42
3.13 Uji Kemurnian terhadap Isolat 3.13.1 Uji KLT satu arah
Uji kemurnian terhadap isolat pertama hasil isolasi dilakukan dengan KLT satu arah menggunakan beberapa fase gerak yang berbeda yaitu n-heksana-
etilasetat 80:20, kloroform-metanol 40:60, n-heksana-kloroform 50:50, kloroform-etilasetat 60:40, sedangkan terhadap isolat kedua dan ketiga hasil
isolasi menggunakan fase gerak n-heksana-etilasetat 20:80, toluen-etilasetat 10:90, benzen-etilasetat 40:60, kloroform-metanol 60:40, sebagai penampak
bercak digunakan pereaksi Liebermann-Burchard.
Cara kerja: Isolat ditotolkan pada plat lapis tipis, lalu dimasukan ke dalam chamber
yang telah jenuh dengan uap fase gerak. Setelah pengembangan selesai plat dikeluarkan dan dikeringkan, plat disemprot dengan penampak bercak
Liebermann-Burchard dan dipanaskan di oven pada suhu 110 ℃ selama 10 menit
Gritter, et al., 1991. Hasil uji kemurnian ketiga isolat dapat dilihat pada Lampiran 11 sampai 13 halaman 79 sampai 81.
3.13.2 Uji KLT 2 arah
Terhadap isolat pertama hasil isolasi dilakukan KLT 2 arah menggunakan fase gerak I n-heksana-etilasetat 80:20 dan fase gerak II klorofrom-etilasetat
60:40, sedangkan terhadap isolat kedua dan ketiga hasil isolasi menggunakan fase gerak I n-heksana-etilasetat 20:80 dan fase gerak II benzen-etilasetat
40:60, dan sebagai penampak bercak digunakan pereaksi Liebermann-Burchard.
Cara kerja:
Isolat ditotolkan pada plat pra lapis silika gel F
254
ukuran 20 x 20 lalu
Universitas Sumatera Utara
43 dikembangkan memakai fase gerak I hingga mencapai batas pengembangan,
kemudian plat dikeluarkan dari dalam bejana dan dikeringkan, setelah plat kering dikembangkan kembali dengan arah diputar 90
o
memakai fase gerak II, plat dikeluarkan dari dalam bejana lalu disemprot dengan memakai penampak bercak
Liebermann-Burchard, setelah itu plat dipanaskan pada suhu 110
o
C selama beberapa menit lalu bercak yang terbentuk ditandai Sastrohamidjojo, 1985.
Hasil uji kemurnian ketiga isolat dapat dilihat pada Lampiran 14 sampai 16
halaman 82 sampai 84.
3.14 Karakterisasi Isolat
Karakterisasi isolat dengan spektrofotometri ultraviolet dan spektrofotometri inframerah dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas
Farmasi USU Medan.
3.14.1 Karakterisasi isolat dengan spektrofotometri UV
Cara kerja: Isolat hasil isolasi dilarutkan dalam pelarut metanol, kemudian
dimasukkan kedalam kuvet yang telah dibilas dengan metanol, selanjutnya absorbansi larutan sampel diukur pada panjang gelombang 200 - 400 nm.
3.14.2 Karakterisasi isolat dengan spektrofotometri IR
Cara kerja: Karakterisasi isolat dengan spektrofotometri IR dilakukan dengan cara
mencampurkan 1 mg isolat dengan 100 mg kalium bromida menggunakan alat mixture vibrator kemudian dicetak menjadi pelet pada tekanan 11,5 ton dan
dimasukkan ke dalam spektrofotometer inframerah serta diukur pada bilangan gelombang 4000 - 400 cm
-1
Dachriyanus, 2004.
Universitas Sumatera Utara
44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Sampel