Simpulan KAJIAN SIMULASI: PENDEKATAN BAYES PADA DATA

Tabel 13 Nilai JKG dan RMSE pada Berbagai Besaran n dan p menggunakan Model VI dan VII Struktur data Model VI Model VII r n p JKG RMSE JKG RMSE 12 1.796 0.424 1.795 0.424 50 4.544 0.674 4.544 0.674 100 4.009 0.633 4.009 0.633 10 150 4.059 0.637 4.059 0.637 25 1.798 0.424 0.386 0.196 50 2.715 0.521 2.716 0.521 100 3.862 0.621 3.865 0.622 20 150 4.040 0.636 46359.34 68.088 40 9.027 0.950 9.027 0.950 80 5.172 0.719 5.173 0.719 100 6.892 0.830 6.894 0.830 35 150 6.437 0.802 6.44 0.802 60 12.872 1.135 12.871 1.135 100 4.383 0.662 4.076 0.638 0.8 50 150 10.865 1.042 10.864 1.042 Berdasarkan hasil sebelumnya, hanya model VI dan model VII yang dicobakan untuk data simulasi np dan terdapat multikolinear antar peubah. Hasil yang diperoleh model VI memberikan hasil relatif lebih baik dan robust dibandingkan model VII Tabel 13. Plot hasil antara y-dugaan dan y pengamatan dengan menggunakan Model VI disajikan pada Gambar 14. dan Gambar 15 Pada model VI dan VII nilai koefisien JKG dan RMSE yang diperoleh relatif tidak dipengaruhi oleh besaran koefisien korelasi antar peubah bebas. Pada keseluruhan model tersebut dengan besaran n dan p yang sama diperoleh hasil JKG yang relatif sama pada berbagai besaran koefisien korelasi yang dicobakan r = 0.8, 0.9, 0.95 dan 0.98.

E. Simpulan

Hasil pengolahan data menggunakan pendekatan Bayes non hirarki ternyata sangat dipengaruhi oleh pemilihan prior â dan nilai awal σ 2 . Perubahan nilai korelasi data pada matriks data dengan nilai n dan p tertentu berpengaruh terhadap nilai ketelitian pada semua Model. Secara umum pada Model I, II, III dan IV peningkatan nilai korelasi berpengaruh terhadap nilai ketelitian, dimana ketelitian modelnya mempunyai kecenderungan menurun seiring dengan bertambahnya nilai korelasi. Pada Model I dan II, untuk semua n yang dicobakan, kenaikan jumlah peubah memberikan pengaruh perubahan terhadap nilai ketelitian tetapi perubahannya belum menunjukkan suatu pola. Untuk Model III dan IV kenaikan jumlah peubah untuk jumlah pengamatan yang sama cenderung menyebabkan nilai ketelitian semakin menurun. Khusus untuk korelasi antar peubah bebas tinggi, secara keseluruhan pendekatan Bayes hirarki memberikan hasil lebih baik dibandingkan pendekatan Bayes non hirarki. Model V sangat dipengaruhi oleh penetapan nilai awal σ 2 dan bentuk sebaran prior β. Besaran JKG yang diperoleh pada Model V relatif lebih tinggi dibandingkan dua model lainnya. Model VI tidak dipengaruhi oleh penetapan nilai awal. Pada Model VI penentuan sebaran prior β yang berbeda memberikan hasil JKG yang relatif sama dan RMSE yang sedikit berbeda, namun relatif lebih rendah dibandingkan dua model pendekatan lainnya. Model VII tidak dipengaruhi oleh penetapan nilai awal σ 2 dan penentuan sebaran prior â, namun hasil JKG yang diperoleh relatif lebih tinggi dibandingkan dengan Model VI, dan RMSE yang diperoleh relatif lebih besar dibandingkan dengan Model VI. Sehingga bila diperbandingkan antara model V, VI dan VII maka Model VI bersifat robust dan menghasilkan nilai JKG dan RMSE yang lebih baik dibandingkan Model V dan dan Model VII. Berdasarkan beberapa kondisi diatas pendekatan Bayes hirarki lebih tepat digunakan dalam penyusunan model kalibrasi, dibandingkan jika menggunakan pendekatan Bayes non hirarki. Model VI merupakan model terbaik yang dapat digunakan untuk penyusunan model kalibrasi BAB V SIFAT-SIFAT STATISTIK DARI DUGAAN MODEL KALIBRASI DENGAN PENDEKATAN BAYES

A. Pendahuluan