10 Deskripsi Daerah Penelitian METODE PENELITIAN

III. 10 Deskripsi Daerah Penelitian

Yayasan Pembinaan Anak Cacat YPAC terletak dikawasan strategis, berada di Jl.Adinegoro No.2 Kel.Gaharu Kec.Medan Timur dengan luas tanah 4.574 m 2 dan luas bangunan 3.432 m 2 . Yayasan ini terletak di samping kantor KPU Sumatera Utara dan tidak jauh didepannya terdapat Hotel Grand Angkasa Medan. Yayasan ini juga letaknya dekat dengan kantor Poltabes Medan dan kantor PWI. Letaknya yang strategis membuat yayasan ini menjadi salah satu tempat pilihan sekolah luar biasa untuk anak-anak cacat. III.10.1 Sejarah YPAC Medan Sejarah YPAC Medan secara Nasional Almarhum Prof.Dr.Soeharso adalah seorang ahli bedah tulang Orthoped yang pertama kali merintis upaya rehabilitasi penyandang cacat Penca. Beliau mendirikan pusat rehabilitasi-rehabilitasi Centrum, yang disingkat dengan R.C. bagi korban revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia di Solo pada tahun 1952. Pada saat itu beberapa daerah terserang wabah poliomyelitis, maka anak-anak tersebut tidak mendapat perhatian karena memang fasilitas tidak ada. Namun hal ini tidak dapat dibiarkan. Setelah Almarhum Prof.Dr.Soeharso dalam tahun 1952 menghadiri ”International Conference on Social Work”di Madras, maka atas prakarsa beliau, dalam tahun1953 didirikan Yayasan Pemeliharaan Anak Tjatjat Y.P.A.T di Solo dengan Akte Notaris tanggal 17 Februari 1953. Rehabilitasi Centrum sangat besar bantuannya dengan memberikan ruangan khusus untuk merintis pelayanan kepada anak-anak yang dibawa ke Y.P.A.T. Almarhum Prof.Dr.Soeharso meletakkan 43 Universitas Sumatera Utara prinsip-prinsip pekerjaan Yayasan yang dalam garis besarnya sama dengan apa yang dikerjakan di Rehabilitasi Centrum. Dalam jangka waktu 1 satu tahun pengurus Y.P.A.T berhasil mendapatkan bantuan sebuah gedung dari Yayasan Dana Bantuan Departemen Sosial. Tepat pada tanggal 5 Februari 1954 dilaksanakan peletakan batu pertama. Enam bulan kemudian pada tanggal 8 Agustus 1954 Gedung Y.P.A.T yang terletak di Jl. Slamet Riyadi No.316 Medan dibuka. Selanjutnya beliau berkeliling ke berbagai kota untuk menghimbau perorangan maupun organisasi wanita agar mendirikan Yayasan semacam Y.P.A.T guna memberikan pelayanan rehabilitasi pada anak cacat fisik tuna daksa. Imbauan beliau mendapat tanggapan dari masyarakat. Y.P.A.T didirikan di beberapa tempat yang merupakan perwakilan Y.P.A.T yang di Solo. Perwakilan tersebut didirikan di Jakarta, Semarang dan Surabaya pada tahun 1954, sedangkan Pangkal Pinang pada tahun 1955, Malang dan Ternate pada tahun 1956. Selanjutnya Jember didirikan pada tahun 1959, Bandung dan Palembang pada tahun 1960; Medan pada tahun 1964, Manado pada tahun 1970; Ujung Pandang pada tahun 1973; Banda Aceh pada tahun 1978; Bali pada tahun 1981 dan Sumatera Barat pda tahun 1990. Perintis upaya Rehabilitasi Penca Almarhum Prf.Dr.Soeharso menerima pengakuan penghargaan dari Luar Negeri berupa ”Albert Laskar Rehabilitation Award.” Beliau meninggal dunia pada tanggal 27 Februari 1971 karena serangan jantung. Dunia Rehabilitasi Penca Indonesia kehilangan seorang Bapak yang sejak 44 Universitas Sumatera Utara tahun 1945 sampai tahun 1971 mengabdikan hidupnya pada masyarakat pada umumnya dan para penca khususnya. Seiring dengan berjalannya waktu YPAC dituntut pola pikir dari sosiokarikatif menjadi sosio transformatif menuju YPAC yang profesional. Untuk mencapai hal tersebut diatas kepada seluruh SDM YPAC dilakukan pelatihan- pelatihan tentang Kepemimpinan Pengetahuan Manajemen, Pengelolaan Keuangan, Pengelolaan Data, Tata Laksana Organisasi dan Tata Laksana Administrasi secara terstruktur dan