Daya sebar Viskositas Stabilitas

2. Karakteristik gel

Sifat umum yang diinginkan dari sediaan semisolid adalah dapat diterima oleh konsumen karena memiliki sifat tertentu yaitu mudah dikeluarkan dari wadah, sensasinya ketika kontak dengan kulit, kemampuan melekat pada tempat aplikasi selama waktu tertentu sebelum dibilas atau luntur, residu yang tidak meninggalkan rasa lengket setelah aplikasi dan efikasi klinis yang terkait pelepasan obat dan absorpsi. Hal ini terkait dengan daya sebar dan viskositas sediaan sehingga perlu diperhatikan dalam formulasinya Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., dan Singla, A.K., 2002.

a. Daya sebar

Daya sebar berhubungan dengan sudut kontak tiap tetes cairan atau sediaan semisolid, yang berhubungan langsung dengan koefisien friksi. Faktor- faktor yang mempengaruhi daya sebar adalah formulanya kaku atau tidak, kecepatan dan lama tekanan yang menghasilkan kelengketan, temperatur tempat aksi. Kecepatan penyebaran juga tergantung pada viskositas formula, kecepatan evaporasi pelarut, dan kecepatan peningkatan viskositas karena evaporasi Garg et al. , 2002. Metode yang paling banyak digunakan untuk menentukan dan mengukur daya sebar dari sediaan semisolid adalah parallel-plate method. Keuntungan metode ini yaitu mudah dan relatif murah. Kelemahan metode ini yaitu kurang presisi, kurang sensitif, dan perlu interpretasi data Garg et al., 2002. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Viskositas

Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir. Semakin tinggi viskositas maka semakin besar tahanannya Martin dan Cammarata, 1993. Karakteristik formulasi yang penting dalam produk akhir sediaan semisolid adalah viskositas, elastisitas, dan rheologi. Peningkatan viskositas akan meningkatkan waktu retensi pada tempat aksi tetapi akan menurunkan daya sebar Garg et al., 2002. Jika konsentrasi gelling agent yang digunakan terlalu tinggi atau dengan bobot molekul yang terlalu besar, maka akan menghasilkan gel yang susah diaplikasikan Zatz dan Kushla, 1996. Thiksotropi merupakan suatu pemulihan yang isoterm dan lambat pada pendiaman suatu bahan yang kehilangan konsistensinya karena shearing. Thiksotropi hanya dapat diterapkan untuk bahan-bahan dengan tipe aliran plastis dan pseudoplastis Martin dan Cammarata, 1993. Dalam penyimpanannya, gel dapat berupa thiksotropi, membentuk semisolid jika dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokan Anonim, 1995.

c. Stabilitas

Ketidakstabilan gel pada kondisi normal menunjukkan perubahan rheologi secara irreversible sehingga menyebabkan hasil akhir yang tidak dapat diterima bila digunakan. Faktor yang bertanggungjawab terhadap pergeseran viskositas adalah perubahan agen pembentuk viskositas, interaksi dengan sistem pada kondisi istirahat, dan pertumbuhan partikel yang tergantung pada kandungan polimer, meskipun dengan adanya polimer dapat mengurangi kecepatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI perubahan ukuran partikel. Hasil depolimerisasi akan menurunkan rata-rata berat molekul sehingga akan menurunkan viskositas Zatz et al., 1996. Peningkatan suhu penyimpanan dapat menyebabkan efek yang berlawanan pada stabilitas polimer sehingga viskositas berubah dari waktu ke waktu. Selama penyimpanan 2 bulan, terjadi pergeseran viskositas yang kecil pada suhu ruangan atau pendingin. Akan tetapi, pada suhu 40 C terjadi pergeseran viskositas 15 atau lebih Zatz et al., 1996.

H. Carbopol