2.1.4 Historical Comic
Berdasarkan pengertian sejarah dan komik peneliti menyimpulkan pengertian Historical comic adalah suatu bentuk cerita bergambar yang tidak bergerak dan
gambar yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita mengenai kejadian yang terjadi dimasa lampau, dimana kejadian memberikan pengaruh bagi
kehidupan saat ini. Komik sejarah historical comic berisi animasi yang menceritakan tentang peristiwa sejarah yang ada dalam kurikulum pelajaran IPS
khususnya materi sejarah. Komik sejarah berbeda dengan buku pelajaran biasa yang hanya terdapat teks, komik sejarah mengemas peristiwa maupun materi sejarah ke
dalam percakapan antar tokoh-tokoh sejarah yang berupa kartun animasi. Historical comic dalam penelitian ini merupakan jenis komik strips yang tidak
bersambung. Materi dalam historical comic dikemas dalam bahasa yang mudah dimengerti, dengan penokohan serta latar cerita yang sesuai dengan usia anak SMP.
Jalan cerita yang disajikan dalam historical comic sederhana dan mudah dimengerti. Pesan moral yang disampaikan masih berhubungan dengan dunia pendidikan.
2.1.5 Perkembangan Kehidupan Masa Pra-Aksara
Zaman pra aksara di Indonesia berlangsung sampai abad ke-3 Masehi. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa bangsa kita memasuki zaman sejarahnya sejak abad
ke -5 Masehi. Hal ini dapat diketahui dari batu bertulis yang terdapat di Muara Kaman, Kalimantan Timur. Meskipun prasasti tersebut tidak berangka tahun, tetapi
bahasa dan bentuk huruf yang digunakan menunjukkan bahwa prasasti tersebut dibuat kurang lebih tahun ke- 4 Masehi Nurdin, 2008: 31-32.
Zaman pra-aksara berdasarkan penggalian arkeologi dibagi menjadi dua zaman, yakni zaman batu dan zaman logam.
a. Zaman batu dibagi lagi atas. 1 Paleolithikum atau zaman batu tua.
Sebagai ciri zaman ini alat- alat dibuat dari batu yang dikerjakan secara kasar, tak diasah atau dihaluskan. Manusianya belum bertempat tinggal tetap dan
masih mengembara. Zaman ini berlangsung lama sekali, yaitu selama zaman geologi pleistocen atau diluvium jadi kira-kira 600.000 tahun. Pembagian
zaman selanjutnya jatuh dalam zaman geologi holocen atau alluvium. 2 Mesolithikum atau zaman batu tengah
Alat-alat zaman ini masih menyerupai alat-alat palaeolithikum namun sudah mulai diasah meskipun masih sederhana. Orang sudah mulai bertempat
tinggal tetap. 3 Neolithikum atau zaman batu muda
Alat-alat batu sudah diasah dan diupam, sehingga halus dan indah. Selain tembikar dikenal pula tenunan. Orang sudah mulai bertempat tinggal tetap dan
bercocok tanam Soekmono, 1981:23. b. Zaman logam
Dimulainya zaman logam, bukan berarti berakhirnya zaman batu, karena pada zaman logampun alat-alat dari batu terus berkembang bahkan sampai sekarang.
Sesungguhnya, nama zaman logam hanyalah untuk menyatakan bahwa pada zaman tersebut alat-alat dari logam telah dikenal dan digunakan secara dominan.
Perkembangan zaman logam di Indonesia berbeda dengan yang ada di Eropa, karena zaman logam di Eropa mengalami tiga pembagian zaman, yaitu zaman
tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi. Sedangkan di Indonesia khususnya dan Asia Tenggara umumnya tidak mengalami zaman tembaga tetapi langsung
memasuki zaman perunggu dan besi secara bersamaan. Hasil temuan yang lebih dominan adalah alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam disebut juga
dengan zaman perungggu Nurdin, 2008: 31-32. Zaman pra-aksara berdasarkan ciri kehidupan masyarakatnya dibagi ke dalam
empat babak, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, masa bercocok tanam, dan
masa perundagian. Masa berburu dan meramu tingkat sederhana,
pada masa ini, kehidupan manusia hanya terpusat pada upaya mempertahankan diri di tengah-tengah alam yang
penuh tantangan, dengan kemampuannya yang masih sangat terbatas. kegiatan pokoknya adalah berburu dan mengumpulkan makanan, dengan peralatan dari batu,
kayu, dan tulang. Kehidupan manusia masih sangat tergantung pada alam lingkungan sekitarnya Nurdin, 2008:33.
Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, di Indonesia sudah ada usaha-usaha
untuk bertempat tinggal secara tidak tetap di gua-gua alam, utamanya di gua-gua
payung, yang setiap saat mudah untuk ditinggalkan, jika dianggap sudah tidak memungkinkan lagi tinggal di tempat itu Nurdin, 2008:36.
