Cara – cara Pemeliharaan Bahan Pustaka

commit to user 31 sisanya terjatuh kebuku yang sedang dibaca. Hal ini tentu saja membuat buku menjadi kotor 2 Faktor alamiah Faktor alamiah ini disebabkan baik oleh kondisi lingkungan, faktor biologi maupun faktor fisika, misalnya kelembapan udara, air, api, jamur, debu, sinar matahari dan serangga. Kelempaban udara dapat menimbulkan jamur yang dapat merusak buku –buku bacaan. Biasanya kelembapan ini terjadi diruang –ruang yang gelap dan ventilasi yang kurang. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor –faktor penyebab kerusakan bahan–bahan pustaka meliputi faktor manusia, faktor biologi, faktor fisika dan faktor kimiawi.

c. Cara – cara Pemeliharaan Bahan Pustaka

Menyadari akan masalah yang ada, maka pemeliharaan bahan pustaka ini sangat penting untuk kelestartaian suatu informasi yang terkandung dalam suatau bahan koleksi. Menurut Lasa HS 2007:163- 165 bahwa “Adapun pemeliharaan ini dapat dilakukan dengan cara reproduksi, penjilidan, laminasipenyampulan, penyiangan dan fu migasi”. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 1 Reproduksi Koleksi langka, penting, bernilai historis atau mudah rusak perlu direproduksi. Reproduksi ini dapat dilakukan dengan cara fotokopi, pembuatan bentuk mikro, dan pembuatan duplikasinya. 2 Penjilidan Bahan-bahan yang perlu dijilid antara lain: lantaran sampulnya mudah rusak, sampulnya terlalu tipis, terlepas jilidannya, atau majalah lepas 3 Laminasipenyampulan Laminasipenyampulan ini dengan cara memberikan pelindung plastik atau bahan lain agar bahan pustaka itu tidak mudah sobek atau commit to user 32 hancur. Di samping itu, dengan penyampulan buku, maka buku tampak rapi. 4 Penyiangan Penyiangan adalah proses pengeluaran buku dari jajaran koleksi suatu perpustakaan. Pengeluaran ini didasarkan pada pertimbangan bahwa, koleksi itu tidak diminati lagi, sudah ada edisi baru, atau bertentangan dengan kebijakan pemerintaah dan etika masyarakat. 5 Fumigasi Fumigasi atau pengasapan bertujuan untuk membunuh jamur maupun serangga yang tumbuh pada bahan kertas. Fumigasi dapat dilaksanakan dalam kotak, lemari fimigasi, ruang fumigasi, ruang penyimpanan arsip, ruang perpustakan, maupun ruang deposit. Bahan fumigasi disebut fumigant. Bahan-bahan fumigasi dapat berbentuk: a Padat Bahan padat ini terdiri dari thymol cristal dan phospine. 1 Thymol cristal Bahan ini dapat mematikan jamur yang tumbuh pada permukaan kertas atau kulit sampul buku. 2 Phospine Bahan ini dapat berbentuk: tablet dan batangan. Bahan ini mengandung magnesium phosphine yang dapat bereaksi dengan uap air yang terdapat dalam udara berbentuk gas phosphine yang beracun. b Cair Bahan cair ini antara lain formaldehide dan carbon tetrachloride. 1 Fomaldehide Bahan cairan ini pada tekanan suhu kamar secara perlahan akan menguap menjadi gas. Bahan ini berguna untuk mematikan jamur. Fumigasi dengan bahan ini dilakukan dalam ruangan khusus fumigasi. Cara fumigasi ini ditaruh dengan bejana yang ceper agar penguapannya lebih cepat, kemudian dimasukkan ke dalam ruangan fumigasi. 