Aspek Sosial Aspek Ekonomi

xx TABEL III.4. ASPEK FISIK RUSUNAWA CENGKARENG di kelola Perumnas Jumlah Bangunan Lokasi Thn di bangun Blok Unit Tipe Hunian Lahan Ha Luas M2 Penyelenggara Tinggi Lantai Besar Sewa Rata2 Blok I Blok II Blok III Blok IV 1995 1997 1999 1999 8 4 2 2 960 480 240 240 21 21 24 21 9,3 27.616 13.808 6.904 6.904 Perumnas Perumnas Perumnas Perumnas 5 5 5 5 81.500 92.000 178.250 164.750 Sumber : Kajian Pemetaan Mapping Penyelenggaraan Rusunawa 2006:F1-5

3.3.2. Aspek Sosial

Ditinjau dari aspek sosial akibat dari sistem penyewaan unit hunian rumah susun Perumnas Cengkareng dilakukan secara terbuka sehingga tidak hanya ditujukan bagi korban penggusuran, relokasi, maupuan pemindahan spontan suatu lingkungan permukiman tertentu. Hal ini menyebabkan tingkat hitrogenitas penghuni rumah susun ini menjadi sangat tinggi. Ragam penghuni terjadi berdasarkan usia, agama dan kepercayaan, budaya, asal usul hingga tingkat perekonomian. Dalam beberapa hal keragaman terlihat berbaur, namun dalam hal etnis, terjadi pengelompokan sendiri antara pribumi dan warga keturunan. Hal ini secara tidak langsung juga menimbulkan perbedaan pengelompokkan kepercayaan dan strata ekonomi Perbedaan pengelompokan dengan sendirinya diantara penghuni secara langsung dan tidak langsung berpengaruh pada fisik lingkungan dan fisik bangunan rumah susun sederhana sewa. Pada kelompok yang sebagian besar dihuni oleh masyarakat pribumi dari golongan menengah ke bawah, bangunan terlihat berada dalam kondisi yang cukup memprihatinkan, sedangkan pada kelompok bangunan yang dihuni oleh warga keturunan, fisik bangunan terlihat lebih terpelihara, ruang xxi Blok Dahlia, kondisi fisik bangunan kurang terpelihara. Blok Aster ; memiliki nuansa karakter penghunitersendiri. parkir terlihat cukup banyak diisi kendaraan roda empat dan kegiatan keagamaan bagi pelaksanaan kepercayaan kristen katholik dilakukan di ruang publik dalam bangunan lantai dasar. Hal ini merupakan warna tersendiri bagi kehidupan sosial di kelompok hunian yang dihuni warga keturnan, seperti tampak dalam Gambar 3.9. dibawah ini : Sumber : Hasil survey, Maret 2008 GAMBAR 3.9. PERBANDINGAN ANTAR BLOK Dengan mengendurnya ikatan kekeluargaan lingkungan neighborhood maka secara langsung juga mengendurkan pengawasan, pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan oleh lembaga pengelola rumah susun sederhana sewa. xxii

3.3.3. Aspek Ekonomi

Secara keseluruhan tingkat perekonomian penghuni beragam, mulai dari masyarakat berpenghasilan rendah hingga masyarakat menegah, dengan mata pencaharian yang juga beragam, seperti pedagang kecil, PNS, guru, pedagang menengah. Keberdayaan masyarakat berpenghasilan rendah cukup statis karena tidak adanya program-program pemberdayaan penghuni yang berupa peningkatan pelatihan ketrampilan. Harga sewa unit bervariatif, tergantung kepada ukuran unit hunian, letak letak lantai unit hunian dan blok unit hunian. Blok Aster merupakan blok yang terakhir dibangun dan disewakan dengan harga tertinggi. Harga sewa ini baru saja mengalami penyesuaian. Akibat rendahnya kemampuan pembiayaan masyarakat berpenghasilan rendah mengakibatkan terjadinya tunggakan- tunggakan.sewa yang mengganggu jalannya operasional dan pemeliharaan bangunan dan lingkungan. Untuk meningkatkan kemampuan ekonomi penghuni rumah susun sederhana sewa, pengelola pada masa awal penghunian beberapa kali melakukan upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui program-program pelatihan ketrampilan dan program terkait pengelolaan lingkungan kebersihan dan kesehatan. Namun pada saat ini hal tersebut sudah tidak pernah terjadi, dengan alasan tidak adanya pos biaya bagi kegiatan tersebut. xxiii

3.3.4. Apek Pengelolaan