Latar belakang masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah Swt. Dengan segala pemberiannya manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang bisa di rasakan oleh dirinya. Tapi dengan anugerah tersebut kadangkala manusia lupa akan dzat Allah Swt yang telah memberikannya. Untuk hal tersebut manusia seharusnya mendapatkan suatu bimbingan sehingga didalam kehidupannya dapat berbuat sesuai dengan bimbingan Allah Swt. Untuk itu manusia membutuhkan adanya pendidikan. Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Melalui pendidikan manusia menjadi cerdas, tahu dan dapat membedakan mana prilaku yang baik dan mana prilaku yang tidak baik. Dan dengan pendidikan pula manusia dapat menduduki tempat yang terpuji didunia. Dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 yang berbunyi: ”Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang berdemokratis serta bertanggung jawab”. 1 Dalam kenyataan hidup sehari-hari, kita menyaksikan banyak kaum intelegensia, yaitu orang-orang yang banyak pengetahuannya, tidak mampu memanfaatkan pengetahuan tersebut untuk menciptakan kebahagiaan, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat. Mereka cenderung berfikir bebas tanpa mengenal ikatan-ikatan, berperasaan tanpa adanya tenggang rasa, bertingkah laku tanpa mengenal baik, buruk atau halal dan haram kalau demikian keadaan manusia, maka kemudian manusia itu akan meruntuhkan nilai-nilai kemanusiannya sendiri dan berubahlah dari makhluk Tuhan yang tinggi derajatnya kepada makhluk Tuhan yang hina. 2 Untuk itu diperlukan pengendalian kecendrungan tersebut, sehingga tidak mudah menerima rangsangan yang mengarah kepada kesalahan. Dan untuk itu dibutuhkan agama dalam bentuk pengamalan ajaran-ajarannya yang dilakukan dengan istiqomah terus menerus dan khusyu dalam kehidupannya, karena ajaran- ajaran agama didalamnya dapat membimbing manusia kearah kepada kebaikan dan kebenaran. 3 Tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 Bab XI, Pasal 29 ayat 1 yaitu: Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Dan sila pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini menunjukkan bahwa pendidikan agama adalah sangat penting. Sebagaimana yang telah ditegaskan oleh mantan Presiden Republik Indonesia, Soeharto dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Istana Negara pada Tanggal 26 April 1972 sebagai berikut: Dalam pendidikan kita itu, jelas Pendidikan Agama merupakan bagian yang penting, karena dalam pancasila sendiri kita menegaskan Ketuhanan yang Maha Esa. Pendidikan Agama berdasarkan keyakinan agama 1 Undang-undang RI No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, h. 37. 2 Sahilun A. Nasir Hafi Anshari, Pokok-Pokok Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi, Surabaya: Al-ikhlas, 1984, Cet. 2, h. 57-58. 3 Heny narendrany Hidayati Andri Yudiantoro, Psikologi Agama, Jakarta: UIN Press, 2007, cet. 1, h. 72. pemeluknya masing-masing bukanlah membuka lapangan yang terpisah dari pendidikan nasional kita, melainkan harus menjiwai. 4 Secara Umum, Pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara GBPP PAI, 1994. 5 Menurut Prof. Dr. Zakiyah Darajat bahwa pendidikan Agama hendaknya dapat mewarnai kepribadian anak, agar agama ini benar-benar menjadi bagian dari pribadinya yang akan menjadi pengendali dalam hidupnya di kemudian hari. 6 Pendidikan Agama Islam tidak tertuju kepada pembentukan kemampuan akal saja. Dengan pengetahuan agama, seseorang belum tentu memahami sesuatu yang dimaksud secara mendalam. Selain pengetahuan, pengembangan dan pemahaman keagamaan dalam diri seseorang juga sangat penting. Seseorang yang memiliki pemahaman agama akan melaksanakan ajaran agama dengan penuh keikhlasan semata-mata hanya kepada Allah. Dalam Penanaman ajaran-ajaran agama pada usia remaja sangat penting. Karena pada usia remaja ini banyak terjadi kegoncangan atau ketidakstabilan dalam beragama. Kadang-kadang mereka tekun dalam beribadah, tetapi pada waktu lain mereka enggan melaksanakannya. Oleh karena itu, sebaiknya mereka diberi bimbingan agama agar menjadikan pedoman hidup baginya. Sudarsono S.H mengatakan, dalam kenyataan sehari-hari menunjukkan, bahwa anak-anak remaja yang melakukan kejahatan sebagian besar kurang memahami norma-norma agama, bahkan mungkin lalai menunaikan perintah-perintah agama. 7 Oleh karena itu, bagaimana agar 4 Sahilun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problema Remaja, Jakarta: Kalam Mulia, 1997, h. 19. 5 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. 3, h. 78. 6 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1970, Cet.17, h.66. 7 Sudarsono, Kenakalan Remaja,Jakarta: Rineka Cipta, 1995, Cet. 3, h. 120 pendidikan agama Islam yang diajarkan disekolah tidak hanya ada dalam sebuah konsep, akan tetapi yang lebih penting adalah aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Namun Di zaman sekarang ini, banyak siswa yang belajar pendidikan agama Islam tetapi di dalam dirinya belum terbentuk kepribadian muslim. Mulai dari berpakaian, perkataan, pergaulan dan hal-hal lainnya. Pada kenyataannya juga, masih banyak yang belum mapan melakukan ajaran-ajaran agama seperti shalat, puasa dan akhlak dalam pergaulannya kurang mencerminkan seorang siswa yang beragama Islam. Sering kita mendengar bahkan melihat secara langsung perkelahian antar pelajar yang mengakibatkan kerusakan dan bahkan membuat korban jiwa. Tidak jarang pula sekelompok pelajar membuat ulah yang bermacam-macam di tempat umum sehingga mengganggu orang lain. Dari uraian di atas dapat diprekdisikan bahwa seseorang yang memiliki pemahaman agama Islam, ia cenderung akan selalu taat menjalankan ajaran agama. Sebaliknya bagi seseorang yang tidak atau kurang memiliki pemahaman tentang agama Islam, ia akan bersikap acuh untuk melaksanakan ibadah yang sebenarnya diwajibkan dalam ajaran Islam. Dan Tidak menutup kemungkinan ada pula yang memiliki pemahaman agama yang sangat luas bisa meninggalkan ibadah dan bahkan melakukan hal-hal yang dilarang agama. Penulis beranggapan bahwa pemahaman Pendidikan Agama Islam yang dimiliki pelajar, mempunyai hubungan dengan ketaatan menjalankan ajaran agama Islam dalam kehidupan mereka sehari-hari. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PENGARUHNYA DALAM KETAATAN MENJALANKAN AJARAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 5 TANGERANG ”. SMP Negeri 5 Tangerang adalah merupakan salah satu sekolah Menengah Pertama yang notabennya pendidikan agama sangat minim. Dikarenakan pelajaran PAI dilaksanakan 1 kali pertemuan 2 jam dalam seminggu. Seperti lembaga lain, SMP Negeri 5 Tangerang melakukan berbagai upaya untuk mencapai tujuan pendidikan yang maksimal sehingga menghasilkan lulusan anak didik yang berkualitas, baik dalam bidang IPTEK maupun IMTAQ. Untuk kualitas bidang IMTAQ, PAI dijadikan jalan khusus untuk mencapainya. Melalui pembelajaran PAI, diharapkan dapat meningkatkan IMTAQ siswa sehingga mereka dapat merealisasikan dalam sikap dan prilaku hidupnnya sesuai dengan tujuan pendidikan, khususnya tujuan PAI itu sendiri.

B. Identifikasi Masalah