BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah berupa penelitian survai deskriptif yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara untuk mengetahui analisis pelaksanaan
pengelolaan limbah padatsampah di Rumah Sakit Martha Friska Medan tahun 2011.
3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi dilakukan di RS Martha Friska. Alasannya pemilihan lokasi ini karena : Belum pernah dilakukan penelitian tentang analisis pelaksanaan pengelolaan
padatsampah di Rumah Sakit Martha Friska Medan tahun 2011. Rumah sakit Martha Friska merupakan rumah sakit yang mempunyai nilai tipe B yang sudah mulai
menerapkan pengelolaan sampah Rumah Sakit.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2011
3.3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pelaksanaan pengelolaan limbah padat di RS. Martha Friska Medan
3.4. Informan Informan penelitian ini adalah orang yang menjadi responden dalam penelitian ini
yaitu seluruh cleaning service yang ada di RS. Martha Friska Medan yaitu sebanyak empat puluh dua 42 orang.
3.5. Metode Pengumpulan Data
Universitas Sumatera Utara
3.5.1. Data Primer
Data primer yang diperoleh adalah berupa data profil RS, sarana dan prasarana pengelolaan limbah padatsampah, karakteristik cleaning service umur, lama bekerja,
tingkat pendidikan, keikutsertaan dalam pelatihan, dan pengetahuan, yang diperoleh melalui survai lapangan dan wawancara menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan
sebelumnya kepada cleaning service di Rumah Sakit Martha Friska Medan.
3.5.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Rumah Sakit Martha Friska Medan yaitu Standar Operasional Prosedur SOP pengelolaan limbah padat RS Martha Friska, data profil RS
dan data seluruh cleaning service yang bekerja di Rumah Sakit Martha Friska Medan.
3.6. Defenisi Operasional
1. Sarana dan prasarana adalah suatu media ataupun alat yang digunakan dalam
pengelolaan limbah padatsampah di rumah sakit 2.
Sampah rumah sakit adalah suatu limbah layanan kesehatan mencakup semua hasil buangan yang berasal dari instalasi kesehatan, fasilitas penelitian, dan laboratorium.
3. Cleaning Service adalah petugas yang bekerja sebagai tenaga kebersihan di suatu
rumah sakit ataupun tempat lainnya. 4.
Umur adalah usia yang dimiliki oleh responden sejak lahir hingga dilakukan penelitian ini.
5. Lama bekerja adalah waktu yang sudah dijalani oleh responden sejak bekerja sebagai
cleaning service di rumah sakit
Universitas Sumatera Utara
6. Tingkat Pendidikan adalah pendidikan formal yang pernah diperoleh cleaning service
dengan adanya ijazah. Berdasarkan hal tersebut maka tingkat pendidikan dibagi menjadi :
a. Tingkat pendidikan rendah : yaitu cleaning service yang tidak pernah duduk
dibangku sekolah, tidak menyelesaikan SD, dan tamat SD. b.
Tingkat pendidikan yang sedang : yaitu cleaning service yang memiliki ijazah terakhir SLTP dan SLTA.
c. Tingkat pendidikan tinggi : yaitu cleaning service yang memiliki ijazah terakhir
akademi dan perguruan tinggi. 7.
Pelatihan adalah suatu kegiatan pembelajaran yang diperoleh setiap orang dalam meningkatkan pengetahuan dan pengalamannya
8. Pengetahuan dapat didefenisikan sebagai sekumpulan informasi yang dipahami
cleaning service mengenai pengolahan sampah, yang meliputi : pengertian sampah, jenis-jenis sampah, sumber sampah terbesar, pembagian sampah menurut mudah
tidaknya membusuk, pengertian sampah rumah sakit, jenis-jenis sampah rumah sakit, sarana pengelolaan sampah yang baik di rumah sakit, dampak negatif terhadap
sampah, dampak positif pengolahan sampah. 9.
Pengolahan sampah adalah suatu proses pengelolaan sampah mulai dari pengumpulan, pemindahan pada trolli bak pengangkut sampah, pengangkutan,
pemilahan, pemotongan, tempat pembuangan akhir sementara TPS, pengolahan, sampai dengan pembuangan ke tempat pembuangan akhir TPA, baik dibuang
secara langsung ke TPA atau melalui pengolahan dengan alat terlebih dahulu.
Universitas Sumatera Utara
10. Sampah infeksius adalah sampah yang diduga mengandung patogen bakteri, virus,
parasit, atau jamur dalam konsentrasi atau jumlah yang cukup untuk menyebabkan penyakit pada penjamu yang rentan
11. Sampah Patologis Sampah limbah patologis terdiri dari jaringan, organ, bagian
tubuh, janin manusia , darah, bangkai hewan, dan cairan tubuh manusia. 12.
Sampah Benda Tajam merupakan materi yang dapat menyebabkan luka iris atau luka tusuk antara lain jarum, jarum suntik, scalpel, dan jenis belati lain, pisau, peralatan
infus, gergaji, pecahan kaca, dan paku, baik terkontaminasi atau tidak. 13.
Sampah Farmasi mencakup produk farmasi, obat-obatan, vaksin, dan serum yang sudah kadaluarsa dan ,tidak digunakan, tumpah, dan terkontaminasi yang tidak
diperlukan lagi dan harus dibuang dengan tepat. Termasuk juga produk farmasi misalnya botol atau kotak yang berisi residu, sarung tangan, masker, selang
penghubung, dan ampul obat. 14.
Sampah Sitotoksik adalah sampah limbah sangat berbahaya dan bersifat mutagenik, teratogenik, atau karsinogenik dan juga menimbulkan persoalan pelik, baik dalam
area instalasi maupun setelah pembuangan sehingga membutuhkan perhatian khusus. 15.
Sampah Limbah kimia merupakan limbah yang mengandung zat kimia yang berbentuk padat, cair maupun gas yang berasal dari aktivitas diagnostik experimen
serta pemeliharaan kebersihan, aktifitas keseharian dan prosedur pemberian desinfektan.
16. Sampah Logam Berat merupakan limbah yang mengandung logam berat dalam
konsentrasi tinggi termasuk dalam subkategori limbah kimia berbahaya dan biasanya sangat toksik.
Universitas Sumatera Utara
17. Limbah Kemasan bertekanan adalah berbagai jenis gas yang digunakan dalam
kegiatan di Rumah Sakit. 18.
Limbah Radioakdtif merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan Di Rumah Sakit dan pusat penelitian yang menggunakan radionuklir dan kegiatan terkait .
3.7. Aspek Pengukuran