Dasar Hukum Mahar KAJIAN TEORETIS TENTANG MAHAR

13

B. Dasar Hukum Mahar

Dasar hukum mahar telah digariskan al-Qur’an dan Hadis. Dalil dalam ayat al-Qur’an adalah firman Allah dalam Surat An-Nisa ayat : 4 ْﻃ ْنﺈ ،ًﺔ ْ ﻬ ﺎ ﺪﺻ ءﺎﺴ ا اْﻮ اءو ْﻮ ﻜ ﺎًﺴْ ْ ءْ ﺷ ْ ْ ﻜ ﺎًﺌْﺮ ﺎًﺌْ ه ءﺎﺴ ا : 4 Artinya: “Berikanlah maskawin mahar kepada wanita yang kamu nikahi sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah ambillah pemberian itu sebagai makanan yang sedap lagi baik akibatnya”. Q.S. An-Nisa ayat: 4 Adapun dalil hadis yang dijadikan dasar hukum mahar, di antaranya yaitu : a. Hadis yang berasal dari Sahal bin Sa’ad al-Sa’idi dalam suatu kisah panjang dalam bentuk hadis muttafaq ‘alaih: ةأﺮ ا ْ ﺎﺟ و ْ ﷲا ﻰ ﺻ ﷲا لْﻮ ر نأ ﺪْ ْﻬ ْ و ﷲا ﻰ ﺻ ﷲا لْﻮ ر ﻰ إ ْ ﺎ ﺎ : ْﺌﺟ ﷲا لﻮ ر ﺎ ﺮْ ا ﺪ و ﷲا ﻰ ﺻ ﷲا لﻮ ر ﺎﻬْ إ ﺮ ﻰﺴ ﻚ ها أر و ْ ﷲا ﻰ ﺻ ﷲا لﻮ ر ﺄﻃﺄﻃ ﺛ ﻮﺻو ﺎﻬْ : ْتأر ﺎ ﻀ أ ةأﺮ ا ًﺄ ﺷ ﺎﻬ ﻰ , ﺴ ﺟ : لﺎ ﺎ ْﺻأ ْ ﺟر مﺎ : ﺎ ﺎﻬْ ْﺟوﺰ ﺔﺟﺎ ﺎﻬ ﻚ ْ ﻜ ْ ْنإ ﷲا لْﻮ ر لﺎ : ْ كﺪْ ْ ﻬ ْﺷ ؟ لﺎ : , ْ ه ْﺮ ْﺎ ﻚ ْهأ ﻰ إ ْ هْذا لﺎ ،ﷲا لْﻮ ر ﺎ ﷲاو ﺎًﺌْﺷ ﺪ ؟ لﺎ ﺟر ﺛ هﺬ : , ﷲاو , ﺎًﺌْﺷ تْﺪﺟو ﺎ , لْﻮ ر لﺎ 14 Artinya: “Dari Sahal bin Sa’ad As-Sa’idi RA, dia berkata, “Suatu ketika seorang wanita datang kepada Rasulullah SAW, seraya berkata, ‘wahai Rasuullah Aku datang untuk menyerahkan diriku kepadamu, Lalu beliau memandang perempuan itu dengan penuh perhatian, kemudian menundukan kepalanya. Setelah perempuan itu mengerti bahwa beliau tidak ingin menikahnya, maka ia duduk kemudian salah seorang sahabat berdiri dan berkata, “Wahai Rasulullah Jika engkau tidak ingin menikahi perempuan itu. Maka nikahkanlah dia dengan saya, ‘Lalu beliau bertanya, “Apakah kamu memiliki sesuatu sebagai maskawin ? laki-laki itu menjawab, “Demi Allah, saya tidak punya, wahai Rasulallah ” Rasulullah SAW berkata, “Pergilah kepada keluargamu lalu carilah apakah ada sesuatu yang bisa kamu jadikan sebagai maskawin” laki-laki itu kemudian pergi dan kembali lagi, dia berkata, “Demi Allah, aku tidak menemukan sesuatu untuk mas kawin “Rasulullah SAW berkata, carilah meskipun hanya berupa cincin besi “Laki-laki itu pergi lagi, lalu kembali seraya berkata, “Demi Allah ya Rasulullah saya tidk menemukan sesuatupun walaupun sebuah cincin besi tetapi saya hanya memiliki kain sarung ini kata sahal: dia tidak memiliki 7 Muhammad Nashiruddin Al- Albani, Mukhtashar Sahih Muslim, cet.ke-1, Jakarta: Pustaka Azzam, 2003, h. 572 15 selendang, separunya bisa aku berikan kepada wanita itu sebagai mas kawin. “Rasulullah SAW bertanya, “bagaimana kamu bisa menggunakan kain sarungmu itu ? jika kamu memakainya maka perempuan tiu tidak bisa memakainya, dan jik dia memakainya maka kamu tidak bisa memakainya, “Laki-laki itu duduk. Maka beliau memerintahkan seseorang untuk memanggilnya. Ketika dia datang, maka rasulullah SAW bertanya, “apa yang kamu hafal dari qur’an ini ?, “dia menjawab, aku hafal surat ini dan dia menghitung- hitungnya. Lalu Rasulullah SAW berkata, “dapatkah kamu menghafalnya di luar kepala ? dia berkata, ya “kemudian Rasulullah SAW berkata “pergilah, sesungguhnya aku telah menikahkanmu dengan wanita itu dengan apa yang kamu hafal dari al-qur’an. HR Muslim”. b.Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, yang berbunyi: لﺎ سﺎ ْا و : ﷲا لْﻮ ر لﺎ ﺔ ﻃﺎ ﻰ جوﺰ ﺎ : لﺎ ،ﺎًﺌْﺷ ﺎﻬ ْ ا لﺎ ءْ ﺷ ىﺪْ ﺎ : ْا ﻚ ْرد ْﺄ ﺔ ﺻو ﻰ ﺎﺴ ا دواد ﻮ أ اور آﺎ ا 8 A Artinya:“Dari Ibnu Abbas R.A beliau berkata; tatkala mengawini Fatimah R.A, maka rasul bersabda kepadanya: berilah Fatimah itu sesuatu,. Ali menjawab: saya tidak mempunyai sesuatu, beliau bertanya: mana baju besi Hutamiyyahmu?” HR. Abu Daud dan Nasa’I dan dinilai shahih oleh Al-Hakim”. b. Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, yang berbunyi: ﺮْﺧ و ْ ﷲا ﻰ ﺻ ﷲا لْﻮ ر لﺎ لﺎ ْ ﷲا ﺿر سﺎ ْا ْ و اًرْﻮﻬ ﻬ ﺧْرأو ﺎًهْﻮﺟو ﻬ ﺴْ أ ءﺎﺴ ا اور ﻬ ا Artinya: “Dari ibnu Abbas r.a ia berkata telah bersabda Rasulullah SAW, Sebaik - baiknya wanita istri adalah yang tercantik wajahnya dan termurah maharnya” . HR. Baihaqi. 9 8 Muhammad Ibnu Ismail As-San’ani, Subul as-Salam, Beirut: Dar al—Fikr. t.th, Juz 3, h. 221 9 Ahmad Ibn Al- Hasan Ibn Ali Al-Baihaqi, Sunan al-Kubra, Beirut: Dar al—Fikr. t.th, Juz 3, h. 13 16

C. Syarat Mahar