2 Carbon tetrachloride dan carbon disulfide Penggunaan bahan-bahan Carbon tetrachloride dan carbon disulfide ini dapat dicampur dengan perbandingan 50:50 atau dipisah sama sekali. Bahan ini juga berfungsi mematikan serangga dan cara penggunaannya seperti pada penggunaan formaldehide. c Gas Bahan gas ini antara lain berupa methyl bromide. Bahan ini memiliki titik didih yang rendah. Oleh karena itu begitu di keluarkan dari commit to user 33 dalam tabung langsung menjadi gas. Gas ini lebih berat dari udara maka dalam proses fumigasi hendaknya dimasukkan dari atap ruangan. Bahan ini berfungsi sebagai pembasmi serangga dan dapat membunuh jamur aspergillus spp dan pacnicilium spp. Gas ini tidak mudah terbakar dan dapat mematikan api. Ibrahim Bafadal 2005:121 bahwa “…kegiatan pemeliharan buku- buku perpustakaan terdapat dua kegiatan, yaitu berusaha mencegah kemungkinan-kemungkinan timbulnya kerusakan buku –buku dan membetulkan atau memperbaiki buku –buku perpustakaan yang telah rusak”. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 1 Usaha pencegahan kerusakan bahan pustaka Usaha pencegahan pada dasarnya merupakan usaha yang sifatnya preventif, dimana sebelum bahan-bahan pustaka rusak dilakukan usaha pencegahannya. Tetapi walaupun telah diusahakan pencegahan tetap saja masih mengalami kerusakan, sehingga bahan-bahan pustaka yang rusak tersebut perlu diperbaiki dan dibetulkan. Untuk mencegah terjadinya kelembapan udara dalah memberikan penerangan yang cukup, semprotlah buku –buku dengan menggunakan Amoniak yang dicampur dengan Thynolhaeter. Air dapat menyebabkan timbulnya flek-flek warna pada buku, kertas buku menjadi berkerinyut, dan perekat buku menjadi cepat lepas. Oleh sebab itu, pada waktu mendirikan gedung perpustakaan harus mempertimbangkan kemungkinan –kemungkinan terjadinya banjir. Api sangat berbahaya karena dapat menimbulkan kebakaran. Sebagai usaha pencegahan, perlu diusahakan alat pemadam kebakaran, setiap pengunjung dilarang merokok. Debu dapat juga merusak buku. Cara membersihkan debu tersebut d apat menggunakan “vacuum cleaner”, atau yang lebih sederhana adalah kain yang sedikit basah sehingga semua debu dapat diserap oleh kain yang sedikit basah tersebut. Serangga merupakan binatang yang dapat merusak buku –buku. Ada banyak serangga yang biasa merusak buku –buku, misalnya rayap, kecoa, lipas, cucunguk, dan ulat bulu. Untuk mencegah kerusakan buku yang disebabkan oleh serangga ini dapat dilakukan beberapa usaha. Misalnya member kamper di rak-rak buku, pada waktu menjilid bahan perekatnya hendaknya dicampuri amoniak, atau bisa juga dengan menggunakan ruang khusus, dimana buku –buku yang akan dibebaskan dari serangga dimasukan kedalamnya dan ditutup selama tujuh hari. Pada ruang tersebut diberi bahan kimia berupa Carbon Tetra Clorid. Ibrahim Bafadal, 2005:122 commit to user 34 Pencegahan bahan –bahan pustaka dari kerusakan harus disesuaikan dengan faktor –faktor penyebab terjadinya kerusakan bahan pustaka tersebut. Hal ini dikarenakan masing –masing upaya pencegahan berbeda antara faktor penyebab yang satu dengan yang lainnya. Pendapat senada juga diungkapkan oleh Daryono, usaha preventif yang dilakukan antara lain: a Faktor biologi : 1 Tikus Diupayakan agar setiap pengunjung dilarang membawa makanan dan minuman ke Ruang Baca . 