14
Signalling theory menyatakan pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga
meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan, Hasnawati 2005. Peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar sebagai kemampuan perusahaan
untuk membayar kewajiban di masa yang akan atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar, Brigham 1999.
2.1.2. Teori Agency
Teori agensi merupakan basis teori yang selama ini dingunakan sebagai dasar dalam praktik bisnis perusahaan. Dalam teori tersebut pemegang saham di
deskripsikan sebagai principal dan manajemen sebagai agen Borolla, 2011. Teori agensi adalah sebuah kontrak yang dilakukan antara pihak principal dengan
agen dimana kedua belah pihak tersebut merupakan pemaksimum kesejahteraan. Prinsipal adalah pihak pihak yang memberikan perintah kepada agen untuk
bertindak atas nama principal, sedangkan agen adalah pihak yang diberi kepercayaan oleh principal untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Agen
memiliki kewajiban kepada principal untuk mempertanggungjawabkan semua hal yang terkait dengan apa yang telah di amanatkan prinsipal kepada agen tersebut.
Pemisahan antara pemegang saham dan manajer seperti ini dapat menimbulkan adanya masalah keagenan atau agency problem. Dan karena
kewenangan pengelolaan perusahaan serta pengambilan keputusan diserahkan
Universitas Sumatera Utara
15
kepada manajer, maka bisa saja manajer tidak berbuat yang terbaik untuk pemilik karena adanya perbedaan kepentingan Nasser, 2008.
Berbagai cara dilakukan untuk mengurangi agency problem. Beberapa diantaranya adalah dengan meningkatkan peran outsider dalam monitoring
perusahaan, keberadaan atau eksistensi kepemilikan manajerial, peningkatan pembayaran dividen, pendanaan melalui utang Crutchley, et.al dalam Mursalim,
2009a.
2.1.3. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan
setelah melalui proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini. Meningkatnya nilai perusahaan adalah
sebuah prestasi, yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik juga akan
meningkat. Dalam reorganisasi keuangan faktor utama yang harus diperhatikan adalah
menyangkut penentuan nilai perusahaan. Hal ini sangat penting terutama dalam rangka penjualan perusahaan, private placement ataupun go public .terdapat
beberapa alternative untuk menilai perusahaan di antaranya adalah : •
Price earning ratio method. Alternative ini memerlukan informasi tentang proyeksi futures earning perusahaan, expected return for
Universitas Sumatera Utara
16
equity investment, expected return on investment dan historical price earning ratio. Informasi-informasi tersebut digunakan untuk
menentukan target price earning ratio dan kemudian dibandingkan dengan rata-rata industrinya.
• Discounted cashflows approach. Melalui cara ini penilai akan
mendiskontokanexpected cashflows dan membandingkannya dengan market value perusahaan Sartono, 2001:380
Menurut Fama 1978 dalam Untung Wahyudi et.al, 2006, nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham
perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari
nilai aset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi.
Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Harga saham juga dapat sebagai indikator keberhasilan manajemen dalam mengelola aktiva perusahaan, sedangkan nilai perusahaan publik ditentukan
oleh pasar saham. Semakin tinggi harga saham, maka nilai perusahaan dan kemakmuran pemegang saham juga akan meningkat. Menurut Van Horne
dikutip Diyah dan Erman, 2009. “Value is represented by the market price of the company’s common stock which in turn, is a function of firm;s investment,
financing and dividend decision”. Menurut Brigham Ghapenski 1996 dalam Darminto, 2010,
manajemen dalam mengelola aktiva secara efisien sebagai upaya meningkatkan kinerja keuangan maupun nilai perusahaan. Salah satu tugas mendasar dari
manajer meningkatkan atau memaksimalkan nilai perusahaan value of the firm.
Universitas Sumatera Utara
17
Nilai perusahaan menunjukkan nilai berbagai aset yang dimiliki perusahaan, termasuk surat-surat berharga yang telah dikeluarkannya. Nilai perusahaan lazim
diindikasikan dengan price to book value PBV. Price to book value yang tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek perusahaan kedepan.
Nilai pasar berbeda dengan nilai buku. Jika nilai buku merupakan harga yang dicatat pada nilai saham perusahaan, maka nilai pasar adalah harga saham
yang terjadi di pasar bursa tertentu yang terbentuk oleh permintaan dan penawaran saham oleh para pelaku pasar. Nilai perusahaan merefleksikan profitabilitas
perusahaan di masa depan dan juga menggambarkan profitabilitas saat ini. Berdasarkan pendekatan konsep nilai pasar atau Price Book Value tersebut,
harga saham dapat diketahui berada diatas atau dibawah nilai bukunya. Pada dasarnya, membeli saham berarti membeli prospek perusahaan Samsul, 2006.
