setelah usia 55 tahun. Kemudian kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil. Pernah memakai pil KB atau pernah menggunakan terapi sulih
hormon. Mengalami obesitas pasca-menopause. Pada pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelashari.
Adanya bahan kimia, beberapa penelitian telah menyebutkan beberapa bahan kimia yang menyerupai esterogen misalnya, yang terdapat pada peptisida atau
produk industri lainnya mungkin akan meningkatkan resiko terkena kanker payudara. DES dietilstillbesterol, bagi wanita yang mengkonsumsi DES untuk
mencegah terjadi keguguran, memiliki resiko tinggi terkena kanker payudara.
2. Gejala dan tanda kanker payudara
Selama ini yang terjadi pada penderita adalah baru diketahui bahwa dirinya terserang kanker payudara setelah timbul rasa nyeri atau sakit pada payudara atau
setelah benjolan tumbuh semakin lama semakin membesar pada jaringan payudaranya. Penderita yang mengalami kondisi seperti ini sebenarnya sudah
terserang kanker payudara stadium lanjut. Keterlambatan tersebut akan mempersulit penyembuhan padahal akan lebih mudah penyembuhannya jika serangan kanker
payudara dapat diketahui secara dini. Menurut Smart 2010 untuk mendeteksi gejala dan tanda-tanda kanker
payudara, dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: Terdapat sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan yang ada pada payudara dan
sekitarnya. Benjolan ini tidak menimbulkan rasa nyeri dan biasanya juga memiliki bentuk pinggiran yang tidak teratur, pada penderita kanker payudara yang masih
pada tahap awal, benjolan yang ada bisa digerak-gerakan dan dapat juga didorong
Universitas Sumatera Utara
dengan jari tangan. Namun pada stadium lanjut biasanya melekat pada dinding dada atau pada kulit sekitarnya. Untuk stadium lanjut ini, benjolan yang ada bisa
membengkak dan juga terdapat borok pada kulit. Gejala lain yang mungkin dapat ditemukan adalah benjolan atau masa di
ketiak penderita, serta keluarnya cairan yang abnormal dari puting susu berdarah, atau berwarna kuning, hijau atau mungkin bernanah, perubahan pada tekstur dan
warna pada kulit di sekitar payudara, payudara tampak berwarna kemerahan, kulit di sekitar payudara bersisik, puting susu tertarik ke dalam dan terasa gatal, nyeri pada
payudara atau pembengkakan pada salah satu payudara. Pada stadium lanjut, bisa timbul nyeri pada tulang, penderita mengalami penurunan berat badan, dan
pembengkakan lengan atau ulsurasi kulit.
3. Perkembangan kanker payudara
Kanker memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ada yang dapat berkembang secara cepat maupun secara lambat. Sel kanker payudara yang pertama
kali dapat tumbuh sebesar 1 cm. Sel tersebut tidak bergerak ataupun berkembang pada kelenjar payudara, sel–sel tersebut mengalir melalui aliran darah ke seluruh
tubuh. Sel kanker payudara dapat bersembunyi di balik tubuh kita selama bertahun- tahun tanpa di ketahui dan tiba-tiba saja tanpa disadari dapat tumbuh menjadi tumor
ganas atau kanker. Menurut Purnomo 2009 Beberapa indikasi yang dapat menandakan perkembangan kanker payudara adalah sebagai berikut:
a. Stadium
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh
Universitas Sumatera Utara
manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat jauh. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau
kanker dan tidak pada ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan
ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen, USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan, Scintigrafi dll. Banyak
sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan
oleh UICC International Union against Cancer dari WHO atau World Health Organization.
1. Stadium 0
Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Noninvasive Cancer, yaitu kanker tidak menyebar keluar dari pembuluh saluran payudara dan kelenjar- kelenjar
lobules susu pada pada payudara. 2.
Stadium I Tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik pada
pembuluh getah bening 3.
Stadium IIa Pasien pada kondisi ini :
a. Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan
pada titik-titik pada saluran getah bening di ketiak axillary limph nodes. b.
Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm. Belum menyebar ke titik-titik pembuluh getah bening pada ketiak axillary limph
nodes.
Universitas Sumatera Utara
c. Tidak ada tanda-tanda tumor pada payudara, tapi ditemukan pada titik-titik
di pembuluh getah bening ketiak. 4.
Stadium IIb Pasien pada kondisi ini :
a. Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak melebihi 5 cm.
b. Telah menyebar pada titik-titik di pembuluh getah bening ketiak.
c. Diameter tumor lebih lebar dari 5 cm tapi belum menyebar.
5. Stadium IIIa
Pasien pada kondisi ini : a.
Diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening ketiak.
b. Diameter tumor lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik
pada pembuluh getah bening ketiak. 6.
Stadium IIIb Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan
bisa juga luka bernanah di payudara. Atau didiagnosis sebagai Inflammatory Breast Cancer. Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar titik-titik pada
pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh.
7. Stadium IIIc
Sebagaimana stadium IIIb, tetapi telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening dalam group N3 kanker telah menyebar lebih dari sepuluh titik
disaluran getah bening di bawah tulang selangka.
Universitas Sumatera Utara
8. Stadium IV
Ukuran tumor bisa berapa saja, tetapi telah menyebar ke lokasi yang jauh, yaitu : Tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk.
b. Grade
Untuk mengetahui Grade Kanker, sample-sample hasil biopsi dipelajari dibawah mikroskop. Suatu grade kanker payudara ditentukan berdasarkan pada
bagaiman bentuk sel kanker dan perilaku sel kanker dibandingkan dengan sel normal. Ini akan memberi petunjuk pada team dokter seberapa cepatnya sel kanker
itu berkembang. Berikut adalah grade dalam kanker payudara :
Grade 1 : Ini adalah grade yang paling rendah, sel kanker lambat dalam berkembang, biasanya tidak menyebar.
Grade 2 : Ini adalah grade tingkat sedang. Grade 3 : Ini adalah grade yang tertinggi, cenderung berkembang cepat, biasanya
menyebar.
c. Pada sistem TNM
TNM merupakan singkatan dari “T” yaitu tumor size atau ukuran tumor, “N” yaitu Node atau kelenjar getah bening regional dan “M” yaitu metastis atau
penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi dan dilakukan pemerikasaan histopatologi PA. Pada kanker payudara,
penilaian TNM sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
T Tumor size, ukuran tumor : a.
T 0 : tidak ditemukan tumor primer b.
T 1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang c.
T 2 : ukuran tumor diameter antara 2-5 cm d.
T 3 : ukuran tumor diameter 5 cm e.
T 5 : ukuran tumor berapa saja, tapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak,
kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama.
N Node, kelenjar getah bening regional kgb : a.
N 0 : tidak terdapat metastis pada kgb regional di ketiak aksilla b.
N 1 : ada metastis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakan c.
N 2 : ada metastis ke kgb aksilla yang sulit digerakan d.
N 3 : ada metastis ke kgb diatas tulang selangka supraclavicula atau pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum.
M Matastis, penyebaran jauh : a.
M x : metastis jauh belum dapat dinilai b.
M 0 : tidak terdapat metastis jauh c.
M 1 : terdapat metastis jauh Setelah masing-masing faktor T, N, M didapatkan, ketiga faktor tersebut
kemudian digabungkan dan didapatkan stadium kanker sebagai berikut : 1.
Stadium 0 : T0 N0 M0
2. Stadium 1
: T1 N0 M0 3.
Stadium II A : T0 N1 M0 T1 N1 M0 T2 N0 M0
Universitas Sumatera Utara
4. Stadium II B
: T2 N1 M0 T3 N0 M0 5.
Stadium III A : T0 M2 N0 T1 N2 M0 T2 N2 M0 T3 N1 M0
6. Stadium III B
: T4 N0 M0 T4 N1 M0 T4 N2 M0 7.
Stadium III C : Tiap T N3 Mo
8. Stadium IV
: Tiap T- Tiap N- M1
d. Upaya pencegahan kanker payudara
Perlu anda ketahui bahwa 9-10 wanita menemukan benjolan pada payudaranya. Untuk mencegah lebih awal agar benjolan tersebut tidak terlanjur
menjadi kanker payudara, Anda harus melakukan pemeriksaan sendiri. Menurut Purnomo 2009 ada langkah-langkah tertentu yang setiap wanita dapat lakukan
untuk membantu mengurangi kemungkinan berkembangnya kanker payudara. Berikut beberapa hal yang dapat membantu pencegahan kanker payudara :
Kesadaran akan payudara itu sendiri lebih dari 90 tumor payudara dideteksi oleh wanita itu sendiri. Perhatikan setiap perubahan pada payudara menjadi bagian
penting perawatan kesehatan wanita. Ini berarti wanita harus tahu seperti apa payudara mereka di depan cermin, dan rasakan saat mandi atau terlentang pada
periode berbeda setiap bulan sehingga jika ada perubahan yang tidak normal dapt diketahui segera.
