18
a. To prevent misunderstanding
, yaitu untuk mencegah kesalah pahaman antara sekolah dengan masyarakat
b. To secure financial support
, yaitu untuk memperoleh sumbangan- sumbangan finansial dan material dari masyarakat.
c. To secure coppration in policy marking
, yaitu untuk menjalin kerja sama dalam pembuatan kebijaksanaan-kebijaksanaan.
5. Jenis-Jenis Hubungan Masyarakat dengan Sekolah
Hubungan kerjasama antara sekolah dengan masyarakat. Menurut M. Ngalim Purwanto, 1995: 190 dapat digolongkan dalam tiga jenis hubungan,
yaitu: a.
Hubungan Edukatif Hubungan edukatif yang dimaksud disini adalah hubungan kerjasama dalam hal
mendidik anakmurid, antara guru di sekolah dan orang tua di dalam keluarga. Adanya hubungan ini dimaksud agar tidak terjadi perbedaan prinsip antara guru
dengan orang tua siswa, sehinggga mengakibatkan keraguan pendirian dan sikap pada diri anaksiswa, baik dalam hal norma atau nilai-nilai sosial maupun dalam
bidang ilmu pengetahuan. b.
Hubungan Kultural Hubungan kultural adalah usaha kerjasama antara sekolah dan masyarakat yang
memungkinkan adanya saling membina dan mengembangakan kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada. sekolah merupakan suatu lembaga yang
seharusnya dapat di jadikan barometer bagi maju-mundurnya kehidupan, cara
19
berfikir, kepercayaan, kesenian, adat istiadat dan lain sebagainya. Oleh karena itu, diperlukan adanya kerja sama yang fungsional antara kehidupan di sekolah
dengan kehidupan dalam masyarakat, sehingga kurikulum sekolah dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tututan perkembangan masyarakat, demikin
juga dalam pengembangan tentang metode-metode pengajaran serta pemilihan bahan pengajarannya.
c. Hubungan Institusional
Hubungan institusional adalah hubungan kerja sama antara sekolah dengan lembaga-lembaga atau instansi-instansi resmi lain, baik swasta maupun
pemerintahan, seperti instansi pemerintahan daerah, dinas kesehatan, dinas pertanian dan dinas-dinas pemerintahan lain, serta perusahaan-perusahan negeri
atau swasta, yang berkaitan dengan perbaikan dan perkembangan kualitas pendidikan pada umumnya.
6. Penggolongan Kegiatan Hubungan Masyarakat dengan Sekolah
Dalam penggolongan kegiatan hubungan masyarakat dan sekolah menurut B Suryosubroto, 2001: 25 dapat digolongkan menjadi dua kegiatan yaitu: 1
kegiatan eksternal, 2 kegiatan internal a.
Kegiatan Eksternal Kegiatan eksternal ini selalu dihubungkan dan ditunjukan kepada publik atau
masyarakat di luar sekolah. Terdapat dua kegiatan yang dilakukan yaitu kegiatan langsung dan kegiatan tidak langsung. Kegiatan langsung adalah kegiatan yang
dilaksanakan secara langsung, seperti rapat dengan pengurus Badan Pembatu Penyelenggaraan Pendidikan BP3, konsultasi dengan tokoh masyarakat serta
20
melayani tamu yang berkunjung disekolah. Sedangakan kegiatan tidak langsung adalah kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat melalui peran media
tertentu, misalnya televise, radio, media cetak, pameran, dan penerbitan majalah. b.
Kegiatan Internal Kegiatan internal ini merupakan publikasi kedalam. sasaran adalah warga sekolah,
yaitu para guru, para tenaga kependidikan, dan para siswa. Bertujuan untuk memberi penjelasan tentang kebijakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah,
menampung segala bentuk saran dan kritik baik dari siswa, guru maupun tenaga kependidikan yang berhubungan dengan pembinaan dan pengembangan sekolah,
agar tercipta hubungan yang harmonis sehingga dapat mewujudkan kerjasama yang baik antar warga di sekolah. kegiatan ini dapat dilakukan secara langsung
dan tidak langsung. kegiatan secara langsung seperti: 1 rapat dewan guru, 2 upacara sekolah, 3 karyawisata atau rekreasi, dan lain sebagainya. Sedangkan
kegiatan secara tidak langsung seperti: 1 penyampain informasi melalui surat edaran, 2 penggunaan papan pengumuman Sekolah, 3 penyelenggaraan majalah
dinding, 4 penerbitan bulletin sekolah, 5 pemberitahuan khusus melalui media internet dalam blog situs resmi sekolah, dan lain sebagainya.
21
7. Proses Kegiatan Hubungan Masyarakat dengan Sekolah