Tinjauan Kepustakaan Kajian Hukum Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja Di PT. Indonesia Asahan Aluminium ( PT. INALUM) (Studi pada PT. Indonesia Asahan Aluminium, Kuala Tanjung, Batubara)

D. Keaslian Penulisan

Sepanjang yang telah ditelusuri dan diketahui di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara bahwa penulisan tentang Kajian Hukum Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja atas Kecelakaan Kerja di PT. Indonesia Asahan Aluminium dan data yang diperoleh dari perpustakaan, judul ini belum pernah ditulis sebagai skripsi. Kalaupun ada terdapat judul yang hampir sama dengan judul ini, akan tetapi substansi permasalahannya berbeda. Dengan demikian, dilihat dari permasalahan serta tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini, maka dapat di katakan bahwa skripsi ini merupakan karya yang asli.

E. Tinjauan Kepustakaan

Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, dan aliran politik sesuai dengan minat dan kemampuan tenaga kerja yang bersangkutan, termasuk perlakuan yang sama terhadap para penyandang cacat. Menurut Payaman J. Simanjuntak tenaga kerja pada umumnya mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari kerja dan yang melakukan pekerjaan lain seperti sekolah dan mengurus rumah tangga. Hal inilah sebenarnya dikatakan sebagai tenaga kerja semu. 9 9 Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenaga kerjaan Indonesia Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2000, hal. 10 Universitas Sumatera Utara Batasan pengertian hukum ketenaga kerjaan, yang dulu disebut hukum perburuhan atau arbeidrechts juga sama dengan pengertian hukum itu sendiri, yakni masih beragam sesuai dengan sudut pandang para ahli memandangnya. Daliyo menyatakan bahwa: hukum perburuhan adalah himpunan peraturan, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang mengatur hubungan kerja antara buruh dan majikan. Buruh bekerja pada dan dibawah majikan dengan mendapat upah sebagai balas jasanya. 10 1. Serangkaian peraturan yang berbentuk tertulis dan tidak tertulis. Menurut Pasal 1 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenaga Kerjaan bahwa “Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang danatau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat” Mengingat istilah tenaga kerja mengandung pengertian amat luas dan untuk menghindarkan adanya kesalahan persepsi terhadap penggunaan istilah lain yang kurang sesuai dengan tuntutan perkembangan hubungan industrial, maka istilah hukum ketenaga kerjaan lebih tepat dibanding dengan istilah hukum perburuhan. Berdasarkan uraian tersebut bila dicermati, Hukum Ketenaga Kerjaan memiliki unsur-unsur: 2. Mengatur tentang kejadian hubungan kerja antara pekerja dengan majikanpengusaha. 10 Abdul Khakim, Op. cit., hal. 5 Universitas Sumatera Utara 3. Adanya orang bekerja pada dan dibawah orang lain, dengan mendapat upah sebagai balas jasa. 11 1. Pengertian Jaminan Sosial Tenaga Kerja Menurut Kenneth Thomson, seorang tenaga ahli pada Sekretariat Jendral International Security Association ISSA, dalam kuliahnya pada Regional Trainning ISSA, seminar tanggal 16 dan 17 Juni 1980 di Jakarta, mengemukakan perumusan jaminan sosial sebagai berikut : “Jaminan Sosial dapat diartikan sebagai perlindungan yang diberikan oleh masyarakat bagi anggota-anggotanya untuk risiko-risiko atau peristiwa-peristiwa tertentu dengan tujuan, sejauh mungkin, untuk menghindari terjadinya peristiwa- peristiwa tersebut yang dapat mengakibatkan hilangnya atau turunnya sebagian besar penghasilan, dan untuk memberikan pelayanan medis dan atau jaminan keuangan terhadap konsekuensi ekonomi dari terjadinya peristiwa tersebut, serta jaminan untuk tunjangan keluarga dan anak”. 12 Jaminan Sosial adalah suatu program perlindungan yang diberikan oleh negara, masyarakat dan organisasi sosial kepada seseorangindividu yang Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah upaya kebijaksanaan yang ditujukan kepada tenaga kerja, terutama yang berada dilingkungan perusahaan dalam hal penyelenggaraan, perlindungan dengan interaksi kerja yang saling menguntungkan kedua belah pihak Tenaga kerja dan pengusaha. Dalam kamus populer “Pekerjaan sosial” istilah jaminan sosial tersebut disebut sebagai berikut : 11 Ibid. 12 Sentanoe Kertonegoro, Jaminan Sosial dan Pelaksanaannya di Indonesia, Cet. I, Mutiara, Jakarta, hal. 29 Universitas Sumatera Utara menghadapi kesukaran-kesukaran dalam kehidupan dan penghidupannya, seperti penderita penyakit kronis, kecelakaan kerja dan sebagainya. 13 Sedangkan pengertian yang diberikan oleh Imam Soepomo SH : Jaminan Sosial adalah pembayaran yang diterima oleh pihak buruh diluar kesalahanya tidak melakukan pekerjaan, jadi menjamin kepastian pendapatan income security dalam hal buruh kehilangan upahnya karena alasan diluar kehendaknya. 14 1. Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga kerja beserta keluarganya. Pengertian jaminan sosial tenaga kerja dinyatakan dalam Undang-undang No. 3 Tahun 1992, yaitu : Suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, bersalin, hari tua dan meninggal dunia. Dari pengertian jaminan sosial tenaga kerja diatas dapat ditarik kesimpulan, jaminan sosial mempunyai beberapa aspek, antara lain : 2. Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbangkan tenaga dan fikirannya kepada perusahaan tempat dimana mereka bekerja. 3. Dengan adanya upaya perlindungan dasar akan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruh penghasilan yang hilang. 10 Ridwan Marpaung, Kamus Populer Pekerja Sosial, 1988, hal. 36 14 Imam Soepomo, Pengantar Hukum Perburuhan, Djambatan, Jakarta, 1981, hal. 136 Universitas Sumatera Utara 4. Menciptakan ketenangan bekerja, karena adanya upaya perlindungan terhadap resiko-resiko kerja dan upaya pemeliharaan terhadap tenaga kerja. 5. Dengan adanya jaminan sosial tenaga kerja akan menciptakan ketenangan bekerja yang pada akhirnya mendukung kemandirian dan harga diri manusia dalam menghadapi resiko sosial ekonomi. Kebijaksanaan tenaga kerja dibidang jaminan sosial mempunyai keselarasan dengan pembangunan nasional sebagai pengamalan pancasila yaitu dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya, untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur dan merata baik material maupun spiritual. Sementara kita ketahui bahwa pembangunan itu bersifat dinamis, dimana sangat besar pengaruhnya didalam kehidupan manusia. Penggunaan teknologi diberbagai sektor kegiatan manusia, kegiatan usaha semakin meningkat dan tidak terlepas pula dari resiko yang akan menimpa, mengancam keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan tenaga kerja, sehingga perlu penanganan secara serius terhadap perlindungan tenaga kerja. Keberadaan jaminan sosial tenaga kerja sebagai upaya perlindungan hidup tenaga kerja disuatu perusahaan besar manfaatnya, oleh karena itu sebagai langkah untuk menjamin hidup tenaga kerja, perusahaan sangat perlu memasukkan tenaga kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja yang dikelolah oleh PT. JAMSOSTEK. Karena perusahaan yang memasukkan tenaga kerjanya dalam program Jamsostek adalah perusahaan yang terletak bijaksana pemikiranya dan telah bertindak : Universitas Sumatera Utara 1. Melindungi para buruhnya sedemikian rupa dalam menghadapi kecelakaan kerja yang mungkin saja terjadi, baik karena adanya mutakhir, maupun karena penempatan tenaga kerja pada proyek-proyek diluar daerah dalam rangka menunjang pembangunan. 2. Mendidik para buruhnya supaya berhematmenabung yang dapat dinikmatinya apabila sewaktu-waktu terjadi suatu kejadian yang harus dihadapi buruh beserta keluarganya. 3. Melindungi perusahaan dari kerusakan kemungkinan berjumlah sangat besar, karena terjadinya musibah yang menimpa beberapa karyawan, dimana setiap kecelakaan atau musibah sama sekali tidak diharapkan. 4. Memberikan ketenangan kerja kepada buruh beserta keluarganya, karena dengan terjadinya kecelakaan yang sama sekali tidak diharapkan, mereka telah berhak memperoleh jaminan yang layak yang tidak perlu sulit-sulit mengurusnya. 15 Program jaminan sosial tenaga kerja dibiayai dari, oleh dan untuk peserta. Dengan pengumpulan dana dari jumlah yang relatif kecil terkumpul dan yang memberikan perlindungan dan pemeliharaan kesejahteraan pada pesertanya. Dalam sistem jaminan sosial tenaga kerja berlaku prinsip gotong-royong dalam arti kerja sama antara yang mampu dan yang kurang mampu, antara yang berusia tua dan yang berusia muda, antara yang sehat dan yang sakit. Dengan demikian jaminan sosial tenaga kerja salah satu wujud pemerataan pembangunan. Bagi para pesertannya, jaminan sosial tenaga kerja juga menciptakan kemandirian, dalam 15 Y.W. Sunindhia dan Ninik Widiyanti, Managemen Tenega Kerja, Bima Aksara Jakarta, 1987, hal. 92 Universitas Sumatera Utara arti tidak menggantungkan diri pada orang lain pada waktu menghadapi resiko kehidupan. Dengan jaminan sosial tenaga kerja, pesertanya tidak perlu menggantungkan diri pada orang lain pada saat pesertanya menjadi tua dan tidak mampu bekerja. Demikian juga peserta tidak perlu belaskasihan orang lain pada saat membutuhkan biaya untuk perawatan sewaktu menderita sakit atau mengalami kecelakaan. Ketidak tergantungan pada orang lain ini merupakan manifestasi kemandirian yang menempatkan harga diri manusia pada tingkat yang setinggi-tingginya. Penyelenggaraan jaminan sosial, juga mengakibatkan terkumpulnya dana, karena penerima iuran terjadi jauh sebelum pembayaran jaminan dilakukan. Lebih-lebih dalam struktur kependudukan yang relatif muda seperti negara kita. Dana ini dapat menjadi sumber pembentukan modal guna menunjang pembangunan. Sifat gotong-royong dalam sistem jaminan sosial tenaga kerja juga menunjukkan kerja sama segenap tripartit. Pemerintah, pengusaha dan pekerja mempunyai peran masing-masing yang menentukan kemajuan yang dicapai program jaminan sosial tenaga kerja. Permasalahan tenaga kerja memang harus diselesaikan secara bersama atas dasar musyawarah untuk mencapai mufakat diantara unsur tripartit tersebut. Oleh sebab itu, jaminan sosial tenaga kerja memberikan perlindungan bagi mereka yang bekerja dan mendapatkan pelayanan sebagai akibat dari keadaan yang dialami oleh setiap tenaga kerja seperti Jaminan Kecelakaan Kerja JKK, Universitas Sumatera Utara Jaminan Kematian JK, Jaminan Hari Tua JHT dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan JPK. 2. Dasar hukum jaminan sosial tenaga kerja UU No. 3 Tahun 1992 tentang JAMSOSTEK ini dikeluarkan berlandasarkan dasar-dasar hukum. a. Pasal 5 ayat 1, Pasal 20 ayat 1, dan Pasal 27 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945. b. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang pernyataan berlakunya undang-undang pengawasan perburuhan tahun 1948 nomor 23 dari Republik Indonesia untuk seluruh Indonesia Lembaran Negara tahun 1951 Nomor 41. c. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok Mengenai tenaga kerja lembaran Negara Tahun 1969 nomor 55 : Tambahan lembaran negara nomor 2912. d. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja lembaran negara tahun 1970 nomor 1, tambahan lembaran negara nomor 2918. e. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang wajib lapor ketenagakerjaan di perusahaan Lembaran Negara tahun 1981 nomor 39, tambahan lembaran negara nomor 3201. 3. Pengertian kecelakaan kerja Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang terjadi berhubungan dengan hubungan Universitas Sumatera Utara kerja, demikian juga kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju ketempat kerja dan pulang kerumah menuju jalan yang biasa atau wajar dilalui. Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan terjadi. Tak terduga karena dibelakang peristiwa tersebut tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Tidak diharapkan karena peristiwa kecelakaan disertai dengan kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai yang paling berat, baik bagi pengusaha maupun bagi pekerja buruh. 16 16 Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja, Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007, hal. 107 Sedangkan yang dimaksu kecelakaan menurut Peraturam Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977, tidak hanya kecelakaan yang terjadi di ruangan kerja saja, tetapi juga kecelakaan yang terjadi sejak pekerja meninggalkan rumahnya menuju tempat bekerjanya sampai dia pulang kembali ke rumahnya dengan melalui jalan yang biasa ia lalui. Kecelakaan yang terjadi di jalan raya atau yang terjadi selama seorang pekerja melakukan pekerjaan atas perintah atasan dianggap kecelakaan kerja. Sebaliknya tidak dianggap, sebagai kecelakaan kerja, apabila seorang pekerja di dalam perjalanannya menuju ke tempat kerja atau pulang kerja mampir terlebih dahulu ke suatu tempat, dan terjadi kecelakaan di tempat itu. Kecelakaan yang demikian tidak dianggap kecelakaan kerja kalau mampirnya itu untuk tugas pribadi atau tugas rumah. Universitas Sumatera Utara Disamping itu penyakit yang timbul sebagai akibat langsung dari pekerjaan juga dapat dianggap sebagai kecelakaan kerja. Namun kalau penyakit itu menyebabkan cacat atau meninggal dunia. Maka untuk dapat dianggap sebagai penyakit kecelakaan kerja haruslah dia memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat- syarat itu adalah : a. Pekerjaan tenaga kerja harus menanggung risiko penyebab penyakit itu. b. Pekerjatenaga kerja yang bersangkutan berhubungan langsung dengan risiko itu. c. Penyakit tersebut telah berlangsung selama suatu masa tertentu. d. Tidak ada kelalaian yang disengaja oleh tenaga kerja sehingga ia terkena penyakit itu. e. Khusus untuk penyakit slicosic, absestorius, dan bsynosis absestrosis, dan bsynosis tidak dianggap sebagai penyakit kerja, bila pekerja belum datang ke tempat itu tempat penyebab penyakit selama 10 sepuluh tahun. 4. Ruang lingkup PT. Indonesia Asahan Aluminium INALUM PT Inalum terdiri dari : 1 Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA yang terletak di sungai Asahan di Paritohan, kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir. PLTA PT Inalum yang terletak di sepanjang sungai Asahan terdiri dari : 1 Bendungan Pengatur Regulating Dam, yang terletak di Siruar, ± 14,6 km dari danau Toba. Bendungan ini berfungsi untuk menyediakan persediaan air yang di dalam danau dan mengatur air keluar dari danau Universitas Sumatera Utara Toba ke sungai Asahan. Tipe bendungan ini adalah beton massa dengan ketinggian 39 m, panjang 71 m. 2 Bendungan Penadah Air Siguragura Siguragura Intake Dam yang terletak di Simorea, ± 9 km di hilir Bendungan Pengatur. Tipe bendungan ini adalah beton massa dengan ketinggian 46 m, panjang 173 m. Bendungan ini berfungsi untuk mengatur pasokan air ke stasiun pembangkit listrik Siguragura Siguragura Power Station yang berada 200 m di dalam perut bumi dengan 4 unit generator. Total kapasitas tetap dari keempat generator tersebut adalah 203 MW. Pembangkit listrik Siguragura ini merupakan PLTA bawah tanah pertama di Indonesia. 3 Bendungan Penadah Air Tangga Tangga Intake Dam yang terletak di Tangga, ± 8 km di hilir bendungan Siguragura atau 500 m di hulu air terjun Tangga. Bendungan ini berfungsi untuk mengatur pasokan air ke PLTA Tangga. Tipe bendungan ini adalah beton massa berbentuk busur pertama di Indonesia. PLTA Tangga yang berada ± 1,7 km di hilir bendungan Tangga beradadi atas permukaan tanah dan memiliki 4 unit generator. Total kapasitas tetap PLTA Tangga ini adalah 223 MW. Kemudian tenaga listrik yang dihasilkan stasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga disalurkan melalui jaringan sepanjang 120 km dengan jumlah menara 271 buah dan tegangan 275 KV ke Kuala Tanjung. Melalui gardu induk Kuala Tanjung tegangannya diturunkan menjadi 33 KV untuk didistribusikan ke tiga gedung tungku reduksi dan gedung penunjang lainnya. Masing-masing gedung Universitas Sumatera Utara tungku reduksi mempunyai 2 unit penyearah silikon dengan DC 37 KA dan 800 V. Sesuai dengan Perjanjian Induk kelebihan tenaga listrik dengan batasan max, 50 MW diserahkan kepada pemerintah melalui PLN. Kelebihan tenaga listrik tegangan 275 KV ini disalurkan melalui gardu Kuala Tanjung ke gardu induk PLN untuk didistrbusikan ke masyarakat melalui jaringan transmisi 150 KV. 17 2 Pabrik peleburan aluminium yang terletak di Kuala Tanjung, kecamatan Sei Suka, kabupaten Batu bara. Pabrik peleburan PT Inalum terdiri dari 3 tiga pabrik utama yaitu : 1 Pabrik Karbon Carbon Plant 2 Pabrik Reduksi Reduction Plant 3 Pabrik Penuangan Casting Plant PT Inalum membangun sarana yang diperlukan untuk kedua proyek, seperti: pelabuhan, jalan-jalan, perumahan karyawan, sekolah dan lain-lain, dengan investasi yang keseluruhannya berjumlah ± 411 milyar yen. 18 Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini disesuaikan dengan permasalahan yang diangkat di dalamnya. Penelitian ini bersifat deskriptif

F. Metode Penelitian