Pasal 171
Pekerjaburuh yang mengalami pemutusan hubungan kerja tanpa penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang berwenang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 ayat 1, Pasal 160 ayat 3, dan Pasal 162, dan pekerjaburuh yang bersangkutan tidak dapat menerima pemutusan
hubungan kerja tersebut, maka pekerjaburuh dapat mengajukan gugatan ke lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial dalam waktu paling lama
1 satu tahun sejak tanggal dilakukan pemutusan hubungan kerjanya.
Pasal 172
Pekerjaburuh yang mengalami sakit berkepanjangan, mengalami cacat akibat kecelakaan kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannya setelah melampaui
batas 12 dua belas bulan dapat mengajukan pemutusan hubungan kerja dan diberikan uang pesangon 2 dua kali ketentuan Pasal 156 ayat 2, uang
penghargaan masa kerja 2 dua kali ketentuan Pasal 156 ayat 3, dan uang pengganti hak 1 satu kali ketentuan Pasal 156 ayat 4.
BAB XIII PEMBINAAN
Pasal 173
1 Pemerintah melakukan pembinaan terhadap unsur-unsur dan kegiatan yang berhubungan dengan ketenagakerjaan.
2 Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, dapat mengikutsertakan organisasi pengusaha, serikat pekerjaserikat buruh, dan organisasi profesi
terkait.
3 Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, dan ayat 2, dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi.
Pasal 174
Dalam rangka pembinaan ketenagakerjaan, pemerintah, organisasi pengusaha, serikat pekerjaserikat buruh dan organisasi profesi terkait dapat melakukan kerja
sama internasional di bidang ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 175
1 Pemerintah dapat memberikan penghargaan kepada orang atau lembaga yang telah berjasa dalam pembinaan ketenagakerjaan.
2 Penghargaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dapat diberikan dalam bentuk piagam, uang, danatau bentuk lainnya.
BAB XIV PENGAWASAN
Pasal 176
Pengawasan ketenagakerjaan
dilakukan oleh
pegawai pengawas
ketenagakerjaan yang mempunyai kompetensi dan independen guna menjamin pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.
Pasal 177
Pegawai pengawas ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 176 ditetapkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
Pasal 178
1 Pengawasan ketenagakerjaan dilaksanakan oleh unit kerja tersendiri pada instansi yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang
ketenagakerjaan pada pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupatenkota.
2 Pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diatur dengan Keputusan Presiden.
Pasal 179
1 Unit kerja pengawasan ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 178 pada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupatenkota wajib
menyampaikan laporan pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan kepada Menteri.
2 Tata cara penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 ditetapkan dengan Keputusan Menteri.
Pasal 180
Ketentuan mengenai persyaratan penunjukan, hak dan kewajiban, serta wewenang pegawai pengawas ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 176 sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 181
Pegawai pengawas
ketenagakerjaan dalam
melaksanakan tugasnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 176 wajib: a. merahasiakan segala sesuatu yang menurut sifatnya patut dirahasiakan;
b. tidak menyalahgunakan kewenangannya.
BAB XV PENYIDIKAN