ي b.
Upaya apa yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan guru dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa ?
c. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi kepala sekolah dan
bagaimana solusinya ? d.
Apakah terdapat hubungan antar kerja sama kepala sekolah dan guru dengan upaya peningkatan motivasi belajar siswa?
D. Metode Penulisan
Dalam pembatasan permasalahan di atas, penulis menggunakan dua macam riset, yaitu:
1. Riset kepustakaan, ini digunakan untuk mengumpulkan data-data dan
informasi dari buku sumber yang berkaitan dengan permasalahan. 2.
Riset lapangan, yang digunakan untuk mengumpulkan data secara langsung pada obyek penelitian, yaitu dengan melalui teknik-teknik sebagai berikut:
a. Observasi, metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang
dibutuhkan dengan observasi langsung di lapangan yang dijadikan sasaran.
b. interview, metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara
mengadakan wawancara dengan pihak-pihak terkait. c.
Angket, metode ini dilakukan dengan cara menyebar pertanyaan kepada responden untuk memperoleh data yang valid dan akurat.
ك Adapun pedoman dan teknik penulisan skripsi ini, penulis merujuk pada buku
“Pedoman penulisan skripsi, tesis, dan disertasi UIN Syarif Hidyatullah Jakarta”, tim penyusun UIN Jakarta, CET. Ke-2. Jakarta. 2002.
E. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis membagi pembahasan menjadi beberapa bab, pada masing-masing bab dibagi menjadi beberapa subbab, adapun sistematika
penulisan adalah sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
, pada bab ini meliputi: latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II : Kajian Teori , pada bab ini meliputi: hakikat kerja sama kepala sekolah
dengan guru terdiri dari : pengertian kepala sekolah, tugas dan tanggung jawab kepala sekolah, fungsi kepala sekolah dan peran kepala sekolah,
pengertian guru, peran guru, tugas dan kode etik keguruan. Hakikat motivasi belajar siswa terdiri dari : pengertian motivasi dan motivasi
belajar siswa, faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, upaya dalam peningkatan motivasi belajar siswa.
ل
BAB III : Metode Penelitian , pada bab ini meliputi : variabel penelitian, waktu
dan tempat penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB VI : Hasil Penelitian
, pada bab ini meliputi : gambaran umum objek penelitian, deskripsi data, analisis data, dan interpretasi data.
BAB V : Penutup
, pada bab ini meliputi : kesimpulan dan saran.
م BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat Kerja Sama Kepala Sekolah dengan Guru 1. Pengertian Kepala Sekolah
Menurut Soewadji Lazarut, kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan sangat besar dalam pengembangan mutu pendidikan di sekolah.
1
Berkembangnya semangat kerja sama yang harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan dan perkembangan mutu profesional
diantara para guru banyak ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala sekolah. Sedangkan Wahjo Sumidjo mendefinisikan kepala sekolah sebagai seorang
tenaga fungsional guru yang bertugas untuk memimpin suatu sekolah yang diselenggarakannya proses belajar mengajar, atau tempat terjadinya interaksi antara
guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Kepala sekolah memegang peranaan penting dalam perkembangan sekolah,
oleh karena itu, ia harus memiliki jiwa kepemimpinan untuk mengatur para guru, pegawai tata usaha, dan pegawai sekolah lainnya, dalam hal ini, kepala sekolah tidak
1
Soewarji Lazarut, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya, Salatiga: Kanisus, 1994. h. 60. Cet. Ke-1
ن hanya mengatur para guru saja, melainkan juga ketatausahaan sekolah, siswa,
hubungan sekolah dengan masyarakat dan orang tua siswa.
2
Kepala sekolah merupakan dua gabungan kata yang dijadikan satu sehingga mempunyai makna tersendiri, kedua kata tersebut adalah “kepala” dan “sekolah” kata
“kepala” dapat diartikan “pemimpin” dalam suatu organisasi atau suatu lembaga “sekolah” adalah sebuah lembaga di mana menjadi tempat untuk menerima
pelajaran.
3
Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan yang sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah.
Berkembangnya semangat kerja, kerja sama yang harmonis minat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan dan perkembangan
mutu profesional di antara para guru banyak ditentukan oleh kualitas kepala sekolah. Secara sederhana kepala sekolah adalah dapat didefinisikan sebagai tenaga
fungsional guru yang diberikan tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakannya proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadinya interaksi
antara guru yang memberi pelajaran dengan murid yang menerima palajaran.
4
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah merupakan seorang yang ditunjuk sebagai pemimpin pendidikan yang dalam tataran operasional
mempunyai tugas dalam memimpin secara organisatoris yang membina, membimbing, memberi bantuan dan dorongan kepada staf sekolah dalam usaha
2
Yusak Baharudin, Adaministrasi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 1998 h. 109
3
Wahjo Sumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001, Cet. ke-2. h. 83.
4
Ibid., h. 83
س perbaikan pengajaran yang dilakukan lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan
ingin dicapai.
2. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai pelaksana kepemimpinan pendidikan di sekolah harus memiliki kemampuan dan keterampilan yang dapat dipraktekkan dalam kehidupan
sehari-hari. Keterampilan dan kemampuan yang menggambarkan tugas dan tanggung
jawab kepala sekolah dalam penerapan kepemimpinan pendidikan adalah sebagai berikut :
a. Kepala sekolah sebagai pemimpin di bidang kurikulum.
b. Kepala sekolah sebagai pemimpin di bidang “public relation”.
c. Kepala sekolah sebagai pemimpin di bidang hubungan guru dan murid.
d. Kepala sekolah sebagai pemimpin di bidang personalia.
e. Kepala sekolah sebagai pemimpin personalia di bidang non pengajaran.
f. Kepala sekolah sebagai pemimpin di dalam mengadakan hubungan
dengan kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. g.
Kepala sekolah sebagai pemimpin dalam bidang pelayanan bimbingan. h.
Kepala sekolah adalah pemimpin dalam artikulasi dengan sekolah-sekolah lain.
i. Kepala sekolah sebagai pemimpin dalam pengelolaan pelayanan, rumah
sekolah dan perlengkapan. j.
Kepala sekolah sebagai pemimpin di bidang pengorganisasian.
5
Kepala sekolah adalah orang yang memiliki peranan, tugas dan tanggung jawab yang esar, sehingga dengan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang
menjadi tugas dan tanggung jawab seorang kepala sekolah tidak hanya satu bidang akan tetapi meliputi banyak bidang terutama yang berkaitan dengan pembelajaran.
5
Hendriyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinaan dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: PT. Bina Aksara h. 28 - 33
ع
3. Fungsi-fungsi dan Peran Kepala Sekolah
a. Fungsi Kepala Sekolah
Secara umum kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah sesuai dengan fungsinya sebagai supervisor adalah :
1 Mengembangkan kriteria dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah
dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya. 2
Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah termasuk media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan
keberhasilan proses belajar mengajar. 3
Bersama guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode mengajar yang lebih sesuai tuntutan kurikulum yang sedang
berlaku. 4
Membina kerja sama yang baik dan harmonis di antara guru dan pegawai sekolah yang lain.
5 Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai
sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok, menyediakan perpustakaan sekolah, atau mengirimkan untuk mengikuti
penataran-penataran, seminar, sesuai dengan bidangnya masing-masing.
6 Membina hubungan kerja sama antar sekolah dengan BP3 atau POMG
dan instansi-instansi lainnya dalam rangka peningkatan mutu pendidikan para siswa.
6
Piet A. Sahertin mengemukakan bahwa fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran, beliau juga mengutip
dari Fransseth Jane dan Myer yang mengemukakan bahwa fungsi utama supervisi adalah membina program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga selalu ada
usaha perbaikan.
6
Ngalim Poerwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosda, 2004 Cet. Ke-13. h. 119
ف Fungsi utama supervisi modern adalah menilai dan memperbaiki faktor yang
mempengaruhi proses pembelajaran peserta didik, sedangkan Briggs dalam buku Piet A Sahertin mengungkapkan bahwa fungsi utama supervisi adalah bukan memperbaiki
pembelajaran saja, tapi juga untuk mengkoordinasikan, menstimulasi, dan mendorong ke arah pertumbuhan profesi guru, ada analisis yang lebih luas seperti yang dibahas
oleh Sweringen, ia mengemukakan fungsi supervisi: a
Mengkoordinasikan semua usaha sekolah. b
Memperlengkap kepemimpinan sekolah. c
Memperluas pengalaman guru. d
Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif. e
Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus. f
Menganalisis situasi belajar mengajar. g
Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf. h
Memberikan wawasan yang lebih luas dan tereintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan
mengajar guru-guru.
7
Drs. N.A. Ametambun, mengungkapkan bahwa untuk mencapai tujuan supervisi secara efektif, seorang supervisi perlu mempunyai pengetahuan dan
penguasaan akan fungsi-fungsi supervisi pendidikan, N.A. Ametambun mengidentifikasi empat fungsi supervisi pendidikan, yang secara resiprokal
dilukiskan sebagai berikut : a
Fungsi penelitian yaitu meneliti bagaimana sikon situasi dan kondisi pendidikan pada suatu sekolah atau di suatu kelas, misalnya dengan
mengadakan kunjungan kelas atau observasi kelas.
7
Piet A. Sahertin, Konsep Dasar dan Teknin Pendidikan dalam Rangka Pengembangan SDM
, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000 Cet. ke-1. h. 21
8
N.A. Ametambun, Kepengawasan dalam Penyelenggaraan Pendidikan, Bandung : Suri, 2000 Cet. Ke-1. h. 19-20
ص b
Fungsi penilaian yaitu menilai atau mengevaluasi bagaimana tingkat kualitas pendidikan di sekolah atau di kelas.
c Fungsi perbaikan aspek–aspek negatif kelemahan dan kekurangan
d Fungsi peningkatan yaitu meningkatkan atau mengembangkan aspek-
aspek positif baik atau memuaskan agar lebih baik lagi.
8
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran banyak usaha- usaha yang harus dilaksanakan salah satu carnya yaitu menjalankan fungsi dari kepala
sekolah sehingga dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa seorang kepala sekolah memilki fungsi yang sanagat urgen, dalam pembelajarn yang kemudian dari
fungsi terse but adalah untuk mencapai tujuan pembelajaran. b.