berkesinambungan. Dengan terbitnya Undang- undang Yayasan No.16 Tahun 2001 YPAC telah menyesuaikan diri. Seiring dengan perkembangan zaman maka isu-isu tentang kecacatan juga berubah. Masyarakat kecacatan semakin menyadari bahwa semua manusia mempunyai hak yang sama. Bahwa semua manusia mempunyai kebutuhan umum dan kebutuhan khusus. Label cacat sebaiknya dihilangkan. Lebih sesuai kalau disebut ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS. Sebagai aset bangsa dan generasi penerus mereka mempunyai hak yang sama untuk kelangsungan hidup dan tumbuh kembang seperti anak-anak yang lan sesuai potensi yang dimilikinya. CACAT ATAU TIDAK CACAT, ANAK ADALAH ANAK. Diagnosa kecacatannya hanya diperlukan untuk mendapatkan pelayanan paling baik bagi anak, selanjutnya mereka adalah tetap anak-anak. Kesamaan hak bagi anak dengan kebutuhan khusus dapat direalisasikan antara lain melalui pendidikan terpadu dimana anak cacat atau tidak cacat duduk bersama dan belajar bersama dalam satu wadah. Semakin dini anak bersosialisasi, semakin optimal pula hasil yang diharapkan. 45 Universitas Sumatera Utara Sejarah YPAC Medan secara Umum Sebagai cikal bakal perkembangan YPAC Cabang Medan pada saat itu dibuka pelayanan fisioterapi kepada Anak Cacat di kawasan Medan dan pada tahun 1971, diterima bantuan sebidang tanah seluas 4.574 m 2 dengan luas bangunan 3.432 m 2 di Jalan Adinegoro No.2 Medan dari walikota Medan Drs.Syurkani. YPAC Cabang Medan dikukuhkan pendiriannya pada tanggal 5 Februari 1972 melalui Surat Keputusan Pengurus Pusat Yayasan No.19SKPHYPAC85. Sesuai dengan UU No.16 tahun 2003 tentang yayasan maka YPAC Cabang Medan berubah status menjadi YPAC Medan berdasarkan Akta Notaris Henry Tjong, SH No.31 Tanggal 18 February 2004. Di YPAC Medan layanan rehabilitasi diberikan bagi anak-anak cacat. Anak-anak cacat yang berada di YPAC Medan terdiri dari Tuna Daksa kelainan anggota tubuhgerakan dan Tuna Grahita keterbelakangan kemampuan intelektual a. Tuna Daksa Tuna daksa adalah anak yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada alat gerak tulang, sendi, otot sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Jika mereka mengalami gangguan gerakan karena kelayuhan pada fungsi syaraf otak, mereka disebut Cerebral Palsy CP. 46 Universitas Sumatera Utara Ciri-ciri anak tuna daksa dapat dilukiskan sebagai berikut: 1. Anggota gerak tubuh kakulemahlumpuh. 2. Kesulitan dalam gerakan tidak sempurna, tidak lenturtidak terkendali. 3. Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkaptidak sempurnalebih kecil dari biasa. 4. Terdapat cacat pada alat gerak. 5. Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam. 6. Kesulitan pada saat berdiriberjalanduduk dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal. 7. Hiperaktiftidak dapat tenang. b. Tuna Grahita Tuna grahita retardasi mental adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental intelektual jauh di bawah rata-rata sedemikian rupa sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi maupun sosial, dan karenanya memerlukan layanan pendidikan khusus. Ketunagrahitaan mengacu pada fungsi intelektual umum yang secara signifikan berada dibawah rata-rata normal. Bersamaan dengan itu pula, tuna grahita mengalami kekurangan dalam tingkah laku dan penyesuaian. Semua itu berlangsung atau terjadi pada masa perkembangannya. Dengan demikian, seorang dikatakan tuna grahita apabila memiliki tiga faktor, yaitu: 1. Keterhambatan fungsi kecerdasan secara umum atau dibawah rata-rata. 2. Ketidakmampuan dalam perilaku adaptif. 