Komunikasi Massa Promosi Penjualan Melalui Jejaring Sosial (Studi Deskriptif Kualitatif Promosi Penjualan Melalui Jejaring Sosial Twitter pada “Coffee House Ulee Kareng”)

24 d. Mempengaruhi to influence Adapun tujuan dari komunikasi, adalah sebagai berikut: a. Perubahan sikap attitude change b. Perubahan pendapat opinion change c. Perubahan perilaku behavior change d. Perubahan sosial social change Effendy, 2003: 8

2.2.2 Komunikasi Massa

2.2.2.a Defenisi Komunikasi Massa Komunikasi massa dapat diartikan pula sebagai proses komunikasi yang berlangsungdimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massalmelalui alat-alat yang bersifat mekanis sebagai radio, televisi, dan film Cangara, 2002:36. Dari pengertian diatas kita dapat melihat peran baru yang ditemukan dalam proses komunikasi. Peran alat – alat seperti radio, televisi dan film dipandang sebagai salah satu dari unsur yang mempengaruhi komunikasi. Sedangkan Severin dan Tankard, menyatakan bahwakomunikasi massa adalah sebagian keterampilan skill, sebagian seni art, dan sebagianilmu science Effendy, 2003 : 21. Maksudnya, tanpa adanya dimensi menata pesan, tidak mungkin mediamassa dapat memikat khalayak yang pada akhirnya pesan tersebut dapat mengubah sikap,pandangan dan perilaku komunikan. Dari beberapa pengertian diatas, komunikasi massa adalah proses mempengarungi khalayak banyak melalui berbagai media massa seperti televisi, radio dan majalah oleh komunikator. Komunikator memiliki keterampilan, seni dan ilmu untuk mempengaruhi khalayaknya. Komunikasi massa ialah komunikasi melalui media massa modern. Komunikasi massa juga diartikan sebagai penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan Effendy, 2003: 79. Sementara ahli komunikasi lain mendefenisikan, komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi Universitas Sumatera Utara 25 dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dengan demikian, maka unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah : a. Komunikator b. Media massa c. Informasi pesan massa d. Gatekeeper e. Khalayak publik, dan f. Umpan balik Bungin, 2006 : 71 Dalam penelitian ini, admin atau pengelola akun Uleekareng2 berperan sebagai komunikator. Media massa dalam penelitian ini adalah internet yakni jejaring sosial Twitter. Informasi yang disampaikan pada komunikan atau khalayak berbentuk promosi. Isi pesan yang disampaikan secara spesifik berkaitan dengan nonton bareng yang dilaksanakan Coffee House Ulee Kareng. Komunikator dalam penelitian ini juga berperan sebagai Gatekeeper, admin atau pengelola menyaring informasi atau isi pesan yang akan disampaikan. Khalayak publik dalam konsep ini adalah pengikut akun Uleekareng2 dan atau pengunjung Coffee House Ulee Kareng. Umpan balik di jejaring sosial Twitterberbentuk mention ke akun UleeKareng2. 2.2.2.b. Karakteristik, Fungsi dan Efek Komunikasi Massa Dari berbagai definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh para ahli komunikasi, nampaknya tidak ada perbedaan yang mendasar atau prinsip, bahkan definisi-definisi itu satu sama lain saling melengkapi. Hal ini telah memberikan gambaran yang jelas mengenai komunikasi massa. Dari pengertian-pengertian yang ada maka dapat diketahui karakteristiknya yaitu : 1. Komunikator terlembaga. 2. Pesan bersifat umum. 3. Komunikannya anonim dan heterogen. 4. Media massa minimbulkan keserempakan. 5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan. 6. Komunikasi bersifat satu arah. 7. Stimulasi alat indra “terbatas”. 8. Umpan balikEfendi, 2005 : 20. Universitas Sumatera Utara 26 Namun, menurut Wright 1959, perubahan teknologi baru menyebabkan perubahan dalam defenisi komunikasi yang mempunyai tiga ciri yaitu: 1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen dan anonim. 2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara. 3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar Severin dan Tankard 2007 : 4. Robert K. Merton mengemukakan bahwa fungsi aktivitas sosial memiliki dua aspek, yaitu fungsi nyata manifest function adalah fungsi nyata yang diinginkan, kedua fungsi tidak nyata atau tersembunyi latent function, yaitu fungsi yang tidak diinginkan. Sehingga pada dasarnya setiap fungsi sosial dalam masyarakat itu memiliki efek fungsional dan disfungsional Bungin, 2006: 78. Disamping memiliki ciri-ciri khusus, komunikasi massa juga mempunyai fungsi bagi masyarakat. Adapun fungsi komunikasi massa menurut Dominick adalah sebagai berikut : a. Surveillance Pengawasan Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk 1 pengawasan peringatan ; 2 pengawasan instrumental. Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung berapi , kondisi efek yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Peringatan ini dapat serta merta menjadi ancaman. Sebuah stasiun televisi mengelola program untuk menayangkan sebuah peringatan. Sebuah surat kabar secara berkala memuat bahaya polusi udara dan pengangguran. Kendati banyak informasi yang menjadi peringatan dan ancaman serius bagi masyarakat yang dimuat oleh media, banyak pula orang yang tidak mengetahui tentang ancaman tersebut. Sedangkan fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. Berita tentang film apa yang sedang dimainkan di bioskop, bagaimana harga-harga saham di bursa efek, produk-produk baru, ide-ide tentang mode, resep makanan dan sebagainya adalah contoh-contoh pengawasan instrumental. b. Interpretation Penafsiran Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian- Universitas Sumatera Utara 27 kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa- peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok. c. Linkage Pertalian Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk lingkage pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. d. Transmission of Values Penyebaran Nilai-Nilai Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut sosialisasi. Sosialisasi mengacu kapada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masayarakat itu ditonton, didengar dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang diharapkan mereka. Dengan perkataan lain, media mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya. Televisi sangat berpotensi untuk terjadinya sosialisasi penyebaran nilai-nilai pada anak muda, terutama anak-anak yang telah melampaui usia 16 tahun, yang banyak menghabiskan banyak waktunya menonton televisi dibandingkan kegiatan lainnya, kecuali tidur. Beberapa pengamat memperingatkan kemungkinan terjadinya disfungsi jika televisi menjadikan salurannya terutama untuk sosialisasi penyebaran nilai-nilai. Sebagai contoh, maraknya tayangan kekerasan di stasiun televisi dapat membentuk sosialisasi bagi anak muda yang menontonnya, yang membuat anak muda berpikir bahwa metode kekerasan adalah wajar dalam memecahkan persoalan hidup. e. Entertainment Hiburan Penyiaran drama, tarian, kesenian, sastra, musik, olah raga, permainan, melalui isyarat-isyarat, lambang-lambang, suara dan gambar, bertujuan untuk menciptakan kesenangan yang bersifat hiburan. Melalui berbagai macam program acara yang ditayangkan televisi, khalayak dapat memperoleh hiburan yang dikehendakinya. Fungsi menghibur dari komunikasi massa tidak lain tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan melihat berita-berita ringan atau melihat tayangan-tayang hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali Ardianto, 2004 : 16-17 Berbagai penelitian tentang efek komunikasi massa telah menjadi pusat perhatian berbagai pihak, baik para praktisi maupun para teoritisi. Merka berusaha mencari dan menemukan media yang paling efektif untuk mempengaruhi khalayak. Adapun efek komunikasi massa menuru Ardianto, 2004 :51, antara lain: Universitas Sumatera Utara 28 Adapun efek komunikasi massa oleh Keith R Stamm dan John E Bowes dalam membagi kedua bagian dasar. Pertama efek primer meliputi terpaan, perhatian dan pemahaman. Kedua, efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif perubahan pengetahuan dan sikap dan perubahan perilaku menerima dan memilih : 1. Efek Kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini media massa dapat membantu khalayak mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. 2. Efek Afektif, dimana kadarnya lebih tinggi dari pada efek kognitif. Tujuannya dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya. Gambaran berupa suasana atau perasaan yang kita rasakan setelah membaca, mendengar ataupun melihat sesuatu Nurudin, 2004 : 192. 2.2.2.c Hambatan dalam Komunikasi Massa 1. Gangguan Jika pembicara menyampaikan pesan dengan suara seperti menggerutu, maka efektivitas pesannya akan terganggu. Ketidakjelasan ucapan dan hambatan – hambatan lain dalam proses komunikasi sebelum pesan mencapai audiens dinamakan gangguan noise. Dalam komunikasi massa yang didasarkan pada peralatan mekanik dan elektronik yang kompleks, peluang terjadinya gangguan adalah tak terbatas karena ada banyak hal yang bisa berjalan secara keliru. Gangguan terjadi dalam tiga bentuk : a. Gangguan Semantik komunikasi massa itu sendiri dapat mengganggu kesuksesan pesannya jika disusun dengan buruk. Susunan kata yang buruk salah satu contohnya, bicara seperti orang ngedumel juga termasuk dalam bentuk ini. b. Gangguan Saluran, ketika mendengar radio AM tapi suaranya terputus-putus, berarti itu dinamakan sedang mengalami gangguan saluran. Bentuk lainnya adalah tinta yang blobor di halaman majalah dan mikrofon yang tidak berbunyi saat penyiar membacakan berita. c. Gangguan Lingkungan. Instrusi yang terjadi di tempat penerimaan disebut juga gangguan lingkungan, misalnya saat membaca tiba-tiba bel pintu rumah berbunyi, terdengar suara anak menjerit, yang menggangu proses decoding yang sedang berlangsung saat proses komunikasi massa terjadi Vivian, 2008 :459 – 460. 