based learning berbantuan media mind map pada pembelajaran Tema “Indahnya
Kebersamaan” .
3.6.4 Validitas Pengumpulan Data
3.6.4.1 Tes
Data tes yang diperoleh diuji validitasnya melalui validitas isi. Sugiyono 2010:182 menyatakan bahwa pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan materi yang telah diajarkan. Kisi-kisi pembuatan soal digunakan dalam pengujian validitas pada data tes, sehingga
cakupan ranah pengetahuan yang akan diukur sesuai dengan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran.
3.6.4.2 Non Tes
Dalam menguji validitas alat pengumpul data non tes, digunakan practical validity. Widihastrini 2012 menjabarkan tentang practical validity yaitu
sepanjang anggota kelompok action research memutuskan bahwa instrumen layak untuk digunakan kemudian instrumen dinyatakan valid dan reliable. Maka dalam
penelitian ini, sebelum instrumen digunakan dalam penelitian, diajukan terlebih dahulu kepada expert atau yang lebih ahli yaitu dosen pembimbing.
3.7 TEKNIK ANALISA DATA
Teknik analisa data yang digunakan adalah:
3.7.1 Teknik Analisa Data Kuantitatif
Data ini berupa hasil belajar yang mengukur kompetensi belajar siswa ranah pengetahuan dan keterampilan. Jika penilaian menggunakan skor tertinggi
maksimal 100, maka dapat diketahui rumus untuk menentukan skor pada siswa. Menurut Poerwanti 2008:6.15 skala 100 berangkat dari persentase yang
menggantikan skor prestasi sebagai proporsi penguasaan peserta didik pada suatu perangkat tes dengan batas minimal angka 0
– 100 persen . Adapun langkah PAP sebagai berikut:
3.7.1.1 Data hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan rumus:
N = × 100 skala 0-100
Keterangan: N = Nilai
B = Skor yang diperoleh St = Skor maksimal
Poerwanti, 2008:6.15 3.6.1.2 Menentukan batas minimal nilai ketuntasan
Nilai ketuntasan adalah nilai yang menggambarkan proporsi dan kualifikasi penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah dikontrakkan dalam
pembelajaran Poerwanti, 2008:6.16. Penentuan batas minimal nilai ketuntasan peserta tes dapat menggunakan pedoman yang ada.
Adapun untuk menentukan kriteria ketuntasan hasil belajar adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Nilai Ketuntasan Sikap
Nilai Ketuntasan Sikap Modus
Predikat
4,00 Sangat Baik SB
3,00 Baik B
2,00 Cukup C
1,00 Kurang K
Permendikbud, 2014:11
Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yang predikat Sangat Baik SB, Baik B, Cukup C, dan Kurang K. Ketuntasan
Belajar untuk sikap KD pada KI-1 dan KI-2 ditetapkan dengan modus predikat Baik B.
Nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam bentuk angka dan huruf, yakni 4,00
– 1,00 untuk angka yang ekuivalen dengan huruf A sampai dengan D sebagaimana tertera pada tabel berikut:
Tabel 3.5 Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Keterampilan
Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Keterampilan Modus
Predikat
3,85 – 4,00
A 3,51
– 3,84 A-
3,18 – 3,50
B+ 2,85
– 3,17 B
2,51 – 2,84
B- 2,18
– 2,50 C+
1,85 – 2,17
C 1,51
– 1,84 C-
1,18 – 1,50
D+ 1,00
– 1,17 D
Permendibud, 2014:12 Ketuntasan belajar untuk pengetahuan ditetapkan dengan skor 3,01; untuk
keterampilan ditetapkan dengan capaian optimum 3,01. Skala nilai pada Kurikulum 2013 menggunakan skala 1-4. Ada dua cara untuk mendapatkan nilai
dalam skala 1-4, yaitu: a.
Mengkonversi langsung dari skor
Rumus: nilai = × 4
b. Mengkonversi dari skala 0-100
Rumus: nilai = × 4
3.7.1.2 Menghitung presentase ketuntasan belajar klasikal Nilai ketuntasan adalah nilai yang menggambarkan proporsi dan kualifikasi
penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah dikontrakkan dalam pembelajaran. Untuk menentukan batas minimal nilai ketuntasan peserta tes dapat
menggunakan pedoman yang ada. Hasil perhitungan dibandingkan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam kategori tuntas dan tidak
tuntas dengan kriteria sebagai berikut. Presentase ketuntasan belajar klasikal siswa dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
p =
× 100
Keterangan: p = presentase ketuntasan belajar klasikal siswa
Aqib, 2011:41 Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 81A
tentang Impelementasi Kurikulum 2013:55 disebutkan bahwa remedial klasikal sesuai dengan kebutuhan apabila lebih dari 75 siswa memberoleh nilai kurang
dari 3,01. Menurut Djamarah juga 2010:108 apabila 75 dari jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran mencapai taraf keberhasilan minimal, maka
proses belajar mengajar berikutnya dapat membahas pokok bahasan baru. Berdasarkan pendapat di atas, dalam penelitian ini peneliti menentukan batas
ketuntasan klasikal sebesar 75.
Tabel 3.6 Nilai Ketuntasan Klasikal
Kriteria Ketuntasan Klasikal Kualifikasi
≥ 75 Tuntas
75 Tidak Tuntas
Tabel 3.7 Kriteria Ketuntasan Individual Kompetensi Pengetahuan dan
Keterampilan
Kriteria Ketuntasan Individual Kompetensi Sikap
Kualifikasi
≥ B Tuntas
B Tidak Tuntas
Tabel 3.8 Kriteria Ketuntasan Individual Kompetensi Pengetahuan dan
Keterampilan
Kriteria Ketuntasan Klasikal Kualifikasi
Pengetahuan Keterampilan
≥ 3. ≥ 3.
Tuntas 3.01
3.01 Tidak Tuntas
3.7.2 Teknik Analisa Data Kualitatif