47 Universitas Sumatera Utara 3. Terjadi selama perkembangan sampai usia 18 tahun. Untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang, secara umum biasanya diukur melalui tes Intelegensi yang hasilnya disebut dengan IQ Intelligence Quotient, yang dapat dibagi menjadi: a. Tuna grahita ringan biasanya memiliki IQ 70-55 b. Tuna grahita sedang biasanya memiliki IQ 55-40 c. Tuna grahita berat biasanya memiliki IQ 40-25 d. Tuna grahita berat sekali biasanya memiliki IQ 25 Adapun ciri-ciri fisik dan penampilan anak tuna grahita: 1. Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecilbesar. 2. Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia. 3. Perkembangan bicarabahasa terlambat. 4. Tidak adakurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan pandangan kosong. 5. Koordinasi gerakan kurang gerakan sering tidak terkendali. 6. Sering keluar ludah cairan dari mulut ngiler. Yayasan Pembinaan Anak Cacat YPAC Medan didirikan pada tahun 1964 oleh: • Prof.Dr.H.R.Soeroso FK-USU • Dr.B.Sitepu Pandebesi DKK-Medan • Kol.Dr.Ibrahim Irsan KESDAM • Dr.R.Soetjipto Gondo Amidjojo IKES-SU • Dr.G.P.Pane DKK-Medan 48 Universitas Sumatera Utara Yayasan Pembinaan Anak Cacat Medan adalah sebuah Yayasan Nir-Laba yang membina anak-anak berkemampuan dan berkebutuhan khusus di kawasan Medan dan sekitarnya. III.10.2 Visi dan Misi YPAC Medan Visi Mengembangkan kemampuan peserta didik agar menjadi insan yang bertakwa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Misi 1. Meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2. Memberikan pelayanan kepada anak Tuna Daksa dan Tuna Grahita sesuai dengan kebutuhannya. 3. Mengembangkan kemampuan peserta didik sesuai dengan minat dan bakat. 4. Menjadikan peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan, mampu beradaptasi dan berpartisipasi aktif di lingkungannya sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya. 5. Menjadikan insan yang mandiri sesuai dengan kemampuannya. 6. Mengembangkan pengetahuan, sikap dan psikomotor peserta didik melalui layanan formal di sekolah. 7. Menanamkan konsep diri yang positif agar dapat beradaptasi, bersosialisasi di lingkungannya. 49 Universitas Sumatera Utara III.10.3 Jumlah Anak Binaan Adapun jumlah anak binaan YPAC Medan: • Pelayanan Medis: 58 orang • Pelayanan Pendidikan: 161 orang • Jumlah Alumni: 42 orang Jumlah Relawan • Organ Yayasan: 14 orang • Tenaga Ahli: 12 orang Jumlah Pelaksana • Tenaga Para Medis: 3 orang • Guru P.L.B: 36 orang • Tenaga Penunjang: 14 orang III.10.4 Fasilitas dan Sarana Anak-anak yang dibina di YPAC Medan diberikan pelayanan menyeluruh dalam sebuah institusi yaitu Pusat Rehabilitasi Anak PRA. Pusat rehabilitasi ini memberikan pelayanan kepada anak-anak Tuna Grahita dan Tuna Daksa, melalui unit-unit yaitu: 1. Unit Pelayanan Rehabilitasi 2. Unit Assesment Unit layanan ini kemudian dibagi menjadi: 1. Layanan Assesment Assesment merupakan kegiatan penyaringan terhadap anak-anak yang telah teridentifikasi sebagai anak berkebutuhan khusus. Kegiatan assesment dapat 50 Universitas Sumatera Utara dilakukan oleh guru untuk beberapa hal, dan tenaga profesional lain yang tersedia sesuai dengan kompetensinya. Layanan ini bertugas memeriksa, memantau dan mengevaluasi anak binaan secara mandiri, berkualitas dan profesional pada saat anak masuk, selama pembinaan dan saat akhir pembinaan. 