2. Filter Orang-orang yang menerima pesan media massa mungkin secara tidak sadar melakukan intervensi yang mengganggu kesuksesan proses komunikasi. Penyebabnya itu dikenal dengan filter : Universitas Sumatera Utara 29 a. Filter Informasional. Jika seseorang tidak memahami bahasa satu simbol yang dipakai komunikator, proses komunikasi akan cacat. Orang tidak punya informasi untuk menguraikan pesan. Filter semacam ini dapat datang dari pihak komunikator yang kosakatanya tidak cocok dengan kosakata yang dimiliki audien, tetapi juga kebanyakan merupakan kekurangan di pihak audien. b. Filter Fisik. Ketika pikiran penerima sedang kelelahan, maka filter fisik akan menganggu proses komunikasi massa. Orang mabuk merupakan salah satu contohnya dan komunikator massa tidak punya banyak kontrol atas filter fisik ini. c. Filter Psikologis. Pandangan dan pengalaman yang berbeda bisa saja mempengaruhi dalam menanggapi pesan massa. Misalnya, dua wanita bersahabat yang bersama-sama menonton film Fatal Attraction. Salah satu wanita itu sudah menikah dan istri yang setia; yang satunya selingkuh dengan pria beristeri. Karena punya gagasan dan pengalaman hidu yang berbedadalam kesetiaan perkawinan yang merupakan tema dari film itu, maka kedua wanita itu melihat dan mendengar kata-kata yang sama, tetapi melihat dua film yang “berbeda” . 2.2.2.d Komunikasi Bermedia Komunikasi bermedia public media and mass media pada umumnya banyak digunakan untuk komunikasi informative, karena tidak begitu ampuh untuk mengubah tingkah laku. Lebih-lebih media massa. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa media massa kurang sekali keampuhannya dalam mengubah tingkah laku komunikan. Walaupun demikian, tetap ada untung ruginya. Kelemahan komunikasi bermedia ialah tidak persuasive, namun dapat mencapai komunikan dalam jumlah yang besar. Effendy, 2003:301-303. Komunikasi bermedia adalah komunikasi yang dilakukan komunikan dan komunikator dengan menggunakan media, seperti telepon, email, dan lain-lain. Komunikasi dengan menggunakan internet secara teknis dan fisik merupakan fenomena baru proses komunikasi yang dilakukan manusia pada akhir abad 20 dan telah menjadi bagian integral dari masyarakat, pendidikan, industri dan pemerintahan. Komunikasi bermedia mediated communication adalah komunikasiyang menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepadakomunikan yang jauh tempatnya, dan atau banyak jumlahnya. Dalamkomunikasi bermedia, seorang komunikator harus memperhitungkan berbagaifactor dan harus mengetahui sifat-sifat komunikan yang akan dituju danmemahami sifat-sifat media yang akan digunakan. Komunikan yang dituju dengan menggunakan media bisa hanyaseorang saja, sekelompok kecil orang, dan bisa juga sejumlah orang yangamat banyak. Berdasarkan banyaknya komunikan yang dijadikan sasarankomunikasi, maka Onong Uchjana Universitas Sumatera Utara 30 Effendy dalam bukunya yang berjuduldinamika komunikasi, mengklasifikasikan komunikasi bermedia menjadi dua, yaitu : a. Komunikasi Bermedia Massa Media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikanberjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yangbanyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya adalahsurat kabar, radio, televisi, dan film bioskop. Keuntungankomunikasi dengan menggunakan media massa ialah bahwa media massa menimbulkan keserempakkan simultaneity, artinya suatupesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlahnya relatif amatbanyak, ratusan ribu, jutaan, bahkan ratus jutaan pada saat yangbersamaan. b. Komunikasi Bermedia Nirmassa Media nirmassa umumnya digunakan dalam komunikasi untukorang-orang tertentu atau kelompok-kelompok tertentu. Surat,telepon, telegram, telex, poster, apan pengumuman, spanduk, pamflet, brosur, folder, radio CB atau radio amatir, CCTV, filmdokumenter, kaset video, kaset audio, adalah termasuk ke dalammedia nirmassa, karena tidak memiliki daya keserempakkan dankomunikannya tidak bersifat massal. Meskipun intensitas medianirmassa kurang bila dibandingkan dengan media massa, namununtuk kepentingan tertentu media nirmassa tetap efektif karena itu banyak digunakan Effendy, 2004 : 275.

