Misi Pelayanan Jasa Dan Peningkatan Citra Instansi Perusahaan PT Angkasa Pura II (PERSERO) (Studi Korelasional Antara Kegiatan Pelayanan Jasa Dan Peningkatan Citra Instansi Perusahaan PT Angkasa Pura II Di Mata Pengguna Jasa Penerbangan Di Bandara Polo

5. Junior Manager Kepegawaian dan Umum Mempunyai tugas untuk melaksanakan administrasi kepegawaian, kesejahteraan dan pelayanan kesehatan pegawai, kegiatan ketatausahaan, kerumahtanggaan, keprotokolan, penyelenggaraan informatika, managerial dan pengelolahan data pelaporan serta penyiapan ikatan kerja. 6. Airport Duty Manager. Pada bagian ini terdiri sebanyak 5 lima orang, setingkat dengan manager yang merupakan pelaksanaan struktural dalam menanggulangi permasalahan operasional tingkat pertama di bandara, bertugas bergantian mengkoordinir kegiatan tersebut dalam melaksanakan tugas Airport Duty Manager yang bertanggung jawab kepada Manager. III.1.6 Visi Dan Misi a. Visi Visi PT Angkasa Pura II Persero Bandar Udara Polonia Medan adalah menjadi perusahaan pengelolan jasa kebandaraan dan pelayanan lalu lintas yang mengutamakan penerbangan dan kepuasan pelanggan, dalam upaya memberikan manfaaat utama pemegang saham, mitra kerja, pegawai, masyarakat dan lingkungan dengan memegang teguh etika bisnis.

b. Misi

Misi PT Angkasa Pura II Persero Bandar Udara Polonia Medan adalah menjadi Bandar udara bertaraf Internasional yang mampu bersaing di kawasan regional. Universitas Sumatera Utara III.2 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode korelasional yaitu metode yang bertujuan meneliti sejauhmana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain Rakhmat, 1993: 27. Metode korelasional digunakan untuk meneliti hubungan diantara variabel-variabel. Dalam penelitian ini, metode korelasional digunakan untuk mencari hubungan antara Kegiatan Pelayanan Jasa Dan Peningkatan Citra Instansi Perusahaan PT Angkasa Pura II Di Mata Pengguna Jasa Penerbangan Di Bandara Polonia Medan. III.3 Populasi Dan Sampel III.3.1 Populasi Populasi adalah kelompok unsur-unsur komprehensif dan telah ditentukan peringkat universal yang berhubungan dengan pertanyaan atau hipotesis penelitian. Selain itu populasi dapat diartikan keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian Nawawi, 2001: 141. Populasi dalam penelitian ini adalah para penumpang pesawat terbang domestik yang pernah mendapatkan pelayanan minimal 3 kali dari PT Angkasa Pura II Persero di Bandar Udara Polonia Medan. Jumlah populasi yang diambil berjumlah 3.714.970 orang yang merupakan jumlah rata-rata penumpang domestik pada periode Tahun 2011. Universitas Sumatera Utara III.3.2 Sampel Secara sederhana, sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian, atau bisa juga diartikan sebagai sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi. Sampel merupakan bagian dari populasi yang memperoleh perlakuan penelitian yang secara keseluruhan mempunyai sifat populasi. Sampel merupakan wakil yang bersifat representatif dari populasi, khususnya dalam hal pendataan Bulaeng, 2004: 156. Berdasarkan populasi yang ada, maka untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10 dengan tingkat kepercayaan 90. Rumus ini digunakan untuk populasi yang besar yang didapat dari pendugaan proporsi populasi Kriyantono, 2006: 160. = 3.714.970 3.714.970 0,1 2 +1 = 37.150,7 3.714.970 = 99,99 = 100 Jadi, besar sampelnya adalah berjumlah 100 orang. III.4 Teknik Penarikan Sampel a. Purposive Sampling. Purposive Sampling yaitu penarikan sampel dengan teknik yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian Kriyantono, 2007: 154. Sampel dalam penelitian ini adalah para penumpang pesawat terbang Universitas Sumatera Utara domestik yang pernah mendapatkan pelayanan minimal 3 kali di Bandar Udara Polonia Medan. b. Accidental Sampling. Accidental Sampling adalah penarikan sampel dengan memilih siapa saja yang kebetulan dijumpai untuk dijadikan sampel Kriyantono, 2006: 156. Kebetulan yang dimaksud adalah secara kebetulan bertemu saat pelanggan mendapatkan pelayanan jasa pada Perusahaan PT Angkasa Pura II Persero, Bandar Udara Polonia Medan. Dalam penelitian ini, peneliti menganggap teknik penarikan sampling kebetulan ini sebagai cara untuk mengambil sample. III.5 Teknik Pengumpulan Data a. Penelitian Lapangan Field Research Penelitian lapangan dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada responden. Kuesioner yaitu usaha, mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan secara tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden Nawawi, 1995: 117. b. Penelitian Kepustakaan Library Research Penelitian kepustakaan yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dengan masalah penelitian dan mendukung penelitian ini. Dalam hal ini penelitian kepustakaan dilakukan melalui buku-buku metode penelitian, internet, surat kabar, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara III.6 Teknik Analisis Data III.6.1 Analisis Tabel Tunggal Analisis Tabel Tunggal adalah suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data kolom yang merupakan sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori Singarimbun, 2006: 266. III.6.2 Analisis Tabel Silang Analisis tabel silang merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif dan negatif Singarimbun, 2006: 273. III.6.3 Uji Hipotesis Uji hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan maka peneliti menggunakan rumus koefisien korelasi tata jenjang oleh Spearman Spearman’s Rho Rank Order Correlations. Dalam rumus Spearman, data dari variabel-variabel yang diteliti harus ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai terbesar Kriyantono, 2006: 174. Rumus koefisien korelasinya adalah: Universitas Sumatera Utara Keterangan: r s = koefisien korelasi Spearman d = beda antar jenjang setiap sampel Σ = sigma atau jumlah N = jumlah individu dalam sampel 1 = bilangan konstan 6 = bilangan konstan Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal. Jika r s 0, maka hipotesis ditolak. Jika r s 0, maka hipotesis diterima. Untuk mengukur kekuatan derajat hubungan, digunakan nilai korelasi sebagai berikut Kriyantono, 2006: 169: 0,20 : hubungan rendah sekali, lemah sekali 0,20 – 0,39 : hubungan rendah tapi pasti 0,40 – 0,70 : hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0,90 : hubungan yang tinggi, kuat 0,90 : hubungan yang sangat tinggi, kuat sekali, dan dapat diandalkan. Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Pengumpulan Data Di Lapangan