2. Layanan Rehabilitasi Medis a. Fisioterapi b. Okupasi terapi c. Bina Wacara d. Hidroterapi 3. Layanan Rehabilitasi Pendidikan a. SLB - C • TK LB • SD LB • SMP LB b. SLB – D • TK LB • SD LB 4. Layanan Rehabilitasi Pravokasional Layanan rehabilitasi ini memberikan latihan dan pengetahuan keterampilan kepada anak-anak yang memiliki bakat dan kemampuan tertentu seperti: 51 Universitas Sumatera Utara • Menjahit • Melukis • Membuat ambal • Hair draising • Membuat keset kaki • Dan lain-lain 5. Layanan Rehabilitasi Sosial Layanan rehabilitasi sosial yang akan dikembangkan di PRA mencakup: • Kunjungan rumah • Bimbingan dan Penyuluhan • Layanan pengembangan bakat dan minat • Layanan Rekreasi dan Kreasi • Layanan sosialisasi • Rehabilitasi dalam keluarga • Rehabilitasi bersumber masyarakat Disamping fasilitas diatas, terdapat fasilitas-fasilitas atau layanan-layanan yang mendukung, yaitu: 1. Layanan Rehabilitasi Medis didukung dengan fasilitas sebagai berikut: a. Ruang Fisioterapi b. Ruang Okupasiterapi c. Ruang Bina Wicara d. Kolam Hidroterapi e. Beragam media terapi 52 Universitas Sumatera Utara 2. Layanan Rehabilitasi Pendidikan didukung dengan fasilitas sebagai berikut: a. Ruang belajar yang nyaman b. Setiap kelas maksimal 10 orang c. Lapangan Olahraga d. Ruang Keluarga e. Ruang Pravokasional f. Ruang Musik g. Lahan Praktek Pertanian h. Sheltered Workshop i. Ruang Komputer j. Program mengikuti berbagai event di dalam maupun luar daerah bagi siswa berprestasi k. Beasiswa bagi siswa berprestasi dan kurang mampu 3. Gedung Permanen dua lantai 4. Ruang Test Psikologi 5. Aula Serbaguna 6. Lokasi di pusat kota Medan dan mudah dijangkau 7. Lahan Parkir memadai 8. Taman Bermain 9. Taman 10. Wartel 11. Koperasi 53 Universitas Sumatera Utara Pada umumnya anak-anak cacat ini melakukan pelatihan-pelatihan lainnya seperti seni dan olahraga melalui pendekatan individual, dimana anak-anak cacat ini diajarkan atau dilatih secara personal atau individu untuk dapat dilihat kemampuannya dalam berpikir dan bertindak secara langsung. Selain itu, fasilitas yang juga terdapat di YPAC dalam membantu anak- anak cacat adalah: • Fasilitas Umum yakni sekolah • Fasilitas Khusus yakni: Untuk Tuna Daksa adalah kursi roda dan kursi khusus • Dalam kegiatan berbahasa: Digunakan hit bahasa dan bias-bias huruf • Dalam kegiatan berhitung: Digunakan papan bilangan dan pohon bilangan Penggunaan fasilitas ini biasanya diusahakan pada objek yang nyata. III.10.5 Sistem Pengajaran Dalam sistem pengajaran, YPAC Medan mengacu pada kurikulum KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Dalam hal pengajaran, siswa diajarkan berbagai hal. Misalnya dalam hal berhitung. Siswa diminta untuk menambahkan suatu bilangan dengan cara menggunakan papan bilangan. Para siswa YPAC juga diajarkan bagaimana berkomunikasi dengan sesama siswa dan guru. Siswa juga diajarkan mengenal dan mengingat sesuatu. Siswa diminta untuk menunjukkan gambar yang ditanyakan oleh guru. Siswa juga diminta untuk 54 Universitas Sumatera Utara mengucapkan lafal atau huruf dengan menggerakkan bibir dan mulut serta melatih gerakan tangan dan kaki. Ini diajarkan agar siswa mampu untuk mandiri dan berkembang serta berkarya. Disamping itu, siswa diajarkan untuk menggambar atau membuat keterampilan-keterampilan lainnya agar siswa dapat menggunakan pemikirannya sendiri dalam hal menciptakan sesuatu. Hal ini dilakukan oleh siswa dengan bantuan guru yang nantinya siswa sudah mampu untuk mengucapkan, menggerakkan, berpikir dan berbuat sesuatu guna memperoleh kemandirian dan berkarya di masa yang akan datang. III.10.6 Waktu Operasional YPAC Medan memulai pengajaran pada pagi hari dimulai dari hari Senin sd Kamis pukul 08.00 sd 12.00 WIB dan pada hari Sabtu dimulai dari pukul 08.00sd11.30WIB. 55 Universitas Sumatera Utara 56 Universitas Sumatera Utara 57 Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Pendekatan Neuro-Linguistic Dalam Komunikasi Antar Pribadi : (Studi Deskriptif Pendekatan Neuro-Linguistic Dalam Komunikasi Antar Pribadi Pada Karyawan PT Bank Bukopin Cabang Syariah Medan)

