yang kompetitif dari perusahaan. Bersamaan dengan keefisienan dan keefektifan operasional, orientasi pemasaran menyediakan kesempatan memperoleh keuntungan
yang kompetitif pada organisasi.
2.4. Proses Logistik IFRS
2.4.1. Perencanaan Perbekalan Farmasi
Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk
menghindari kekosongan obat dengan menggunakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan.
Ada 3 jenis metode yang digunakan dalam perencanaan perbekalan farmasi rumah sakit Menkes RI, 2005:
1. Metode Konsumtif, yang didasarkan atas analisis data konsumtifpemakaian
perbekalan farmasi tahun sebelumnya. 2.
Metode Epidemiologi, yang didasarkan pada data jumlah kunjungan frekwensi penyakit, dan standar pengobatan yang ada.
3. Kombinasi Metode Konsumtif dan Epidemiologi.
2.4.2. Pengadaan dan Penerimaan Perbekalan Farmasi
Pengadaan perbekalan adalah proses untuk memperoleh pasokan perbekalan kesehatan dari pemasok eksternal melalui pembelian dari manufaktur, distributor,
atau pedagang besar farmasi. Siklus pengadaan mencakup Siregar, 2004:
Melva Advenia Veronica Samosir : Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap Pemanfaatan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah IFRSUD Pandan Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
1. Pemilihan metode pengadaan.
Pengadaan perbekalan kesehatan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pembelian secara langsung dan melalui produksi sendiri.
2. Penetapanpemilihan pemasok.
3. Penetapan masa kontrak.
4. Pemantauan status pemesanan.
5. Penerimaan dan pemeriksaan perbekalan kesehatan.
6. Pembayaran.
7. Penyimpanan.
8. Distribusi.
9. Pengumpulan informasi penggunaan obat.
2.4.3. Penyimpanan Perbekalan Farmasi
Menurut Menkes RI 2005, Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan yang ditetapkan disertai dengan sistem
informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan. Menurut Gitosudarmo dan Mulyono 1998, alasan penyimpanan adalah:
1. Produk musiman, yang merupakan produk bersifat musim, karena adanya periode
pertumbuhan. 2.
Permintaan yang tidak menentu. Menurut Miranda dan Tunggal 2005, tempat penyimpanan persediaan
diperlukan untuk:
Melva Advenia Veronica Samosir : Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap Pemanfaatan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah IFRSUD Pandan Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
1. Mencapai transportasi yang ekonomis.
2. Memelihara sumber persediaan.
3. Mengantisipasi kondisi perubahan pasar musiman, kompetisi, dan fluktuasi
permintaan. Mengacu pada berbagai teori di atas, penulis berpendapat penyimpanan
merupakan kegiatan pengaturan perbekalan di suatu tempat, sehingga menjaga persediaan tetap ada, dan mengurangi biaya.
Area penyimpanan harus mempertimbangkan faktor ventilasi, pencahayaan, sirkulasi udara, dan adanya kemungkinan kontaminasi dengan produk lain. Jalan
masuk area penyimpanan harus dengan sistem FIFO first in first out Siregar, 2004. Distribusi Perbekalan Farmasi
Proses penyampaian sediaan farmasi yang diminta dokter untuk penderita sampai diterima oleh penderita disebut pendistribusian sediaan farmasi, dan dalam
kegiatan ini terjadi proses pelayanan farmasi klinik dan non klinik. Sesuai dengan pendapat Siregar dalam buku Farmasi Rumah Sakit 2004, yang menyatakan
“Distribusi perbekalan kesehatan adalah pengantaran perbekalan kesehatan yang dimulai dari penerimaan order dokter di IFRS sampai di konsumsi oleh penderita”.
Suatu sistem distribusi obat yang efisien dan efektif sangat tergantung pada desain sistem dan pengelolaan yang baik. Beberapa jenis sistem distribusi obat untuk
penderita rawat inap adalah Siregar, 2004: 1.
Sistem distribusi resep obat individu dapat dilakukan secara sentralisasi dan desentralisasi. Resep individual adalah resep yang ditulis dokter untuk tiap
Melva Advenia Veronica Samosir : Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap Pemanfaatan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah IFRSUD Pandan Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
penderita. Sentralisasi adalah semua resep disiapkan dan didistribusikan oleh farmasi pusat. Desentralisasi adalah IFRS memiliki cabang-cabang, yang
berlokasi di daerah perawatan penderita. 2.
Sistem distribusi obat persediaan obat lengkap di ruang. Dalam sistem ini, semua obat yang dibutuhkan penderita tersedia lengkap di ruang penyimpanan obat,
kecuali obat yang jarang digunakan dan atau sangat mahal. Di sini IFRS hanya memeriksa dan memasok obat, tidak langsung memberi pelayanan, sehingga
tingkat kesalahan obat besar karena order obat tidak dikaji oleh apoteker. 3.
Sistem distribusi obat kombinasi resep individu dan persediaan di ruang desentralisasi.
4. Sistem distribusi obat dosis unit sentralisasidesentralisasi obat dosis unit adalah
obat yang di order oleh dokter untuk penderita, terdiri atas 1 atau beberapa jenis obat yang masing-masing dalam kemasan dosis unit tunggal dalam jumlah
persediaan yang cukup untuk suatu waktu tertentu.
2.4.4. Pengawasan Perbekalan Farmasi