2 Serangga a Diupayakan ruangan tetap selalu bersih b Susunan buku dalam rak-rak ditata secara rapi, sehingga ada sirkulasi udara udara c Rak harus dibuat dari bahan yang tidak disukai oleh serangga kayu jatilogam d Pada rak diberikan bahan yang berbau, dan tidak disukai oleh serangga, seperti kamper, naftalen, dll. e Penyuntikan dengan bahan anti serangga DTT f Fumigasi: mencegah, mengobati dan mensterilkan bahan pustaka 3 Jamur a memeriksa buku secara berkala b membersihkan tempat penyimpanan c menurunkan suhu udara d susunan tidak terlalu rapat, supaya ada sirkulasi udara b Faktor Fisika alamiah 1 Debu a dilakukan penyedotan debu vacuum cleaner b dipasang ACfilter penyaring udara c dipasang alat pembersih udara air cleaner d disediakan almari kaca 2 Suhu udarakelembaban a mengatur suhu udara dalam ruangan menjadi 20–24 C b memasang alat dehumidifier untuk ruangan atau silicagel untuk almari, untuk mengatur tingkat kelembapan. 3 Cahaya Matahari Koleksi dihindarkan dari sinar matahari langsung, dengan memasang filter flexy glass atau polyester film 4 ListrikLampu Koleksi harus dihindarkan dari sinar ultra violet yang berasal dari lampu neon dengan cara memberikan filter UV fluorescent light atau seng oksida dan titanium oksida. commit to user 35 c Faktor kimia 1 Dengan memilih bahan pustaka yang baik dengan teliti, perlu dilihat jenis kertas dan tulisan. 2 Menetralkan asam yang terkandung dalam kertas dengan deasidifikasi atau memberi bahan penahan buffer d Faktor lain-lain 1 Manusia a menumbuhkan kesadaran terhadap pemakai tentang pentingnya peduli terhadap keutuhan bahan pustaka b memberikan sanksi kepada perusak bahan pustaka c memasang rambu-rambu. 2 Bencana alam a menghindarkan dari bahaya api, banjir, dan listrik b dilarang merokok di dalam ruangan c memeriksa kabel listrik secara berkala d memasang alarm smoke detector e menempatkan bahan-bahan yang mudah terbakar ditempat tersendiri f mengontrol air setiap ada turun hujan. http:daryono.staff.uns.ac.id20090323pemeliharaan- bahan-pustaka-di-perpustakaan Tindakan preventif ini dimaksudakan untuk mencegah sebelum bahan atau koleksi perpustakaan termasuk segala fasilitas, perabotan dan perlengkapannya mengalami kerusakan. Caranya antara lain sebagai berikut: a Membersihkan secara rutin seluruh perabotan dan perlengkapan perpustakaan, termasuk keadaan ruangan b Membungkus dan memberi sampul setiap buku c Mengatur ventilasi udara supaya tetap dalam kondisi normal, tidak terlalu dingin dan panas d Membersihkan koleksi buku dan lainnya dengan menggunakan kebut pembersih atau lap e Memberi peringatan kepada para pengguna agar secara bersama – sama turut menjaga kebersihan f Menjaga kerapihan letak buku-buku atau koleksi perpustaaan lainnya. Pawit M Yusuf dan Yaya Suhendar, 2005:7-8 2 Usaha memperbaiki kerusakan bahan pustaka Usaha –usaha perbaikan buku–buku bermacam–macam, tergantung pada jenis kerusakannya, antara lain: commit to user 36 a Memperbaiki buku–buku yang sedikit sobek. b Memperbaiki buku–buku yang sebagian halamannya lepas. c Memperbaiki buku–buku yang punggungnya rusak. d Memperbaiki buku–buku yang “paperback”nya rusak. e Menjilid buku–buku yang jilidnya lepas. Ibrahim Bafadal, 2005 :123. Dalam memperbaiki buku –buku yang rusak diperlukan bahan– bahan dan alat-alat. Bahan –bahan yang perlu dipersiapkan sebelumnya antara lain berupa kertas HVS, kertas gesing, kertas marmer, karton tebal, line dan benang. Sedangkan alat –alat yang perlu dipersiapkan antara lain pisau, silet, palu, paku, jarum, kuas, penggaris, alat mengepres buku dan steples. Petugas yang ditunjuk untuk memperbaiki buku –buku yang rusak ini harus memiliki pengetahuan memperbaiki buku. Yang lebih