membutuhkan waktu yang cukup lama. Meskipun demikian, dia belum mendapatkan pemahaman dan pengetahuan sebagaimana manusia jenis
pertama tadi.
35
Dari dua perkara diatas yang telah di uraikan bahwasannya perkara- perkara tersebut dapat membatasi hubungan antara
qari’ seorang pembaca al-Quran dengan al-
Quran. Sehingga qari‟ tersebut akan mengalami kesulitan dalam mengambil makna atau isi kandungan yang
terdapat didalam al-Quran.
4. Layanan-Layanan BK dalam Rangka Mengatasi Kesulitan Belajar Pendidikan Agama Islam al-quran
Masalah belajar adalah merupakan inti dari kegiatan di sekolah. Sebab semua usaha di sekolah diperuntukkan bagi berhasilnya proses belajar bagi
setiap siswa yang sedang studi di sekolah tersebut, Oleh sebab itu diperlukan layanan-layanan bimbingan dan konseling sebagai berikut:
a. Pelayanan Orientasi
Adapun cara pelayanan orientasi dalam membaca al-Quran secara
garis besar seseorang harus menguasai beberapa hal, yaitu :
1 Pengenalan huruf hijaiyah yang berjumlah 28 huruf berikut makhorijul hurufnya. Hal ini dikarenakan untuk bisa membaca al-Quran 90
ditentukan oleh penguasaan huruf hijaiyah dan 1 oleh tanda baca, hukuman lainnya.
2 Pengenalan tanda baca seperti kasroh, pathah, dhammah, sukun dan lainnya. Tanda baca dalam al-Quran seperti A, I, U, E dan O dalam
bahasa latin yang berfungsi untuk menyambungkan kata. 3 Pengenalan isyarat baca seperti panjang, pendek, dobel tasydid, dan
seterusnya. Isyarat baca panjang dan pendek dalam al-Quran mengandung unsur irama lagu yang indah.
35
Salman bin Umar As-Sunaidi, Mengikat Makna Al-Quran Agar Bacaan Al-Quran Benar-benar Berkesan dan Membekas di Hati, Klaten, Jawa Tengah: INAS MEDIA 2010 cet. 1.
h. 153-158
4 Pengenalan hukum-hukum tajwid baca dengung idgham, samar-samar ikhfa, jelas idzhar dan lain-lainnya.
b. Pelayanan Penempatan.
Layanan bimbingan penempatan membantu menempatkan individu dalam lingkungan yang sesuai untuk perkembangan potensi-potensinya.
Termasuk didalamnya: 1 Penempatan kedalam kelompok belajar, misalnya saja anak yang punya
bakat dalam pelajaran al-Quran dikelompokkan kepada anak-anak yang minat baca tulis al-Quran, agar bakatnya tersebut berkembang dengan baik.
2 Penempatan didalam kelas, misalnya saja dalam pengaturan tempat duduk di dalam kelas, anak yang tubuhnya pendek di tempatkan didepan sedangkan
anak yang tubuhnya tinggi di tempatkan di belakang. Hal ini sangat membantu sekali dalam peroses pembelajaran di kelas.
3 Mengadakan kegiatan ekstrakulikuler, misalnya saja anak yang kurang dalam baca tulis al-Quran di kuhusukan dan diberi kegiatan ekstrakulikuler.
c. Pelayanan Pembelajaran.
1 Untuk belajar Menulis Al-quran yang baik, maka cara-cara mengajarkan Menulisan al-Quran adalah:
a Cara menuliskan huruf tunggal dari mana dimulai dan diakhiri, harus dipahami benar-benar. Karena apabila sudah paham benar menuliskan
huruf tunggal yang pertama, maka akan mudahlah menuliskan huruf kedua, ketiga, keempat, kelima, dam keenam. Dan mudah pula
menuliskan huruf akhir, awal, dan tengah. Karena semuanya berpokok pangkal dari huruf tunggal. Maka dari itu, perhatikanlah benar-benar cara
penulisan huruf tunggal tersebut. b Sesudah paham huruf tunggal, langsung diajarkan cara menuliskan huruf
akhir yang dapat bersambung dari kanan saja. Sebab huruf akhir dan huruf tunggal sama saja bentuknya, besar atau kecilnya, panjang atau
pendeknya. Cuma bedanya, huruf akhir dapat bersambung dari kanan
saja. Membuat huruf akhir dari huruf tunggal yang disambung dari kanan.
c Barulah diajarkan menuliskan huruf awal yang dapat bersambung ke kiri saja. Membuat huruf awal adalah dari huruf tunggal juga, yang di potong
ekornya mana yang berekor. Otomatis sudah jadi huruf awal. d Terakhir baru diajarkan menuliskan huruf tengah, yang bersambung dari
kanan ke kiri. Membuat huruf tengah adalah dari huruf awal yang sudah bersambung kekiri dan nyambung saja dari kanan. Otomatis sudah jadi
huruf tengah saja dia.
36
2. Untuk belajar Menghafal al-Quran yang mudah, maka cara-cara mengajarkan Menghafal al-Quran adalah:
a Metode dalam Menghafal al-Quran, yaitu: i.Metode Wahdah yang dimaksud dalam metode ini adalah menghafal
satu persatu terhadap ayat-ayat yang hendak dihafalkannya dengan membacanya beberapa kali sehingga terbentuknya pola bayangannya
dan penghafal akan mampu mengkondisikan ayat-ayat yang dihafalkan hingga membentuk gerakan reflek pada lisannya.
ii.Metode Kitabah yang dimaksud metode ini adalah menulis ayat-ayat yang akan dihafalkan secara berulang kali kemudian ayat-ayat tersebut
dibacakannya hingga lancar dan benar bacaannya. Metode ini cukup praktis karena disamping membaca dengan lisan, aspek visual menulis
juga akan sangat membantu dalam mempercepat terbentuknya pola hafalan dalam bayangannya.
iii. Metode Sima‟I yang dimaksud dalam metode ini adalah mendengarkan
sesuatu bacaan atau ayat-ayat yang akan dihafalkannya. Metode ini sangat efektif bagi penghafal yang mempunyai daya ingat ekstra,
terutama bagi pengfahal tunanetra atau anak-anak yang masih dibawah umur yang belum mengenal bacaan al-Quran.
iv.Metode Gabungan, yang dimaksud dalam ini adalah gabungan antara metode wahdah dan metode kitabah. Dalam hal ini setelah penghafal
36
Tombak Alam, Metode Membaca dan Menulis Al-Quran 5 Kali Pandai, h. 13-14
selesai menghafal ayat-ayat yang dihafalkannya kemudian ia mencoba menuliskannya diatas kertas dengan hafalan tersebut.
v.Metode Jama yang dimaksud dalam metode ini adalah ayat-ayat yang dihafal di baca secara kolektif atau bersama-sama dan di pimpin oleh
seorang instruktur atau guru. Kemudian guru atau instruktur membimbingnya dengan mengulang kembali ayat-ayat yang di bacanya
hingga hafal. b Strategi dalam Menghafal al-Quran
i.Strategi Pengulangan Ganda, Untuk mencapai tingkat hafalan yang baik tidak cukup dengan sekali
proses menghafal saja, akan tetapi perlu adanya pengulangan ganda yaitu menghafal ayat-ayat dengan cara mengulanginya secara terus
menerus, karena semakin banyak pengulangan maka semakin kuat pelekatan hafalan itu dalam ingatannya.
ii.Tidak Beralih Pada Ayat Berikutnya Sebelum Ayat yang Sedang di Hafal Benar-benar Hafal,
Dalam menghafal al-Quran diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam mengamati
kalimat-kalimat dalam
suatu ayat
yang hendak
dihafalkannya, ayat tersebut harus diingat karena banyaknya ayat-ayat yang ditinggal akan mengganggu kelancaran dan akan menjadi beban
dalam proses menghafal. Oleh karena itu, ayat yang hendak dihafal harus dikuasai terlebih dahulu kemudian setelah itu melanjutkan ayat
selanjutnya. iii. Menghafal Urutan-urutan Ayat yang di Hafalnya dalam Satu Kesatuan
Jumlah Setelah Benar-benar Hafal Ayat-ayatnya, Yang dimaksud dalam hal ini yaitu menghafal ayat-ayat al-Quran dalam
pengelompokan atau kesatuan jumlah, seperti per juz atau persurat yang ada dalam al-Quran sehingga memudahkan untuk mengingat atau
menghafalnya.
iv.Menggunakan Satu Jenis Mushaf, Pergantian dari satu mushaf ke mushaf yang lain akan membingungkan
pola latihan dalam bayangannya, karena aspek visual akan mempengaruhi dalam pembentukan pola hafalannya.
v.Memahami Ayat-ayat yang di Hafalnya, Memahami kandungan ayat yang sedang dihafalkannya merupakan
unsur yang sangat mendukung dalam mempercepat proses menghafal al-Quran.
vi.Memperhatikan Ayat-ayat yang Serupa, Di tinjau dari aspek makna, lafal dan susunan atau struktur bahasanya
diantaranya ayat-ayat al-Quran terdapat keserupaan atau kemiripan satu sama lainnya. Sebenarnya banyaknya pengulangan akan memberikan
dalam menghafal al-Quran. vii.Di Setorkan Kepada Orang Pengampu,
Menghafal al-Quran memerlukan adanya bimbingan yang terus menerus dari seorang pengampu karena menghafal al-Quran dengan
sistem setoran kepada pengampu akan lebih baik dibandingan dengan menghafal sendiri.
3.Untuk belajar Menterjemahkan Al-quran yang mudah, maka cara-cara mengajarkan Menterjemahkan al-Quran adalah:
a Anak menterjemahkan nama surat yang sedang di hafal. Misalnya Al- Ikhlas artinya mengesakan Allah.
b Anak menghafal satu ayat yang menjadi target hafalan dengan cara yang telah dijelaskan.
c Setelah anak hafal satu ayat dalam surat pendek. Anak menterjemahkan ayat yang di hafal dengan cara menterjemahkan kata per kata dalam ayat
yang telah dihafal. Misalnya Qul: katakanlah. Hua: dia Allah: Allah. Ahadun: satu atau esa, katakanlah Allah itu esa. Setelah itu ulangi
beberapa kali sampai anak hafal. Untuk pengetahuan, jelaskanlah kepada anak bahwa di surat manapun kata tersebut di temukan, maka artinya
sama. Misalnya kata Qul, dalam surat Al-Ikhlas artinya katakanlah. Maka
di surat apapun kata Qul ditemukan, maka artinya sama, yaitu katakanlah, sehingga tidak perlu memberikan terjemahan kata tersebut
ketika mengajarkan terjemah surat Al-Kafirun, An-Naas, dan ayat-ayat lain yang ada kata-kata Qul.
37
d. Pelayanan Informasi