Karakteristik Demografi Responden Kemampuan Sosialisasi Responden Pre TAKS

tersebut agar dapat diketahui uji hipotesa apa yang digunakan. Berdasarkan uji normalitas data, data yang diperoleh telah berdistribusi normal. Uji normalitas data menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk karena data memiliki jumlah responden 50 orang. Syarat normal data apabila nilai signifikansikemaknaan p 0,05. Nilai kemakanaan pada data pre test diperoleh p = 0,220 p 0,05 dan p = 0,058 p 0,05 pada data post test. Tabel 5.5 Uji Normalitas Data Pre dan Post TAKS Data Sig. Pre TAK Sosialisasi Post TAK Sosialisasi .220 .058 Setelah data tersebut diketahui telah berdistribusi normal, maka dapat dilakukan uji statistik paired t-test untuk menguji hipotesis. Taraf signifikansi 95 α = 0,05. Jika nilai uji statistik p α maka hipotesis alternatif Ha diterima, dan jika nilai uji statistik p α maka hipotesis alternatif Ha ditolak. Tabel 5.6 Hasil Uji Statistik Paired T Test Data Pre dan Post TAKS Sig. 2-tailed Pre TAKS – Post TAKS .000 Hasil uji statistik paired t-test menunjukkan bahwa ada pengaruh TAKS terhadap kemampuan sosialisasi pasien isolasi sosial. Pengaruh tersebut ditunjukkan dengan nilai p = 0,000 p 0,005.

2. Pembahasan

2.1 Karakteristik Demografi Responden

Hasil penelitian berdasarkan hasil karakteristik demografi, menunjukkan bahwa dari 7 orang responden yang dirawat di Ruang Kamboja Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu yang menjadi sampel dalam penelitian ini mayoritas berusia 35 Universitas Sumatera Utara tahun 42,9. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Kaplan, dkk 1997 dikutip dari Purba, 2009 bahwa usia puncak onset masa perjalanan penyakit sejak dari tidak ada gejala sampai ada gejala yang timbul dengan sangat jelas skizofrenia berkisar antara 20 sampai 35 tahun, sedangkan onset skizofrenia sebelum usia 10 tahun atau sesudah 50 tahun jarang terjadi. Dari hasil penelitian ditemukan juga bahwa mayoritas responden tidak menikah 57,1 dan tidak bekerja 71,4. Hal ini dikarenakan adanya stigma masyarakat bahwa penderita skizofrenia mempunyai kesan menakutkan dan tidak dapat sembuh secara sempurna. Dengan kondisi penyakitnya, penderita skizofrenia mengalami berbagai kemunduran dari berbagai aspek psikisnya yang menyebabkan mereka tidak mampu lagi melakukan dengan baik aktivitas kehidupannya sehari-hari, melakukan hubungan sosial dengan orang lain dan melakukan tingkah laku yang berkaitan dengan pekerjaan Kuntjoro, 1989 dikutip dari Purba, 2009. Dengan kondisi seperti ini mereka sulit untuk mendapatkan pasangan hidup maupun pekerjaan, sehingga mereka lebih banyak yang tidak menikah dan tidak bekerja dibandingkan yang menikah dan bekerja. Keseluruhan responden 100 yang mengikuti kegiatan TAKS memiliki lama hari rawat kurang dari 6 bulan memang sengaja dipilih oleh peneliti dikarenakan peneliti ingin mencari responden yang belum pernah mengikuti terapi aktivitas kelompok terutama jenis terapi aktivitas kelompok sosialisasi.

2.2 Kemampuan Sosialisasi Responden Pre TAKS

Dalam menilai kemampuan sosialisasi responden, terbagi 5 kategori penilaian kemampuan sosialisasi, yakni kemampuan sosialisasi baik sekali, baik, cukup, kurang dan kurang sekali. Kemampuan sosialisasi dari 7 orang responden Universitas Sumatera Utara pada saat sebelum diberikan intervensi TAKS, terdapat 5 orang responden yang termasuk dalam kategori kurang kemamapuan sosialisasinya, dan 2 orang responden dalam kategori kurang sekali. Kemampuan sosialisasi responden tersebut termasuk dalam kategori kemampuan sosialisasi yang rendah dikarenakan keadaan isolasi sosial pada responden, yang merupakan keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya Purba, dkk. 2008. Permasalahan dengan hubungan sosial, terutama hubungan seseorang dengan orang lain, kedekatan dengan orang lain, dan isolasi sosial merupakan tanda-tanda dari skizofrenia. Meskipun isolasi sosial bukan merupakan hasil diagnosis yang penting, namun isolasi sosial dan menarik diri merupakan masalah yang menjadi dasar pada penderita skizofrenia Strauss Carpenter, 1981.

2.3 Kemampuan Sosialisasi Responden Post TAKS

Dokumen yang terkait

Manajemen Pelayanan Dan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Isolasi Sosial Di Ruang Cempaka Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 62 149

Hubungan Peran Perawat dengan Kemampuan Bersosialisasi pada Pasien Isolasi Sosial di Rumah Sakit Jiwa Daerah Prov. Sumatera Utara Medan

9 90 78

PENGARUH MANAJEMEN ASET TERHADAP OPTIMALISASI ASET RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

3 55 9

Kemampuan Sosialisasi Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara 2013

0 39 64

Pengaruh Penerapan Strategi Pertemuan Isolasi Sosial terhadap Kemampuan Sosialisasi Klien di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara Medan

0 29 83

Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Perawat dalam Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, Medan

0 39 6

Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Terhadap Kemampuan Komunikasi Pasien Isolasi Sosial di Ruang Cempaka Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan

12 115 91

Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

1 57 131

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN SOSIALISASI PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL DI RUMAH SAKIT GHRASIA PROVINSI DIY

0 0 18

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PASIEN ISOLASI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Pasien Is

0 1 12