55
meningkatkan resiliensi, yaitu dengan mengikuti perkembangan interaksi antara pasien dengan keluarga pasien skizofrenia.
Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah wawancara, observasi, catatan lapangan, resilience quotion test RQ-Test, dan dokumentasi.
Dalam pelaksanaan dilapangan teknik-teknik ini sangat mungkin dilaksanakan secara bersamaan karena masing-masing teknik bersifat saling melengkapi antara
satu dengan yang lainnya.
3.4.1 Wawancara
Wawancara merupakan
percakapan dengan maksud tertentu. Menurut
Moleong 2004:186 wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara interviewer yang memberikan pertanyaan dan orang
yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan pewawancara. Wawancara yang digunakan adalah wawancara
terstruktur dan mendalam deep interview. Moleong 2002:138 menjelaskan bahwa wawancara yang terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya
menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang akan diajukan. Sedangkan wawancara mendalam adalah wawancara yang memiliki tujuan memperoleh
informasi yang lebih detail dan mendalam mengenai subjek penelitian. Dalam wawancara terstruktur diperlukan pembuatan pedoman wawancara
interview guide sebelum dilakukan proses wawancara. Interview guide adalah acuan garis-garis besar wawancara yang dibuat berlandaskan unit analisis yang
telah ditetapkan agar hasil wawancara dapat lebih fokus. Unit analisis tersebut dibagi berdasarkan aspek-aspek yang ingin digali sub unit analisis, kemudian
56
sub unit analisis dibagi lagi menjadi beberapa indikator pertanyaan. Interview guide dimaksudkan agar wawancara lebih mengenai sasaran yang ingin digali
dalam penelitian. Wawancara dalam penelitian ini juga dilakukan secara mendalam deep interview. Deep interview ini dilaksanakan dengan cara
melakukan wawancara secara terus-menerus continues dalam kurun waktu yang relatif lama.
Wawancara dilakukan kepada narasumber utama dan nara sumber sekunder. Narasumber utama dalam penelitian ini adalah anggota keluarga pasien
skizofrenia dan para terapis keluarga di RSJD-AGH Semarang. Keluarga pasien meliputi keluarga inti pasien atau keluarga yang tinggal dalam satu rumah
bersama pasien yakni: ayah, ibu, kakak, adik, dan sebagainya. Narasumber sekunder merupakan orang-orang yang hidup di lingkungan disekitar keluarga
pasien skizofrenia seperti: tetangga, ketua RT, dan orang-orang yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarga pasien skizofrenia.
Wawancara dilakukan secara berkala dan berkelanjutan. Narasumber yang pertama kali diwawancarai adalah narasumber utama. Wawancara terhadap
narasumber sekunder dilaksanakan setelah data yang lengkap dari narasumber utama diperoleh. Hal ini dilakukan karena, narasumber sekunder berfungsi
sebagai cross ceck data dari narasumber utama. Alat bantu yang digunakan dalam wawancara ini yaitu inerview guide dan recorder.
3.4.2 Observasi