penting lagi adalah petugas tersebut harus terampil dan kreatif. Dengan demikian buku yang rusak itu dapat diperbaiki sedemikian rupa sehingga menjadi buku yang baik kembali. Pendapat lainnya diungkapkan oleh Daryono bahwa ada beberapa cara memperbaiki bahan –bahan pustaka, antara lain: a Laminasi dan Enkapsulasi Untuk memperpanjang umur bahan pustaka perlu diadakan pelapisan atau laminasi, terutama bahan pustaka yang lapuk atau robek sehingga menjadi tampak kuat atau utuh kembali. Ada 2 cara laminasi yaitu laminasi dengan mesin dan dengan cara manual. Cara lain selain laminasi adalah enkapsulasi. Enkapsulasi adalah salah satu cara melindungi kertas dari kerusakan fisik misalnya rapuh karena umur. Yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan enkapsulasi adalah kertas harus bersih, kering dan bebas asam. b Penjilidan Struktur buku terdiri atas: segi, foredge, kertas hujungan, badan buku, papan jilidan, ikatan timbul, groove, tulang pita kapital dan sebagainya. Agar struktur buku itu tidak lepas satu sama lainnya, maka perlu dilakukan penjilidan.Untuk buku-buku yang telah mengalami kerusakan, perlu segera dilakukan pemjilidan ulang, agar nilai informasi yang ada didalamnya tidak hilang, sehingga buku yang telah diperbaiki dengan pemjilidan ulang tersebut dapat dimanfaatkan kembali oleh pengguna perpustakaan. Ada lima macam jenis jilidan yang dapat dipilih: 1 jilid kaye, 2 signature binding, 3 jilid lem punggung, 4 jilid spiral, 5 jilid lakban. commit to user 37 http:daryono.staff.uns.ac.id20090323pemeliharaan-bahan- pustaka-di-perpustakaan Di perpustakaan, tindakan kuratif mempunyai arti perbaikan atau pengobatan akan sesuatu yang sudah terlanjur rusak. Tindakan perbaikan ini bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: a Melaksanakan penjilidan terhadap buku-buku yang rusak. b Melaksanakan penyemprotan dengan menggunakan obat-obat anti serangga. c Mengganti buku-buku yang sudah rusak sekali reproduksi. d Meminta ganti rugi kepada pengguna perpustakaan yang dengan sengaja telah merusak atau menghilangkan koleksi milik perpustakaan. Pawit M Yusuf dan Yaya Suhendar, 2005:8-9 Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa cara – cara pemeliharaan bahan pustaka agar terhindar dari kerusakan terbagi menjadi dua yakni usaha pencegahan dari kerusakan preventif dan usaha memperbaiki bahan pustaka yang telah mengalami kerusakan kuratif Berdasarkan uraian diatas maka indikator pemeliharaan koleksi bahan pustaka adalah sebagai berikut: 1. Tindakan preventif a Membersihkan secara rutin seluruh perabotan dan perlengkapan perpustakaan, termasuk keadaan ruangan b Mengatur ventilasi udara supaya tetap dalam kondisi normal, tidak terlalu dingin dan panas c Membersihkan koleksi buku dan lainnya dengan menggunakan kebut pembersih atau lap d Memberi peringatan kepada para pengguna agar secara bersama-sama turut menjaga kebersihan e Menjaga kerapihan letak buku-buku atau koleksi perpustaaan lainnya 2. Tindakan kuratif a Melaksanakan penjilidan terhadap buku-buku yang rusak b Melaksanakan penyemprotan dengan menggunakan obat-obat anti serangga commit to user 38 c Mengganti buku-buku yang sudah rusak sekali reproduksi d Meminta ganti rugi kepada pengguna perpustakaan yang dengan sengaja telah merusak atau menghilangkan koleksi milik perpustakaan

3. Tinjauan Tentang Minat Baca Mahasiswa a.