memastikan kesiapan anggota kelompok. Pada pertemuan kali ini topik yang dibahas adalah topik bebas. Setelah semua siswa masing-masing menyebutkan
topik apa yang ingin dibahas akhirnya ditentukan adalah tentang pelajaran yang disukai. Setelah anggota kelompok siap mengikuti kegiatan bimbingan kelompok,
pembahasan topik pelajaran yang disukai dimulai. Sub topik yang dibahas adalah pelajaran apa yang disukai dan mengapa menyakui pelajaran tersebut.
Dalam pertemuan kedelapan ini, seluruh anggota kelompok sudah mau berpendapat dan berdiskusi dengan cukup baik dan meningkat dari pada
pertemuan sebelumnya. Dalam pertemuan ini diskusi berjalan baik dan menglair karena masing masing punya pendapat tentang pelajaran yang disukai sehingga
mereka punya argument masing masing dan saling memberi masukan satu sama lain.
Setelah pembahasan
selesai, dilanjutkan
dengan pembacaan
kesimpulan.Tahap penutup berlangsung dengan baik, anggota kelompok merasa senang dan nyaman selama mengikuti layanan bimbingan kelompok. Pemahaman
yang mereka dapatkan adalah mereka memahami sebauh perbedaantentang apa yang mereka sukai tapi dengan begitu mereka saling memberi masukan satu sama
lain dalam belajar, saling membantu dalam belajar. Kegiatan ditutup dengan doa dan salam.
4.2 Pembahasan
Tingkat kemampuan komunikasi antar teman sebaya pada kelas V SD Negeri 1 Parakancanggah sebelum diberikan layanan bimbingan berbasis
permainankelompok berada dalam katagori rendah dan katagori cukup dan hanya satu siswa yang dalam katagori tinggi. Keefektifan dari komunikasi antar teman
sebaya itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut De Vitto dalam Widjaja 2000: 127 komunikasi agar menjadi efektif yaitu dengan: keterbukaan,
empati, dorongan, perasaan positif dan kesamaan. Kemampuan komunikasi antar teman sebaya yang rendah dikarenakan rendahnya kemampuan faktor-faktor
tersebut yaitu keterbukaan, empati, dorongan, perasaan positif dan kesamaan. Dari masing-masing siswa memiliki kemampuan yang tidak sama namun secara
keseluruhan memang masih cenderung rendah dan cukup terlihat dari beberapa indikator yang memang tidak terpenuhi oleh siswa.
Siswa yang mendapat nilai tinggi memang siswa yang memiliki tingkat komunikasi antar teman sebaya yang baik, diharapkan dengan adanya siswa
tersebut pada saat kegiatan treatment dapat memancing siswa yang memiliki kemampuan komunikasi yang rendah untuk ikut aktif dalam kegiatan. Hal ini juga
bertujuan agar kelompok bersifat homogen karena anggota kelompok memiliki tingkat perkembangan yang sama dan heterogen karena berasal dari latar
belakang yang beda dan kemampuan yang berbeda.Hal tersebut sesuai dengan pengambilan samapel yang digunakan yaitu purposive samaple atau samapel
bertujuan. Sampel yang diambil disini adalah 10 anak sehingga peneliti dapat
,mengetahui karakter masing-masing anak dan hal tersebut memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian yaitu kegiatan layanan bimbingan konseling
teknik permainan dalam meningkatkan kemapuan komunikasi antar teman sebaya yang memang penting dalam perkembangan siswa. Jhonson dalam Supratiknya
1995: 9-10 peranan penting dari komunikasi adalah 1Komunikasi antar pribadi
membatu perkembangan intelektual dan sosial anak. 2Identitas dan jati diri kita terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan orang lain. 3Memahami realitas
di sekeliling kita serta menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia di sekitar kita, kita perlu membandingkan kesan-kesan dan
pengertian oaranglain tenatng realitas yang sama.4Kesehatan mental kita sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungan kita
denagan kesan-kesan dan pengertian oaring lain tentang realitas yang sama. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi antar