Perubahan dari masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut ke masa bercocok tanam, memakan waktu yang sangat panjang, karena tingkat kesulitan
yang tinggi. Pada masa ini sudah mulai ada usaha bertempat tinggal menetap di suatu perkampungan yang terdiri atas tempat tinggal-tempat tinggal sederhana yang didiami
secara berkelompok. Mulai ada kerjasama dan peningkatan unsur kepercayaan yang diharapkan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan ketenteraman hidupnya
Nurdin, 2008:38 . Menurut Grolier dalam Indonesia Heritage 2008:11 periode bercocok tanam
ditandai dengan perkembangan tradisi dan tegnologi. Dimana manusia mulai menetap di desa-desa dengan jumlah penduduk 300 sampai 400 orang. Beberapa kelompok
masih menempati gua-gua. Teknologi mulai berubah dan alat-alat batu dihasilkan dengan tehnik baru seperti pemakaian gerinda dan pemolesan. Artefak yang banyak
dihasilkan adalah kapak, mata kapak dan gelang asahan, juga mata pisau. Tempayan dibuat untuk menyimpan makanan dan biji-bijian yang akan ditanam kembali.
Manik-manik diciptakan untuk perhiasan. Pada zaman ini manusia kemungkinan besar melakukan pemujaan terhadap nenek moyang dan kekuatan alam, serta belajar
bercocok tanam dan berternak hewan. Ada kelompok yang memilih pemimpin awal suatu sistem politik. Kepemimpinan didasarkan pada kecakapan seseorang.
Menurut Rahardjo 2010 dalam http:blogkepurwo.blogspot.com
pada masa ini manusia yang sebelumnya sekedar pengumpul makanan, mulai menjadi penghasil
makanan dengan melakukan bertani dan berternak. Mereka tidak lagi hidup berpindah-pindah nomaden, tetapi relatif telah menetap dan tinggal di
perkampungan kecil. Dalam masa ini orang sudah menggosok alat-alat yang terbuat dari batu hingga halus. Pertanian dan perternakan sudah lebih maju dan orang sudah
membuat rumah-rumah yang ditempati secara permanen. Rumah-rumah tersebut didirikan secara bergerombol sehingga menyerupai kampung. Pembuatan tembikar
pada masa ini sudah maju, selain itu sudah dikenal pula ragam hias. Alat-alat batu yang menonjol dari masa ini ialah beliung persegi dan belincung. Pada masa
bercocok tanam sudah dikenal pula pertenunan. Dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya, pada masa Neolithikhum budaya manusia telah maju dengan pesat.
Berbagai macam pengetahuan telah dikuasai, misalnya pengetahuan tentang perbintangan, pranatamangsa cara menentukan musim berdasarkan perbintangan
atau tanda-tanda lainnya, pelayaran, kalender menentukan hari baik atau buruk gamelan, wayang, pertenunan, dan sebagainya. Masih banyak unsur-unsur
kebudayaan Neolith itu yang masih hidup hingga sekarang. Pada masa bercocok tanam, manusia sudah berusaha bertempat tinggal
menetap dengan mengatur kehidupan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, yaitu menghasilkan bahan makanan sendiri, baik di bidang pertanian maupun
peternakan. Pada masa perundagian, semuanya mengalami kemajuan dan penyempurnaan. Pada masa ini mulai ditemukan biji-biji logam sehingga berbagai
peralatan mulai dibuat dari logam. Pada perkembangan berikutnya, perlu dibedakan golongan yang terampil dalam melakukan jenis usaha tertentu, misalnya terampil
dalam membuat rumah kayu, pembuatan gerabah, pembuatan benda-benda dari logam, perhiasan, dan lain sebagainya Nurdin, 2008:40
Pembelajaran materi perkembangan kehidupan pada masa pra-aksara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran pada materi pokok Peninggalan
– peninggalan kebudayaan masa pra aksara khususnya masa bercocok tanam.
Indikatornya adalah mengidentifikasi peninggalan –peninggalan kebudayaan pada
masa pra-aksara. Tujuannya siswa dapat memahami bentuk-bentuk peninggalan masa bercocok tanam sehingga dapat menyebutkannya dan dapat membedakannya dengan
hasil kebudayaan pada zaman sebelum dan sesudah masa bercocok tanam. Pembahasan dalam penelitian ini difokuskan pada materi pokok Peninggalan
–peninggalan kebudayaan masa pra aksara khususnya masa bercocok tanam. Tujuan pembelajrannya agar siswa dapat memahami bentuk-bentuk peninggalan masa
bercocok tanam sehingga dapat menyebutkannya dan dapat membedakannya dengan hasil kebudayaan pada zaman sebelum dan sesudah masa bercocok tanam.
2.1.6 Minat