Peran Kepala Sekolah Kepala sekolah memiliki peran yang tidak sedikit dalam rangka menjalankan
fungsi kepemimpinannya di sekolah karena keterbatasan bahasa, berikut ini uraian beberapa peran yang utama yang harus dilakukan oleh kepala sekolah yakni :
1 Kepala sekolah sebagai administrator
Sebelum penulis membahas peran kepala sekolah sebagai administrator, Ngalim Purwanto dalam bukunya Administrasi Pendidikan mengartikan administrasi
adalah suatu kegiatan atau usaha untuk membantu melayani, mengarahkan atau mengatur semua kegiatan dalam pencapaian suatu tujuan.
9
sedangkan yang dimaksud dengan administrator adalah seorang yang melaksanakan tugas administrasi dalam
pencapaian suatu tujuan. Kepala sekolah sebagai administrasi bertanggung jawab terhadap kelancaran
pendidikan dan pengajaran di sekolahnya, oleh karena itu untuk dapat melaksanakan
9
Ngalim Purwanto, Op. Cit. h. 11
ق tugasnya dengan baik, kepala sekolah hendaknya memahami, menguasai, dan mampu
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya sebagai administrator pendidikan.
Adapun tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai administrator pendidikan adalah :
1. Menguasai garis-garis program pengajaran GBPP.
2. Bersama-sama dengan guru menyusun program sekolah untuk satu tahun
kegiatan. 3.
Menyusun jadwal pelajaran. 4.
Mengkoordinir kegiatan. 5.
Mengatur pelaksanaan evaluasi belajar dengan memperhatikan syarat- syarat dan norma-norma penilaian.
6. Mencatat dan melaporkan hasil-hasil kemajuan kepada instansi atasan.
7. Melaksanakan penerimaan murid baru.
8. Mengatur program bimbingan dan penyuluhan.
9. Meneliti dan mencatat kehadiran murid.
10. Mengatur program kurikuler, seperti UKS, PASKIBRA dan sebagainya.
11. Merencanakan pembagian tugas guru.
12. Mengusulkan formasi pengangkatan, kenaikan tingkat, dan mutasi guru.
13. Memelihara pencatatan buku sekolah.
14. Mengatur usaha-usaha personal sekolah.
15. Merencanakan, mengembangkan, dan memelihara alat peraga.
16. Mengatur pemeliharaan gedung dan halaman sekolah.
17. Memelihara perlengkapan sekolah.
18. Mengatur dan bertanggung jawab dalam pengolahan keuangan sekolah.
19. Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dan masyarakat.
20. Memelihara dan mengatur penyimpanan arsip kegiatan sekolah.
10
Kepal sekolah adalah yang memiliki keterampilan untuk mempengaruhi
orang lain dalam mencapai tujuan, terlebih tujuan pembelajrn, dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa pemberian arahan, bantuan yang dilakukan oleh kepal
10
Suryo Subroto, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Bina Aksara, 1988 Cet. ke-11, h.141
ر seklah sangat penting karena dengan hal tersebut akan memudahkan dalam
pencapaian tujuan dari pembelajaran. 2
Kepala sekolah sebagai Supervisor Supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi atau syarat-syarat yang
esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan pendidikan.
11
Melihat definisi di atas, maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa dia hendaknya pandai meneliti, mencari, dan menentukan syarat-syarat mana
sajakah yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu semaksimal mungkin dapat tercapai, ia harus dapat meneliti
dan menentukan syarat-syarat mana yang telah ada dan mencukupi, mana yang belum ada atau kurang mencukupi yang perlu diusahakan dan perlu dipenuhi.
Sedangkan tujuan supervisi adalah mengembangkan situasi belajar mengajar yang baik untuk tercapainya tujuan pendidikan, melihat pengertian dan tujuan
supervisi yang telah dipaparkan sebelumnya, maka kepala sekolah sebagai supervisor adalah membimbing guru-guru dalam proses belajar mengajar, memperbaiki metode
mengajar, mengevaluasi proses belajar mengajar, dan sebagainya. 3
Kepala sekolah sebagai motivator Menurut Dimyati Mahmud “motivasi” adalah tenaga batin yang ada di dalam
manusia yang mendorongnya melakukan sesuatu atau serangkaian perbuatan terarah
11
Ngalim Purwanto, OP. Cit.h.115
ش kepada tujuan tertentu.
12
Sedangkan menurut M. Alisuf Sabri motivasi merupakan sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang
untuk memenuhi suatu kebutuhan.
13
Motivasi mendorong manusia melakukan sesuatu dan juga sebagai penyeleksi dalam menentukan apa yang harus dikerjakan guna
mencapai tujuan. Sesuai dengan fungsinya sebagai motivator kepala sekolah harus mampu
untuk mendorong dan menggerakkan semangat para guru dalam mencapai tujuan. Dan juga harus mampu menciptakan suasana yang merangsang guru untuk tetap
bersemangat melakukan pekerjaannya. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud peran
kepala sekolah sebagi motivator adalah tugas yang harus dilaksanakan oleh seorang pemimpin yang punya pengaruh besar dalam pengembangan mutu pendidikan di
sekolah, karena berkembangnya minat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan di antara para guru ditentukan oleh kualitas kepala sekolah
itu sendiri.