Bagi ibu yang menyusui berikanlah ASI pada bayi, beberapa penelitian sebelumnya menunjukan ada hubungan antara pemberian ASI dan menurunnya
resiko berkembangnya kanker payudara meskipun belum ada kesepakatan yang jelas akan hal ini. Para peneliti mengklaim bahwa lebih muda lebih lama seorang
ibu memberikan ASI pada bayinya adalah semakin baik. Hal ini didasari pada teori
Universitas Sumatera Utara
bahwa kanker payudara berkaitan dengan hormon estrogen. Pemberian secara berkala akan mengurangi tingkat hormon tersebut.
Jika Anda menemukan gumpalan, segeralah ke dokter, tetapi sering kita jumpai kebanyak wanita menunda untuk ke dokter jika mereka menemukan
gumpalan pada payudaranya, mereka takut memiliki kanker. Ini adalah hal terburuk yang mereka lakukan. Jika menemukan gumpalan, segera konsultasikan ke dokter
karena ini akan membantu menenangkan pikiran Anda. Jika gumpalan tersebut adalah kanker, segera lakukan pengobatan yang tepat untuk menyelamatkan jiwa.
Cari tahu apakah ada sejarah kanker payudara pada keluarga, masih perlu banyak penelitian untuk memahami secara menyeluruh semua penyebab kanker
payudara. Tetapi satu hal yang perlu untuk diyakini adalah faktor gen, faktor ini setidaknya sebanyak 10 dari semua kasus kanker payudara. Hal ini dianggap satu
dari 500 orang membawa gen yang dapat membuat mereka diduga memiliki penyakit tersebut.
Olahraga secara teratur, beberapa penelitian menyarankan bahwa olahraga dapat menurunkan resiko kanker payudara. Hal ini karena penelitian menunjukan
bahwa semakin kurang berolahraga, semakin tinggi tingkat estrogen dalam tubuh. Kurangi makanan berlemak, ada banyak perdebatan tentang kanker payudara
dengan diet. Tetapi ada bukti bahwa gaya hidup barat tertentu nampaknya dapat meningkatkan resiko penyakit. Pertahankan asupan makanan rendah lemak, tidak
melebihi 30 gram lemak per hari. Hal ini akan membantu mempertahankan diet seimbang yang juga membantu menjaga berat badan.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian setelah usia 50 tahun, lakukan screening payudara secara teratur, meskipun masih diperlukan banyak penelitian untuk menentukan penyebab kanker
payudara, satu dari faktor utama penyebab adalah faktor usia. 80 kanker payudara terjadi pada wanita berumur diatas 50 tahun.
Coba lah belajar rileks, banyak tercatat bahwa stress dapat menyebabkan jenis masalah kesehatan. Meskipun masih banyak perdebatan atas temuan ini,
menurunkan tingkat stress akan menguntungkan untuk kesehatan secara menyeluruh, termasuk resiko kanker payudara. Masukan brokoli ke dalam menu
harian anda, kira-kira dalam sehari Anda hanya membutuhkan secangkir brokoli. Brokoli itu mengandung senyawa sulfuraphane yang secara ilmiah terbukti
mengurangi resiko kanker. Jangan lupakan buah dan sayur dalam menu harian, pilihlah sayuran berwarna hijau. Makanlah tomat yang kaya dengan likopen,
likopen juga agen yang berfungsi memerangi kanker. Ternyata mencegah kanker payudara itu tidaklah selalu mahal, dengan
bergaya hidup sehat serta mengkonsumsi makanan kaya serat, secara langsung kita telah melakukan pencegahan terhadap penyakit yang menakutkan ini. Hal lain yang
juga patut dicatat adalah disiplin diri. Menurut Purnomo 2009 beberapa penelitian terakhir, menyebutkan ada
enam jenis makanan yang dapat mencegah timbulnya penyakit yang menakutkan kaum wanita tersebut. Makanan tersebut terdiri atas : 1 Gandum, dalam hal ini
Anda dapat mengkonsumsi gandum yang berbentuk sereal dengan segelas susu setiap pagi. Setiap ½ gelas gandum setara dengan 10 gram dari kebutuhan serat
yang digunakan untuk menurunkan tingkat estrogen dalam tubuh. Para ahli
Universitas Sumatera Utara
berpendapat bahwa tingkat estrogen yang tinggi dalam tubuh akan semakiin merengsang pertumbuhan kanker payudara.
