Gizi Buruk Perubahan Berat Badan Status Gizi

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Gizi Buruk

Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi.

5.2. Perubahan Berat Badan

Dari hasil penelitian dapat dilihat jumlah anak yang paling banyak berdasarkan perubahan berat badan kategori kurang adalah sebesar 61,29 dan anak yang paling sedikit berdasarkan perubahan berat badan kategori baik adalah sebesar 38,71. Perubahan berat badan kategori kurang berarti kenaikan BB50 gramKgBBminggu dimana disebabkan karena pemberian makanan tidak adekuat, defisiensi nutrient, vitamin, mineral dan infeksi tidak terdeteksi sehingga tidak diobati dan masalah psikologik.Depkes RI, 2000

5.3 Status Gizi

Balita atau anak usia dibawah lima tahun merupakan usia penting dalam pertumbuhan dan perkembangan, sehingga keadaan gizinya harus diperhatikan. Dimana keadaan gizi balita dapat dilihat dari status gizinya, dimana jika kekurangan akan menyebabkan gizi buruk dan kelebihan menyebabkan obesitas Depkes RI, 2003 . Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Indeks BBTB merupakan indikator yang baik Universitas Sumatera Utara untuk menilai status gizi saat kini sekarang. Indeks BBTB adalah merupakan indeks yang independen terhadap umur. Supariasa,dkk 2002 Berdasarkan data yang diperoleh dari Medical Record, penilaian status gizi di RSUP.H.Adam Malik Medan masih mempergunakan CDC dimana data penelitian diolah dengan menggunakan WHO Antropometri. Berdasarkan hasil penelitian diketahui, jumlah anak terbanyak berada pada status gizi kategori sangat kurang berdasarkan BBU pada awal rawat inap adalah sebesar 54,48 sedangkan jumlah anak yang paling banyak pada status gizi kategori kurang pada akhir rawat inap adalah sebesar 64,52 . Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui, jumlah anak yang paling banyak berada pada status gizi kategori normal berdasarkan TBU pada awal rawat inap adalah sebesar 48,39 sedangkan jumlah anak yang paling banyak berada pada status gizi kategori normal pada akhir rawat inap adalah sebesar 48,39 . Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui, jumlah anak yang paling banyak berada pada status gizi kategori sangat kurus berdasarkan BBTB pada awal rawat inap adalah sebesar 18 orang 58,06 sedangkan jumlah anak yang paling banyak berada pada status gizi kategori sangat kurus pada akhir rawat inap adalah sebesar 54,84 . Berdasarkan hasil penelitian tersebut status gizi mengalami perubahan pada awal dan akhir rawat disebabkan karena asupan gizi tidak adekuat, defisiensi zat gizi, penyakit infeksi dan masalah psikologis yang terjadi karena hipoglikemia, gangguan saluran pencernaan, asupan zat gizi kurang, modifikasi diet, formula rendah atau bebas laktosa. Universitas Sumatera Utara

5.4 Jumlah Pemberian Energi dan Protein