4. Pengertian dan Peran Guru
a. Pengertian Guru
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu
12
Dimyati Mahmud, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: BPEE, 1990, h.8
13
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1992, Cet. Ke-1, h. 24
ت pengetahuan kepada anak didik, guru dalam pandangan masyarakat adalah orang
yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal.
Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat, kewibawaanlah yang menyebabkan guru dihormati sehingga masyarakat tidak
meragukan figur. Dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat, maka di pundak guru
diberikan tugas dan tanggung jawab yang berat, sebab tanggung jawab tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi juga di luar sekolah. Hal ini mau tidak mau menuntut
guru agar selalu memperhatikan sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak didiknya, tidak hanya di lingkungan sekolah tetapi di luar sekolah sekali pun.
Karena itu, tepatlah apa yang dikatakan oleh Drs. N.A. Ametambun, bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap
pendidikan murid-murid, baik secara individual ataupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Dengan demikian, dapat di simpulkan, bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik
secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah.
14
14
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipata, 2000, Cet. Ke-1, h. 21-23
ث b.
Peran Guru Banyak peranan yang diperlukan dari guru sebagai pendidikan, atau siapa saja
yang telah menunjukkan diri menjadi guru, semua peranan yang diharapkan dari guru seperti diuraikan di bawah ini:
1. Kolektor
2. Inspirator
3. Informator
4. Organisator
5. Motivator
6. Inisiator
7. Fasilitator
8. Pembimbing
9. Demonstator
10. Pengelola Kelas
11. Mediator
12. Supervisor
13. Evaluator
15
Dari uraian di ats bahasa nya peran seorang guru tidak hanya menyampaikan materi dalam pembelajaran akan tetapi peran guru sangat kompleks karena guru
adalah seorang arsitektur dalam pembelajaran.
Moh. Uzer Usman dalam bukunya mengemukakan bahwa peranan guru adalah :
1. Peran guru dalam proses belajar mengajar
Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal sebagaimana yang dikemukakan oleh Adam S dan Decey dalam Basic
Principle of Student Teaching antara lain :
15
Ibid., h. 43-48
خ a.
Guru sebagai demonstrator. b.
Guru sebagai pengelola kelas. c.
Guru sebagai fasilitator dan mediator. d.
Guru sebagai evaluator. 2.
Peran guru dalam pengadministrasian Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian, seorang guru
dapat berperan sebagai berikut : a.
Pengambil inisiatif, pengarah, dan penilaian kegiatan-kegiatan pendidikan b.
Wakil masyarakat, yang berarti dalam lingkungan sekolah guru menjadi anggota suatu masyarakat.
c. Orang yang ahli dalam mata pelajaran.
d. Penegak disiplin, guru harus menjaga agar tercipta suatu disiplin.
e. Pelaksana administrasi pendidikan, di samping menjadi pengajar, guru pun
bertanggung jawab akan kelancaran dalam pendidikan dan ia harus mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasi.
f. Pemimpin generasi muda, masa depan generasi muda terletak di tangan guru.
g. Penerjemah kepada masyarakat. Artinya guru berperan untuk menyampaikan
segala perkembangan kemajuan dunia sekitar kepada masyarakat, khususnya masalah-masalah pendidikan.
3. Peran guru secara pribadi
Dilihat dari segi dirinya sendiri self oriented seorang guru harus berperan sebagai berikut :
a. Petugas sosial, yaitu seorang yang harus membantu untuk kepentingan
masyarakat. b.
Pelajaran dan ilmu, yaitu senantiasa terus menerus menuntut ilmu pengetahuan.
c. Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam pendidikan anak.
d. Pencari keamanan, yaitu senantiasa mencari rasa aman bagi siswa.
e. Pencari teladan, yaitu senantiasa mencarikan teladan yang baik untuk siswa
bukan untuk seluruh masyarakat. 4.
Peran guru secara psikologi
ذ Peran guru secara psikologi, guru dipandang sebagai berikut :
a. Ahli psikologi pendidikan, yaitu petugas psikologi dalam pendidikan, yang
melaksanakan tugasnya atas dasar prinsip-prinsip psikologi. b.
Seniman dalam hubungan antara manusia artits in human relation, yaitu orang yang mampu membuat hubungan antara manusia untuk tujuan tertentu,
dengan menggunakan teknik tertentu, khususnya dalam kegiatan pendidikan c.
Pembentukan kelompok sebagi jalan atau alat dalam pendidikan.. d.
Catalytic agent, yaitu orang yang mempunyai pengaruh dalam menimbulkan pembaharu tertentu. Sering pula peranan ini disebut sebagai inovator
pembaharu. e.
Petugas kesehatan mental mental hygiene worker yang bertanggung jawab terhadap pembinaan kesehatan mental khususnya kesehatan mental siswa.
16
Guru memilki wewenang dan tanggung jawab dalam pendidikan dan pembinan anak didik sehingga dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya,
peran guru sangat beragam guru tidak hanya berperan dalam perubahan anaka didik secara fisik akan tetapi secara psikis anak didik juga.
5. Tugas Guru dan Kode Etik Keguruan
a. Tugas Guru
Guru adalah seorang pemimpin, guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik.
Jabatan guru memiliki banyak tugas baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian, tugas guru tidak hanya sebagai suatu profesi,
tetapi juga sebagai suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan.