2 Ikan salmon dan tuna, berdasarkan penelitian yang dilakukan di UCLA, Amerika Serikat, ditemukan bahwa para wanita yang tinggal di daerah dekat sungai
dan mengkonsumsi ikan tuna dan ikan salmon setiap hari, ternyata tingkat resiko terkena kanker payudaranya sangat kecil. Diduga karena adanya kandungan zat
omega-3 yang terdapat dalam ikan tersebut. 3 Wortel dan bayam, wanita yang tidak mengkonsumsi wortel dan bayam, juga beresiko terkena kanker payudara dua
kali lebih besar, dibanding mereka yang sering mengkonsumsi kedua jenis sayuran ini. 4 Yoghurt, pada suatu penelitian yang menggunakan yoghurt sebagai medium,
diungkapkan ternyata yoghurt dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker payudar, terutama dalam jumlah yang cukup banyak.
5 Jus jeruk, masih dalam proses penelitian yang dilakukan di Universitas Western Ontario, Canada, pada hewan percobaan, disebutkan bahwa jus jeruk dapat
memperlambat pertumbuhan sel kanker payudara sampai 50. 6 Susu kedelai, diperoleh fakta bahwa salah satu zat yang terkandung di dalam susu kedelai murni
ternyata dapat menurunkan resiko terkena kanker payudara sebesar 28 dibandingkan dengan yang terdapat pada kacang kedelai olahan. Para peneliti dari
Georgetown Medical Center dalam laporan riset yang dimuat British Journal Of Cancer menekankan bahwa para wanita remaja sebaiknya rajin mengkonsumsi
makanan yang terbuat dari kedelai jika ingin terhindar dari resiko kanker payudara. Dalam kedelai, menurut peneliti terdapat zat kimia penting yang diklaim efektif
melawan kanker yang bernama genistein. Beberapa riset mengindikasikan bahwa kedelai menawarakan efek perlindungan yang sangat kuat yakni sekitar 50
Universitas Sumatera Utara
penurunan resiko kanker payudara ketika dikonsumsi selama masa kanak-kanak dan awal remaja. Hal ini dibuktikan oleh Hilakivi-Clarke yang terungkap dari berbagai
riset pada tikus. Dari riset binatang ini, data mengenai paparan genistein pada masa pra pubertas sangat konsisten dalam menunjukan penurunan resiko kanker.
Paparan genistein dalam perkembangan janin atau pun pada masa dewasa tidak menunjukan dampak proteksi yang sama pada kanker payudara. Pengujian lebih
jauh pada tikus menunjukan bahwa penggunaan genistein pada masa pubertas dapat menekan kadar TEB terminal end buds atau struktur yang menyebabkan
pertumbuhan jaringan epitel mamiri, dimana sel-selnya melapisi saluran susu, dan di dalam sel-sel epitelial inilah kanker payudara berkembang.
e. Jenis kanker payudara yang umum terjadi
Terdapat banyak varian dari kanker payudara. Untuk itu kita harus tetap waspada. Namun perlu juga dicermati, bahwa terdapat pula keluhan-keluhan di
payudara yang bukan indikasi kanker, tetapi memberikan tanda-tanda seperti kanker payudara. Menurut Purnomo 2009 jenis kanker payudara yang umum muncul
adalah: a.
Lobural carsinoma in situ LCIS, lobular neoplasia Kata “in situ” merujuk pada kanker yang tidak menyebar dari area di mana
kanker mulai muncul. Pada LCIS, pertumbuhan jumlah sel jelas terlihat, berada di dalam kelenjar susu lobules. Banyak dokter tidak mengklasifikasikan LCIS
sebagai kanker payudara dan sering “menantang” pasien untuk dilakukannya biopsi payudara saat investigasi medis dilakukan. Pasien LCIS dimonitor dengan ketat
setiap empat bulan sekali oleh dokter dengan melakukan uji klinis payudara,
Universitas Sumatera Utara
ditambah mamografi setiap tahunnya. Pencegahan lain yang juga mungkin dilakukan adalah dengan memberikan obat seperti tamoxifen atau prophylactic
mastectomy pengangkatan payudara yang dilakukan sebagai usaha preventif. b.
Ductal carsinoma in situ DCIS Merupakan tipe non-invasif yang paling umum terjadi. DCIS sering kali
terdeteksi pada mammogram sebagai microcalcification tumpukan kalsium dalam jumlah kecil. Dengan deteksi dini, setara tingkat bertahan hidup penderita DCIS
mencapai hampir 100, dengan catatan kanker tidak menyebar dari saluran susu ke jaringan lemak payudara dan bagian lain dari tubuh. Terdekat beberapa tipe DCIS.
