 sehingga [tidak signifikan [negatif].
4.5. Pembahasan