16
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional. Bnadumg: Rosda, 2003. Cet. Ke-15. h.9-13
ض Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk
mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai- nilai hidup kepada anak didik.
Tugas sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi anak didik.
Tugas pelatihan berarti mengembangkan keterampilan dan menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik.
Tugas kemanusiaan salah satu segi dari tugas guru, sisi ini tidak bisa guru abaikan, karena guru harus terlibat dengan kehidupan di masyarakat dengan interaksi
sosial, guru harus menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak didik, dengan begitu anak didik dididik agar mempunyai sifat kesetiakawanan sosial.
17
Slameto dalam bukunya mengemukakan bahwa guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses
perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala
fase dan proses perkembangan siswa, secara lebih terperinci tugas guru berpusat pada :
1. Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian
tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
17
Syaiful Bahri Djamarah, Op Cit. h. 37.
غ 2.
Memberikan fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai.
3. Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti : sikap, nilai-nilai,
dan penyesuaian diri.
18
Drs. Hendriyat Soetopo dan Drs. Wasty Soemanto, mengemukakan tentang tugas dan tanggung jawab guru sebagai guru diantarnya :
1. Mengenal GBPP.
2. Menyusun program kegiatan dan model satuan pelajaran.
3. Menyusun rencana mengajar.
19
Dari uraian di atas bahwasannya seorang guru tidak hanya melakasankn profesinya dalam pembelajrn akan tetapi guru juga bertangung jawab menjalankan
tugas sosial dan kemanusiaan karena guru bertanggung jawab ter hadp anak didik dan masyarakat.
b. Kode Etik Keguruan
Drs. Syaiful Bahri Djamar, dalam bukunya mengemukakan istilah “kode etik”, terdiri dari dua kata, yakni “kode” dan “etik”, perkataan etik berasal dari bahasa
Yunani. Ethos yang berarti watak, adab atau cara hidup, dan etik biasanya dipakai untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang disebut kode, sehingga terjemalah apa yang
disebut kode etik, kode etik adalah sebagai aturan kata susila keguruan, menurut
18
Slameto, Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta, 2003. Cet. Ke- 1. h. 97
19
Hendriyat Soetopo dan Wasty Soemanto.Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. H. 136-140
ظ Wetsgy Gibson kode etik guru dikatakan sebagai suatu statement formal yang
merupakan norma aturan tata susila dalam mengatur tingkah laku guru.
20
Drs. Ngalim Purwanto. Mp, mengemukakan kode etik guru terdiri dari : 1.
Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang berpancasila.
2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan anak didik masing-masing. 3.
Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan
orang tua murid dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.. 5.
Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
6. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu profesi. 7.
Guru menciptakan dan memelihara hubungan antar sesama guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam lingkungan keseluruhan.
8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan organisasi
guru profesional sebagai sarana pengabdian. 9.
Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintahan dalam bidang pendidikan.
21
Dari uraian di atas bahwasannya kode etik adalah norma-norma dan nilai-nilai yang mengatur guru dalam melaksanakan tugasnya, dalam melaksanakan tugasnya
seorang guru harus piaway atau cerdik daam menyingkapi masalah, perubahan, yang terdapat dalam lingkungan sekitarnya, di dalam melakasankan hak da n kewajibannya
seorang guru diatur oleh kode etik yang mengatur tugasnya.
20
Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit., h. 49
21
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosda, 2004 Cet. ke-13, h. 156-159
أ أ
B. Hakikat Motivasi dan Motivasi Belajar Siswa 1. Pengertian Motivasi, Belajar dan Motivasi Belajar Siswa
a. Pengertian Motivasi dan Belajar
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau daya penggerak.
22
Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, seringkali pengajar harus berhadapan dengan siswa-siswa yang berprestasi akademisnya tidak sesuai dengan
harapan pengajaran. Motivasi yang oleh Eysenck dan kawan-kawan dirumuskan sebagai suatu
proses yang menentukan suatu kegiatan, intensitas, konsisten, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-
konsep yang lain seperti : minat, konsep diri, sikap dan sebagianya.
23
Drs. Malayu. Sp. Hasibuan, mengungkapkan bahwa motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan dalam bekerja seseorang,
agar mereka mau bekerja sama. Bekerja efektif dan tereintegrasi dengan segala daya upaya untuk mencapai kepuasan.
Harold Koontz, mengungkapkan motivasi adalah dorongan dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atau suatu tujuan, kemudian Wayne F, Cascio, mengatakan
bahwa motivasi adalah sesuatu kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseorang
22
H. Malayu S.P Hasibuan, Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktifitas, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, Cet. Ke-3, h. 92
23
Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003 Cet. Ke-3, h. 170
ب ب
untuk memuaskan kebutuhannya, misalnya rasa lapar, haus dan bermasyarakat dan sebagainya.
24
Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi pergerek belajar, kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber pada peristiwa pertama,
motivasi siswa yang pernah menjadi baik setelah siswa memperoleh informasi yang benar, pada peristiwa yang kedua, motivasi belajar akan menjadi rendah dan dapat
diperbaiki kembali, pada peristiwa tersebut peranan guru untuk mempertinggi motivasi belajar siswa sangat berarti pada peristiwa yang ketiga motivasi belajar
siswa menjadi lebih tinggi.
