Tingkat preferensi yang relatif tinggi digabung dengan tingkat pembelian berulang yang rendah menunjukkan loyalitas tersembunyi latent loyaltty.
Disini pengaruh situasi yang akan menentukan pembelian berulang 4.
Loyalitas premium Jenis loyalitas ini paling dapat ditingkatkan. Terjadi bila ada tingkat
ketertarikan yang tinggi dan tingkat pembelian berulang yang juga tinggi. Pada tingkat preferensi paling tinggi tersebut, orang bangga karena
menemukan dan menggunakan produk dan senang membagi pengetahuan mereka dengan rekan dan keluarga.
2.2 Penelitian Terdahulu
Fachriza 2009 dengan judul “Analisis Pengaruh Brand Equity terhadap Loyalitas Pelanggan pada Produk Celana Jeans Wrangler di PT. Delami
Garment Industries Cabang Medan” dengan sampel 75 orang. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa Brand Equity yang terdiri dari Brand Awareness, Brand
Association, Perceived Quality, dan Brand Loyalty berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan dengan nilai R Square sebesar 0,585 dan
nilai Adjusted R Square sebesar 0,561. Yuni 2007 dengan judul “Pengaruh Brand Equity Pasta gigi Pepsodent
Terhadap Loyalitas Pelanggan Studi Kasus Pada Asrama Putri USU Medan” dengan sampel 68 orang mahasiswa. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa
Brand Awareness kesadaran merek, Perceived Quality persepsi kualitas, dan Brand Loyalty loyalitas merek berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan
pasta gigi pepsodent di asrama Putri USU Medan. Sementara Brand Association
Universitas Sumatera Utara
asosiasi merek berpengaruh negatif. Dari hasil perhitungan data diperoleh nilai variabel Brand Awareness X
1
sebesar 0,289, nilai variabel Perceived Quality X
2
sebesar 0,505, nilai variabel Brand Association X
3
sebesar -9,191, dan nilai variabel Brand Loyalty X
4
sebesar 1,251. Sementara nilai konstanta a sebesar - 5,839, sehingga diperoleh persamaan regresi linier berganda : Y = -5,839 + 0,289
X
1
+ 0,505 X
2
– 0,191 X
3
+ 1,251 X
4
.
2.3 Kerangka Konseptual
Menurut Davis, dalam Simamora 2003:50 mencatat bahwa merek yang kuat dapat menciptakan loyalitas yang memungkinkan terjadinya transaksi
berulang. Ekuitas merek semakin tinggi dengan semakin tingginya kesetiaan merek, kesadaran merek, mutu yang diyakini, hubungan merek yang kuat, dan
aktiva lainnya seperti paten, hak dagang dan hubungan distribusi. Model Aaker, dalam Tjiptono 2005:40 menyatakan bahwa brand
equity diformulasikan dari sudut pandang manajerial dan strategi korporat, meskipun landasan utamanya adalah perilaku konsumen. Aaker menjabarkan aset
merek yang berkontribusi pada penciptaan brand equity dalam empat dimensi, yaitu :
1. Brand awereness kesadaran merek
Brand awereness menunjukkan kesanggupan seorang pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek
merupakan bagian dari kategori atau produk tertentu. 2.
Brand association asosiasi merek
Universitas Sumatera Utara
Brand association mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan manfaat, atribut
produk, harga, pesaing, selebritis dan lain-lain. 3.
Perceived quality persepsi kualitas Perceived quality yakni persepsi konsumen terhadap keseluruhan
kualitas atau jasa layanan dengan maksud yang diharapkan konsumen. Perceived quality mencerminkan perasaan pelanggan
secara menyeluruh mengenai suatu merek. 4.
Brand loyalty loyalitas merek Brand loyalty mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan
suatu merek produk. Penjabaran
brand equity diatas menerangkan bahwa konsep elemen- elemen brand equity yaitu brand awereness kesadaran merek, brand association
asosiasi merek, perceived quality persepsi kualitas dan brand loyalty loyalitas merek tidak dapat dipisahkan dan memiliki hubungan yang signifikan terhadap
loyalitas pelanggan. Menurut Kotler 1997:172: “Timbulnya loyalitas pelanggan terhadap suatu produk dipengaruhi oleh beberapa atribut produk tersebut apakah
tampilan, rancangan serta pelayanan, nilai ekuitas dari merek tersebut dan keputusan pelanggan didalam membeli, namun secara psikologis timbul keinginan
konsumen untuk tetap setia membeli suatu produk dengan merek tertentu bersumber dari faktor pribadi dari dalam diri seperti umur, pekerjaan, situasi
ekonomi dan kepribadian”. Apabila ekuitas merek memiliki tingkat nilai yang tinggi maka pelanggan pun akan loyal terhadap produk tersebut begitu juga
sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian hubungan brand equity terhadap loyalitas konsumen dapat digambarkan dalam paradigma kerangka berfikir sebagai berikut:
Sumber : Tjiptono 2005:40
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis