Pertimbangan-Pertimbangan Menentukan Pengalaman Belajar Prinsip-Prinsip Pengalaman Belajar

Gagne dalam Sanjaya 2011:160 mengelompokkan pengalaman belajar dari pengalaman yang sederhana sampai pada pengalaman kompleks. Kedelapan pengalaman belajar adalah sebagai berikut: 1. Belajar signal, yakni belajar melalui isyarat atau tanda. Pengalaman belajar ini merupakan pengalaman belajar yang paling sederhana, yaitu bagaimana setiap individu mereaksi terhadap setiap perancang yang muncul. Misalnya seorang yang senang, bahagia atau sedih karena suatu tanda atau simbol. Melalui tanda tersebut individu akan bereaksi secara terus menerus sehingga menerus hingga membentuk asosiasi tetap. 2. Belajar terarah melalui penguatan, yakni pengalaman belajar yang terarah. 3. Pengalaman belajar membentuk rangkaian, adalah belajar merangkaikan atau menghubungkan gejala atau faktor sehingga menjadi satu kesatuan atau satu rangkaian yang utuh dan fungsional. Belajar ini muncul setelah stimulus satu direspon. Dengan demilkian, pengalaman belajar bersifat lebih kompleks. 4. Belajar asosiasi verbal, yaitu pengalamanbelajar dengan kata-kata manakala ia menerima rangsangan. Misalnya diberikan stimulus tentang gambar segitiga dan merespon dan mengatakan gambar segitiga sama sisi. 5. Belajar membedakan atau diskriminasi, yakni pengalaman belajar mengenal sesuatu karena ciri-ciri yang memiliki kekhasan tertentu 6. Belajar konsep, yakni pengalaman belajar dengan menentukan ciri atau atribut dari objek yang dipelajarinya. Misalnya pengalaman belajar dengan melihat sesuatu dari ukurannya. 7. Belajar aturan atau hukum adalah pengalaman belajar yang menghubungkan konsep- konsep. Pengalaman belajar ini siswa dirancang untuk menemukan sejumlah prinsip atau kaidah melalui pengamatan dari setiap gejala. 8. Belajar problem solving, pengalaman belajar untuk memecahkan suatu persoalan melalui penggabungan beberapa kaidah atau aturan. Pengalaman belajar pemecahan masalah merupakan pengalaman belajar yang paling kompleks, karena memerlukan penalaran untuk berbagai aturang atau hukum yang berkenaan dengan masalah yang ingin dipecahkan.

3.4.1. Pertimbangan-Pertimbangan Menentukan Pengalaman Belajar

Menurut Sanjaya 2011:167 terdapat beberapa pengalaman belajar yang harus diperhatikan ketika merancang dan mengembangkan pengalaman belajar sebagai berikut: 1. Sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang ingin dicapai Pengalaman belajar dapat dirancang dengan mendengarkan dan membaca dengan tujuan yang ingin dicapai adalah kemampuan yang tinggi. Pengalaman belajar dirancang lebih kompleks. Dengan demikian, hasil belajar yang diharapkan mengenai keterampilan intelektual akan berebda desain pembelajarannya dengan hasil belajar yang diharapkan oleh pengaturan intelektual 2. Sesuai dengan jenis bahan atau materi pelajaran Materi pelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pembelajaran. Pengalaman belajar direncanakan dan didesain harus memperhatikan karakteristik materi pelajaran baik dilihat dari kompleksitas materi maupun pengemasannya. 3. Ketersediaan sumber belajar Pengalaman belajar melalui penugasan untuk menganalisis buku akan efektif.pengalaman belajar harus memerhatikan ketersediaan sumber belajar yang digunakan. 4. Pengalaman belajar yang harus sesuai dengan karakteristik siswa Kondisi dan karakteristik siswa merupakan salah satupertimbangan yang harus diperhatikan, baik menyangkut minat dan bakat siswa, kecenderungan gaya belajar maupun kemampuan dasar yang dimiliki siswa. Siswa dianggap telah memiliki kemampuan dasar yang baik akan berbeda sedikit atau tidak memiliki kemampuan dasar.

3.4.2. Prinsip-Prinsip Pengalaman Belajar

Menurut Sanjaya 2011:169 prinsip prinsip yang diperhatikan manakala mengembangkan pengalaman belajar adalah sebagai berikut: 1. Berorientasi pada tujuan Tujuan pembelajaran dapat menentukan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa. Hal ini sering dilupakan guru. Untuk mencapai tujuan, siswa harus berpengalaman belajar berpraktik secara langsungtentang penggunaan alat. Untuk mengejar tujuan yang demikian cukup guru menggunakan strategi ceramah sehingga pengalaman belajar akan lebih sederhana. 2. Aktivitas Belajar bukanlah hanya sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat, memperoleh, pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, pengalaman belajar siswa harus dapat mendorong agar siswa beraktivitas melalukan sesuatu. 3. Individualitas Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa. Oleh karena itu, pengalaman belajar dirancang untuk setiap individu siswa, namun pada hakikatnya yang ingin dicapai adalah perubahan perilaku setiap siswa. 4. Integritas Mengajar dapat dipandang sebagai usaha mengembangakn seluruh pribadi siswa. Bab IV Pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara intensif, interaktif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

3.5. Keterampilan Belajar