25
Drs. Dimyati dan Drs. Mujiono, mengemukakan bahwa ada tiga kemampuan utama dalam memotivasi yaitu : kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Kebutuhan terjadi
bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara yang ia miliki dengan yang ia harapan, dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam
rangka memenuhi harapan, sedangkan tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu.
26
Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang terdapat dalam diri individu yang dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan
ekstrinsik dalam rangka memenuhi kebutuhan.
24
H. Malayu. SP Hasibuan. Op Ci., h. 95
25
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2003, Cet. ke-2, h. 80
26
Ibid., h. 80-81
ج ج
Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar.
27
Belajar merupakan tindakan dan prilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya
dialami oleh siswa sendiri.
28
Menurut ahli psikologi, belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi di lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,
perubahan tersebut akan nyata di seluruh aspek tingkah laku, pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut :
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
29
Dr. Ngalim Purwanto, Mp, mengemukakan pengertian belajar sebagai berikut:
1 Belajar merupakan perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat
mengarah ke tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada yang lebih buruk.
2 Belajar adalah suatu perubahan melalui latihan atau pengalaman, dalam arti
perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.
27
Slameto, Op. Cit. h. 2
28
Dimyati dan Mudjiono, Op. Cit. h. 7
29
Slameto, Op Cit., h. 2
د د
3 Untuk disebut belajar maka perubahan tersebut harus relatif mantap, harus
merupakan akhir dari suatu periode yang cukup panjang. 4
Tingkah laku yang mengalami perubahan akibat belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis.
30
Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwasannya belajar adalah proses yang harus dilalui oleh siswa dalam rangka melakukan perubahan pada fisik
dan psikis siswa yang dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. b.
Motivasi Belajar Mengingat begitu pentingnya motivasi belajar bagi siswa dalam belajar, maka
guru diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar siswa-siswanya, dalam usaha ini banyak cara yang dilakukan, menciptakan kondisi-kondisi tertentu
dapat menciptakan motivasi belajar.
31
Dr. Dimyati dan Dr. Mujiono mengemukakan, bahwa dalam prilaku belajar terdapat motivasi belajar, motivasi belajar tersebut ada yang intrinsik dan ada yang
ekstrinsik, penguat motivasi-motivasi belajar tersebut ada di tangan-tangan guru pendidik dan anggota masyarakat, guru sebagai pendidik bertugas memperkuat
motivasi belajar siswa selama minimal sembilan tahun selama usia wajib belajar, orang tua bertugas membangkitkan motivasi belajar sepanjang hayat.
32
30
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Rosda, 1997, Cet. ke-12, h. 85
31
Slameto, Op Cit., h. 174
32
Dimyati dan Mujiono, Op. Cit. h. 94 z
ﻩ ﻩ Tugas guru adalah membangkitkan motivasi belajar, motivasi dapat timbul
dari dalam diri individu dan dapat pula timbul dari luar individu, hal ini akan di uraikan sebagai berikut :
1 Motivasi Intrinsik
Motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas Kemauan sendiri.
2 Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebab akibat dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan dari orang lain sehingga karena itu ia melakukan sesuatu atau
belajar.
33
Sebenarnya semua anak yang dilahirkan mempunyai motivasi belajar, hal ini adalah sebuah karakter spesial manusia, secara alami anak adalah para penjelajah
yang serba ingin tau.
34
Dr. Dimyati dan Dr. Mudjiono melukiskan perilaku belajar yang mengandung motivasi belajar adalah :
1 Guru adalah pendidik yang berperan dalam rekayasa pedagogik, ia menyusun
desain pembelajar, dan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar, guru bertindak membelajarkan siswa yang mempunyai motivasi intrinsik.
2 Siswa adalah pembelajar yang berkepentingan yang menghayati belajar, ada
siswa yang telah berkeinginan memperoleh pengalaman, keterampilan dan pengetahuan sejak kecil, siswa tersebut mempunyai motivasi intrinsik.
33
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Yang Profesional, Bandung: Rosda, 2003, Cet. ke-13, h. 29
34
Raymond J. Wlodkowski dan Judith H Jaynes, Motivasi Belajar, Jakarta: Cerdas Pustaka, 2004, Cet. ke-1, h. 9
و و
3 Dalam proses belajar mengajar guru melakukan tindakan mendidik seperti
memberi hadiah, memuji, menegur dan menghukum atau memberi nasihat tindakan guru tersebut berarti menguatkan motivasi intrinsik.
4 Dengan belajar yang bermotivasi, siswa memperoleh hasil belajar dibedakan atas
dampak pengajaran dan pengiring. 5
Dampak pengajar adalah hasil belajar yang segera dapat diukur, yang terwujud dalam nilai rapor, nilai EBTANAS, nilai ijazah, dan transkrip IP.
6 Dampak pengiring adalah untuk kerja siswa setelah mereka lulus ujian atau
merupakan transfer hasil belajar di sekolah. Setelah siswa lulus sekolah, sekurang-kurangnya selesai wajib belajar sembilan tahun, maka diharapkan ia
mengembangkan diri lebih lanjut.
7 Dengan memprogram belajar sendiri secara bersinambungan, maka ia
memperoleh hasil belajar atas tanggung jawab sendiri.
