75 nilai signifikansi uji t untuk masing-masing variabel dari 0,05 maka
hipotesis ditolak. Hipotesis pertama menyatakan bahwa TQM berpengaruh terhadap
kinerja kualitas. Hasil uji statistik t menunjukan adanya pengaruh positif sebesar 0,060, dengan nilai signifikansi sebesar 0,036. Nilai tersebut
berada dibawah 0,05, dengan demikian hipotesis 1 dapat diterima. Hipotesis kedua menyatakan bahwa JIT berpengaruh terhadap
kinerja kualitas. Hasil uji statistik t menunjukkan adanya pengaruh positif sebesar 0,113, dengan nilai signifikansi sebesar 0,012. Nilai tersebut
berada dibawah 0,05, dengan demikian hipotesis 2 dapat diterima.
F. Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis
1. Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Kualitas Penerimaan hipotesis pertama mengindikasikan adanya penerapan praktek
total quality management pada perusahaan manufaktur yang dijadikan objek
penelitian. Perusahaan dalam melakukan kegiatan bisnisnya terfokus pada customer satisfaction
atau kepuasan konsumen, karena konsumen semakin kritis terhadap kualitas barang atau jasa yang mereka nikmati. Jika perusahaan
tidak respek terhadap perubahan keinginan dari konsumen, maka konsumen akan mudah berpindah kepenjual yang lain yang dapat memenuhi standar
kualitas mereka. Hasil dari penerimaan hipotesis 1 ini juga mengindikasikan bahwa model
manajemen TQM yang diterapkan pada perusahaan manufaktur dapat
76 meningkatkan kinerja kualitas perusahaan. Karena adanya peningkatan atas
kualitas produk yang dihasilkan perusahaan, maka akan mengurangi adanya produk cacat serta pemborosan-pemborosan yang terjadi selama proses
produksi. Dari peningkatan kualitas inilah akan meningkatkan kinerja kualitas perusahaan. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Suzuki 1986 dalam
Wardhani 2001 yang menyatakan penggunaan praktik TQM akan memperbaiki kinerja kualitas, karena dengan penerapan model manajemen
TQM perusahaan akan mampu menjaga komitmenya terhadap kualitas disetiap aspek kegiatan perusahaan.
2. Pengaruh Just In Time Terhadap Kinerja Kualitas Penerimaan hipotesis 2 mengindikasikan adanya pengaruh antara Just In
Time terhadap kinerja kualitas, hal ini terlihat dari adanya penerapan praktek
Just In Time pada perusahaan, dimana perusahaan diarahkan pada
kemampuannya menggunakan sumberdaya seefisien mungkin, tidak ada pemborosan melalui penyederhanaan proses produksi, membeli dan
memproduksi hanya dalam kuantitas yang diminta oleh pelanggan, serta yang terpenting adalah adanya hubungan atau kerja sama yang baik antara
perusahaan dengan pemasok. Perusahaan yang memproduksi apabila ada permintaan, hanya akan
melakukan proses produksi apabila diisyaratkan oleh proses berikutnya, sehingga pemborosoan dapat dihilangkan dalam skala besar, yaitu berupa
perbaikan kualitas dan biaya produksi yang lebih rendah. Kedua hal tersebut menjadikan perusahaan lebih kooperatif. Tujuan utama Just In Time adalah
77 untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai
melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman. Sehingga dari praktek JIT ini, perusahaan dapat
meningkatkan kinerja kualitasnya secara optimal.
78
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji: pertama, pengaruh langsung total quality management
terhadap kinerja kualitas perusahaan. Kedua, pengaruh langsung just in time terhadap kinerja kualitas perusahaan. Responden pada
penelitian ini berjumlah 40 orang pada menejer, quality control, serta pihak yang terlibat dalam pelaksanaan TQM dan JIT pada perusahaan manufaktur.
Pengujian ini menggunaan Regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS.
Dari hasil pengujian dan analisis terhadap data, dapat disimpulkan bahwa: 1. Total Quality Management berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
kualitas perusahaan dengan nilai signifikansi sebesar 0,036. 2. Just In Time berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja kualitas
dengan nilai signifikan sebesar 0,012. Kondisi tersebut diatas kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal:
1. Adanya kesadaran akan komitmen manajemen terhadap pelaksanaan praktik total quality management dan just in time.
2. Adanya hubungan komunikasi, dan pertukaran informasi yang baik antara perusahaan dengan pemasok, karyawan dan konsumen.