Pengaruh Model Pembelajaran Portofolio Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa : Eksperimen di MTs Pembangunan UIN Jakarta

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO

TERHADAP

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

Eksperimen di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta

Disusun oleh:

SUBHANALLAH

NIM: 503016029893

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009 M


(2)

Jakarta)” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada, 22 Januari 2009 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Biologi.

Jakarta, 22 Januari 2009 Panitia Ujian Munaqasyah

Tanggal Tanda Tangan Ketua Panitia (Ketuan Jurusan/Program Studi)

Ir. H. Mahmud M. Siregar, M.Si ... ... NIP. 150 222 933

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)

Baiq Hana Susanti, M.Sc ... ... NIP. 150 299 475

Penguji I

Abdul Rozak, M.Si. ... ... NIP. 150

Penguji II

Drs. Sujiyo Miranto, M.Pd. ... ... NIP. 150

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA NIP. 150 231 356


(3)

Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412

Indonesia Hal : 1/1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Subhanallah

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 21 Mei 1971

NIM : 503016029893

Jurusan / Prodi : Pendidikan IPA Program Studi Biologi

Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Portofolio Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa

Eksperimen di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta

Dosen Pembimbing : 1. Ir. Mahmud Siregar, M.Si 2. Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas a[a yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqosah

Jakarta, 20 Januari 2009 Mahasiswa yang bersangkutan

Subhanallah


(4)

Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran portofolio terhadap peningkatan hasil belajar biologi, apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar yang signifikan antara kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran portofolio dan kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan analisis Uji Tukey yang menganalisa pengaruh yang terjadi antara variabel X dan variabel Y berdasarkan perbedaan hasil belajar antara kelompok yang menggunakan model pembelajaran portofolio dan kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional.

Penelitian ini dilakukan di MTs Pembangunan UIN Jakarta tahun pelajaran 2006-2007. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII B sebagai kelompok eksperimen yang diberi pendekatan model pembelajaran portofolio dan siswa kelas VII D sebagai kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Instrumen yang akan digunakan untuk hasil belajar pada penelitian ini berupa tes objektif pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban dan terdiri dari 27 soal materi pengelolaan lingkungan yang telah diuji kesahihannya. Instrumen yang digunakan ini juga untuk mengukur aspek kognitif yang meliputi pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada penggunaan model pembelajaran portofolio dengan peningkatan hasil belajar biologi siswa.

Kata kunci: portofolio.


(5)

(6)

Alhamdulillah, segala puji atas kesabaran dan keagungan Allah SWT, Tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesempurnaan. Segala syukur atas kasih sayang dan bimbingan Allah Azza Wa Zalla, Rabb yang telah memberikan kenikmatan dunia sebagai ladang untuk menghantarkan kepada kehidupan akhirat. Ampuni atas kelalaian dan keingkaran syahadah yang tidak mampu termanifestasi dalam kehidupan.

Allahuma shalli ‘ala Muhammad, semoga shalawat ini selalu tercurah untuk sebaik-baik makhluk ciptaan yang mewarisi keberanian Ibrahim, tongkat penuntun Musa, kasih sayang Isya, kesabaran Daud, dan kearifan Sulaiman yang menemani zaman memapah manusia menuju rumah kebahagiaan dengan sinar al-Islam.

Selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dihadapi selama penulisan skripsi ini. Namun, atas bimbingan-Nya dan motivasi dari berbagai pihak penulis menyadari bahwa keberhasilan dan kesempurnaan merupakan sebuah proses yang harus dijalani. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang berjasa dalam penulisan skripsi ini, diantaranya:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Bapak Ir. H. Mahmud M. Siregar, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan IPA sekaligus Dosen Penasehat Akademik dan Dosen Pembimbing I;

3. Bapak Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang penuh kesabaran dan keikhlasan dalam membimbing penulis selama ini;

4. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT;

5. Ibu Dra. Hj. Farida Hamid, MPd., Direktur Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan dan motivasi kepada penulis untuk melanjutkan studi.


(7)

membantu penulis melaksanakan penelitian di kelas VII MTs Pembangunan UIN Jakarta, Ibu Dra. Hj. Rini Machdarini, Ibu Ir. Hj. Eha Soriha sebagai guru mata pelajaran biologi, serta seluruh karyawan dan guru MTs Pembangunan UIN Jakarta yang telah membantu melaksanakan penelitian. 7. terima kasih atas dukungannya baik moril maupun materil. Hanya Allah SWT

yang dapat mengganti semua yang telah diberikan kepada penulis selama ini dengan balasan terindah dalam hidup untuk kalian.

8. Teristimewa untuk ayah Alm. H. M. Sirodj, Istri dan anak-anakku tercinta Tuti Alawiyah, Sumayah Afifah, Alm. M. Izzudin al Qassam, M. Farhan Abul Rahman, Vitra Fadhilah Akbar, dan saudara-saudaraku, Amrullah, Basyir, dan Lutfi yang tak henti-hentinya mendo’akan, melimpahkan kasih sayangnya, dan memberikan dukungan moril dan materil. Hanya Allah SWT yang dapat membalasnya, semoga penulis dapat memberikan yang terbaik untuk kalian.

9. Teman-teman terbaik di program Scholarship IPA, Ella, Maryati, dan Asep. 10. Teman-teman seperjuangan Program Scholarship Jurusan Pendidikan IPA

Program Studi Pendidikan Biologi yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih untuk kebersamaanya yang menginspirasi untuk selalu menjadi lebih baik setiap harinya dan semua keceriaan selama kuliah, sampai jumpa dalam kesuksesan.

Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-mudahan bantuan, bimbingan, semangat, dan do’a yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat kelak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan umumnya.

Jakarta, Januari 2009

Penulis Subhanallah


(8)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 6

1. Pengertian Model Pembelajara Portofolio ... 6

2. Prinsip Dasar model Pembelajaran Portofolio ... 13


(9)

B. Kerangka Berpikir ... 25

C. Pengajuan Hipotesis ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ... 29

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 29

C. Populasi dan Sampel ... 29

D. Metode Penelitian ... 30

E. Variabel Penelitian ... 31

F. Instrumen Penelitian ... 32

G. Teknik Pengumpulan Data ... 35

H. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Belajar Biologi ... 40

1. Deskripsi Data Pretest Hasil Belajar Biologi ... 40

2. Deskripsi Data Posttest Hasil Belajar Biologi ... 42

B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 42


(10)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 53 B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 78

2. Modul Momentum, Impuls, dan Tumbukan ... 87

3. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar ... 103

4. Instrumen Uji Coba ... 104

5. Kunci Jawabaan Instrumen Uji Coba ... 114

6. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Instrumen Uji Coba ... 115

7. Persentase Klasifikasi Validitas Instrumen Uji Coba ... 116

8. Perhitungan Tingkat Kesukaran Instrumen Uji Coba ... 117

9. Persentase Klasifikasi Tingkat Kesukaran Instrumen Uji Coba ... 118

10. Klasifikasi Kelompok Siswa untuk Perhitungan Daya Pembeda Instrumen Uji Coba ... 119

11. Proporsi Peserta Kelompok Atas (PA) dan Kelompok Bawah (PB) yang Menjawab Benar ... 120

12. Persentase Klasifikasi Daya Pembeda Instrumen Uji Coba ... 121

13. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen ... 122

14. Instrumen Penelitian ... 123

15. Kunci Jawaban Instrumen Penelitian ... 129

16. Uji Analisis Data ... 130

a. Perhitungan Uji Normalitas ... 130

b. Perhitungan Uji Homogenitas ... 142

c. Perhitungan Uji Hipotesis ... 144

d. Perhitungan Uji Normal Gain ... 147

17. Surat Izin Penelitian ... 149

18. Surat Keterangan Selesai Penelitian dari MAN 4 Jakarta ... 151

19. Tabel-t ... 152

20. Tabel Chi-Kuadrat ... 153

21. Tabel Kurva Normal dari 0–Z ... 154

22. Daftar Riwayat Hidup ... 155


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Tahapan dalam Prosedur Penelitian ... 44 4.1 Histogram Distribusi Skor Hasil Pretest Pemahaman Konsep

Fisika Siswa Kelompok Eksperimen ... 58 4.2 Histogram Distribusi Skor Hasil Pretest Pemahaman Konsep

Fisika Siswa Kelompok Kontrol ... 59 4.3 Histogram Distribusi Skor Hasil Posttest Pemahaman Konsep

Fisika Siswa Kelompok Eksperimen ... .. 60 4.4 Histogram Distribusi Skor Hasil Posttest Pemahaman Konsep

Fisika Siswa Kelompok Kontrol ... 61


(13)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Nonrandomized Control Group Pretest and Posttest Design ... 41

3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 48

3.3 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen ... 49

4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelompok Eksperimen ... 58

4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelompok Kontrol ... 59

4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelompok Eksperimen ... 60

4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelompok Kontrol ... 61

4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest ... 62

4.6 Hasil Uji Normalitas Posttest ... 63

4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest ... 63

4.8 Hasil Uji Homogenitas Posttest ... 64

4.9 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest ... 65

4.10 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest ... 66


(14)

Seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan tekonologi tuntutan terhadap pendidikan yang berkualitas semakin menguat, sehingga pemerintah melakukan berbagai upaya termasuk perubahan kurikulum. Kurikulum yang dirumuskan oleh pemerintah bertujuan untuk menciptakan generasi penerus yang berkualitas dan mampu bersaing pada era global. Hal ini, sejalan dengan apa yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 :

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa, berahlak mulia, sehat, cakap, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Tujuan sistem pendidikan nasional juga berfungsi memberikan arah pada semua kegiatan pendidikan dalam satuan-satuan pendidikan yang ada. Tujuan pendidikan nasional tersebut, merupakan tujuan umum yang hendak dicapai oleh semua satuan pendidikan, selain itu setiap satuan pendidikan juga mempunyai tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai.