35
Dari uraian di atas bahwasannya motivasi belajar adalah faktor yang sangat besar dalam pencapaian tujuan pembelajrn, karena melalui motivasi akan
memudahkan siswaguru dalam melaksanakan pembelajaran, guru memilki peran untuk membangkitkan motivasi belajar siswa karena guru adalah faktor eksternal
sedangkan siswa perlu membangkitkan keinginan dan kemauan yang ada pada dirinya sehingga dengan begitu faktor internalnya dapat bangkit juga.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Motivasi belajar adalah segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa, Dr.
Dimyati dan Dr. Mujiono menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa :
a. Cita-cita atau aspirasi siswa.
b. Kemampuan siswa.
c. Kondisi siswa.
35
Dimyati dan Mudjiono, Loc Cit., h. 94-96
ز ز
d. Kobdisi lingkungan siswa.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.
f. Upaya guru dalam pembelajaran siswa.
36
Raymond J. Wlodkowski dan Judith H. Jaynes, dalam bukunya menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah :
a. Belajar siswa di sekolah berbentuk kelompok dengan kurikulum yang
diformulakan dan sistem pengelompokan yang dilaksanakan secara konstan. b.
Akuisisi pengetahuan dan kecakapan yang dikembangkan ialah kompleks, memiliki tuntutan, dan memakan waktu, terutama bagi yang kurang berbakat.
c. Secara umum motivasi merupakan suplai energi yang terbatas yang harus
disalurkan secara adil pada diri sendiri dan dunia luar.
37
Dr. Ngalim Purwanto, mengemukakan tentang faktor yang mempengaruhi belajar, karena berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung dari berbagai macam
faktor, adapun faktor itu dapat dibedakan menjadi beberapa faktor adalah sebagai berikut:
a. Faktor yang ada dalam diri sendiri yang disebut dengan faktor individual.
b. Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial.
Yang termasuk ke dalam faktor individual adalah : 1
Kematangan dan pertumbuhan. 2
Latihan dan ulangan. 3
Motivasi. 4
Sifat-sifat pribadi seseorang.
36
Ibid., h. 97-100
37
Raymond J. Wlodkowski dan Judith H. Jaynes, Op. Cit., h. 8-11
ح ح
Sedangkan yang termasuk ke dalam faktor sosial adalah sebagai berikut: 1
Keadaan keluarga 2
Guru dan cara mengajar 3
Alat-alat pelajaran 4
Motivasi sosial
5 Lingkungan dan kesempatan.
38
Dari urain di atas bahwasannya motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh banyak hal, faktor tersebut tidak hanya datang dari dalam siswa akan tetapi juga dari
luar siswa, yang kemudian dari faktor-faktor tersebut menimbulkan kurangnya motivasi belajar siswa.
3. Upaya dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Drs. Moh. Uzer Usman, dalam bukunya mengemukakan bahwa untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya berusaha dengan berbagai
cara, berikut ini adalah beberapa cara yang digunakan dalam rangka membangkitkan motivasi belajar siswa adalah :
a. Kompetisi persaingan : guru berusaha menciptakan persaingan di antara
siswanya untuk meningkatkan prestasi belajar siswanya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi siswa yang
lain.
b. Pace Making membuat tujuan sementara atau dekat : pada awal kegiatan belajar
mengajar guru, hendaklah terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa TIK yang akan dicapainya sehingga dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai TIK
tersebut.
c. Tujuan yang jelas : motif mendorong individu untuk mencapai tujuan yang jelas,
maka makin besar nilai tujuan bagi individu yang bersangkutan maka makin besar pula motivasi dalam melakukan perbuatan.
38
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung:Rosda, 1997, Cet. ke-12. h, 102-105
ط ط
d. Kesempurnaan untuk sukses : kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas,
kesenangan dan kepercayaan pada diri sendiri, sedangkan kegagalan akan membawa efek sebaliknya, dengan demikian guru hendaknya memberikan
kesempatan sebaik-baiknya kepada anak didik untuk meraih sukses dengan usaha sendiri, tentu saja dengan bimbingan guru.
e. Minat yang besar : motif akan timbul apabila individu memiliki minat yang besar.
f. Mengadakan penilaian atau tes, pada umumnya siswa mau belajar dengan tujuan
untuk mendapatkan nilai.
39
Dari uraian di atas bahwasannya, apabila ada faktor yang mempengaruhi dalam meningkatkan motivasi belajar siswa ada beberapa cara atau upaya yang harus
ditempuh salah satunya yaitu melalui kompetisi dan pake making dan lain-lain. Dr. Dimyati dan Dr. Mujiono mengemukakan, bahwa guru di sekolah
menghadapi banyak siswa dengan bermacam-macam motivasi belajar, oleh karena itu peran guru cukup banyak untuk meningkatkan belajar siswa melalui :
a. Optimalisasi penerapan prinsip belajar
Upaya pembelajaran terkait dengan prinsip belajar, beberapa prinsip tersebut antara lain :
1 Belajar menjadi bermakna bila siswa memahami prinsip belajar, oleh karena itu
guru perlu menjelaskan tujuan belajar secara hierarki. 2
Belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahan masalah yang menantang, oleh karena itu peletakan urutan masalah yang menantang harus
disusun oleh guru dengan baik. 3
Belajar menjadi lebih bermakna bila guru memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tertentu, oleh karena itu, di samping mengajarkan
bahan secara terpisah, guru sebaiknya membuat pembelajaran dalam bentuk pengajaran unit atau proyek.
b. Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran
39
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang Profesional, Bandung: Rosda, 2003, Cet. ke-15, h. 29-30
ي ي
Guru adalah pendidik dan sekaligus pembimbing belajar, guru lebih memahami keterbatasan waktu bagi siswa, oleh karena itu guru dapat
mengoptimalisasikan unsur-unsur dinamis dalam diri siswa dan yang ada di lingkungan siswa, upaya optimalisasi itu sebagai berikut :
1 Pemberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan hambatan belajar yang
dialaminya. 2
Memelihara minat, Kemauan, dan semangat belajar sehingga terwujudlah tindakan belajar, berapa lambat tindak belajar guru secara terus menerus
mendorong. 3
Meminta kesempatan pada orang tua siswa atau wali agar memberi kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar.
4 Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar.
5 Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat pada
prilaku belajar, pada tingkat ini guru memberlakukan upaya belajar aktualisasi diri siswa.
6 Guru memperkuat siswa dengan memberi rasa percaya diri bahwa ia dapat
mengatasi segala hambatan dan pasti berhasil, sebagai ilustrasi siswa dibebaskan harga dirinya dengan berbuat sampai berhasil.
c. Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa.
1 Siswa ditugasi membaca bahan pelajaran sebelumnya, tiap membaca bahan siswa
mencatat bahan yang sukar, kemudian diserahkan pada guru. 2
Guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa. 3
Guru memecahkan hal-hal yang sukar dengan mencari jalan pemecahannya. 4
Guru mengajarkan cara memecahkan dan mendidik mengatasi kesukaran 5
Guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran. 6
Guru memberikan kesempatan pada siswa yang mampu memecahkan masalah untuk membantu rekan-rekannya yang mengalami kesukaran.
7 Guru memberikan penguat kepada siswa yang berhasil mengatasi kesukaran
dengan belajar sendiri. 8
Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar secara mandiri. d.
Optimalisasi cita-cita dan aspirasi belajar Guru adalah pendidik anak bangsa, mendidik cita-cita belajar siswa adalah
upaya memberantas kebodohan masyarakat, upaya mendidik dan mengembangkan
ك ك
cita-cita belajar tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, cara-cara mendidik dan mengembangkan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut :
1 Guru menciptakan suasana belajar yang menggembirakan, seperti mengatur kelas,
sekolah yang indah dan tertib. 2
Guru mengikutsertakan siswa untuk menjaga fasilitas belajar. 3
Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan perlombaan unjuk belajar. 4
Guru mengajak serta orang tua murid untuk melengkapi fasilitas belajar 5
Guru memberanikan siswa untuk mencatat keinginan-keinginan di notes pramuka, dan mencatat keinginan yang tercapai dan yang tidak tercapai.
6 Guru bekerja sama dengan pendidik lain untuk mendidik dan mengembangkan
cita-cita belajar sepanjang hayat.
40
Slameto dalam bukunya mengungkapkan bahwa dalam pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar siswa, ada empat fungsi pengajaran :
a. Menggairahkan siswa
b. Memberikan harapan dan realisasi
c. Memberikan insentif
d. Mengarahkan
Slameto dalam bukunya mengemukakan bahwa sejumlah cara dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut :
a. Pergunakan pujian verbal.
b. Pergunakan tes dalam nilai secara bijaksana.
c. Bangkitkan rasa ingin tahu siswa dan keinginannya untuk bereksplorasi .
d. Untuk tetap mendapatkan perhatian, sekali-kali pengajar melakukan hal-hal yang
luar biasa. e.
Merangsang hasrat siswa dengan sedikit memberikan contoh hadiah pada siswa apabila dia berusaha untuk belajar.
f. Agar siswa mudah memahami materi yang akan disampaikan pergunakan materi
yang sudah di kenal sebagai contoh.
40
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta,2002, Cet. ke-2, h. 101-108
ل ل
g. Terapkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang unik atau yang luar biasa agar
siswa jadi lebih terlibat. h.
Minat pada siswa untuk mempergunakan hal-hal yang sudah dipelajari sebelumnya
i. Pergunakan simulasi dan permainan.
j. Perkecil motivasi yang bertentangan.
k. Perkecil konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan dari keterlibatan
siswa. l.
Pengajar perlu memahami dan mengawasi suasana sosial dilingkungkan sekolah, karena ini besar pengaruhnya terhadap diri siswa.
m. Pengajar perlu memahami hubungan kekuasaan antar guru dan siswa, seseorang
akan dapat mempengaruhi motivasi orang lain bila ia memiliki suatu bentuk kekuasaan sosial.
41
Dari uraian di atas bahwasanya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalm pembelajrn, seorang guru menempuh berbagai upaya, upaya yang dimaksud
adalah tidak hanya mengatsi faktor-faktor internal siswa akan tetapi harus dimulai dari faktor internal siswa, sehingga dengan begitu akan ada keseimbangan dan
akhirnya akan memudahkan dalam membangkitkan motivasi.
C. Kerangka Berpikir