teman sebaya adalah dengan menggunakan bimbingan kelompok berbasis permainan maksudnya adalah layanan yang digunakan adalah bimbingan
kelompok yang menonjolkan permainan didalamnya. Sesuai dengan tujuan khusus dari bimbingan kelompok menurut Prayitno 2004: 3 Melalui dinamika
kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang diwujudkannya
tingkah laku yang lebih efektif. Dalam hal ini kemampuan berkomunikaasi, verbal maupu non verbal, ditingkatkan. Dinamika yang intensif tersebut dihasilkan dari
permainan yang digunakan saat kegiatan bimbingan kelompok. sesuai dengan apa yang disebutkan oleh Romlah 2001: 118 permainan merupakan cara belajar
yang menyenangkan karena dengan bermain anak-anak belajar sesuatu tanpa mempelajarinya. Tanpa anak sadari anak bermain dan menikmati itu dan disitu ia
belajar banyak hal yang bisa ia tanamakan dalam hidupnya salah satunya adalah belajar meningkatkan kempuan komunikasi anak, tanpa anak sadari saat bermain
mereka akan belajar berkomunikasi dengan teman sebayanya dengan suasana
yang nyaman dan santai tersebut anak tidak merasa tegang dan tertekan sehingga lebih mudah dan tidak canggung dan dengan adanya permainan tersebut dapat
diamati bagaiman komunikasi antar sebaya yang terjadi secara natural dan memudahkan saat penagamatan indikator yang muncul dan tidak.
Dari permainan yang diadakan tersebut akan terlihat bagaiman interaksi dari siswa pada teman sebayanya, permainan yang digunakanpun permainan yang
sesuai dengan tujuan yang ada yaitu permainan yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa. Pada setiap pertemuan permainan disesuaikan
dengan materi yang diberikan pada sesi tersebut sehingga untuk mengamati indakor yang ada muncul atau tidak selain itu juga untuk merangsang siswa
sebelum pembahasan materi yang akan diberikan pada pertemuan tersebut. Melaluai kegiatan bimbingan kelompok berbasis permainan yang
dilakukan delapan kali di kelas V SD Negeri 1 Parakancanggah Tahun Ajaran 20122013 diperoleh hasil sesuai yang diharapkan yaitu setelah dilakukan post-
test diperoleh hasil bahwa kemampuan komunikasi antar teman sebaya siswa V SD Negeri 1 Parakancanggah Tahun Ajaran 20122013 mengalami peningkatan
dari yang berkemampuan rendah dan cukup menjadi berkemampuan tinggi dan yang awalnya berkemampuan tinggi menjadi sangat tinggi. Data yang dari
observasi tersebut menunjukan adanya peningkatan sesuai dengan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis data Wilcoxon. Berdasarkan hasil
perhitungan pada tabel untuk uji wilcoxon, nilai n = 10 taraf kesalahan 0,05, maka J tabel = 8. Jumlah jenjang perhitungan yang nilainya kecil adalah 0.
Menurut Subjana 2002:450 jika J perhitungan lebih kecil atau sama dengan J
dari daftar berdasarkan taraf nyata yang dipilih maka Ho ditolak. Berdasarkan
perhitungan dengan tabel penolong, J perhitungan = 0 dan J tabel = 8. Karena dalam penelitian ini J hitung ≤ J tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang
artinya bahwa kemampuan komunikasi antar teman sebaya pada siswa kelas V SD Negeri 1 Parakancanggah Kabupaten Banjarnegara Tahun Ajaran 20122013
dapat ditingkatkan menggunakan bimbingan kelompok berbasis permainan. Peningkatan yang terjadi karena siswa mengikuti kegiatan secara rajin dan
sungguh-sungguh serta menikmati kegiatan tersebut. Peningkatan yang terjadi adalah sebesar 30,3., yaitu yang awalnya siswa memiliki kemampuan
komunikasi antar teman sebaya dengan presentase 43,9 menjadi 74,2. Hal tersebut menunjukan bahwa faktor-faktor dari keefektifan komunikasi antar
pribadi telah terpenuhi dengan adanya layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan.
4.3 Keterbatasan Penelitian