Perkembangan yang terjadi saat ini merupakan suatu tantangan bagi dunia pendidikan untuk menata dan mengembangkan pendidikan seiring dengan perubahan yang terus menerus dan semakin cepat, karena pada hakikatnya manusia akan selalu berubah dan berkembang mengikuti dinamika kehidupannya. Pendidikan memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa mengabaikan nilai-nilai manusia, baik sebagai mahluk sosial maupun sebagai mahluk relegius.

Biologi sebagai salah satu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional yang ada. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan melaksanakan pengembangan metode


(15)

pengajaran dalam pembelajaran biologi, diantaranya dengan memusatkan pembelajaran pada kebutuhan dan minat siswa dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar. Sebagaimana diketahui mata pelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga pembelajaran biologi bukan hanya untuk penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pembelajaran biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi anak untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitarnya.

Dengan demikian guru IPA khususnya biologi dituntut untuk menggunakan strategi pembelajaran kontekstual dan memberikan kegiatan yang bervariasi agar pelajaran tidak menjenuhkan. Dahulu proses pembelajaran lebih terarah pada satu fokus yaitu guru, guru dianggap sebagai satu-satunya sumber pengetahuan dengan begitu proses pembelajaran tidak melibatkan siswa secara langsung dan tidak memberi kesempatan melakukan aktivitas belajar sendiri untuk memahami bahkan menyelami bahan ajar yang disajikan. Akibatnya kegiatan pembelajaran menjadi pasif dan kurang efektif karena lebih menekankan pada pengajaran bukan pembelajaran.

Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan pembelajaran yang menitikberatkan pada keterampilan-keterampilan tertentu seperti keterampilan dalam menyelesaikan masalah, keterampilan dalam mengambil keputusan, keterampilan dalam menganalisis data, berfikir secara logis dan sistematis, keterampilan menyelesaikan masalah nyata, dan lain-lain. Sehingga pembelajaran akan lebih dititikberatkan kepada siswa, karenanya siswa dituntut untuk aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Pendidikan biologi, yang merupakan bagian dari sains, menekankan pembelajaran yang memberikan pengalaman secara langsung, atau siswa ditekankan untuk lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Pada dasarnya pelajaran sains berupaya untuk membekali siswa dengan berbagai kemampuan tentang “cara mengetahui” dan “cara mengerjakan” yang dapat membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara mendalam. Agar dapat menghadapi


(16)

gejala-gejala alam yang ada disekitarnya. Atas dasar pemikiran tersebut maka model pembelajaran yang dikembangkan perlu penekanan pada kegiatan belajar siswa aktif dan mempraktekannya secara langsung.

Memperhatikan dua karakteristik pembelajaran sains yang harus menekankan belajar secara aktif dan mempraktekannya secara langsung, maka dikembangkanlah beberapa pendekatan belajar sains, diantaranya adalah yang bertumpu pada, (1) Empat Pilar Pendidikan, (2) Inkuiri Ilmiah, (3) Konstruktivisme, (4) Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat, dan (5) Pemecahan Masalah.1

Empat pilar pendidikan yang dimaksud yaitu belajar mengetahui (learning

to know), belajar melakukan (learning to do), belajar menjadi diri sendiri

(learning to be), dan belajar hidup dalam kebersamaan (learning to live together), yang dicanangkan UNESCO.2 Maka dengan empat pilar ini diharapkan pembelajaran sains akan lebih menuntut siswa untuk kreatif memecahkan berbagai permasalahan sehingga proses pembelajaran menjadi aktif dan efisien sehingga memperoleh hasil belajar yang memuaskan.

Berdasarkan hal di atas, maka perlu dikembangkan model pembelajaran portofolio dalam proses pembelajaran, agar siswa mampu bekerja secara ilmiah, yaitu memiliki sikap rasa ingin tahu, mau bekerja sama, keterbukaan pikiran, tekun, dan tidak mudah menyerah. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa, karena siswa diajak untuk lebih aktif dalam membahas masalah-masalah yang diberikan pada proses pembelajaran, sedang guru hanya bertindak sebagai fasilitator.

Penggunaan model pembelajaran portofolio pada bidang studi biologi dalam proses pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk melakukan pengkajian secara teoritis maupun praktis permasalahan ini dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Portofolio terhadap Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa.”

1

Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Biologi, (Bandung: Ganesindo, 2003), hal. 4

2

Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan Implementasinya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 5


(17)

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah berikut ini:

1. Apakah penggunaan model pembelajaran portofolio dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

2. Seberapa besar pengaruh model pembelajaran portofolio dalam meningkatkan hasil belajar siswa ?

3. Apakah penggunaan model pembelajaran portofolio dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran yang menarik bagi siswa?

C. Pembatasan Masalah

Dalam kegiatan pembelajaran banyak sekali model atau metode pembelajaran yang dapat digunakan guru. Penggunaan model pembelajaran yang tepat, diharapkan dapat menarik perhatian siswa, menumbuhkan minat serta motivasi belajar siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu penulis membatasi penelitian ini hanya pada pengaruh model pembelajaran portofolio terhadap peningkatan hasil belajar biologi siswa. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini juga dibatasi pada hasil belajar secara kognitip yang diukur dengan menggunakan instrumen soal tes tertulis.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran portofolio terhadap peningkatan hasil belajar siswa?”

E. Manfaat Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1. Menjadi bahan masukan bagi guru dalam memilih model pembelajaran


(18)

proses pembelajaran menjadi efektif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

2. Siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah.

3. Sebagai sumbangan data ilmiah mengenai model pembelajaran portofolio dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

4. Penulis dapat memahami lebih jauh tentang model pembelajaran portofolio sebagai alternatif model pembelajaran.


(19)

1. Pengertian Model Pembelajaran Portofolio

Untuk mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanaan pembelajaran, diperlukan model-model mengajar yang dipandang mampu mengatasi kesulitan guru melaksanakan tugas mengajar dan juga kesulitan belajar peserta didik.

Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan.1 Komarudin dalam Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah yang dikutip oleh Sagala mengungkapkan, Model dapat dipahami sebagai: (1) suatu tipe atau desain; (2) suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat langsung diamati; (3) suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang dipakai untuk menggambarkan secara matematis suatu obyek atau peristiwa; (4) suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu terjemah realitas yang disederhanakan; (5) suatu deskripsi dari suatu sistem yang mungkin atau imajiner; dan (6) penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya.

Model dirancang untuk mewakili realitas yang sesungguhnya, walaupun model itu sendiri bukanlah realitas dari dunia yang sebenarnya. Atas dasar pengertian tersebut, maka model mengajar dipahami sebagai kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran.

1

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2005), cet. ke-2, h. 175


(20)

Model menurut Joyce dan Weil seperti yang dikutip Sagala adalah suatu deskriptif dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus, desain unit-unit pelajaran dan pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, buku-buku kerja, program multimedia, dan bantuan belajar melalui program komputer.2

Hakikat mengajar adalah membantu para pelajar memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan belajar bagaimana cara belajar. Hasil akhir atau hasil jangka panjang dari mengajar adalah kemampuan siswa yang tiggi untuk dapat belajar lebih mudah dan efektif di masa yang akan datang. Model mengajar tidak hanya memiliki makna deskriptif dan kekinian, akan tetapi juga bermakna prospektif dan berorientasi kemasa depan.

Pembelajaran berasal dari kata belajar dan ditambahi imbuhan pe-an. Pembelajaran merupakan proses belajar. Secara harfiah seperti yang dikemukakan oleh Degeng yang dikutip Fatimah menyebutkan bahwa pembelajaran merupakan sebuah upaya untuk membelajarkan siswa. Dari pengertian tersebut mengandung makna bahwa terdapat sebuah kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangnkan metode atau strategi yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diharapkan.3

Pembelajaran pada umumnya dilakukan di lembaga pendidikan baik formal maupun non formal. Pembelajaran melibatkan siswa dan guru. Setiap guru menginginkan proses pembelajaran yang dilakukan berkualitas. Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik.4 Sehingga diharapkan dengan pembelajaran berkualitas hasil belajar pun dapat ideal.

2

Ibid. h. 176

3

Siti Fatimah, Jurnal Pendidikan Alternatif Th. X No. 1, Menciptakan Pembelajaran yang Menarik, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2002), h. 137

4

Baiduri, Jurnal Pendidikan Alternatif, Th. XI No. 1, Peningkatan Kualitas Pembelajaran dengan Prinsip Quality Assurance, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2003), h. 111


(21)

Seperti yang dikemukakan oleh Saparhayuningsih, bahwa tercapainya hasil belajar yang ideal sangat tergantung dari kegiatan belajar mengajar yang dikelola oleh guru dan kegiatan belajar siswa selama siswa mengikuti pelajaran baik di dalam maupun di luar kelas.5

Terlepas dari kemampuan guru yang mampu atau tidak mengelola pembelajaran yang berkualitas, kerjasama dan peran serta siswa pun mempunyai andil yang cukup besar dalam keberhasilan belajar. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa komponen kehidupan tidak pernah dapat berdiri sendiri tanpa adanya dukungan dari lingkungan sekitar. Oleh sebab itu, maka interaksi yang harmonis antara siswa dan guru akan lebih membantu tercapainya suatu tujuan pembelajaran.

Dalam lapangan pendidikan dan pengajaran, istilah portofolio sebagai model pembelajaran relatif masih belum banyak dikenal secara luas. Yang telah dikenal secara luas adalah portofolio sebagai suatu cara penilaian (portofolio bassed assessment)6

Menurut Popham dalam Trineke, MJ. seperti yang dikutip Lina Listiana portofolio didefinisikan sebagai suatu koleksi yang sistematis dari suatu pekerjaan siswa.7 Kumpulan ini harus mencakup partisipasi siswa dalam seleksi inti, kriteria seleksi, kriteria penilaian, dan bukti refleksi diri. Portofolio juga mencakup berbagai contoh pekerjaan siswa yang bergantung kepada keluasan tujuan. Apa yang harus tersurat, tergantung pada subjek dan tujuan penggunaan portofolio.8 Contoh, pekerjaan siswa ini memberikan dasar bagi pertimbangan kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan kepada siswa, orang tua serta pihak yang tertarik.

