Sekolah Sekolah Homogen dan Heterogen

remaja dan hasrat seksual tersebut wajar pula jika ingin disalurkan pada perilaku seksual. Di sekolah heterogen, remaja di sana memiliki kesempatan yang lebih besar untuk memiliki relasi heteroseksual dibandingkan dengan di sekolah homogen karena mereka memiliki waktu yang lebih banyak untuk berelasi dengan lawan jenis. Dari situ dilihat dari tugas perkembangan yang dimiliki remaja yaitu membentuk hubungan baru yang lebih intim, mereka dapat lebih mudah untuk melaksanakan tugas perkembangan tersebut. Perilaku heteroseksual biasa dikaitkan dengan berpacaran atau berkencan. Hal tersebut mampu memunculkan hasrat seksual dalam diri remaja dan keinginan untuk menyalurkannya melalui perilaku seksual lebih mudah untuk terjadi di sekolah heterogen. Berkebalikan dengan remaja di sekolah heteogen, di sekolah homogen kesempatan untuk berkenalan dengan lawan jenis dan memiliki hubungan yang lebih intim dengan lawan jenis lebih kecil. Kesempatan untuk berkencan atau berpacaran bukan menjadi prioritas di sekolah homogen. Hasrat seksual yang dapat muncul ketika terjadi relasi heteroseksual dengan lawan jenispun frekuensinya menjadi lebih kecil dibandingkan dengan remaja di sekolah heterogen. Kecilnya muncul hasrat seksual dalam diri remaja di sekolah homogen membuat keinginan untuk menyalurkannya pada perilaku seksual menjadi kecil. Hal ini membuat remaja di sekolah homogen memiliki perilaku seksual yang lebih rendah dibandingkan dengan remaja di sekolah heterogen.

E. Hipotesis

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut : “Ada perbedaan perilaku seksual antara remaja yang bersekolah di sekolah homogen dengan remaja yang bersekolah di sekolah heterogen, dimana perilaku seksual remaja di sekolah heterogen lebih tinggi dibandingkan dengan remaja di sekolah homogen”. BAGAN PERBEDAAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SEKOLAH HOMOGEN DAN HETEROGEN Jenis Sekolah Menurut Jenis Kelamin Murid SEKOLAH HOMOGEN SEKOLAH HETEROGEN  Kurang ada relasi dengan lawan jenis  Tidak terlalu memikirkan untuk memiliki pacar atau pasangan  Kemungkinan munculnya hasrat seksual lebih kecil  keinginan menyalurkan hasrat seksual lebih kecil  Ada relasi dengan lawan jenis lalu mulai muncul ketertarikan  Kesempatan untuk berpacaran lebih besar  Kemungkinan munculnya hasrat seksual lebih besar  Muncul keinginan untuk menyalurkan hasrat seksual Perilaku seksual tinggi Perilaku seksual rendah