PBV yang tinggi akan membuat investor yakin atas prospek perusahaan dimasa mendatang. Oleh karena itu keberadaan rasio PBV sangat penting bagi para
investor maupun calon investor untuk menentapkan keputusan investasi. Secara umum banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam
penilaian perusahaan. Menurut Suharli 2002 diantaranya adalah: a pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau price earning
ratio, metode kapitalisasi proyeksi laba ; b pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas; c pendekatan dividen antara lain metode
pertumbuhan dividen; d pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva; e pendekatan harga saham; f pendekatan economic value added .
Universitas Sumatera Utara
18
Rasio-rasio keuangan dingunakan investor untuk mengetahui nilai pasar perusahaan. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi bagi manajemen mengenai
penilaian investor terhadap kinerja perusahaan dimasa lampau dan prospeknya dimasa depan. Ada beberapa rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan, salah
satunya Tobin’s Q. Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi paling baik, karena dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur hutang dan modal saham
perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh aset perusahaan. Dengan memasukkan seluruh
aset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga untuk kresitur karena sumber
pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur Sukamulja, 2004.
Jadi semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin
besar nilai pasar aset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku asset perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan
pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut Sukamulja, 2004. Ada beberapa yang menjadi indikator yang mempengaruhi nilai perusahaan,
diantaranya adalah : 1.
PER Price Earning Ratio PER adalah nilai harga perlembar saham, indikator ini secara praktis telah
diaplikasikan dalam laporan keuangan laba rugi bagian akhir dan menjadi bentuk standar pelaporan keuangan bagi perusahaan publik di indonesia. PER
disebut juga sebagai pendekatan earning multiplier, menunjukkan rasio harga
Universitas Sumatera Utara
19
pasar saham terhadap earnings. Rasio ini menunjukkan seberapa besar investor menilai harga saham terhadap kelipatan earning Harmono,
2011:57.
, hubungan faktor-faktor tersebut terhadap PER yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Semakin tinggi pertumbuhan lama semakin tinggi PER nya, dengan
kata lain hubungan antara pertumbuhan laba dengan PER nya bersifat positif. Hal ini dikarenakan bahwa prospek perusahaan dimasa yang
akan datang dilihat dari pertumbuhan laba, dengan laba perusahaan yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola
biaya yang dikeluarkan secara efisien. Laba bersih yang tinggi menunjukkan earning per share yang tinggi, yang berarti perusahaan
mempunyai tingkat profitabilitas yang baik, dengan tingkat profitabilitas yang tinggi dapat meningkatkan kepercayaan pemodal
untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut, sehingga saham-saham dari perusahaan yang memiliki profitabilitas dan pertumbuhan laba
yang tinggi akan memiliki PER yang tinggi pula, karena saham-saham akan lebih diminati di bursa sehingga kecenderungan harganya
meningkat lebih besar.
b. Semakin tinggi dividend payout ratio DPR, semakin tinggi PER nya.
DPR memiliki hubungan positif dengan PER, dimana DPR menentukan besarnya dividen ini secara positif dapat memperngaruhi
harga saham terutama pada pasar modal didominasi yang mempunya strategi manager dividen sebagai target utama, maka semakin tinggi
dividen semakin tinggi PER. c.
Semakin tinggi required rate of return r semakin rendah PER, r merupakan tingkat keuntungan yang dianggap layak bagi investasi
saham, atau disebut juga sebagai tingkat keuntungan yang disyaratkan. Jika keuntungan yang diperoleh dari investasi tersebut
ternyata lebih kecil dari tingkat keuntungan yang disyaratkan, berarti hal ini menunjukkan investasi tersebut kurang menarik, sehingga
dapat menyebabkan turunnya harga saham tersebut dan sebaliknya. Dengan begitu r memiliki hubungan yang negatif dengan PER,
semakin tinggi tingkat keuntungan yang diisyaratkan semakin rendah nilai PER nya.
PER adalah fungsi dari perubahan kemampuan laba yang diharapka di masa yang akan datang. Semakin besar PER, maka semakin besar pula
kemungkinan perusahaan untuk tumbuh sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
20
2. PBV Price Book Value
Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus
tumbuh. Brigham, 1999:92.
2.1.4. Likuiditas