6 51 77

Komunikasi Antar Pribadi Ayah Dan Perkembangan Kecerdasan Emosional Anak Remaja (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Ayah terhadap Perkembangan Kecerdasan Emosional Anak Remaja di SMA Swasta Al- Ulum, Medan)

0 44 140

Peranan Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Kepuasan Ekspatriat :( Studi Deskriptif Tentang Peranan Komunikasi Antar Pribadi Yang Dilakukan GRO (Guest Relation Officer ) Shoot Sports Bar & Billiards Medan Terhadap Kepuasan Ekspatriat )

0 57 94

Komunikasi Antar Pribadi Orangtua Dan Anak Dalam Menanamkan Pengetahuan Bahasa Daerah (Studi Deskriptif Pada Orangtua Dan Anak Di Lingkungan III Kelurahan Tembung-Kecamatan Medan Tembung)

2 46 135

Komunikasi Antar Pribadi Ibu Dan Remaja Putri Terhadap Pengetahuan Pendidikan Seks Remaja Putri (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Ibu dan Remaja Putri terhadap Pengetahuan Pendidikan Seks Remaja Putri di SMU Sultan Iskandar Muda

1 45 92

Peran Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua Terhadap Anak Dalam Membentuk Perilaku Positif (Studi Kasus Peran Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak dalam Membentuk Perilaku Positif di Kelurahan Karang Berombak, Medan Barat)

3 84 217

Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi Antar Orang Tua Dengan Anak Dalam Mengembangkan Kepribadian Anak (Suatu Studi Deskriptif Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Antara Orang Tua Dengan Anak Dalam Mengembangkan Kepribadian Anak Sekolah Dasar Di Kecamatan

0 20 130

Komunikasi Antar Pribadi Orangtua Dan Anak Dalam Film Mencari Hilal

7 58 135

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI GURU TERHADAP MURID (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid Dalam Membentuk

0 3 16

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI GURU TERHADAP MURID (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid Dalam Membentuk

1 4 13