5

Sri Saparhayuningsih, Triadik Th. VII No. 8, Prasyarat Penguasaan Materi, Keterampilan Belajar, Sarana Belajar, Keadaan Diri Pribadi, Lingkungan Belajar, Sosio Emosional, dan Hasil Belajar Mahasiswa UNIB, (Bengkulu: FKIP Universitas Bengkulu, Oktober 2002), h. 124

6

Dasim Budimansyah., Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Biologi, (Bandung: Ganesindo, 2003) h. 9

7

Lina Listiana, Portofolio Dalam Pembelajaran Biologi, Jurnal Didaktis (FKIP Universitas Muhamadiyah Surabaya, 2002), Vol. 1, No. 2, h. 61

8

Elin Rusoni, Jurnal Pendidikan Nasional-Depdiknas, Portofolio Dan Paradigma Baru Dalam Penilaian Matematika, Jakarta, 2002, h. 1


(22)

Seperti yang dikatakan oleh Seldin, portofolio adalah binder dengan semua dokumen pengajaran atau material yang membawa tercapainya tujuan pengajaran, seperti informasi terpilih pada proses mengajar, dan bukti padat dari aktivitas siswa. Hutchings dan Quinlan juga menguraikan bahwa portofolio menyediakan bukti dokumentasi mengajar yang dihubungkan pada pokok-pokok dan konteks dari apa yang akan diajarkan kepada siswa.9 Sedang David Sweet mengungkapkan bahwa portofolio bermanfaat sebagai pendukung pada pendekatan interaktif yang baru yang menekankan peran siswa didalam membangun pemahaman, dan peran guru untuk membentuk pemahaman siswa tersebut.10

Portofolio sebenarnya dapat diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai adjective.11 Sebagai suatu wujud benda fisik portofolio itu adalah bundel, yakni kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan dalam suatu bundel. Misalnya hasil tes awal, tugas-tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes akhir, dan lain sebagainya. Sebagai suatu proses sosial pedagogis,

portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat dalam pikiran peserta didik, baik yang berwujud pengetahuan (kognitif), keterampilan (skill), maupun nilai dan sikap (afektif). Prinsip dasar dari penilaian portofolio ini sendiri masuk kedalam empat bagian: pertama, penilaian proses dan hasil. Kedua, penilaian berkala dan berkesinambung. Ketiga, penilaian yang adil. Dan terakhir penilaian implikasi sosial belajar.

Adapun sebagai suatu adjective portofolio sering kali disandangkan dengan konsep lain, misalnya dengan konsep pembelajaran maka dikenal istilah pembelajaran berbasis portofolio (portofolio based

learning), sedangkan jika disandingkan dengan konsep penilaian maka

9

The Center for Teaching Effectiveness, Preparing A Teaching Portfolio, Main Building 2200, The University of Texas as Austin.

10

David Sweet, Student Portfolios: Classroom Uses, Consumer Guide Office of Resesrch, November 1993, h. 1

11


(23)

dikenal istilah penilaian berbasis portofolio (portofolio based assesment).12

Menurut Burhanuddin portofolio based learning adalah suatu penilaian yang mengukur sejauhmana kemampuan siswa dalam mengkonstruksi dan merefleksi suatu pekerjaan atau tugas atau karya dengan mengoleksi atau mengumpulkan bahan-bahan yang relevan dengan keinginan dan tujuan yang dikonstruksi oleh siswa sehingga hasil hasil konstruksi tersebut dapat dinilai atau dikomentari oleh guru atau penilai dalam periode waktu tertentu.13

Definisi lain mengungkapkan penilaian portofolio merupakan penilaian terhadap koleksi hasil kerja siswa yang menunjukkan kemajuan siswa atau kelompok siswa, bukti pencapaian prestasi, keterampilan, dan sikap siswa.14

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa portofolio merupakan kumpulan atau koleksi dari bukti-bukti kemajuan akademik, prestasi, keterampilan dan sikap siswa.

Model pembelajaran berbasis portofolio merupakan suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik-empirik.15 Praktik belajar ini dapat menjadi program pendidikan yang mendorong kompetensi, tanggung jawab, dan partisipasi peserta didik, belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan umum, memberanikan diri untuk berperanserta dalam kegiatan antarsiswa, antarsekolah, dan antar anggota masyarakat.

Portofolio biasanya merupakan karya terpilih dari siswa, tetapi dapat juga berupa karya terpilih dari suatu kelas secara keseluruhan yang

12

Ibid, h. 9

13

Burhanuddin Tola, Penilaian Portofolio di Sekolah, Bahan TOT Desain dan Evaluasi Pembelajaran Guru MAK Tingkat Nasional, (Jakarta: FITK UIN, 2002), h. 81

14

Tanwey Gerson R., Jurnal Pendidikan dan Humaniora Vol. 2, No. 1, Penilaian Portofolio Dalam Penilaian Berbasis Kelas, (Ambon: FKIP Universitas Patimura, 2003), hal. 171

15

Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio, (Bandung: Ganesindo, 2002), h. 3


(24)

bekerja secara kooperatif membuat kebijakan untuk menyelesaikan masalah. Istilah “karya ilmiah” merupakan kata kunci dari portofolio. Maknanya adalah bahwa yang harus menjadi akumulasi dari segala sesuatu yang ditemukan para siswa dari topik mereka harus memuat bahan-bahan yang menggambarkan usaha yang terbaik siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang telah diberikan oleh guru, serta mencakup pertimbangan terbaiknya tentang bahan-bahan mana yang paling penting.

Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran portofolio berpusat pada siswa. Dengan demikian model ini menganut prinsip belajar siswa aktif. Sebagai konsep, CBSA adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar yang subjek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional sehingga ia betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar.16 Pengertian tersebut menunjukkan bahwa CBSA menempatkan siswa sebagai inti dalam kegiatan belajar mengajar, siswa dipandang sebagai subjek dan sebagai objek.

Pada dasarnya model pembelajaran portofoliomerupakan usaha yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya sebagai individu maupun kelompok. Kemampuan tersebut diperoleh siswa melalui pengalaman belajar sehingga memiliki kemampuan mengorganisir informasi yang ditemukan, membuat laporan dan menulis apa yang ada dalam pikirannya, dan selanjutnya dituangkan secara penuh dalam pekerjaan atau tugas-tugasnya.

Dalam proses pembelajaran berbasis portofolio, siswa dituntut untuk aktif di dalam kegiatan belajar, baik dari mulai fase perencanaan di kelas, kegiatan lapangan, dan pelaporan atau penyajian. Dalam fase perencanaan aktivitas siswa terlihat pada saat mengidentifikasi masalah dengan menggunakan teknik bursa ide, setiap siswa boleh menyampaikan masalah yang menarik baginya yang berkaitan tentang mata pelajaran

16

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Edisi revisi, h. 196


(25)

biologi, setelah itu dilakukan voting untuk memilih satu masalah untuk dijadikan kajian kelas.

Dalam fase kegiatan lapangan, siswa dituntut aktif untuk mengumpulkan sumber data yang berkaitan dengan masalah kajian kelas, dengan mengunakan teknik wawancara, pengamatan, kuisioner, dan lain-lain. Selain itu siswa dapat juga melakukan kunjungan ke perpustakaan, kantor penerbit surat kabar, biro kliping, pakar di Perguruan Tinggi, kantor pemerintahan daerah, dan tempat-tempat lainnya yang dapat menunjang data yang ingin mereka cari.

Pada fase pelaporan aktivitas, maka para siswa akan terfokus pada pembuatan portofolio kelas. Segala bentuk data dan informasi yang telah mereka terima disusun secara sistematis dan disimpan pada sebuah bundel (portofolio seksi dokumentasi). Sedangkan informasi yang paling menarik dan penting ditempel pada portofolio seksi penayangan, yaitu papan panel yang terbuat dari karton, kardus bekas atau bahan lain yang tersedia. Dan setelah portofolio dibuat, dilakukanlah public hearing dalam kegiatan

show-case di hadapan dewan juri, atau biasanya show-case ini disajikan pada moment-moment tertentu seperti pada saat class metting di sekolah.

Dalam penerapan model pembelajaran berbasis portofolio ini, guru sebagai fasilitator mempunyai peranan yang sangat penting dalam menghidupkan kelas menjadi lebih aktif dan siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi, guru harus menjadi guru reaktif, yang menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran dan memulai pelajaran dengan hal-hal yang sudah diketahui dan dipahami oleh siswa serta berupaya membangkitkan motivasi belajar siswa dengan membuat materi pelajaran sebagai suatu hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan siswa.17 Sehingga diharapkan dengan pendekatan model pembelajaran portofolio yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran biologi dapat meningkatkan aktivitas dan minat belajar siswa, dan memotivasi siswa untuk dapat berkreasi lebih baik dalam

17


(26)

melaksanakan segala kegiatannya, sehingga akan diperoleh pula hasil belajar yang baik.

2. Prinsip Dasar Model Pembelajaran Portofolio

Model pembelajaran portofolio mengacu pada sejumlah prinsip dasar pembelajaran. Prinsip –prinsip pembelajaran dimaksud adalah prinsip belajar siswa aktif, kelompok belajar kooperatif, pembelajaran parasipatorik, dan mengajar yang reaktif.18

1). Prinsip Belajar Siswa Aktif

Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran portofolio berpusat pada siswa. Dengan demikian model ini menganut prinsip belajar siswa aktif, karena hamper dari seluruh proses pembelajaran, mulai dari fase perencanaan aktifitas di kelas,kegiatan lapangan, dan pelaporan dilakukan oleh siswa.

2). Kelompok Belajar Kooperatif

Model pembelajaran portofolio juga menerapkan prinsip belajar kooperatif, yaitu proses pembelajaran yang dilandasi dengan kerjasama, baik kerjasama antarsiswa, guru, maupun pihak-pihak yang ikut terlibat dalam pembuatan portofolio.

3). Pembelajaran Parasipatorik

Model pembelajaran ini juga menganut prinsip daasar pembelajaran parasipatorik, sebab melalui model ini siswa belajar sambil melakoni (learning by doing). Salah satu bentuk pelakonannya yaitu siswa belajar hidup berdemokrasi, sebab tiap langkah yang dikerjakan dalam model ini memiliki makna yang ada hubungannya dengan praktik dan demokrasi.

4). Reactive Teaching

Dalam menerapkan model pembelajaran portofolio guru berperan sangat penting, guru perlu menciptakan strategi yang tepat agar siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Selain itu guru juga harus

18


(27)

dapat menciptakan situasi yang membuat materi pelajaran selalu menarik bagi siswa, dan tidak membosankan. Guru juga harus mempunyai sensitifitas yang tinggi, sehinnga apabila pembelajaran sudah membosankan siswa, guru akan dengan cepat mengetahuinya, dan guru harus mencari cara lain untuk membuat pembelajaran kembali menarik dan tidak membosankan.

Ciri-ciri guru reaktif diantaranya sebagai berikut: a) Menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan belajar

b) Pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang sudah diketahui dan dipahami siswa

c) Selalu berupaya membangkitkan motivasi belajar siswa dengan mebuat materi pelajaran sebagai suatu hal yang menarik dan berguna bagi siswa.

d) Segera mengenali materi atau metode pembelajaran yang membuat siswa bosan.

3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Portofolio a. Langkah I. Mengidentifikasi Masalah

Pada langkah ini guru dan siswa mencari masalah yang ada dilingkungan sekitar berkenaan dengan “Pengelolaan

Lingkungan”. Kemudian guru memberikan tugas pekerjaan rumah

kepada siswa tentang masalah-masalah yang ada di lingkungan masyarakat berkaitan dengan masalah yang akan dikaji yang dianggap penting.

b. Langkah II. Memilih Masalah Untuk Kajian Kelas

Pada tahapan ini guru dan siswa bersama-sama mengkaji kembali informasi-informasi yang telah dikumpulkan oleh siswa. Masalah yang telah didapat oleh siswa ditulis kembali oleh guru di papan tulis untuk kemudian siswa menentukan satu masalah yang akan dikaji menjadi portofolio. Kemudian dilakukan pemilihan masalah secara musyawarah atau voting. Masing-masing siswa menentukan


(28)

satu masalah yang ingin mereka bahas dalam selembar kertas, masalah yang paling banyak dipilih oleh siswa maka akan dikaji lebih lanjut.

c. Langkah III. Mengumpulkan Informasi Tentang Masalah Yang Akan Dikaji di Kelas

Pada tahap ini guru memberikan contoh kepada siswa tentang panduan atau format tentang konsep wawancara. Juga menjelaskan kepada siswa panduan untuk mencari informasi dari media cetak, yang diantaranya berisi tentang: nama siswa pencari informasi, tanggal pelaksanaan, nama media yang menjadi sumber informasi, waktu penerbitan, pokok masalah berita, dll.

d. Langkah IV. Membuat Portofolio Kelas

Pada tahap ini siswa sudah selesai melaksanakan penelitian dan memperoleh informasi-informasi dari berbagai sumber yang dibutuhkan untuk membuat portofolio kelas, selanjutnya jumlah siswa di kelas dibagi menjadi 2 kelompok besar, kemudian dari kelompok besar tersebut dibagi lagi menjadi empat kelompok kecil dan setiap kelompok akan bertanggung jawab untuk membuat satu bagian portofolio.

Keempat kelompok tersebut yaitu:

Kelompok 1 bertugas : menjelaskan masalah yang dikaji

Kelompok 2 bertugas : menjelaskan berbagai kebijakan alternatif atau masukan untuk mengatasi masalah.

Kelompok 3 bertugas : mengusulkan kebijakan kelas untuk mengatasi masalah

Kelompok 4 bertugas : membuat rencana tindakan yang dilakukan untuk pemecahan masalah e. Langkah V. Penyajian Portofolio Kelas (Show Case) Setelah


(29)

akan mempresentasikan hasil karyanya dihadapan guru dan peserta lainnya.

4. Kekuatan dan Kelemahan Model Pembelajaran Portofolio

Penggunaan portofolio sebagai pembelajaran memiliki kekuatan dan kelemahan. Kekuatannya antara lain:19

a. Dapat mengembangkan keterampilan atau kecakapan siswa, diantaranya keterampilan memecahkan masalah, mengemukakan pendapat, berdebat, menggunakan berbagai sumber informasi, mengumpulkan data, membuat laporan, dan sebagainya.

b. Mendorong adanya kolaborasi (komunikasi dan hubungan) antar siswa dan antar siswa dan guru.

c. Memungkinkan guru mengakses kemampuan siswa

d. Meningkatkan dan mengembangkan wawasan siswa mengenai masalah-masalah kemasyarakatan atau lingkungannya, dan dapat memotivasi adanya rasa peduli atau peka terhadap lingkungan masyarakat disekitarnya.

e. Mendidik siswa memiliki kemampuan merefleksi pengalaman belajarnya, sehingga siswa termotivasi untuk belajar lebih baik. f. Pengalaman belajar yang tersimpan dalam memorinya akan lebih

lama, karena telah melakukan serangkaian proses belajar dari mengetahui, memahami, melakukan aktivitas dan bekerjasama dengan teman-temannya dalam kebersamaan hidup di masyarakat. Adapun kelemahan dari model pembelajaran portofolio, antara lain: a. Memerlukan ketekunan, kesabaran dan keterampilan guru.

b. Memerlukan biaya.

c. Memerlukan adanya jaringan komukasi yang erat antar siswa, guru, sekolah, keluarga, dan masyarakat.

19

Arni Fajar, Portofolio dalam Pembelajaran IPS, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, h. 98


(30)

5. Hasil Belajar Biologi a. Pengertian Belajar

Setiap manusia di dalam kehidupannya pasti belajar, baik itu secara formal maupun non formal. Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam bentuk perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, kebiasaan, sikap dan tingkah laku, serta perubahan-perubahan aspek lain yang dialami individu dalam belajar. Belajar juga merupakan proses pengumpulan atau penghafalan suatu fakta dalam bentuk informasi atau meteri pelajaran, demikianlah sebagian orang menafsirkan arti belajar.20 Ada pula yang menyebutkan bahwa belajar merupakan latihan seperti kegiatan membaca dan menulis.21 Dari pernyataan tersebut makna belajar terlihat kurang lengkap. Untuk menghindarinya maka beberapa ahli dalam dunia pendidikan mencoba untuk merumuskan definisi belajar sebagai berikut.

Belajar menurut Hilgrad dan Bower seperti yang dikutip oleh Purwanto berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan sesaat seseorang.22

Menurut Gagne yang dikutip Nurdin Ibrahim, memaparkan bahwa belajar sebagai suatu perubahan dalam disposisi atau kapabilitas manusia. Perubahan dalam menunjukkan kinerja (prilaku) berarti belajar itu menentukan semua keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai yang diperoleh siswa. Dalam belajar dihasilkan berbagai macam tingkah laku

20

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h. 64

21

Ibid.

22

Ngalim Purwantu, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja rosda Karya, 2003), h.84.


(31)

yang berlainan, seperti pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan, informasi dan nilai.23

Sementara Witting seperti dikutip oleh Muhibbin Syah mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.24 Pada definisi yang di kemukakan oleh Witting menekankan pada perubahan yang menyangkut seluruh aspek psiko-fisik organisme yang didasarkan pada kepercayaan bahwa tingkah laku lahiriyah organisme itu sendiri bukan indikator adanya peristiwa belajar, karena proses belajar itu tidak dapat diobservasi langsung.25

Sedangkan menurut Witrock, belajar adalah suatu terminology yang menggambarkan proses perubahan melalui pengalaman. Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relatif permanen berupa sikap, pengetahuan, informasi, kemampuan, dan keterampilan melalui pengalaman.26

Keempat definisi belajar yang diungkapkan oleh Hilgrad, Gagne, Witting, dan Witrock menekankan bahwa proses belajar mengahruskan perubahan pada individu. Gagne menggunakan istilah perubahan dalam disposisi manusia. Sementara tiga ahli lainnya menekankan pada perubahan tingkah laku individu melaui pengalaman.

Belajar juga dapat diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, dan proses belajar telah terjadi di dalam diri anak setelah terjadi perubahan. Perubahan dalam diri anak yang dikatakan sebagai hasil proses belajar, jika perubahan tersebut diperoleh dari pengalaman sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Jadi belajar ditandai oleh dua faktor yaitu adanya pengalaman dan perubahan.

23

Nurdin Ibrahim, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.031, Tahun ke-7, Hasil Belajar Fisika SLTP Terbuka Tanjungsari Sumedang Jawa Barat, (Jakarta: Depdiknas, September 2001), h. 487

24

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002) h. 90

25

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, loc. cit., h. 66

26

Nurdin Ibrahim, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No.044, Tahun ke-9, Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktif, (Jakarta: Depdiknas, September 2003). h. 94


(32)

Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang melalui proses latihan atau pengalaman sehingga terjadi perubahan yang lebih baik sebelumnya. Perubahan itu meliputi pengetahuan, kebiasaan, sikap dan tingkah laku.

Proses belajar mengajar dipengaruhi oleh dua factor, yaitu:

1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (Internal), diantaranya meliputi:

a. Intelegensi b. Bakat

c. Minat dan perhatian d. Motivasi

e. Kesehatan jasmani f. Cara belajar

2. Faktor (Eksternal) yang berasal dari luar diri siswa, yaitu lingkungan, baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah ataupun lingkungan masyarakat.

b. Pengertian Biologi dan Hasil Belajar Biologi

Biologi merupakan cabang Ilmu Pengetahun Alam, yang mempelajari tentang alam dan mahluk hidup. Di lihat dari definisi etimologi biologi berasal dari kata bios dan logos. Bios artinya hidup dan

logos adalah ilmu. Sehingga dapat dikatakan bahwa biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hidup, mahluk hidup, dan kehidupan. Maka, konsep dasar biologi merupakan abstrak dari fenomena visual, sehingga biologi sebagai ilmu dapat dilihat sebagai gambar yang merupakan hakikat utama.27

27

Tim Penulis PEKERTI bidang MIPA, Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran Biologi di Perguruan Tinggi, (Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka, 2001), h. 11


(33)

Berdasarkan hakikat tersebut, terdapat tiga aspek biologi yang dikenal, yaitu:

a. Biologi untuk mengenal diri

Pemahaman ini meliputi pemahaman tentang proses-proses yang berlaku di dalam diri, menyadari potensi dan kemampuan diri serta peranan manusia sebagai pengurus alam.

b. Biologi untuk mengenal alam sekitar

Karena manusia berada dan hidup dalam suatu komunitas, merupakan hal yang wajar jika ia memahami tentang benda-benda hidup dan proses yang berada di sekelilingnya. Hal ini menjadikan manusia menghargai peranannya dalam kehidupan

c. Biologi untuk memahami interaksi diantara diri dengan alam sekitarnya.

Ini berarti bahwa manusia dan alam sekitarnya mempunyai hubungan yang berarti antara satu dengan yang lainnya demi kekekalan keseimbangan alam

Sebagaimana halnya IPA, biologi dapat dipandang sebagai:

a. Semua pengetahuan tentang mahluk hidup (sebagai bangunan ilmu) b. Metode ilmuah/logik yang dipergunakan oleh biologi untuk menambah

pengetahuannya.

Mengingat hal tersebut, biologi bukanlah ilmu pengetahuan yang statis, tetapi sebagai ilmu pengetahuan yang dinamis. Biologi merupakan pengetahuan fisik yang tidak dapat secara utuh dipindahkan dari pikiran guru ke pikiran siswa dengan kata lain tidak dapat diteruskan dalam bentuk jadi. Setiap siswa harus membangun sendiri pengetahuan-poengetahuan itu dan mengalaminya secara langsung.

Pada proses belajar biologi harus dikembangkan keterampilan proses IPA, hal ini dikarenakan biologi merupakan bagian dari IPA. Sehingga proses belajar lebih berfokus pada keterampilan intelektual. Keterampilan proses merupakan sejumlah keterampilan yang memungkinkan siswa memproses lebih lanjut dalam mempelajari biologi,


(34)

seperti observasi, klasifikasi, interpretasi, merancang percobaan, dan aplikasi.

Suatu aktivitas pembelajaran dapat dikatakan efektif bila proses pembelajaran tersebut dapat mewujudkan sasaran atau hasil belajar tertentu. Sebagaimana telah disebutkan bahwa belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku tersebut meliputi berbagai bentuk kemampuan.

Hasil belajar merupakan suatu hasil yang dicapai oleh siswa secara optimal selama berlangsungnya proses belajar atau perubahan tingkah laku dalam jangka waktu tertentu. Hasil belajar didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan, dan hasil belajar yang dicapai itu berupa nilai atau angka.28

Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti sesuatu yang terjadi di diri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya perubahan kognitif atau pengetahuan untuk kemudian berpengaruh pada perilaku. Dan perilaku belajar seseorang didasarkan pada tingkat pengetahuan terhadap sesuatu yang dipelajari dapat diketahui melalui tes yang pada akhirnya memunculkan nilai belajar dalam bentuk riil atau non riil. Lihat bagan. 2.1

Pengetahuan

Bagan. 2.1 Bagan Hasil Belajar

28

I Dewa Putu Nyeneh, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Pengaruh Fasilitas Belajar di Rumah Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas I Cawu I SMUN 10 Bandar Lampung.

Perilaku

Nilai Hasil Belajar


(35)

Dari gambar di atas mencerminkan, bahwa hasil belajar diakibatkan oleh adanya kegiatan evaluasi belajar (tes) dan evaluasi belajar dilakukan karena adanya kegiatan belajar. Baik bururknya hasil belajar sangat tergantung dari pengetahuan dan perubahan prilaku dari individu yang bersangkutan terhadap apa yang dipelajarinya.

Hasil belajar menurut Gagne seperti dikutip Slameto, dapat dikaitkan dengan terjadinya perubahan kepandaian, atau kemampuan seseorang dimana proses kepandaian itu terjadi tahap demi tahap dan hasil belajar yang bertahap itu diwujudkan dalam lima kemampuan, yaitu: kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, kemampuan motorik, dan sikap.29 Lima kemampuan tersebut lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut:

1) Informasi Verbal (Verbal Information)

Yaitu kemampuan seseorang untuk menuangkan dalam bentuk bahasa baik lisan maupun tertulis.

2) Kemampuan Intelektual (Intelectual Skills)

Yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membedakan, mengabstraksikan suatu objek, menghubung-hubungkan konsep dan dapat menghasilkan suatu pengertian, serta memecahkan suatu persoalan.

3) Strategi Kognitif (Cognitive Strategies)

Yaitu kemampuan seseorang untuk mengatur dan mengarahkan aktifitas mentalnya sendiri dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya.

4) Sikap (Attitude)

Yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang berupa kecenderungan untuk menerima dan menolak suatu objek berdasarkan penilaian atas objek itu.

5) Keterampilan Motorik

29


(36)

Yaitu kemampuan seseorang untuk melakukan serangkaian gerakan jasmani dari anggota badan secara terpadu dan terkoordinasi.

Selanjutnya menurut Gronlund seperti yang dikutip Veithzal Rifa’i, hasil belajar adalah suatu hasil yang diharapkan dari pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rumusan perilaku tertentu sebagai akibat dari proses belajarnya.30

Sementara itu menurut Crowl, et.al, dalam kutipan yang sama, mengemukakan tentang perlunya ciri-ciri perilaku seseorang yang diperoleh dari hasil belajar, yaitu: perilaku berupa kemampuan aktual maupun potensial, kamampuan baru tersebur berlaku dalam waktu yang relatif lama, dan kemampuan baru itu diperoleh melalui usaha. Sependapat dengan uraian di atas, Gagne dan Briggs mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan internal (capability) yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan sesuatu.31

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas mengenai definisi hasil belajar dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa, setelah mengalami proses belajar mengajar dan ditandai dengan adanya perubahan kepandaian, kecakapan, dan tingkah laku pada diri siswa itu sendiri.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang secara garis besarnya dapat dibagi dalam dua faktor utama, yaitu faktor intern, yaitu faktor yang datang dari dalam diri siswa itu sendiri, dan faktor ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa.32

1) Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (Faktor Intern)

30

Veithzal Rifa’i, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.40, Tahun ke-9, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kepemimpinan Peserta Diklat Spama Survei Di Diklat Depkes (2000), (Jakarta:Depdiknas, Januari 2003), h. 130

31

Ibid., h. 130

32

Wayan Koster, Mimbar Pendidikan Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 2/XIX, Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Siswa SLTP Negeri di Jakarta, 2000, h. 25


(37)

Faktor ini terdiri dari dua macam kondisi, yaitu kondisi fisiologis siswa yang terdiri dari kondisi kesehatan dan kebugaran fisik, kondisi panca indera, terutama penglihatan dan pendengaran. Dan kondisi psikologis siswa yang mempengaruhi hasil belajar, seperti intelegensi, minat, bakat, motivasi, sifat dan kebiasaan belajar, ketekunan, kemampuan kognitif, dan kondisi sosial ekonomi siswa.

2) Faktor yang berasal dari luar diri siswa (Faktor Ekstern)

Faktor ini berasal dari luar diri siswa yang dapat menentukan atau mempengaruhi hasil belajar antara lain adalah faktor lingkungan.

Hasil belajar pada dasarnya tersirat pada tujuan pengajaran, sehingga hasil belajar siswa dipengaruhi baik oleh kemampuan siswa maupun mutu pengajaran itu sendiri. Hasil belajar akan membentuk kemampuan seseorang. Pengatahuan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi caranya bertindak dalam kehidupan sehari-hari, baik tindakan yang bentuknya intelek maupun yang bentuknya fisik. Oleh karena itu hasil belajar dapat diamati dan diukur dari tindakan seseorang yang merupakan wujud dari kemampuannya dalam menyerap sejumlah informasi dan pengetahuan dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar juga akan menumbuhkan pengetahuan seseorang sehingga ia dapat mempunyai kemampuan berupa keterampilan dan membentuk kebiasaan sikap, dan cita-cita hidupnya. Seseorang yang telah berhasil dalam belajar akan menjadi orang yang mandiri dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya, serta dapat menentukan arah hidupnya.

Berdasarkan uraian tersebut atas, maka dalam penelitian ini yang dimaksud hasil belajar biologi siswa yaitu pengetahuan yang dicapai siswa pada mata pelajaran biologi setelah mengalami proses pengajaran di sekolah dari hasil tes atau ujian yang diberikan setelah melewati proses belajar pada akhir pokok bahasan. Asumsinya adalah pengetahuan yang diajar oleh guru pada mata pelajaran biologi dapat diserap secara optimal


(38)

oleh siswa sehingga hasil belajar siswa dapat menggambarkan hasil pengajaran.

6. Hubungan Model Pembelajaran Portofolio dengan Hasil Belajar Model pembelajaran portofolio merupakan pembelajaran yang berlandaskan pada teori belajar konstruktivisme, yang pada prinsipnya siswa akan membentuk atau membangun pengetahuannya melalui interaksi di lingkungan sekitarnya. Selain itu model pembelajaran ini juga menganut prinsip belajar siswa aktif (CBSA), karena pada proses pembelajarannya segala kegiatan akan berpusat langsung pada siswa.

Dalam melaksanaan model pembelajaran portofolio, selain memperoleh pengalaman fisik terhadap objek dalam pembelajaran, siswa juga memperoleh pengalaman atau terlibat secara mental. Pengalaman fisik dalam artian mempertemukan siswa dengan objek pembelajaran. Pengalaman mental dalam arti siswa diberi kebebasan untuk menyusun atau merekonstruksi sendiri informasi-informasi yang telah diperoleh.

Dalam penerapannya model pembelajaran portofolio akan menuntuk siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar dan mengajar, karena siswa akan melewati banyak fase dalam menyelesaikan tugas portofolionya, dari mulai fase perencanaan di kelas, kegiatan lapangan, dan pelaporan atau penyajian. Dengan demikian akan didapatkan hasil belajar yang lebih baik karena siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

B. Kerangka Berpikir

Belajar merupakan perubahan yang relatif permanen dalam perilaku manusia, sebagai hasil dari latihan penguatan. Perubahan terjadi, manakala penguatan terus-menurus diberikan. Dalam penguatan ini, hubungan stimulus dan respon sebagai bagian dari proses belajar mengalami proses intersifikasi. Penguatan stimulus ini atau perangsang akan menguatkan respon. Perubahan perilaku siswa terwujud dalam hasil


(39)

belajar sebagai bentuk respon siswa terhadap stimulus yang diberikan guru.

Penerapan suatu strategi, model, atau metode dalam pembelajaran biologi, merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan siswa secara konstruktif dan mengarah kepada penguasaan materi, karena itu dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi dan metode pembelajaran yang tepat, efektif, efisien dan mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satunya dapat melibatkan siswa secara aktif, menarik minat dan perhatian siswa, mengembangkan motivasi siswa, sehingga tentunya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Penciptaan situasi belajar yang kondusif dan efektif dapat dicapai dengan penggunaan metode-metode belajar yang menyenangkan sehingga siswa menjadi aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Salah satunya yaitu dengan penggunaan model pembelajaran portofolio yang memusatkan pembelajaran pada siswa.

Keberhasilan guru dalam menerapkan model pembelajaran portofolio bergantung kepada kemampuan guru dalam mentransformasikan pesan kepada siswa. Faktor ini sangat penting, karena bila hal ini terpenuhi, maka minat siswa akan semakin baik dan suasana belajar menjadi kodusif dan efektif dengan indikasi yaitu kecenderungan, meningkatkan perhatian, dan perilaku siswa terhadap model pembelajaran portofolio, sehingga akan tercipta hasil belajar yang diinginkan.

Hasil belajar siswa merupakan seluruh hasil yang dijalankan oleh siswa dalam proses belajar mengajar, baik dalam pemahaman materi yang diberikan oleh guru, nilai-nilai tugas, dan juga nilai raport. Minat siswa terhadap terhadap mata pelajaran dan metode yang diberikan oleh guru selama proses belajar mengajar berlangsung akan tampak dalam hasil belajar mereka.

Penggunaan model pembelajaran portofolio berpusat pada siswa, sehingga diharapkan dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti segala kegiatan belajar. Hal ini sejalan dengan prinsip


(40)

dasar portofolio yaitu prinsip belajar siswa aktif, berajar kooperatif, pembelajaran poarasiptorik, dan reaktif teaching. Selain itu adanya minat dan motivasi siswa dalam belajar akan sangat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar yang baik pula.

Jadi dapat diartikan bahwa penggunaan model pembelajaran portofolio dapat mempengaruhi minat, aktivitas, dan pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan sehingga siswa diharapkan mendapat hasil belajar yang diharapkan. Artinya, diduga bahwa siswa yang diberi pengajaran dengan pendekatan model pembelajaran portofolio, memiliki minat, aktivitas, dan pemahaman materi yang lebih baik dan dapat meningkatkan hasil belajarnya sesuai dengan yang diharapkan dari materi pelajaran yang diberikan, atau dapat dikatakan terdapat pengaruh metode pembelajaran yang digunakan guru, dalam hal ini model pembelajaran portofolio terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi.

C. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka pikir, serta terdapatnya berbagai macam model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi melatar beakangi penelitian ini, maka hipotesis statistic penelitian dirumuskan sebagai berikut:

Ho, µA = µB

Ha, µA > µB

Keterangan:

Ho : Hipotesis yang akan diuji kebenarannya Ha : Hipotesis alternatif

Ho :Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran portofolio yang digunakan guru terhadap peningkatan hasil belajar biologi siswa,


(41)

artinya bahwa hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran portofolio sama dengan peningkatan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan model konvensional.

Ha :Terdapat pengaruh positip model pembelajaran portofolio yang digunakan guru terhadap peningkatan hasil belajar biologi siswa, artinya bahwa hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan pembelajaran portofolio lebih tinggi dari pada peningkatan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan konvensional.


(42)

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh penggunaan model pembelajaran portofolio terhadap peningkatan hasil belajar biologi, apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar yang signifikan antara kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran portofolio dan kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Maret 2007 yang berlokasi di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kegiatan dimulai dengan uji coba instrumen di madrasah yang sama dengan kelas berbeda, kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan kepada kelas eksperimen yang diawali dengan pretest, dan diakhiri dengan pemberian post test untuk mendapatkan skor hasil belajar terhadap materi yang diberikan.

C. Populasi dan Sampel

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan populasi terjangkaunya adalah siswa kelas VII yang memperoleh pelajaran biologi dengan jumlah seluruhnya sebanyak 7 kelas.

Pengambilan sampel dilaksanakan secara cluster sampling, dan pemilihan kelas diambil secara random artinya setiap kelas dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel.

Setelah sampel diambil secara random, maka terpilihlah dua kelas dari tujuh kelas yang ada dikelas 1 Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta., kelas tersebut adalah kelas VII-B sebagai kelas eksperimen dengan jumlah sebanyak 36 siswa yang diberi pendekatan model pembelajaran


(43)

portofolio, dan kelas VII-D sebagai kelas kontrol berjumlah 36 siswa yang diberi pendekatan konvensional.

Tabel 3.1

Daftar Sampel yang Akan Diteliti

Kelas Eksperimen Jumlah Kelas Kontrol Jumlah

VII – B 36 siswa VII – D 36 siswa

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan analisis Uji Tukey yang menganalisa pengaruh yang terjadi antara variabel X dan variabel Y berdasarkan perbedaan hasil belajar antara kelompok yang menggunakan model pembelajaran portofolio dan kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional. Eksperimen merupakan kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan oleh peneliti untuk mengumpulkan bukti-bukti yang ada hubungannya dengan hipotesis yang diajukan yang meneliti adanya akibat setelah subyek dikenai perlakuan pada variabel bebasnya.1

Tujuan dari penelitian eksperimen yaitu untuk mengetahui hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.2 Pada penelitian ini rancangan yang digunakan adalah Pretest-Posttest Eqiuvalent Group Design, yaitu kelompok eksperimen dan control sebelum dilakukan perlakuan diobservasi untuk menjamin bahwa kedua kelompok tersebut sebelum mendapat perlakuan adalah sama dan jika berbeda itu dapat dikendalikan.3 Pada akhir penelitian subyek diberikan post test. Subyek diambil dari kelompok tertentu yang terbagi menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tujuan dari metode ini yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh antara satu variabel dengan variabel

1

M. Subana & Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah (Bandung: Pustaka Setia, 2001) h. 39

2

Sumadi Suryabrata, Metodologi penelitian (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002) h. 88

3

Ronny Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis (Jakarta: Penerbit PPM, 2003) h. 127


(44)

yang lain yang menjadi objek penelitian melalui pengumpulan data, pengolahan data, dan analisa serta pengambilan kesimpulan.

Adapun rancangan pre eksperimen dilakukan dengan pola sebagai berikut :

Tabel 3.2

Rancangan Pre Eksperimen

Kelompok Perlakuan

(Metode Belajar) Posttest

O1 X T1

O2 Y T2

Dimana :

O1 = Kelompok eksperimen

O2 = Kelompok kontrol

X = Pengajaran pada kelompok eksperimen dengan model pembelajaran portofolio

Y = Pengajaran dengan menggunakan metode konvensional T1 = Hasil belajar pada kelompok eksperimen

T2 = Hasil belajar pada kelompok kontrol

E. Variabel Penelitian

1. Variabel X (Model Pembelajaran Portofolio) a. Definisi Konseptual

Portofolio diartikan sebagai wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai adjective. Sebagai suatu benda fisik portofolio adalah bundel, yakni kumpulan data dokumentasi hasil pekerjaan siswa yang disimpan pada suatu bendel. Sedang sebagai suatu proses sosial pedagogis. Portofolio adalah collection of learning

experience yang terdapat dalam pikiran siswa baik yang berwujud

pengetahuan, (kognitif), keterampilan (skill), maupun nilai dan sikap (afektif).


(45)

b. Definisi Operasional

Model pembelajaran portofolio merupakan suatu bentuk proses belajar mengajar yang membentuk siswa menjadi mandiri dan kreatif dalam memecahkan suatu permasalahan sehingga siswa dituntut aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dan merupakan suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik-empirik. Praktik belajar di sini dapat menjadi program pendidikan yang mendorong kompetensi, tanggung jawab, dan partisipasi para siswa, belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan umum, dan memberanikan diri untuk berperan serta dalam kegiatan anatrsiswa, antarsekolah, maupun antaranggota masyarakat.

2. Variabel Y (Hasil Belajar Biologi) a. Definisi Konseptual

Hasil belajar adalah terjadinya perubahan perilaku, kepandaian, atau kemampuan seseorang dimana proses kepandaian itu terjadi tahap demi tahap. Hasil belajar biologi adalah terjadinya perubahan perilaku kepandaian atau kemampuan seseorang pada mata pelajaran biologi. b. Definisi Operasional

Hasil belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah mengalami proses belajar mengajar, ditandai dengan adanya perubahan kepandaian dan tingkah laku dari siswa itu sendiri. Sehingga hasil belajar biologi merupakan hasil yang dicapai siswa pada mata pelajaran biologi setelah mengalami proses belajar mengajar, ditandai dengan adanya perubahan-perubahan.

F. Instrumen Penelitian

1. Sumber Data

Instrumen merupakan alat ukur untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik secara objektif. Untuk mengetahui bahwa pada


(46)

awalnya kedua kelompok tidak ada perbedaan hasil belajar, maka dilakukan observasi dengan pretest, sedangkan untuk mengetahui terdapat perbedaan hasil belajar setelah diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen, maka kedua kelompok diuji dengan posttest. Instrumen yang akan digunakan untuk hasil belajar pada penelitian ini berupa tes objektif pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban dan terdiri dari 27 soal materi pengelolaan lingkungan yang telah diuji kesahihannya. Instrumen yang digunakan ini juga untuk mengukur aspek kognitif yang meliputi pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi.

2. Kalibrasi Instrumen

Untuk mengetahui bahwa tes yang diberikan berkategori baik, maka soal tes terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa kelas I Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di luar kelas eksperimen dan kelas kontrol.

1) Validitas Instrumen

Suatu instrumen baru dapat dipergunakan dalam penelitian bilamana telah dinyatakan valid. Instrumen dikatakan valid jika memiliki validitas yang tinggi, yaitu bila instrumen tersebut telah dapat mengukur apa yang diukur.4 Untuk pengujian validitas tes biologi dilakukan dengan uji point biserial dengan menggunakan rumus sebagai berikut :5

q p S

M M r

t t p pbi

− =

Keterangan:

rpbi = koefisien korelasi point biserial

4

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, September 2003), cet. ke-4, h. 46

5


(47)

Mp = mean skor dari tester yang menjawab benar item yang

dicari korelasinya dengan tes

Mt = mean skor total

St = standar deviasi dari skor total

p = proporsi testee yang menjawab benar terhadap butir

item yang sedang diuji valididas itemnya

q = proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir

item yang sedang diuji validitas itemnya

Suatu instrumen dikatakan valid jika rpbi > rt. Dalam penelitian ini, butir

soal yang diujicobakan sebanyak 35 soal materi pengelolaan lingkungan. Dengan taraf signifikansi 5% diperoleh rt 0,304, dengan demikian didapat

27 soal dengan validitas baik dan 8 soal dengan validitas buruk.6

2) Reliabilitas Instrumen

Persyaratan lain yang perlu dipenuhi oleh suatu instrumen adalah reliabilitas. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur dan hasil tes menunjukkan ketepatan. Dengan kata lain, Jika hasil penilaian yang diberikan oleh instrumen tersebut konsisten memberikan jaminan bahwa intrumen tersebut dapat dipercaya7 dan jika kepada siswa diberikan tes yang sama pada waktu berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan (rangking) yang sama dalam kelompoknya.8

Untuk mengetahui reliabilitas instrumen tes hasil belajar siswa digunakan rumus Kuder-Richardson (K-R 20) dengan rumus sebagai berikut:9

6

Lampiran, h. 76

7

Ronny Kountur, Metode Penelitian untuk penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: Penerbit PPM, 2003), h.152

8

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumu Aksara, 2003) h.60

9


(48)

⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜

⎛ −Σ

⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − 2 2 1 S pq S n n r11 =

Keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item benar q = proporsi subjek yang menjawab item salah

∑ pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = jumlah butir soal dalam perangkat tes S = standar deviasi skor-skor tes

Berdasarkan perhitungan reliabilitas tes didapat nilai reliabilitas sebesar 0,78, sehingga ke-27 tes hasil belajar biologi dapat dinyatakan memiliki reliabilitas yang cukup tinggi dan selanjutnya dapat digunakan sebagai penelitian10.

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam hal ini penulis mengadakan penelitian langsung ke objek yang diteliti dengan menggunakan beberapa teknik, yaitu:

1. Tes objektif, digunakan untuk mengambil data mengenai peningkatan hasil belajar siswa, yang melalui tahapan perlakuan sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

Persiapan yang dilakukan berupa penyesuaian waktu belajar di sekolah dengan satuan pelajaran dan alokasi waktu yang telah ditetapkan. Juga berupa penyusunan materi mengajar dengan menggunakan model pembelajaran portofolio dan tahap-tahap pembuatannya serta pengujian instrumen penelitian pada kelas berbeda berupa tes objektif.

10


(49)

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan dimulai dengan memberikan pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan perlakuan dengan tahapan-tahapan penggunaan model pembelajaran portofolio di kelas eksperimen, yang dilakukan oleh guru bidang studi sekolah dengan menggunakan konsep, model, dan skenario pembelajaran portofolio yang dibuat oleh peneliti. Setelah pokok bahasan selesai diajarkan dan portofolio telah selesai dibuat dan siap ditampilkan, maka diadakan tes hasil belajar berupa post test, dengan instrumen berupa soal objektif sebanyak 27 butir, dengan rentangan skor 1 jika benar, dan 0 jika salah. Tes yang serupa juga dilakukan pada kelas kontrol yang diajarkan dengan metode konvensional, untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang didapat kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan.

c. Tahap Pelaporan

Tahap pelaporan merupakan tahap akhir dari penelitian. Pada tahap ini dikemukakan proses berlangsungnya penelitian dan hasil penelitian. 2. Observasi atau pengamatan, digunakan untuk mendapatkan data yang

sifatnya fisik. Penulis mengadakan pengamatan langsung ke sekolah untuk mendapatkan gambaran konkrit tentang penggunaan model pembelajaran portofolio disekolah. Teknik ini dilakukan hanya untuk memperkaya data yang telah didapat.

G. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisis data, yaitu peneliti berusaha untuk memberikan uraian mengenai hasil penelitiannya. Dalam analisis data dilakukan beberapa tahapan yang meliputi: uji normalitas, uji homegenitas, dan dilanjutkan dengan pengujian hipotesis.


(50)

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti terdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini sangat penting sebab teknik analisis yang akan dipakai selanjutnya akan ditentukan oleh normal atau tidaknya distribusi populasi dimana sampel penelitian itu berasal. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Urutkan data sampel dari kecil sampai ke besar dan tentukan tiap-tiap data.

2. Tentukan nilai Z dari tiap-tiap data, dengan rumus

s x x

Z= −

3. Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Z berdasarkan tabel Z dan sebut dengan F(Z) yang mempunyai rumus :

F(Z) = 0,5 ± Z

4. Hitung frekuensi komulatif dari masing-masing nilai Z dan sebut dengan S(Z).

5. Tentukan nilai Lo dengan rumus yang paling besar dan bandingkan dengan nilai Lt dari tabel liliefors.

6. Apabila nilai Lo < Lt maka sampel berasal dari distribusi normal

b) Uji Homogenitas

Setelah melakukan uji normalitas, maka dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas berfungsi untuk mengetahui apakah kedua kelompok populasi itu homogen atau heterogen. Uji homogenitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan distribusi F. Varians dari populasi dikatakan homogen apabila, hitung lebih kecil dari tabel. Apabila F-hitung lebih besar dari dari F-tabel, maka varians dari populasi itu adalah heterogen.

2 2

2 1

S S

F =


(51)

S1 : varian yang besar

S2 : varian yang kecil

c) Pengujian Hipotesis

Setelah diketahui hasil uji persyaratan analisis, maka dapat dilakukan pengujian hipotesis, untuk menguji ada tidaknya perbedaan hasil belajar biologi diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran portofolio dan dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran portofolio. Maka data yang telah diperoleh (berupa skor) dianalisis dengan teknik analisis komparasional bivarian melalui analisis “t” dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mencari mean kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol

2. Mencari deviasi kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol

3. mencari standar error mean kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol

1

− =

n SD

SEM SEMeMk = SEMe 2+SEMk 2

Mk SEMe

Mk Me to

− − =

Keterangan:

SD : Standar Deviasi SE : Standar Error

Hasil analisis tersebut akan menunjukkan apakah hipotesis diterima atau ditolak dengan rumus:


(52)

dengan interpretasi

dk = (N1 + N2 – 2) untuk hasil dikonfirmasikan ke tabel “t” (tt) dengan

taraf signifikansi 5 %.

Jika to > tt, maka Ho ditolak dan Ha diterima


(53)

Jakarta

1. Deskripsi Data Pretes Hasil Belajar Biologi a. Deskripsi skor pretes siswa kelas eksperimen

Skor pretest yang didapatkan pada kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan didapat nilai maksimum 74 dan nilai minimum 33, dengan rata-rata hitung (mean) sebesar 53,6, nilai tengah (median) sebesar 56,5, nilai modus 55, dan standar deviasi sebesar 10,39.1 Lebih jelasnya deskripsi skor pretest dapat dilihat dalam tabel distribusi frekuensi di bawah ini:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Skor Pretest Kelas Eksperimen No Interval

Kelas

Nilai

Tengah Batas Nyata

Frekuensi

Absolut Relatif

1 33 – 39 36 32,5 – 39,5 4 11,1%

2 40 – 46 43 39,5 – 46,5 5 13,9%

3 47 – 53 50 46,5 – 53,5 7 19,4%

4 54 – 60 57 53,5 – 60,5 11 30,6%

5 61 – 67 64 60,5 – 67,5 6 16,7%

6 68 – 74 71 67,5 – 74,5 3 8,3%

Skor pada interval 54 – 60 merupakan skor yang paling banyak diperoleh siswa sebanyak 30,6%. Berdasarkan perhitungan, rata-rata skor

pretes pada kelas eksperimen yaitu sebesar 53,6 dengan demikian nilai ini masih jauh dari rata-rata standar nilai baik.

1

Lampiran 9 , h 73


(54)

Skor pretest pada Kelas Kontrol sebelum diajarkan dengan model pembelajaran konvensional didapat nilai maksimum 74 dan nilai minimum 33, dengan rata-rata hitung (mean) sebesar 52,55, nilai tengah (median) sebesar 54,5, nilai modus 55, dan standar deviasi sebesar 10,32. Lebih jelasnya deskripsi skor pretest dapat dilihat dalam tabel distribusi frekuensi di bawah ini:

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Skor Pretest Kelas Kontrol No Interval

Kelas

Nilai

Tengah Batas Nyata

Frekuensi

Absolut Relatif

1 33 – 39 36 32,5 – 39,5 5 13,9%

2 40 – 46 43 39,5 – 46,5 4 11,1%

3 47 – 53 50 46,5 – 53,5 9 25%

4 54 – 60 57 53,5 – 60,5 11 30,6%

5 61 – 67 64 60,5 – 67,5 5 13,9%

6 68 – 74 71 67,5 – 74,5 2 5,5%

Bila diinterpretasikan maka skor yang berada pada interval kelas 54 – 60 merupakan skor yang paling banyak diperoleh pada kelas kontrol yaitu sebanyak 30,6% dengan rata-rata hitung (mean) sebesar 52,55, dengan demikian rata-rata ini masih di bawah standar nilai baik, dan skor siswa terendah berada pada rentangan nilai 68-74 sebesar 5%. Dari data pretes kelas eksperimen maupun kelas kontrol di atas tidak menunjukkan adanya perbedaan yang berarti, nilai terbanyak sama-sama didapatkan pada rentangan 54-68 dan rentangan 68-74 merupakan nilai yang paling sedikit yang diperoleh siswa. Hal ini menandakan bahwa kedua kelompok dapat diteliti lebih lanjut, dengan memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen berupa pengajaran dengan model pembelajaran portofolio.

2


(55)

a. Deskripsi skor posttest kelas eksperimen

Setelah diberikan perlakuan pada kelas ekperimen yaitu diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran portofolio, maka hasil belajar diambil dengan cara memberikan posttest dan diperoleh nilai maksimum 92 dan nilai minimum 55, dengan rata-rata nilai (mean) sebesar 74,78, median 74, modus 74 dan standar deviasi sebesar 9,84.3

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Skor Posttest Kelas Eksperimen No Interval

Kelas

Nilai

Tengah Batas Nyata

Frekuensi

Absolut Relatif

1 51 – 61 56 50,5 – 61,5 3 8,3%

2 62 – 68 65 61,5 – 68,5 5 13,9%

3 69 – 75 72 68,5 – 75,5 14 38,9%

4 76 – 82 79 75,5 – 82,5 5 13,9%

5 83 – 89 86 82,5 – 89,5 6 16,7%

6 90 – 96 93 90,5 – 96,5 3 8,3%

Skor yang berada pada interval 69 – 75 merupakan skor yang paling banyak diperoleh siswa yaitu sebanyak 38,9 %. Berdasarkan perhitungan rata-rata skor hasil belajar yang didapat yaitu sebesar 74, hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dari nilai sebelumnya.

Data ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang tinggi dari nilai sebelumnya (pretes) yaitu peningkatan angka sebesar 21,18. Dengan demikian dapat dikatakan hasil belajar yang diperoleh siswa kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan yaitu diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran portofolio adalah baik, dengan rata-rata nilai yang cukup tinggi yaitu 74,85.

3


(1)

Lampiran 6

Perhitungan Data dan Perhitungan Pembuatan Distribusi Frekuensi

a. Perhitungan Mean dengan menggunakan rumus:

N fX M =

b. Perhitungan Median dengan menggunakan rumus:

fi fkb N l

Mdn

⎟ ⎠ ⎞ ⎜

+

= 2

1

c. Perhitungan Modus

Mo = Nilai yang sering muncul d. Perhitungan Standar Deviasi

N fx Sd

=

2

e. Perhitungan Range R = Xmax-Xmin+1 f. Banyaknya Kelas

K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 40 = 6,28 ~ 6 g. Interval

K R i =


(2)

Tabel 4

Perhitungan Data dan Perhitungan Pembuatan Distribusi Frekuensi Skor

Pretest Kelas eksperimen

X f fX fkb x x2 fx2

74 1 74 36 20.4 416.16 416.16

70 2 140 35 16.4 268.96 537.92

66 4 264 33 12.4 153.76 615.04

63 2 126 29 9.4 88.36 176.72

59 4 236 27 5.4 29.16 116.64

55 7 385 23 1.4 1.96 13.72

52 4 208 16 -1.6 2.56 10.24

48 3 144 12 -5.6 31.36 94.08

44 2 88 9 -9.6 92.16 184.32

41 3 123 7 -12.6 158.76 476.28

37 3 111 4 -16.6 275.56 826.68

33 1 33 1 -20.6 424.36 424.36

1932 3892.16

1. Mean 4.Range

36 1932 = x

M R = 74-33+1 = 53,6 = 42

2. Median 5. Standar Deviasi

7 16 36 2 1 5 , 54

⎟ ⎠ ⎞ ⎜

+ =

Mdn

36 16 , 3892 =

d S

= 54,5 + 2 = 10,39 = 56,5

3. Modus 6. Interval

Mo = 55

6 42 =

i = 7


(3)

Tabel 5

Perhitungan Data dan Perhitungan Pembuatan Distribusi Frekuensi Skor

Pretest Kelas kontrol

X f fX fkb x x2 fx2

74 1 74 36 21.45 460.10 460.10

70 1 70 35 17.45 304.50 304.50

66 2 132 34 13.45 180.90 361.81

63 3 189 32 10.45 109.20 327.61

59 5 295 29 6.45 41.60 208.01

55 6 330 24 2.45 6.00 36.02

52 5 260 18 -0.55 0.30 1.51

48 4 192 13 -4.55 20.70 82.81

44 3 132 9 -8.55 73.10 219.31

41 1 41 6 -11.55 133.40 133.40

37 3 111 5 -15.55 241.80 725.41

33 2 66 2 -19.55 382.20 764.41

1892 3624.89

1. Mean 4.Range

36 1892 =

M R = 74-33+1

= 52,55 = 42

2. Median 5. Standar Deviasi

(

)

6 18 18 5 ,

54 + −

=

Mdn

36 89 , 3624

= d S

= 54,5 + 0 = 10,03 = 54,5

3. Modus 6. Interval

Mo = 55

6 42 =

i = 7


(4)

Tabel 6

Perhitungan Data tribusi Frekuensi Skor Posttest K ksperimen

fX fk

dan Perhitungan Pembuatan Dis elas e

X f b x x2 fx2

92 3 276 36 17.22 296.53 889.59

89 2 178 33 14.22 202.21 404.42

85 4 340 31 10.22 104.45 417.79

81 2 162 27 6.22 38.69 77.38

77 3 231 25 2.22 4.93 14.79

74 8 592 22 -0.78 0.61 4.87

70 6 420 14 -4.78 22.85 137.09

66 3 198 8 -8.78 77.09 231.27

63 2 126 5 -11.78 138.77 277.54

59 1 59 3 -15.78 249.01 249.01

55 2 110 2 -19.78 391.25 782.50

36 2692 3486.22

1. Mean 4.Range

36 2692 =

M R = 92-55+1

2. Median 5. Standar Deviasi

)

= 74,78 = 38

(

8 14 18 5 ,

73 + −

=

Mdn

36 22 . 6

= d S

3. Modus 6. Interval

Mo = 74

348

= 73,5 + 0,5 = 9,84 = 74

6 38 =

i = 6,33 ~ 7


(5)

Perhitungan Data d istribusi Frekuensi Skor Posttest elas kontrol

fX fk

Tabel 7

an Perhitungan Pembuatan D K

X f b x x2 fx2

81 2 162 36 19.14 366.34 732.68

77 1 77 34 15.14 229.22 229.22

74 3 222 33 12.14 147.38 442.14

70 1 70 30 8.14 66.26 66.26

66 5 330 29 4.14 17.14 85.70

63 8 504 24 1.14 1.30 10.40

59 5 295 16 -2.86 8.18 40.90

55 5 275 11 -6.86 47.06 235.30

52 2 104 6 -9.86 97.22 194.44

48 3 144 4 -13.86 192.10 576.30

44 1 44 1 -17.86 318.98 318.98

36 2227 2932.31

1. Mean 4.Range

36 2227 =

M R = 81-44+1

2. Median 5. Standar Deviasi

)

= 61, 86 = 38

(

8 16 18 5 ,

62 + −

=

Mdn

36 31 , 2

= d S

2,75

3. Modus 6. Interval

Mo = 63

293

= 62,5 + 0,25 = 9, 02 = 6

6 38 =

i = 6,33 ~ 7


(6)

155

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

SUBHANALLAH. Anak ke tiga dari pasangan M. Siradj dan Eny Maryam. Lahir di Jakarta pada tanggal 21 Mei 1971. Saat ini bersama seorang istri dan tiga putra putri tercinta bertempat tinggal di Jl. Palapa Parung Benying, Kelurahan Sarua Kecamatan Ciputat,

Riwayat Pendidikan. Memulai pendidikan di MI Manbaul Hidayah Kebayoran Lama Jakarta Selatan , lulus tahun 1986. Melanjutkan sekolah di MTs Negeri 1 Jakarta, lulus tahun 1989. Kemudian melanjutkan ke SMAN 85 Jakarta, lulus tahun 1992. Penulis kemudian melanjutkan ke Akademi Kimia Analisis Bogor, Saat ini penulis melanjutkan ke Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan Biologi.

Sejak tahun 1999 sampai saat ini, penulis bertugas mengajar di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mengajar di STAI Al Hikmah Jakarta Selatan, menjadi Guru Madrasah Tsanawiyah Berprestasi tingkat Jakarta Selatan tahun 2005, Guru Madrasah Tsanawiyah Berprestasi tingkat DKI Jakarta tahun 2005, Guru SLTP/MTs Berprestasi tingkat Provinsi DKI Jakarta, Finalis Pemilihan Guru Berprestasi tingkat Nasional tahun 2005.

Saat ini penulis juga aktif menjadi motivator dan pemberi materi khusus pembinaan mental di beberapa SMA Negeri di Jakarta antara lain MTsN 13 Jakarta, SMP Islamn Al Azhar Pejaten , SMPN 75 Jakarta, SMAN 29 Jakarta, SMAN 34 Jakarta, SMAN 74 Jakarta, SMAN 47 Jakarta, SMAN 1 Cisauk, SMAN 1 Ciputat, SMAN 2 Ciputat, dll.