2.2.3 Media Baru

Dokumen yang terkait

Strategi Promosi Dan Positioning (Studi Korelasi Strategi Promosi Produk Clavo Terhadap Positioning Produk Di Jejaring Sosial Twitter Dan Website)

0 28 165

Bauran Promosi Speedtuner Melalui Media Sosial Instagram (Studi Deskriptif Mengenai Bauran Promosi Speedtuner Melalui Media Sosial Instagram Dalam Meningkatkan Penjualan Produknya)

0 2 1

FACEBOOK SEBAGAI MEDIA PROMOSI Facebook Sebagai Media Promosi (Studi Deskriptif Kualitatif Jejaring Sosial Facebook Sebagai Media Promosi pada Buck Photography).

0 1 17

FACEBOOK SEBAGAI MEDIA PROMOSI Facebook Sebagai Media Promosi (Studi Deskriptif Kualitatif Jejaring Sosial Facebook Sebagai Media Promosi pada Buck Photography).

1 3 16

BAB1 Facebook Sebagai Media Promosi (Studi Deskriptif Kualitatif Jejaring Sosial Facebook Sebagai Media Promosi pada Buck Photography).

2 15 40

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI JEJARING SOSIAL TWITTER UNTUK PROMOSI BAGI USAHA KECIL MENENGAH (Studi deskriptif kualitatif tentang pemanfaatan jejaring sosial Twitter untuk promosi bagi usaha kecil menengah di Surabaya Selatan).

2 4 83

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perspektif Paradigma Kajian - Promosi Penjualan Melalui Jejaring Sosial (Studi Deskriptif Kualitatif Promosi Penjualan Melalui Jejaring Sosial Twitter pada “Coffee House Ulee Kareng”)

0 1 33

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Promosi Penjualan Melalui Jejaring Sosial (Studi Deskriptif Kualitatif Promosi Penjualan Melalui Jejaring Sosial Twitter pada “Coffee House Ulee Kareng”)

0 0 7

PROMOSI PENJUALAN MELALUI JEJARING SOSIAL (Studi Deskriptif Kualitatif Promosi Penjualan melalui Jejaring Sosial Twitter pada “Coffee House Ulee Kareng”) SKRIPSI

0 3 13

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI JEJARING SOSIAL TWITTER UNTUK PROMOSI BAGI USAHA KECIL MENENGAH (Studi deskriptif kualitatif tentang pemanfaatan jejaring sosial Twitter untuk promosi bagi usaha kecil menengah di Surabaya Selatan)

0 0 15