51 akuntabilitas professional diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat dalam
membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu konsekuensi- konsekuensinya dan perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila
ada pihak yang menggugat ia menyatakan siap dan berani menghadapinya, terutama yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan profesinya. Peran-peran
behavioral dan penampilan yaitu kesesuaian antara prilaku perawat dan kinerja sehingga klien merasakan kepuasan menerima pelayanan kesehatan
yang diberikan. Selain itu ketrampilan dalam pengajaran yang dapat dirasakan oleh klien adalah pengajaran dalam hal-hal petunjuk-petunjuk praktis dan
promosi kesehatan dan pemulihan kesehatan, hal ini dapat dilakukan dengan mengajarkan kepada pasien atau keluarga pasien untuk dapat menggunakan
alat-alat tertentu di rumah dalam rangka pemulihan kesehatan dan pencegahan traumatik pasien serta menjelaskan cara perawatan di rumah oleh anggota
keluarga pasien Widyarini, 2005.
5. Harapan Masyarakat terhadap Perawat Puskesmas
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan hidup yang berinteraksi menurut suatu
sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontiniu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama Kontjaraningrat, dalam Effendy, 1998. Pandangan yang positif
terhadap mutu pelayanan keperawatan mengembangkan suatu kesadaran mutu sebagai elemen penting yang selalu meningkat dalam daya saing, pemahaman
Universitas Sumatera Utara
52 keperluan keunggulan mutu dan pembagian strategi mutu yang berhasil dari segi
tersebut akan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan Rifai, 2005. Masyarakat atau pasien mengharapkan perhatian yang diberikan tidak
dibeda-bedakan antara pelanggan yang satu dengan yang lainnya. Seorang pelanggan akan mengharapkan bahwa ia seharusnya juga dilayani dengan baik
apabila pelanggan lainnya dilayani dengan baik Tjiptono, 1996, dalam Fitri dan Kuntjoro, 2007. Masyarakat juga menilai bahwa kedisiplinan terhadap
penampilan kerja perawat adalah penting untuk mendukung pelayanan yang diberikan terhadap klien di puskesmas Kuntjoro Iriani, 2007.
Pada saat ini keperawatan nasional Indonesia mengalami reformasi total yang merupakan langkah sinergi dalam rangka mengupayakan perubahan secara
total dalam dunia keperawatan yang meliputi aspek pelayanan, pendidikan, organisasi profesi, sumber daya manusia dan birokrasi pemerintahan. Salah satu
usaha untuk mendukung reformasi total tersebut adalah membangun pandangan masyarakat terhadap citra profesi keperawatan Muhammad, 2005. Perawat
profesional tidak hanya dilihat dari kemampuan menjaga dan merawat klien saja, tetapi bagaimana dia mampu memberikan pelayanan secara menyeluruh baik dari
aspek biologis, psikologis, sosial dan spiritual dengan penuh semangat dalam memberikan pelayanan yang diiringi dengan senyuman yang ikhlas dan tulus
Mubarak, 2005. Masyarakat dapat selalu memberikan kritik dan saran untuk membangun komunikasi kepada pihak manajemen puskesmas. Masyarakat dapat
memposisikan diri sebagai salah satu kontrol dalam perubahan fungsi layanan
Universitas Sumatera Utara
53 kesehatan termasuk profesi keperawatan agar selalu sesuai dengan kepentingan
semua pihak atau masyarakat Kuntjoro Iriani, 2007. Setiap pasien yang datang mengunjungi puskesmas tentu mempunyai
keinginan atau harapan terhadap pelayanan yang diberikan. Puskesmas selayaknya memahami keinginan dan harapan pasien tersebut. Beberapa pakar mutu yang
memperhatikan berbagai sudut pandang dapat dirangkum ada sembilan dilihat dari berbagai sudut pandang tersebut adalah Pelayanan yang diberikan menunjukkan
manfaat dan hasil yang diinginkan sesuai dengan pelayanan prima. Ketepatan pelayanan yang diberikan relevan dengan kebutuhan pasien
sesuai dengan standar keprofesian yang diberikan oleh puskesmas. Ketersediaan pelayanan yang dibutuhkan tersedia dengan adanya peningkatan sarana dan
prasarana puskesmas. Keterjangkauan pelayanan yang diberikan dapat dicapai dan mampu dibiayai oleh pasien dan biaya pengobatan terjangkau dan bermutu
diberikan. Kenyamanan pelayanan yang diberikan dalam suasana nyaman. Kesinambungan pelayanan kesehatan yang diberikan dilaksanakan secara
berkesinambungan, pasien yang memerlukan tindak lanjut, waktu pelayanan yang diberikan memperhatikan waktu tunggu pasien dan tepat waktu sesuai perjanjian,
Legitimasi dan Akuntabilitas Pelayanan yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan baik aspek medik maupun hukum. Hubungan
interpersonal pelayanan yang diberikan memperhatikan komunikasi, rasa hormat, perhatian dan empati yang baik dengan laboratorium yang lengkap Effendy,
1998.
Universitas Sumatera Utara
54
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konsep dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencitraan perawat puskesmas yang diharapkan oleh masyarakat di masa akan datang. Dalam
lokakarya nasional keperawatan 1983 bahwa perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan
keperawatan dari yang bersifat sederhana sampai yang paling kompleks, secara langsung atau tidak langsung kepada klien sebagai individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat. Pelayanan keperawatan yang diberikan kepada masyarakat harus memiliki
ciri-ciri dalam istilah personality dan juga memperhatikan prinsip service Mubarok, 2005. Sehingga menimbulkan suatu pencitraan perawat yang
membentuk karakter pribadi dalam suatu profesi, dalam arti, memberikan kesan dan penilaian, bahwa kegiatan profesi yang dilakukan adalah merupakan bagian
dari agendakegiatan yang biasa dilakukan oleh perawat dalam melayani klien dan pada akhirnya akan tercipta hubungan masyarakat yang baik dengan perawat
Buana, 2005. Pencitraan perawat puskesmas yang dinilai berdasarkan teori
profesionalisme perawat dari perspektif klien yaitu diantaranya adalah sikap perawat dan ketrampilan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan di
puskesmas. Sikap yang dimaksud yaitu dalam aspek pelayanan terdiri dari
Universitas Sumatera Utara