Sebagai contoh, ductal comedocarsinoma, yang merujuk pada DCIS dengan necrosis area dengan sel kanker yang mati atau mengalami degenerasi.
c. Ifiltrating lobular carcinoma ILC
Juga dikenal sebagai invasive lobular carcinoma. ILC mulai terjadi di dalam kelenjar susu lobules payudara, tetapi sering menyebar metastatizes ke bagian
tubuh yang lain. ILC terjadi 10 sampai 15 dari seluruh kejadian kanker payudara.
d. Infiltring ductal carcinoma IDC
Juga di kenal sebagai invasive ductal carcinoma. IDC terjadi di dalam saluran susu payudara, menyerang jaringan lemak payudara dan kemungkinan juga
terjadi di bagian tubuh lain. IDC merupakan tipe kanker payudara yang paling umum terjadi, sekitar 80 dari seluruh diagnosis kanker payudara.
Universitas Sumatera Utara
4. Pengobatan Kanker Payudara
Pengobatan kanker payudara didasarkan atas tahap penyakit dan beberapa faktor lain. Wanita saat ini mempunyai banyak pilihan dalam pengobatan kanker
payudara dari pada sebelumnya. Pengobatan kanker payudara biasanya meliputi kombinasi pembedahan, kemoterapi dan terapi radiasi
a. Pembedahan Biopsi biasanya jenis pembedahan pertama bagi seorang wanita dengan kanker
payudara yang akan dilakukan . Tujuan dari melakukan biopsi ada massa malignansi dan jenis kanker payudara tersebut. Seringkali, wanita tersebut diberi pilihan tentang
tindakan biopsi yang dilakukan sebagai prosedur satu tahap atau prosedur dua tahap. Prosedur satu tahap dilakukan dengan anestesi umum dengan potongan beku cepat.
Bila potongan beku ini memperlihatkan malignansi, ahli bedah melakukan mastektomi jika tepat. Dalam prosedur dua tahap, biopsi biasanya dilakukan dengan
dengan anestesi lokal, dan wanita tersebut dipulangkan kerumah. Karena hasil biopsi sudah ada dokter memberitahukan pasien dan keluarga tentang pengobatan yang
dianjurkan. Pendekatan ini memungkinkan pasien dan keluarganya mempunyai waktu untuk mempertimbangkan pilihan dan menerima diagnosa kemungkinan
kehilangan payudara sebelum pembedahan mayor dilakukan. b. Terapi radiasi
Terapi radiasi dapat digunakan sebagai pengobatan primer untuk kanker payudara tahap 1 dan 2. laju bertahan hidup dapat dibandingkan dengan penangan
pembedahan. Ini tidaklah mengherankan karena dua-duanya diperti,nbangkan
Universitas Sumatera Utara
sebagai bentuk pengobatan lokal. Keuntungan radiasi primer kemungkinan baik kontrol tumor lokal maupun pemeliharaan payudara. Terapi radiasi juga dapat
digunakan untuk mengatasi kanker payudara terinflamasi sebelum diberikan kemoterapi. Selain itu,terapi radiasi mungkin juga digunakan untuk mengatasi
penyakit yanng kambuh secara lokal, untuk menangani fungsiovarium dan untuk pengatasi gejala dari metastase penyakit. Efek samping yang segera tampak pada
radiasi ini adalah reaksi kulit. Fraktur tulang kostal dan pneumonitis adalah efek lanjut. Limfedema mungkin juga tampak jika aksila terpajan penyinaran radiasi
tersebut. c. Kemoterapi
Kemoterapi yang menggunakan agen antineoplasma dan obat hormonal memegang peranan penting dalam pengobatan kanker paru. Peran dari agen ini cepat
berubah sama cepatnya dengan peningkatan pemahaman tentang kanker payudara dan biologi tumor. Semua rekomendasi umum dapat dimodifikasi oleh faktor resiko
lainnya seperti ukuran tumor primer, derajat histologis, aneuploid, indeks proliferatif dan reseptor-hormon. Kemoterapi adjuvan untuk kanker payudara
melibatkan obat multiple yang lebih efektif daripada terapi dosis tunggal. Kombinasi yang paling sering dianjurkan adalah CMF dan meliputi siklofosfamid Cytoxan,
metotrexat, fluorasil 5-FU dengan atau tanpa temoksifen. Kombinasi kemoterapi dan hormon-hormon seperti temoksifen dapat meningkatkan laju respons tetapi
belum menunjukkan secara bermakna paningkatan bertahan hidup. Pemberian bersama kemoterapi dengan iradiasi pada payudara dapat mengakibatkan efek
samping dan toksisitas yang lebih menonjol. Pada tumor yang lebih membesar,
Universitas Sumatera Utara
kemoterapi dapat diberikan pada praoperasi untuk mengecilkan tumor, membuatnya lebih mudah untuk direkseksi melalui pembedahan Sjamsuhidajat, 2005.
5. Pengalaman Pasien Dengan pengobatan kanker payudara